Setengah jam sudah Jovan dan Galuh duduk di dalam mobil yang bergerak. Perjalanan menuju ke tempat pesta memang tak jauh. Tapi keduanya masih berada di toko bunga dan toko kue, mengambil pesanan Jovan.
Menunggu di dalam mobil memang hal yang paling di suka Galuh. Tapi jika terlalu lama juga membuatnya jenuh. Galuh menyusul Jovan ke dalam toko kue, entah apa yang membuat Jovan sangat lama berada di dalam.
“Om, masih lama? Bosen tau, nunggu di mobil terus,” ucap Galuh yang sudah berada di samping Jovan.
“Masih nunggu kakak gue, lu mau makan kue?” Tanya Jovan sambil memberikan nampan pada Galuh.
“Minum aja kalau ada om, seret ini nunggu di mobil yang kering kayak gurun Sahara.” Galuh menggosok pelan lehernya menunjukkan betapa kehausannya dia.
“Gurun sahara? Gersang dong? Sono lu nyari oase aja, jangan minta sama gua,” Jovan mendorong pelan Galuh menjauhinya.
“Om, kalau tau lama kaya gini, kan bisa elu ke sini dulu baru ke rumah gue!” protes Galuh yang langsung mengambil minum kemasan di depan Jovan.
“Cih, emang gua mau ngelamar elu apa. Bawa keluarga ke rumah cewek bar-bar kaya elu!” jawab Jovan santai merebut minumanya dari tangan Galuh setelah di minumnya.
“Santai om, maksud gue kan baik. Dari pada di suruh nunggu kaya gini kan mending nunggu di rumah sambil baca komik,” jawab Galuh mengambil kue di depan Jovan yang sudah di makan setengah.
Tak lama mereka berbincang, keluarlah sesosok wanita cantik dengan balutan baju yang sangat-sangat sexy menurut Galuh.
“Loh, siapa ini Van? Kakak kira kamu bakalan mengajak Bella.” ucapan santai dengan tatapan tak suka pun di dapat oleh Galuh.
“Oh dia adiknya Maya, kak. Dia yang jadi pasangan Jovan malam ini. Dan stop bahas masalah bella,” pinta Jovan sedikit ketus.
“Santai om, nanti cepet tua lo,” kata Galuh membuat Jovan membelalakkan matanya.
Tanpa ada pembicaraan lagi, kini keduanya sudah berada di depan mobil Jovan. Saat Jovan membukakan pintu depan, samping kemudi. Kakaknya Jovan langsung menyerobot masuk. Memang dasarnya cuek, tanpa berfikiran negatif Galuh pun masuk di belakang.
Selama di perjalanan pun ketiga orang ini hanya diam tanpa pembicaraan atau candaan. Keheningan mobil, membawa ketiga orang ini sampai di kantor Jovan. Saat keluar dari dalam mobil, Sasmita Arbi langsung menggandeng adiknya untuk memasuki aula kantor.
Membuntuti di belakang seperti anak bawang, Galuh lebih memilih mencari kakaknya. Satu-satunya orang yang di kenalnya. Karena tak mendapati kakaknya, Galuh memilih mendekati meja hidangan dan mengambil beberapa kue sebelum mencari tempat duduk.
Karena Yuda Arbi beserta Ivon Arbi sudah hadir di antara mereka. Maka acara pun segera di mulai. Galuh menyimak rangkaian acara dengan menikmati beberapa makanan ringan dan juga minuman yang tersedia. Sedangkan Maya yang baru saja datang langsung di hadapkan dengan gadis yang tengah asik menikmati cemilannya di pojok ruangan.
“Ngapain lu di sini?” Tanya Maya melihat adiknya seperti anak buangan yang tak di harapkan.
“Makan lah, masa iya ngepet,”Jawab santai Galuh.
“Maksud kakak, ngapain lu diem di sini? Bukan mendampingi Jovan,” selidik Maya.
“Biarin aja lah, lagian kan tu om om juga gak nyariin gue. Lumayan makan kue gratis terus dari tadi,” Jawab Galuh kembali memasukkan kue ke dalam mulutnya.
“Sarap emang Jovan itu. Ya sudah kakak tungguin lu di sini juga,” ucap Maya yang tak tega melihat adiknya seperti di buang begitu saja oleh teman sekaligus atasannya.
Benar saja, dari baru datang sampai acara mau berakhir, Galuh benar-benar sudah terlupakan. Tanpa sepengetahuan kakaknya ataupun Jovan, Galuh menyelinap keluar dan pulang. Bukan merasa terbuang, tapi Galuh merasa sangat lapar dan capek.
Duduk sendirian di dalam warung tenda, menikmati nasi lalapan yang di pesannya. Sedang menikmati makan malam yang sudah terlalu larut itu, Galuh di kejutkan oleh kedatangan sepasang kekasih yang sangat di kelanya.
Seorang Arif bersama dengan kekasihnya, Mentari. Layaknya Galuh, merekapun terkejut melihat muridnya makan sendirian di tengah malam seperti ini.
“Sama siapa kamu Luh?” tanya Arif kaget.
“Tu, sama dagangnya,” tunjuk Galuh pada pemuda yang tengah menggoreng ayam pesanan Arif dan Mentari.
“Selain bar-bar, kau ini juga gadis nakal ya rupanya!” cibir Arif yang sudah duduk di depan Galuh.
“Kalau mau di hormati orang, belajar menghormati orang terlebih dulu pak! Lagian, saya mau kemana dan jam berapa pun itu bukan urusan bapak. Jadi bersikaplah selayaknya guru! Dan saya keluar juga sudah seijin orang tua saya, jadi mau bapak bilang apapun. Bapak gak berhak menghakimi orang!” ucap Galuh sebelum meninggalkan tempat itu beserta makanannya.
Sial bener dah, udah sangat laper tapi muncul manusia sok macam dia! Jengkel Galuh dalam hati.
Menaiki ojek yang kebetulan lewat, Galuh pulang menujun rumahnya sekitar tengah malam. Membuka pintu dengan bantuan kunci cadangan, Galuh masuk ke dalam rumah. Tak melihat siapapun, Galuh langsung masuk ke dalam kamarnya.
Malam berlalu dengan mimpi yang hanya Galuh yang tau. Rasa malas Galuh membuat matanya semakin rapat terpejam. Galuh tak merasa jika di sampingnya sudah ada Maya sejak subuh tadi pidah ke kamarnya.
Merasa sangat sempit, Galuh membuka matanya dan berusaha mencari posisi ternyaman.
“Bangun Ga,” ucap Maya yang juga masih memejamkan matanya.
“Isss, pindah gak lu! Sempit ini. Kamar lu udah gede gitu, ngapain lu gak tidur di kamar elu aja sih?” Galuh merasa jika kakaknya itu memang pengganggu.
“Takut gue sendirian dek, makanya pindah ke kamar elu,” jawab Maya yang sudah setengah duduk bersandar kepala ranjang.
“Emang selama ini lu tidur sama siapa?” masih dengan kemalasannya, Galuh menanggapi ucapan kakaknya.
“Ya sendiri,” Maya sudah dengan wajah malunya. “Tapi, seenggaknya masih ada mama sama papa di rumah. Gak cuma sama lu aja mkaya gini,” terang Maya.
“Memangnya mama sama papa kemana?” Galuh akhirnya bangun juga dari kemalasannya.
“Ke Bandung, tapi gak tau ngapain,” jawab Maya sebelum meninggalkan adik pemalasnya.
Sepeninggalannya Maya, rupanya Galuh kembali mencari posisi untuk tidur lagi. Hari minggu yang memang paling di tunggu oleh Galuh, tak pernah di sia-siakan oleh gadis yang semalam di telantarkan oleh om om.
Menutup kembali matanya untuk melewati setengah hari, memang lah sangat menyenangkan bagi Galuh. Gadis yang tak pernah mau untuk keluar, jika tak ada sesuatu hal yang mendesak atau sangat penting sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Nana
lah untung galuh orng'y cuek. jd kagak ada mewek" y
2021-02-16
0
Ani
Cianx pang si Galuh di Acuhkn
2021-02-14
0
Ikhsan Riko
semangat thor
2020-10-04
1