Episode 15: A New Weapon

Di sebuah ruangan lab di gedung WDT, nampak dokter Mayfreed yang masih berdiam diri meskipun waktu sudah menunjukkan pulu 11 malam. Ia masih terjaga dan masih mengulas habis sebuah jurnal. Dari kejauhan jurnal tersebut berjudul “Number 17: A Secret Weapon” yang tak lain adalah jurnal mengenai Reina.

Disana ia mempelajari masa lalu Reina dan mempelajari juga bagaimana otaknya bekerja. Dia juga melihat perkembangan dari waktu ke waktu proses Reina sebagai Ronan.

Disana ia menemukan fakta bahwa dia adalah manusia yang harus ditekan untuk selalu bisa berkembang. Sistem adrenalinnya bisa meningkat 200% dalam keadaan terdesak.

Usai membaca jurnal tersebut, dokter Mayfreed kemudian menerapkan banyak sekali latihan abnormal untuk Reina. Tak terkecuali ujian kali ini. Dokter Mayfreed juga yang bertanggung jawab penuh atas agenda ini.

Ia memang tampak menyesali perbuatannya. “Seharusnya kita berjalan lebih tenang. Ini adalah gerakan yang kuanggap terburu-buru, dokter” ucap Palaki.

Keduanya memang sedang berada di ruangan yang sama.

Dokter Mayfreed pun hanya bisa melihat foto keluarganya yang ia simpan di meja labnya. “Kau tahu kan kalau apa yang kulakukan ini demi kepentingan umat manusia” ucapnya sambil menggenggam foto tersebut.

“Aku tidak akan melakukan ini semua jika kota Metro punya banyak pilihan. Kita hanya punya satu senjata mematikan dan itu ada dalam diri nomor 17” lanjutnya.

Mendengar itu, Palaki hanya bisa terdiam. Jauh dari lubuk hatinya, ia tahu betul kalau Dokter Mayfreed tidak ingin mencelakai Reina.

Meskipun setiap Ronan sangat sulit mati dan bagian tubuhnya bisa diganti ketika rusak, ia tahu semakin banyak operasi pergantian partisi di tubuh Ronan, resiko overtaking tentu jadi lebih besar.

“Aku mengerti dokter. Tapi kita tahu kalau Sir Paolo Mercy sangat sulit untuk diyakinkan. Kita tak bisa membiarkannya menjalankan rencananya.

Saat ini, kita hanya butuh waktu yang pas dan metode peatihan nomor 17 yang tepat sebelum semuanya terlambat” ucapnya meninggakan ruangan lab. Dokter Mayfreed pun terdiam sambil memeluk foto keluarganya.

Keesokan harinya, Reina sudah tersadar setelah operasi penyambungan lengan robotiknya berhasil. Ia pun lantas menggunakan batre di pundaknya.

Melihat hal tersebut, dokter disana langsung meghampirinya “kau masih harus istirahat, tubuhmu belum siap” sambil melakukan gestur menahan Reina.

Mendengar itu, Reina kemudian menjawa “aku tidak apa-apa dokter. Aku akan berjalan jalan sebentar”ucapnya. Tak bisa menahannya terlalu keras, ia pun memeperbolehkannya.

Diluar ruangan, Charo sudah menunggu Reina. “Bagaimana kabarmu?” Tanya Charo. Reina mengangguk tanda ia baik-baik saja.

“Ayo ikut aku. Ada yang ingin kutunjukkan” ucap Charo. Kebingungan, Reina pun mengikuti langkah Charo. Ia kemudian dibawa ke sebuah ruangan simulasi.

Charo pun kemudian mengaktifkan sebuah boneka latihan disana. “Karena kamu baik-baik saja, dan kamu menggunakan batre di pundakmu, ada yang ingin aku coba” ucap Charo.

“Ini adalah sebuah robot uji coba dengan Magnesia sebagai pelapisnya. Anggap saja dia ini adalah musuh terkuat yang kamu harus hadapi. Tugasmu adalah menjatuhkan boneka ini. Buat boneka ini terjatuh, maka kamu boleh keluar dari sini” ucapnya.

Mendengar tantangan itu, Reina kemudian bertanaya, “apa ini perlu? Untuk apa?” Tanyanya. Charo pun menjawab “Perlu, dan coba jatuhkan saja sekarang” tantangnya.

Reina kemudian menggelengkan kepalanya. Ia pun membuat pedang di kedua tangannya dan langsung menerjang boneka tersebut. Saat Reina siap menghajarnya, ia kemudian terpental jauh.

Usai terpental, Reina kemudian terbangun dengan kebingungan. “Tadi itu apa?” Tanyanya.

Charo pun tersenyum, dan lalu berkata “Kemarin kau tidak mampu menjatuhkan replika The Conqueror yang tiba-tiba menjadi besar. Refleksmu menjadi kurang dan semua serangan senjata yang kamu buat tak mampu mengalahkan mahluk tersebut” ucapnya.

“Sekarang, aku ingin kamu membuat senjata apa saja yang bisa menjatuhkan boneka ini” lanjut Charo. “Yang benar saja” timpal Reina sambil membuat tombak yang besar.

Reina pun kemudian menjulurkan dan manjangkan tongkat tersebut. Namun, berpikir dia mampu menjatuhkan boneka tersebut dari jauh, ia malah terpental dan boneka tersebut tidak bergeming sama sekali. Ia pun terpental cukup keras ke permukaan. “Masih belum. Ulangi lagi” ucap Charo.

Dengan penuh kekesalan, Reina mengeluarkan semua senjata yang bisa ia buat. Mulai dari plasma cannon, 2 pedang andalannya, pedang besar, atau bahkan tombak sekalipun.

Sayang semuanya tak berguna sama sekali karena boneka itu masih kokoh berdiri. Sejenak Reina benar-benar tak mengerti harus melakukan apa. Ia hanya bisa terengah-engah dengan kapsitas batre yang sudah berkurang jauh.

“Itu saja? Itu saja kemampuan yang dinobatkan sebagai seorang senjata rahasia? Apa dunia salah memilihmu?” Tantang Charo. Mendengar hal tersebut, Reina kemudian teringat sesuatu.

Ia melihat bagaiman Replika The Conqueror dengan mudah membuat sebuah bola gelombang yang mampu merobohkan dirinya. Ia pun kemudian beridi sekali lagi menghadap sang boneka.

Ia pun menaikkan tangannya ke atas dan mengonsentrasikan pikirannya. Charo terpelongo dengan pemandangan tersebut. Ia tidak tahu apa yang Reina rencanakan.

“Kau menyerah?” Tanya Charo. Reina tak menjawab sekalipun. Ia tampak fokus dengan boneka tersebut.

Tak lama ia pun menjentikkan jarinya dan betapa terkejutnya Charo melihat Reina mengeluarkan sebuah bola gelombang berwarna pink, menyesuikan warna bodysuit-nya.

Sontak Charo yang melihatnya kehilangan kata-kata. Seketika semua sistem robotik dalam tubuhnya ikut merinding melihat Reina mengeluarkan bola gelombang tersebut.

“Akhirnya…kau..berhasil membuat sesuatu yang menakutkan” ucapnya dengan mata berbinar. Di sisi lain, Reina benar-benar mengerahkan semua tenaganya. Semakin lama bola gelombang itu semakin besar dan menguat.

“Aku sudah muak denganmu boneka payah. Terima ini!!!!!” Teriak Reina sambil melontarkan boneka tersebut dan BOOM!!!!!

Ledakan bola tersebut cukup dahsyat sehingga menghancurkan ruangan simulasi. Semua orang di WDT juga tentu langsung menghampiri sumber ledakan, tak terkecuali Sir Paulo Mercy.

Semuanya terkejut kehabisan kata. Mereka disana menemukan Charo yang bodysuit nya berantakan dan Reina yang jatuh tak sadarkan diri.

“Dia kehabisan batrai tuan. Dia perlu istirahat maksimal” ucap seorang dokter yang menangani Reina. “Ada apa ini? Kenapa ini bisa terjadi?” Tanya Sir Paulo Mercy.

Dokter Mayfreed disana juga hanya bisa terdiam dan terkejut bukan main melihat Reina yang berhasil menghancurkan ruangan simulasi yang sulit hancur tersebut. Charo pun menghadap ke arah Sir Paulo Mercy.

“Tidak ada apa-apa. Hanya saja, akhirnya nomor 17 menemukan serangan terbaik yang bisa manusia andalkan dalam melawan kiamat” ucapnya tersenyum meninggalkan area. Charo pun ikut terkapar akibat ledakan tadi.

Mendengar fakta tersebut, semua orang pun langsung berbicara mengenai hal ini. Hari itu, segala kegiatan yang ada di WDT dihentikan.

Charo dan Reina segera diberikan treatment pemulihan diri. Semua orang disana dibuat bertanya-tanya dan penasaran dengan kekuatan baru Reina.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!