Jam pelajaran pertama tengah berlangsung, Arif meminta ijin pada pak Dodik untuk membawa Galuh. Mengajaknya ke ruangan yang terdapat beberapa guru, termasuk bu Mentari. Guru cantik yang tengah menjalani hubungan tersembunyi dengan guru tampan itu.
Kalau hubungannya tersembunyi, kenapa lu tau thor? Ya karena Galuh itu sempat memergoki mereka pas lagi jalan, terus cerita deh ke gua. Ok lanjut thor.
“Duduk!” perintah Arif pada Galuh.
Galuh duduk di kursi yang ada di depan meja gurunya itu. Duduk dengan melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu apa yang akan di katakan oleh gurunya.
“Tau kesalahan apa yang kamu perbuat?” Tanya Arif.
“Maaf pak, saya bukan dukun yang bisa menebak tanya bapak sebelum mengatakan apapun,” jawab Galuh santai.
Jawaban yang mampu membuat beberapa guru tersenyum.
“Jawab yang benar!” bentak Arif.
“Ulangan aja masih di berikan materi sebelumnya pak! Kalau bapak tanya pada saya dengan pertanyaan yang tak pernah saya tau. Dari mana saya bisa menjawab!” jawab Galuh meninggikan suaranya mengikuti apa yang di lakukan oleh gurunya.
“Berani kamu membentak gurumu!” amarah sudah mencapai ubun-ubun.
“Bapak lupa apa arti guru itu sebenarnya? Di gugu lan di tiru. Kalau bapak membentak saya tanpa alasan yang jelas, apa saya gak boleh untuk membentak balik bapak dengan alasan yang jelas! Di pengadilan saja masih ada pembelaan pak, kenapa saya gak bisa membela diri saya sendiri!” ucapan berani yang di ucapkan Galuh membuat ruangan itu hening.
“Ada apa ini?” Tanya pak Prasetya kepala sekolah sekaligus pemilik yayasan.
“Tidak ada pak, hanya salah paham saja,” jawab Arif.
“Salah paham? Enak bet bapak ngomong! Setelah membentak saya tanpa tau apa alasanya. Sekarang bapak bilang ini salah paham? Besok-besok kalau saya buat kesalahan, jangan harap bapak bisa menghukum saya. Sampai bapak mengeluarkan saya juga akan tetap saya ingat bentakan bapak!” Galuh meninggalkan ruangan tersebut.
“Arif, ada apa? Papa tau sifat Galuh karena sudah mengenalnya sejak kecil. Seharusnya kamu bisa mengendalikan diri pada Galuh, inget! Dia itu calon istri kamu.” pernyataan Pak kepala sekolah itu membuat kaget Mentari.
Terus, di anggap apa aku selama ini? Hanya bisa diam dan menunggu kepastian atau penjelasan dari sang arjuna. Itulah Mentari, guru yang tengah menjalin kasih dengan anak dari kepala sekolahnya.
“Apa kalian itu serius buat jodohin Arif dengan gadis macam dia? Bisa gila aku di bikin sama dia setiap hari pa,” bantah Arif sebelum ikut meninggalkan ruangan.
Ingin menangis rasanya Mentari, mendengar hal ini. Tapi dia tak bisa berbuat apa, ya karena hubungan yang di jalaninya tak ada yang tahu. Hal yang ia takuti benar terjadi rupanya.
Dirinya sselalu berfikir, untuk apa menyembunyikan sebuah hubungan kasih? Apakah ada yang tengah kau jaga, hatinya? Itulah kata yang selalu di tanyakan oleh gadis berambut panjang, lebat dan juga berperingai kalem ini.
Merasa sangat kacau, Arif meninggalkan sekolahan demi menenangkan diri. Sedangkan Galuh yang juga sudah rusak moodnya. Dia tetap kembali ke lapangan untuk mata pelajaran olah raga.
“Kamu buat masalah apa lagi Luh?” tanya pak Dodik.
“Bukan urusan bapak! Bapak di sini di gaji hanya untuk mengajariku, bukan kepo urusan pribadiku!” ucapan pedas selalu muncul pada seorang guru olah raga yang pernah hampir melecehkan dirinya pas baru masuk SMA.
“Kamu semakin berani ya Galuh!” bentak guru olah raga itu yang tak terima mendapat ucapan kasar dari sang murid.
“Bapak lebih baik mengajar dengan benar, sebelum saya mematahkan kaki bapak!” ancam Galuh semakin berani.
Ancaman memang hanya sebuah ancaman. Tapi siapa yang tau jika Dodik takut beneran.
Jam setengah dua siang, Galuh baru saja keluar dari area sekolahan. Sebelum pulang ke rumah, Galuh lebih memilih untuk pergi ke toko baju untuk memebeli baju yang cocok untunya.
Tak jauh memang toko baju yang menjadi tujuan dari seorang Galuh Rameswari. Dengan meminta tolong pada pemilik toko yang masih tantenya sendiri. Galuh sudah menemukan gaun dengan warna yang sama dan lebih pas dengan usianya.
Dress berwarna merah cabe tapi bukan cabe-cabean. Dengan model simple dan berbahan sifon, sehingga jika di pakai tak begitu menunjukkan modelnya. Berlengan pendek dan bagian dada juga punggu lebih tertutup tentunya.
Tak lupa galuh juga membeli tas slempang kecil untuk di padukan dengan dressnya. Setelah mendapat apa yang di inginkan, Galuh akhirnya pulang ke rumah. Siapa yang sangka jika kepulangan seorang Galuh rupanya tengah di tunggu sang kakak.
“Tumben jam segini lu udah pulang kak?” tanya Galuh melewati sang kakak yang menunggunya sedari tadi.
“Acaranya itu jam setengah enam, dan elu jam tiga masih baru pulang. Kapan mau siap-siapnya?” tanya Maya yang sudah jengkel, menunggu lama tapi di abaikan begitu saja seperti dirinya yang mengabaikan author.
“Masih lama lah kak, santai saja lah.” jawab Galuh santai, sesantai kura-kura berjalan.
“Jovan bakalan ke sini sejam lagi!” ini baru tak santai.
“Bodo amat!” Galuh masuk ke dalam kamar lalu membantingnya dengan keras.
Galuh bukan type orang yang bisa di atur oleh siapa saja, karena dai memang keras kepala.
Benar saja, satu jam setelah Maya memperingatkan, lelaki itu datang menjemputnya. Maya yang sudah di jemput David, sang kekasih dari setengah jam yang lalu pun meninggalkan adiknya.
“Permisi thante, Galuhnya ada?” tanya sopan Jovan.
“Oh, nak Jovan. Ada mari silahkan masuk, lama kamu gak main ke sini nak? Lagi sibuk ya?” tanya random seorang Mia.
“Iya thante, lagi sibuk. Boleh Jovan mengajak Galuh, Thante?” Tanya Jovan lagi.
“Boleh nak, tapi jangan kaget ya sama kelakuan ajaib putri thante yang itu,”
“Iya thante,:”
Tak berapa lama Galuh keluar masih dengan baju rumahannya. Menatab wajah kaget seorang Jovan, dengan mulut menganga dan mata terbelalak.
“B aja kali om liatnya. Galuh sadar kalo cantik kok,” dengan santainya Galuh duduk di samping lelaki beda usia dengannya itu.
“Udah jam berapa iniiiii?????” tanya Jovan melihat penampilan gadis ini.
“Santai om, lagian masih ada waktu dua jam. Gak bakalan telat om,”Galuh malah mengambil kue yang di suguhkan mamanya untuk sang tamu.
“Ada urusan sebelum ke acara, makanya gue jemput elu lebih awal, Oneng!” bentak Jovan karena gregetan.
“Hmm bentar, Galuh mandi dulu om,”
Kurang dari tiga puluh menit, Galuh sudah keluar dari kamarnya. Sudah mengenakan dress yang tadi di belinya. Karena Galuh tidak bisa dandan menor, jadi sia hanya menggunakan liptint warna soft. Tak lupa dengan maskara untuk bulu mata lentiknya dan sepatu kets senada.
“Lu gak salah?” tanya jovan yang kaget dengan perubahan gadis cuek yang dia kenal mempunyai fasion acakadut itu.
“Gak salah om, Galuh takut pakai baju yang kurang bahan itu.” terang Galuh.
“Baju kurang bahan? Yang mana? Lagian takut kenapa?” Tanya Jovan bingung.
“Iya baju yang om kasi ke kak Maya itu,” jawab Galuh jujur.
“Itu kerjaan kakakmu, aku gak pernah ngasih kamu baju, apa lagi kurang bahan. Lagian lu takut apaan?” Tanya Galuh masih belum paham juga,”
“Takut di perkosa sama elu om,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Lina Maulina Bintang Libra
🤣🤣🤣🤣
2022-11-23
0
Ani
Good gtu bru penerus aku. Bar bar dikit g pa"lah dri pada sok kalem tp menghanyutkn akan jauh lbh berbahaya.....
2021-02-14
1
ғᵏ◍⃟p ⷦe ͥa ͭc ͣh°°GENDENG
wahahahhaa. Galuh ngomongnya bener2 deh
2020-08-31
3