Gemericik air terdengar dari sudut pinggir sebuah Musholla, nampak seorang pemuda tampan rupawan sedang mengambil air wudhu' di tengah heningnya malam yang dingin menusuk tulang, namun tak mematahkan keistiqomahanya.
Sebut saja dia Dzulkarnain yang biyasa dipanggil Zulka seorang pemuda yang tinggal di desa kecil bernuwansakan pesantren.
Dia tinggal bersama kedua orangtuanya Ibunya Bernama Rabi'ah dan ayahnya bernama Hasan orang tuanya berprovesi sebagai penjual sayur di pasar,
namun sejak Zulka menginjak MTS/SMP kelas 2 perekonomian mereka sempat tergoncang.
Perekonomian tidak setabil ketika ayah dari Rabi'ah terkena penyakit kangker dan membutuhkan biyaya sekitar 15 juta lebih untuk oprasinya.
Rabi'ah ibu Zulka sebagai anak tunggal dalam keluarganya berusaha semaksimal mungkin untuk mencarikan dana untuk biyaya oprasi kakek Zulka.
Akhirnya tak ada pilihan lain merekapun menggadaikan BPKB Mobil peninggalan kakek yang diberikan kepada Ibu Zulka.
Mereka meminjam uang dari pegadaian sebesar 20 juta dengan mencicil pembayaran tebusanya setiap bulan dan bunganya.
Rabi'ah sangat menyayangi kakek Zulka, lebih lebih setelah ibu Rabi'ah meninggal 5 tahun lalu.
Operasi yang berlangsung singkat itu berhasil dengan baik dan beberapa hari kemudian kakek Zulka sudah boleh dibawa pulang dari Rumah Sakit.
Namun siapa yang menduga ajal datang tak disangka-sangka sebulan kemudian kakek Zulka meninggalkan mereka semua menuju panggilan Tuhanya yang maha esa. Kakek Zulka meninggal dunia di usia 70 tahun.
Selain kedua orang tuanya Zulka memiliki seorang kakak perempuan yang cantik Rupawan Namanya Azzahra, mereka biyasa memanggilnya Zahra
kakak Zulka selain cantik dia memiliki Budi pekerti yang luhur, taat beribadah dan patuh pada kedua orang tuanya.
Kakak Zulka yang sudah berusia 22 tahun itu telah dilamar oleh seorang hafidz Qur'an di desanya namanya Ustadz Hafidz. Ustadz Hafidz adalah pemuda tanpan dan alim dalam ilmu agama. Dia masih berkuliah di salah satu universitas suwasta dikota B dengan jurusan tafsir Al Qur'an.
Keduanya berta'aruf ketika Ayah Zulka mengundang Ustadz Hafidz untuk hataman Al-Qur'an di rumahnya dalam rangka mendoakan kakek Zulka.
Pada saat itu Zahra sedang mengantarkan kopi ke ruang tamu, sedangkan di ruang tamu ada ustadz hafidz dan 2 temanya sedang bersiap memulai membaca Al Qur'an.
tuk... tuk... Suara gelas yang ditaruh dibawah, Ustadz Hafidz menoleh ke arah suara tersebut yang berada di depanya, "Subhanallah" sontak kaget ustad Hafidz melihat kecantikan wajah Zahra yang sedang menaruh kopi dan gelas yang dibawahnya.
Zahra yang sedang menaruh gelas dan kopi yang dibawanya meresa dia sedang diperhatikan Ustadz Hafidz, dia segera masuk kedalam.
Tak lama kemudian ayah Zulka keluar untuk menjamu Ustadz Hafidz dan temanya serta ikut membaca Al Qur'an bersama mereka.
Disela-sela pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an nampak mereka sedang minum kopi sambil bercakap-cakap. Ayah Zulka nampak sangat senang berbincang bincang dengan Ustadz Hafidz.
Tak disangka Ustadz Hafidz menanyakan ke Hasan(Ayah Zulka) tentang gadis yang mengeluarkan kopi tadi, Hasan dengan tenangnya menjawab itu putriku dan dengan tegasnya Hasan bertanya pada ustadz Hafidz "Ada apa gerangan engkau menanyakannya?"
ustadz hafidz tersenyum
"Apa ustad menyukainya?" insya Allah Ustadz Hafidz Sambil tersenyum.
Hasan pun tersenyum, Hasan memandangi wajah Ustadz Hafidz yang Masih lajang tersebut seolah dapat membaca apa yang dimaksud ustadz Hafidz diapun lalu memanggil Zahra anaknya.
"Zahra.... Zahra.... sini..nak" Pangilan Hasan ke Zahra dengan lemah lembut.
"Iya yah" Jawab Zahra dari balik tirai di ruang tengah sambil berjalan menuju ayahnya di ruang depan(Ruang Tamu).
"Ada apa yah?" Sambil duduk membuka sedikit tirai ruang tengah.
"Nak Bermunajatlah pada Allah pada malam hari, khususnya pada saat malam Jum'at mintalah pitunjuk padanya tentang Ustadz Hafidz yang ingin menjalin hubungan denganmu sebelum kau menjawab iya atau tidak" Ucap Ayah Zahra.
Dengan bijak Hasan memberikan jawaban atas maksud ustadz hafidz, dengan tidak memaksa putrinya namun menyerahkan keputusan tersebut pada putrinya.
"Iya yah" Sambil tersenyum dan segera masuk ke dalam.
Ustadz Hafidz yang telah melihatnya tersenyum seakan kebahagiaanya ada di depan matanya.
Hasan yang juga tersenyum langsung menanyakan perkuliahan ustadz hafidz dan bagaimana kelanjutannya jika memang jawaban Zahra mengiyakannya.
Ustadz hafidz menjelaskan jika boleh dia ingin bertunangan terlebih dahulu dan untuk menikah biarlah nanti jika Zahra telah lulus sekolah dan dia telah menyelesaikan kuliah S1.
Ustadz Hafidz selain dia Hafal Al-Qur'an dia juga menjadi guru di sekolah madrasah di desa sebelah.
Hari itupun berlalu dan menjadi awal ta'aruf antara Ustadz Hafidz dan Zahra, seminggu kemudian Zahra yang telah Istiqomah bertahajjud dan istikhoroh mendapatkan beberapa mimpi yang baik tentang Ustadz Hafidz, dan zahra pun mengiyakan lamaran Ustadz Hafidz.
Hasan yang mendengar jawaban Zahra sangat senang begitu pula Robi'ah Ibu Zahra dan Zulka.
"Semoga menjadi awal yang baik nak dan semoga menjadi hubungan yang sakinah mawadah warohmah" Suara Rabi'ah yang mendoakan putrinya.
Hasan yang telah mendengar jawaban putrinya langsung menelfon Ustadz Hafidz untuk mengatakan kesiapan Zahra dilamar.
Betapa senangnya ustadz Hafidz, itu terlihat dari semangatnya selang dua Minggu kemudian dia datang bersama keluarganya tuk melamar Zahra secara resmi dan keduanyapun bertunangan.
---------------------------------------------------
Disisi Lain Zulka yang memiliki aqiu yang dibawah rata-rata tak patah semangat dalam belajarnya beriring doa kedua orang tuanya, dan bimbingan guru-gurunya, Zulka sedikit demi sedikit mulai mengerti dan pandai dalam ilmu agama
Kepribadiannya yang teguh dalam pendirianya membuatnya tak terpengaruh pergaulan bebas yang didominasi para remaja dan muda mudi saat ini, semua itu tak luput dari pendidikan kedua orang tuanya yang selalu memberikan siraman rohani dan motivasi pada dirinya.
Pagi itu waktu menunjukkan jam 05.00 terdengar suwara tuk... tuk..... tuk......
Assalamualaikum... Assalamualaikum... Assalamualaikum... Suara itu terdengar dari pintu dengan nada yang lemah lembut.
"Waalaikum salam, siapa?" Sahutan suwara dari dalam oleh seorang bunda yang sudah setengah baya.
"Saya zulka Bunda"
"Alhamdulillah anakku sudah pulang" Sembari membukakan pintu Bunda Zulka tersenyum menyambut anaknya yang pulang setelah menginap di majlis ta'lim Pondok Nurul Hikmah.
Zulka langsung menyaut tangan ibunya dan menciumnya dan meminta doa ibunya.
"Semoga engkau menjadi anak yang Sholeh nak dan semoga Allah memberikan anugrah keilmuan yang luar biasa dan bermanfaat padamu serta semoga Allah berikan kebahagiaan Mahabbahnya padamu di dunia dan akhirat" Sambil terharu dan meneteskan air mata, Doa seorang Ibu yang berharap kebahagiaan untuk anaknya ditengah perekonomian keluarganya yang sedang dalam kesusahan,
"Amiin"
"Masuklah dan beristirahatlah nak" Ucap Ibu sambil memegang pintu yang telah dibukanya
"Iya Bun" sambil tersenyum
"Selamat Membaca" by Najzem
Waktu menunjukkan jam 07:00 pagi, pagi yang cerah dengan dingin yang masih terasa terdengar suwara Ibu memanggi dari depan kamar "Nak Zulka adakah engkau di kamar?".
"Iya Bunda" Zulka yang terkejut dan terbangun dari tidurnya yang hanya 2 jam langsung duduk sembari bangun membukakan pintu.
"Segera sarapan Zul agar tak telat"! Di depan pintu menyuruh zulka dengan tatapan penuh kasih sayang dan senyuman.
"Iya Bun"
Zulka bersama ibundanya menuju meja makan, di kursi meja makan duduk Ayahnya dan kakak perempuannya yang tersenyum memandangnya.
Zulka dan ibunya pun duduk di kursi meja makan,dia memandang nasi dan lauk yang berada di meja Makan.
"Bersabarlah nak kali ini kita makan hanya berlaukkan sambal" Perkataan Ibunya sambil menuangkan nasi ke piring kedua belahan jiwanya dan suwaminya.
" Mungkin belum saatnya kita makan enak" Raut muka Zulka lesu dan bersedih.
"Husss,,,, bersabarlah nak ini ujian dari Allah apa kah kamu tahu orang yang belanja di supermarket?" Sambil Menatap mata zulka Ibunya Menasehatinya, dan memberinya pengertian.
"Iya Bun kenapa?"
"lihat orang yang membawa belanjaan mereka mengantri di kasir terlebih lagi yang banyak belanjaannya, itu ibarat orang yang kaya raya maka hisapanya pun ketika di hari penghitungan akan lama".
"Sedangkan orang yang tak punya apa-apa mereka hanya melihat dan tak membeli apa-apa, maka dengan mudahnya mereka melewati kasir super market, itu gambaran betapa mudahnya mereka nanti di Yaumil Hisap (hari penghitungan amal), jika mereka mau ikhlas, sabar dan ridho menerimanya dan mematuhi perintah tuhanya serta menjauhi laranganya".
"Maka bersabarlah karena semua itu adalah ujian dari Allah ingatlah firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 155".
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ.
Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn.
Artinya: Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Quran Surat Al-Baqarah Ayat 155).
"Dan nak, ketika engkau dalam keadaan ditimpa musibah, susah dan cobaan terasa berat, bersabarlah! ingatlah firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 153".
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Quran Surat Al-Baqarah Ayat 153).
Ayah dan Kakak Zulka tersenyum mendengarkannya dan Zulkapun mengerti dan tersenyum, mereka berdoa dan menyantap makanannya dengan rasa syukur.
Selesai sarapan Zulka bersiap berangkat menuju sekolah madrasanya, taklupa berpamitan dengan kedua orang tuanya sambil mencium tangan dan meminta doa mereka.
"Iya nak semoga kelak engkau menjadi seseorang yang sukses"
Sekolah Zulka yang berjarak 300 meter dari rumahnya dia tempuh dengan berjalan kaki
sembari melantunkan andzimah andzimah pelajarannya (ilmu alat untuk membaca kitab-kitab kuning arab) yang selalu dia lalar dalam pikiranya.
Sampai disekolah nampak satpam yang berjaga dipintu gerbang hendak menggembok gerbang sekolah.
Zulka yang baru tiba segera memanggil pak satpam yang sedang mengunci gerbang.
Pak... Pak...
Jangan tutup gerbangnya!
Sambil merenggut dengan pandangan tak sedap Pak Satpam membuka gerbang dan bertanya.
"Kenapa terlambat?"
"Maaf pak ketiduran" sambil menunduk
"Ditiduri siapa kamu sampai jam segini??" sambil mengejek zulka dan meledeknya.
"Maaf pak saya ditiduri bantal" membalas ledekkan pak satpam.
"Udah kamu pus.... up 50 kali biar tobat tobat kamu!!!" dengan nada sedikit kasar.
Zulka pun langsung menyelesaikan hukumannya, zulka yang terlambat tak menceritakan alasanya kenapa terkadang dia terlambat, karena dia ingin menjaga hatinya walau keterlambatannya itu karena tertidur ketika beristirahat setelah bangun munajat malam, namun dia menerimanya dengan sabar dan lapang dada, karena dia yakin "ilmu pengetahuan itu takkan diperoleh tanpa susah payah".
Zulka segera menuju kelasnya dan mengikuti pelajaran bersama teman temanya, walaupun dia terkadang terlambat dan sering tertidur di dalam kelas namun herannya Zulka memiliki kecerdasan yang melebihi teman-temanya itu nampak jelas ketika guru menyuruh menyetorkan hafalan tasrifan sorrof(suatu buku pelajaran ilmu alat) kepada murid-murid minimal 1 bab, Zulka dengan mudahnya menyetorkan beberapa bab.
Kecerdasannya dalam memahami pelajaran dan membuat pertanyaan sering kali membuat teman temanya kagum bahkan pertanyaannya sering membingungkan gurunya.
Dia mungkin terkadang tertidur di dalam kelas namun saat guru mengujinya dan bertanya tentang apa yang guru jelaskan, dia selalu bisa menjawabnya dengan benar.
Kecerdasan zulka yang di atas rata-rata membuat teman-teman sekelasnya keheranan, padahal dulu saat dia masih tingkatan MTS/SMP dia adalah anak yang tak pandai dalam ilmu agama. Perubahan pengetahuannya itu terlihat jelas ketika dia menjelang lulus MTS/SMP.
Teng..... Teng.... dua jam kemudian bell Berbunyi tanda waktu istirahat sekolah. Zulka keluar kelasnya menuju taman sekolah dia duduk duduk di pohon besar sekolah sambil merebahkan punggungnya, sontak tiga orang sahabatnya mendekatinya sebut saja Raihan,Rizki dan Umar.
Raihan adalah anak saudagar kaya di desanya dan dia sering berbagi dengan sahabatnya, sering kali dia meneraktir teman-temanya saat kerja kelompok dia tipe orang yang tak ambil pusing.
Rizki adalah anak pak kades di desanya dia pandai bahasa Inggris namun dalam bidang agama dia masih tertinggal namun dia tak putus asa untuk memahami ilmu agama, bahkan untuk lebih mengerti agama dia sering bertanya pada Zulka dan teman temanya.
Umar adalah anak seorang Mudin di desanya, dia adalah anak pemberani tak banyak berbicara tapi kalo disakiti langsung tindakan, maklum emosinya tingkat dewa.
Ketiga sahabatnya memiliki rasa penasaran akan kemampuan Zulka dan mereka ingin tau rahasia dibalik semua itu.
"Hay Zul" Raihan sambil memegang bahu Zulka bersama tiga sahabatnya
"Oh kalian aku kira siapa"
Umar tanpa basa basi langsung tutup poin menjelaskan tentang rasa penasarannya dan dua sahabatnya yang selama ini mereka pendam "tentang kecerdasan Zulka yang di atas rata-rata" mereka meminta Zulka untuk menceritakanya.
Zulka yang mendengar permintaan sahabatnya tersebut langsung duduk baiklah kalo kalian ingin tau apa yang terjadi sebenarnya.
Kemampuan ini berawal saat aku masih MTS/SMP kelas 2 pada saat itu perekonomian keluargaku yang mulai menurun di saat toko Ayahku bangkrut, dan kehidupan kami dalam kondisi kekurangan jangankan untuk bayar sekolah untuk makan saja sulit.
Sedangkan aku sangat malu pada diriku sendiri yang tak memiliki keahlian atau kemampuan dalam bidang pelajaran umum maupun pelajaran agama.
Bahkan aku merasa anak yang paling bodoh di kelas, namun pada suatu hari saat pelajaran ta'limul muta'alim (pelajaran yang menerangkan bagaimana cara mencari ilmu yang baik dan Budi pekerti seorang murid) Guruku yang sekaligus kiyai di kampung menjelaskan "Murit-murit jika kalian ingin ilmu Allah Maka bangunlah malah, bermunajatlah, mintalah ilmu yang bermanfaat padanya dan mintalah apa yang kalian inginkan termasuk istri Sholehah".
Dan setelah pelajaran itu selesai masuklah seorang Kiyai lainya yang sangat disegani oleh teman temanku, bahkan aku sendiri kalo saatnya Kiyai ini masuk kelas aku selalu mencari tempat dibelakang untuk ngumpet, karena takut disuruh membaca kitab kuning yang aku tak bisa membacanya.
Tiba-tiba dia melirik ke arahku dan memanggilku sambil menunjuk ke arahku "kamu maju ke depan!" gemetarlah jantungku dan tubuhku namun aku memberanikan diri untuk maju kedepan.
"Siapa namamu?" Sambil memandangku dengan pandangan tajam seperti pandanganya menembus ke batinku
"Zulkarnain Kiyai" Sambil memberanikan diri aku menjawabnya
Baca kitab kamu!
Aku yang disuruh membaca hanya terdiam tanpa suara dan hatiku terasa sedih tersirat suwara hatiku "ya Allah betapa memalukan aku ini yang sangat bodoh dalam bidang pelajaran apapun, berilah aku jalan, betapa kecewanya kedua orang tuaku dan bersedih ya mereka saat tau kondisiku seperti ini, yang bodoh ini".
Kiyai itupun memegang tangan kiriku dan sedikit memberikan cubitan kecil sambil menasehatiku "nak bukanya kamu adiknya Zahra yang sering ikut pengajian di majlis, ikutlah kakakmu mengaji ke majlis dan belajarlah yang tekun, semoga Allah memberimu kepandaian".
"Iya kyai"Aku pun hanya menundukkan kepala
Sejak saat itu aku mengikuti apa yang di katakan kedua Kiyai itu, sambil aku ikut kakaku mengikuti pengajian kitab kuning di majlis ta'lim aku juga mencoba bangun malam diiringi doa dan dzikiran yang diajarkan sang Kiyai di majlis ta'lim, selang beberapa minggu kemudian timbul semangat yang kuat dalam diriku seakan memberontak ingin melepaskan jeratan rasa malas yang membelengguku.
Difikiranku selalu teringat perkataan sang Kiyai "man Jadda wa Jadda" (barang siapa yang bersungguh sungguh maka akan mendapatkan keberhasilan). Hari demi hari aku belajar dengan tekun sambil berdoa banyak pertanyaan yang ada di fikiranku akan pelajaran dan ku tanyakan pada teman dan Guru-Guruku.
Sering kali aku bermimpi di datangi Kiya dan memberikanku pendidikan agama, semakin hari entah mengapa pelajaran agama terasa sangat mudah bagiku bahkan dalam segi hafalan dan lain-lain.
Aku sadar semua itu pemberian Allah yang maha kuasa akan segala sesuwatu dan jika kita meminta sesuwatu dengan sungguh sungguh dia kan mengabulkannya sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an "ud uni astajib lakum" (berdoalah padaku maka aku akan mengabulkannya).
Teng.... teng.... suwara bell beebunyi tanda saatnya masuk kelas.
"Ayo kita Masuk kelas dulu kalo ada kesempatan kapan-kapan kiata lanjut ceritaku ini" Mengajak temanya sambil tersenyum.
"Memangnya ada rahasia apa lagi Zul selain rahasia kamu ini" Sahut teman-temanya dengan penuh rasa penasaran.
"Ada deh, dilain kesempatan aku kan menceritakan sosok gadis misterius".
Sore hari suwasana redup matahari mulai menutup matanya, Zulka segera berangkat ke tempat majlis ta'lim seperti biyasa untuk mengikuti pengajian tafsir Al Qur'an dari sang kiyai.
Para Jama'ah Mulai berdatangan dan duduk di Majlis yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah Zulka.
Saat tiba di majlis Zulka melihat sahabat-sahabatnya, diapun menghampiri mereka "ya Asdiqaaiy kaifa khalukum(hy sahabatku bagaimana kabar kalian") sapa Zulka.
"Al hamdulillah Khoir (segala puji bagi Allah, baik).
Nampak Raihan, Umar dan Rizqi sedang santay duduk sambil menunggu pengajian dimulai di emper Musholla.
Musholla yang disebut Majlis Nurul Hikmah ini dibuat selain untuk sholat, juga untuk tempat pengajian.
Ukurannya Lumayan, lebarnya 25 x 40 meter dengan pelataranya dan saat pengajian tempatnya di dalam dijadikan dua dengan disekat tirai. sisi kanan untuk putra dan sisi kiri untuk putri.
Zulka kemudian duduk di samping sahabatnya Umar.
"Hy Zul lanjutan cerita disekolah tadi pagi gimana?" Tanya Umar dengan masih penasaran.
"Iya mumpung pengajiannya masih belom mulai dan kayaknya masih lama soalnya sang Kiyai masih di undang tahlilan di kampung sebelah" Ucap Raihan.
ok " Ucap Zulka mengingat Janjinya.
Pada Suwatu pagi setelah selesai bermunajat menghadap Tuhanku, aku beristirahat di Mushollah ini aku menyandarkan bahuku di tiang Mushollah.
Sambil menuggu waktu subuh yang masih lama, aku sangat menikmati suwasana malam yang sejuk diiringi angin sepoi-sepoi.
Tiba-tiba aku melihat seorang gadis cantik berjilbab dengan jilbab merah muda dan pakaianya yang indah.
Gadis itu tak pernah kulihat sebelumnya dan sepertinya bukan orang sini.
"Apa dia anak kota zul?" Tanya Umar memotong cerita Zulka.
"Biarkan aku teruskan ceritaku dulu, tanyanya nanti saja" Jawab Zulka.
Ok" Ucap Umar dengan penuh penasaran.
"Gadis itu membawah cangkir yang berisikan kopi dan juga membawa gelas serta kotak makanan" Zulka melanjutkan ceritanya. Aku berusaha menundukkan kepalaku dan menjaga pandanganku.
Terdengar suaranya "Mas kopinya" betapa terkejutnya aku dia sudah ada di depanku menaruh kotak makanan sambil menuangkan kopi.
Karena kaget aku pun memandang wajahnya: wajahnya cantik, pipinya putih merona kemerah-merahan, bibirnya juga kemerah-merahan, kulitnya putih bersih, matanya bulat, bulu matanya mekar bagai mawar dan farfumnya yang harum semerbak kasturi.
"Wah wah wah kalo ada yang cantik aja kamu Zul dilihat kalo yang gelap mah nunduk qiqiqi"sambil mengejek dan tertawa Umar memotong pembicaraan.
"qiqiqi,kwkwkkw," teman-temanya menertawakan Zulka, sambil penasaran
"Tertarik juga kamu Ama perempuan Zul" ucap Rizki sedikit mengejek sambil menutup mulutnya yang tertawa, karena mereka baru kali ini melihat Zulka memperhatikan perempuan terlebih lagi Gadis cantik.
Mereka tau Zulka jujur, mangkanya dia kalo bicara apa adanya dan blak-blakan itu yang membuat temanya tertawa.
"Zulka hanya tersenyum" Senyumannya seperti ada sesuwatu yang dia sembunyikan.
Itu bukan kakak kamu kan Zul? tanya Umar
"Bukan"
"Mungkin sepupu atau masih keluarga kamu?" Raihan bertanya sambil menegaskan
"Bukan juga"
"Ni mau dilanjutkan gag ni cerita, jangan tanya terus" ucap Zulka, sambil tersenyum dan menegaskan
"Nanti di akhir cerita aku jelaskan"
ok" lanjut
gadis itu wajahnya berseri seri dia memandang ke arahku sambil tersenyum, matanya berkilau, pandanganya seakan menusuk qolbuku.
Entah perasaan aneh apa yang aku rasakan, dadaku deg degan, aku tak pernah dipandang wanita sedekat ini.
Aku memberanikan bertanya padanya
"Siapa kamu?" Tanya Zulka
"Mengapa mas bertanya" Dengan nada lemah lembut gadis itu pun duduk disebelah kananku sambil membuka kotak makanan yang dia bawa dan diberikanya padaku.
"Mengapa kamu menyediakan makanan untukku?" Tanyaku padanya.
Dia tersenyum "Mengapa tidak, engkaulah kekasih dan imamku" sambil menyandarkan kepalanya dibahuku.
Dak.. Dik.. Duk.... Semakin kencang jantungku, terlebih lagi ketika dia memegang tanganku, seakan ada setrum kecil yang menggetarkan seluru tubuhku.
Kemudian matanya memandangku dengan pandangan penuh cinta kasih, bibirnya yang indah dan hidungnya yang mancung semakin mendekati bibirku.
Dag.. Dig.. Dug..... Detak jantungku berdetak sangat kencang.............
..........
......
"Terus... Terus... Terus...???" Umar, Raihan dan teman temanya tercengang dan bertanya dengan rasa penasaran
Terus..... emm trus aku "TERBANGUN, wkwkkwk" Ucap Zulka sambil tertawa.
"Assemmm KENAK PRANK, teryata mimpi....." Ucap Umar dan teman temanya yang sedikit emosi dan gregetan sambil mendorong pelan bahu Zulka, tapi walau mereka kenak PRANK akhirnya mereka tertawa juga.
"Ada... ada... aja kamu ni Zul ku Kiran kenyataan" Ucap Raihan sambil tertawa
"Ya pada saat berbaring itu aku juga tak sadar kalo setelah itu mimpi, eh pada posisi tegang malah aku terbangun kwkwkkww" Sambil menjelaskan keadaanya pada saat itu sambil tertawa.
"Tapi ketika bangun aku tambah kaget lagi" Ucap Zulka
"kenapa Zul?" Ucap Umar
"Eh teryata ada yang bangunin aku, dan ketika aku bangun Astagfirullah haladziim" Zulka megambarkan dia pada saat itu kaget.
"Ada apa Zul apa ada gondoruwo atau hantu kok kamu kaget?" Tanya Raihan sambil penasaran
"Sembarangan...itu pak kiyai tauk...., Beliau membangunkanku dan yuruh aku adzan subuh" Ucap Zulka sambil menjelaskan.
"Ooh... pak yai... kirain hahhaha" ucap teman teman Zulka sambi keheranan dan tertawa.
"Lalu aku pun segera mengambil air wudhu' dan sholat bersama pak kiyai dan warga kampung sekitar Mushollah ini" Zulka meneruskan ceritanya.
Aku sempet di ajak pak kiyai ke dalemnya(rumahnya) di situ aku dijamu dengan sarapan pagi, sarapan yang telah disediakan oleh putrinya dan santri wati di pondoknya. Setelah sarapan dan berbincang bincang sedikit dengan kiyai, aku langsung pamit pulang.
"Wah enak kamu Zul, bukan hanya sekedar sarapan pagi tapi juga cuci mata hehheh" Ucap Umar sambil bergurau
"ada... ada... aja kamu ni" Ucap Zulka sambil tersenyum
"Apa putri pak kyai atau santrinya ada yang mirip dengan gadis yang datang dalam mimpimu Zul?" Ucap Raihan yang bertanya sambil masih penasaran.
Tidak ada, tapi entah kenapa hatiku yaqin suwatu hari nanti aku kan bertemu dengan gadis di dalam mimpiku itu suatu saat nanti entah kapan, tapi terkadang pasangan kita itu mirip dengan perilaku yang kita kerjakan, maka sahabat sahabatku hendaknya kita menjaga sikap, perilaku dan hati kita, insya Allah kalo kita jadi seseorang yang baik Budi pekerti Akhlak dan perilaku kita serambi berdoa dan meminta pada Allah, dengan izinya kitapun akan mendapatkan mar'atusholehah pula, sungguh beruntung orang-orang yang mendapatkanya karena iya adalah perhiyasan yang sangat indah di muka bumi ini yang tak ternilai harganya.
Wahai sahabat sahabatku carilah istri yang Sholehah karena mereka adalah sebaik baiknya perbendaharaan dunia ini, sebagai mana sabda Rasulullah Saw.:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
"Addunya mataa'un wa khoiru mataa'iha Al mar atusholihah".
Artinya:“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.
(HR. Muslim no. 1467).
Dan ingat juga wanita Sholehah itu ada ciri-cirinya loh, sebagai mana sabda Rasulullah Saw.:
ثُمَّ قَالَ لَهُ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ؟ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ.
Tsumma qaala lahu Alaa ukhbiruka bikhoirimaa yaknizul mar'u, almar'atussholiha h, Idza nadzara ilaiha sarrathu, waidza amaraha ataa'athu, waidza ghoba Anha hafidhothu.
Artinya: Rasulullah SAW berkata kepada sahabat Umar RA, “Maukah kamu kuberitahukan simpanan seseorang yang paling baik? Ia adalah istri shalehah, yang apabila sang suami melihatnya maka dia membuat suaminya senang, jika suaminya menyuruhnya maka dia menaatinya, dan jika suaminya tidak ada maka dia memelihara harta suaminya”.(HR. Abu Dawud no. 1417).
"Ehem, sepertinya pengajian di majlis sudah mau mulai, pak kiyai sudah datang, kita turun dulu pembicaraan kita hari ini" Ucap Zulka kepada teman-temanya sambil mengambil tempat di depan di dalam Mushollah.
ok" Ucam Umar dan teman-temanya.
*****************************
🙋🙋🙋
Hai reader reader ku tersayang 😍😍😍
maaf ya jika dalam novel ini terlalu banyak Tepo dan banyak kata yang salah apalagi terlalu ambigu hingga membosankan 😭😭🤔
Harap maklum ini karya pertama aku, 🙏🙏🙏jadi mohon bimbingan nya dan kutunggu pendapat kalian 👌👌👌
so jangan dibully ok, masih tahap belajar
salam sayang.....😽😽😽😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!