Episode 17: Chaos

Pagi ini, bagian luar di World Defense Tower atau yang biasa disebut WDT terlihat dikerumuni oleh banyak personel keamanan. Dengan kejadian pembobolan oleh orang tak dikenal, wajar saja jika hari ini pasukan keamanan tier S dikerahkan untuk menjaga tower tersebut.

Di tower atas, Sir Paulo Mercy sedang berunding dengan semua petugas operasional WDT, tak terkecuali Dokter Mayfreed dan Palaki Pedroso. Mereka semua tengah membahas tentang semua kejadian yang terjadi pada mereka beberapa waktu lalu.

“Sesuai informasi yang tim dokter dapatkan, mahluk ular yang sempat kita periksa adalah manusia dengan mutasi DNA dan gen yang sudah mengendap sejak lama. Kemungkinannya dia sendiri yang menginjeksikan obat pemercepat mutasi DNA” ucap dokter Mayfreed.

“Dengan hilangnya dia dan Ronan nomor 11, tentu membuat kita semua mesti bersiaga dengan apa yang akan terjadi dalam waktu dekat. Dan aku yakin, mereka yang menculik kedua subjek ini tidak lain adalah kelompok yang sama saat penyerangan di kota Metro terjadi” lanjutnya.

Semua orang disana tampak begitu memperhatikan ucapan Dokter Mayfreed.

“Lalu, apa yang spesial dari si mahluk ular itu? Kemampuan bertarungnya yang benar-benar mengadopsi semua ciri khas mahluk reptil. Ia bisa menembus apa saja menggunakan kuku besar nya yang tajam, bisa berganti tempat dengan objek di sekitar dan mampu bergerak dengan sangat cepat.

Kulitnya yang bersisik membuatnya ia sulit ditangkap dan sensor awareness diatas rata-rata miliknya tentu membuat ia menjadi musuh yang sulit ditaklukan” pungkasnya.

“Melihat kemampuan si mahluk ular yang ada di atas rata-rata, aku yakin komplotannya juga jauh lebih berbahaya. Sistem keamanan tingkat tinggi tower ini saja bisa dikalahkan dengan mudah. Yang jelas, semua Ronan juga akan turun tangan ke medan perang jika itu semua benar terjadi” ucapnya.

Di tengah rapat tersebut, tiba-tiba sebuah dentuman besar terdengar dari kejauhan. Dentuman itu sangat besar hingga gemanya menghancurkan seluruh kaca jendela tower WDT.

Semua orang yang ada disana juga ikut terjatuh dari kursinya inbas dari dentuman tersebut. “Inikah saatnya?” Tanya Sir Paolo Mercy dalam hati.

Dalam keadaan terkejut, ia pun segera berdiri kembali. “Kirim semua pasukan unit serangan ke kota Metro, tak terkecuali semua unit Ronan. Ada perang yang harus kita akhiri saat ini” ucapnya.

Mendengar itu, semua orang pun segera bergegas dan pergi menuju kota Metro.

Semua unit Ronan kemudian bergegas untuk menuju kota Metro. Dengan bantuan alat teleportasi, mereka pun mampu datang ke Kota Metro dengan secepat kilat. Saat mereka sampai, betapa terkejutnya mereka karena kali ini kota Metro telah hancur sebagian.

Banyak gedung-gedung hancur seakan-akan kejadian ini berlangsung sudah sangat lama.

“Apa yang terjadi?” Ucap Jules. Disana mereka kemudian disambut oleh sosok pemimpin jubah hitam seorang diri.

“Kau” ucapnya sambil menunjuk Reina. “Ikut aku”. Ancaman tersebut tentu membuat semua Ronan geram. “Siapa kau?” Tanya Jules dengan nada sinis.

“Tidak perlu tahu aku. Ak-“ belum sepat ia menjelaskan, sebuah peluru berhasil melubangi perutnya. Rupanya peluru tersebut datang dari Jules yang tanpa diketahui sudah membuat sniper di tangannya.

“Lucu sekali kau” ucapnya. Sang pria pun kemudian melepaskan jubahnya. Sosok pria tersebut adalah seorang kakek kakek tua dengan badan yang super berotot.

Ia pun kemudian tertawa “hahaha. Geli sekali” tak lama sosok si kakek itu sudah ada di tengah-tengah mereka. “Membosankan” saat itupun sebuah gelombang mementalkan semua Ronan. Gelombang itu sangat kuat hingga banyak Ronan terpental jauh.

Tak lama dari gelombang itu diluncurkan, datanglah segerombolan monster yang entah datang darimana. “Sibukkan diri kalian dengan ini. Aku akan membawa robot ini” ucapnya sambil mendekati Reina.

Reina yang masih tersungkur masih tak kuat untuk berdiri. Ia pun kemudian dihalangi oleh Charo.

“Tak boleh ada satupun yang boleh menangkapnya” ucapnya sambil melakukan posisi bertahan dengan kedua pedangnya. Si kakek yang hendak menyerangnya pun kemudian diserang dengan cepat oleh Charo.

“Nomor 17! Lari!” Ucap Charo. Reina pun mengiyakan dan segera kabur ke tempat yang lebih aman menggunakan jet di kakinya.

Terjadilah pertempuran yang hebat antara Charo dan si kakek tersebut. Si kakek yang punya senjata gelombang terus melancarkan gelombang demi gelombang. Charo yang punya kecepatan tinggi mampu menghindari serangan tersebut meski ia juga tidak bisa menyerang si kakek.

“Menganggu saja!” Si kakek yang jadi semakin kesal kemudian menangkap Charo dengan mudah. Terkejut, Charo hanya bisa pasrah. Si kakek yang sudah siap meledakkan Charo kemudian menembakan gelombang besar.

“BOOM” ledakan tersebut sangat dahsyat, membuat Reina menoleh ke belakang. “CHAROOOO!!” Teriaknya.

Namun, bukannya meledak, ledakan itu berhasil ditangkis oleh Diane yang dengan sigap membuat tameng tepat di depan Charo. “Ka-kau” ucapnya terbata-bata.

“Kita alihkan serangan orang ini. Biar nomor 17 mengurus yang lain” ucapnya. Charo pun mengiyakan. Iya kemudian melepaskan dirinya dari genggaman si kakek.

Kaget dengan serangannya yang bisa ditangkis, si Kakek kemudian melepaskan bajunya. “Hahaha. Tak kusangka kalian cukup hebat. Tapi, itu bukan apa-apa.

Aku masih punya banyak senjata untuk kalian” teriaknya. Si kakek kemudian menghirup semua yang ada disana. Tarikan nafas tersebut sangat kuat hingga membuat semua Ronan dan unit serangan WDT lain yang sedang melawan monster pun sempat terjeda.

“Inilah ledakan sempurna milik Regedon” ucap Green Snake yang tiba-tiba datang di sebelah Reina. Tentu Reina juga jadi kaget melihat si ular sudah di sampingnya.

“Kaulah yang aku cari” ucapnya sambil menjilat lidahnya sendiri. Reina pun menjauh sejauh mungkin.

Sesaat setelah Reina menjauh, ia melihat Regedon, si kakek yang juga pemimpin kelompok jubah hitam, sudah mengumpulkan bola gelombang besar. “Kalian semua akan mati” ucap si ular. “AWAS LEDAKANNNN!!!” Teriak Jules.

Semua orang disana pun berlari sejauh mungkin, tak terkecuali Charo dan Diane. Sambil menerjang ke arah Reina, ia kemudian menculik Reina entah kemana “kau ikut aku” ucapnya.

Keduanya pun menghilang cepat menggunakan teleport.

Tak lama kemudian, Regedon pun menembakkan gelombang tersebut dan BOOMMM. Ledakan ini adalah ledakan paling besar yang pernah kota Metro rasakan. Semua Ronan yang ada disana terpental jauh.

Semua bangunan yang tadinya sudah hancur kini semakin hancur.

Regedon pun kemudian melihat sekeliling kota Metro. Ia tak menyangka kalau dirinya saja sudah cukup membuat kota ini berantakan.

“Kota ini tidak pernah belajar. Memang sudah sepantasnya manusia punah” ucapnya. Saat ia sedang melangkah sambil melihat banyak monster menghancurkan isi kota, ia kemudian didatangi oleh satu Ronan.

“Mau kemana kau?” Ucapnya. Saat Regedon berbalik, ia didatangi oleh Rendo, Taz dan Jules yang sudah siap menyerangnya. Pemandangan tersebut tentu menarik untuknya.

Ia tak menyangka setelah ledakan besar yang ia ciptakan barusan, tidak membuat beberapa Ronan ini kehilangan kesadaran dan malah menantangnya. “Heh. Kalau kalian mati, jangan salahkan aku” ucap Regedon bersiap. Mereka pun bersiap untuk melakukan pertarungan 3 lawan 1.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***