Sesampainya Reina di gua tak berpenghuni tersebut, dia hanya bisa terduduk. Dia memang sudah tidak lagi seperti manusia normal, namun dia masih merasakan kecemasan dan takut yang luar biasa.
Dia memang sudah bukan manusia seutuhnya lagi, namun kesadaran dan insting untuk bertahan hidupnya jauh lebih baik dari RONAN lain. Saat ia masih kebingungan, kesadaran dia pun muncul memberikan memori- memori tepat sebelum ia kecelakaan.
Bayangan bertemu dengan Miro, masih melakukan sarapan dengan ayah dan ibunya, pergi ke sekolah. Semua bayangan itu menjadi satu dan menimbulkan sakit kepala yang cukup hebat.
Sesaat dia melihat tangannya yang kini adalah tangan robot, akhirnya Reina kini sepenuhnya sadar kalau dia kini adalah seorang cyborg. Sekarang dia memang tidak bisa menangis lagi tapi raut mukanya memperlihatkan sakit hati yang sangat mendalam.
Dia juga menyesal tidak memberikan semuanya ketika ia masih hidup menjadi Reina si gadis SMU. Saat itulah Reina tersadar kalau dia hanya bisa melanjutkan hidup sebagai pasukan paling mematikan di bumi.
Ia pun segera menata kembali emosinya yang juga tercampur aduk dengan program yang diselipkan oleh Dokter Mayfreed. Reina pun keluar untuk menghadapi sang monster. Terlihat dari kejauhan kalau sang monster sudah sangat siap menghancurkan Reina.
Satu persatu peluru gattling gun ditembakkan oleh sang monster, sembari berlari ke arahnya. Reina pun dengan sigap mampu menghindari serangan tersebut. Reina yang masih menghindar dari serangan sang monster tiba-tiba terhempas akibat tebasan sang monster.
Reina yang terjatuh pun bangkit dengan tergopoh-gopoh. Badannya sudah sangat kacau. Masih tidak puas, sang monster juga kembali melempar Reina hingga mengenai sebuah pohon besar.
Reina sudah sangat kewalahan. Dia hanya bisa tersungkur sambil terdiam. Sang monster pun berlari ke arah Reina untuk menghampirinya.
Namun sesaat sang monster siap menerkam Reina, dia akhirnya menciptakan senjatanya sendiri. Dari tangan kanannya ia kini memunculkan pedang yang cukup besar. Reina pun bangkit dan menghempaskan serangan pertamanya.
“Kalau kau ingin aku mati disini, kau hanya akan mendapatkan kekecewaan. Kuakhiri semua ini sekarang juga!!” Teriak Reina. Tebasan pedang tersebut langsung membelah sang monster menjadi dua.
Sontak semua orang yang ada di ruangan peneliti terkejut, tak terkecuali dokter Mayfreed yang hanya bisa terdiam tak bergerak. Karena sang raja monster mati, semua monster yang ada disana keluar dan menyerang Reina.
Dokter Mayfreed yang khawatir pun langsung meneriaki staff disana “JANGAN LEPASKAN MONSTER LAIN. DIA HANYA PUNYA SATU SEN-“ teriakan tersebut terhenti ketika melihat Reina kini mengubah pedang besar tersebut menjadi dua pedang.
Reina juga mengubah bagian kakinya menjadi roket yang membuatnya sangat cepat. Dengan cepat, Reina langsung menghabisi semua monster disana.
Namun sayang, sebanyak apapun Reina melawan, monster-monster lain datang silih berganti. Reina yang kini juga telah kelelahan dan fokusnya mulai buyar hanya bisa terengah-engah.
Ia hanya bisa memanfaatkan batre yang ada di bahu kirinya. Saat semua monster ingin menerkam Reina, simulasi dihentikan dan para monster tersebut juga diberhentikan. Reina yang sangat kelelahan akhirnya terkapar.
Sontak tim petugas pun datang dan membawa Reina dengan tandu. Dokter Mayfreed yang hanya bisa terdiam, kembali ke kesadarannya sambil tersenyum.
“Kita tidak perlu lagi menerka-nerka. Kemenangan umat manusia sudah pasti di tangan kita” gumamnya. Reina yang kelelahan pun akhirnya dibawa dan dimasukkan kembali ke sleeping pod.
Disana ia juga diberikan treatment untuk menyadarkan kondisinya ke 100%. Disana Reina hanya bisa mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
Tidak pernah disangka kalau dia mampu menciptkan senjata, let alone menciptakan senjata lain dan utility tools yang ia buat secara bersamaan.
Di lantai paling atas, tepatnya ruangan direksi, Dokter Mayfreed juga ditanyai perihal ini oleh pemimpin World Defense Tower, Sir Paolo Mercy, karena sejatinya RONAN hanya bisa membuat dan menggunakan satu senjata.
Dan ia juga ditanyai perihal apakah hanya RONAN nomor 17 saja yang bisa memiliki kesadaran. Dengan muka yang sedikit kebingungan, dia pun mencoba menjelaskan sambil menelaah kejadian tadi.
“RONAN sendiri dibuat untuk memaksimalkan kemampuan bertarung tiap manusia. Dengan menggabungkan insting manusia dan Magnesia (energi dari planet lain), kita bisa memliki kesempatan untuk menang dari The Conqueror.
Seharusnya, semua RONAN lama kelamaan akan punya kesadaran sendiri. Tentunya yang masih bisa kita kontrol agar menjaga mereka dari overtaking, yang sangat bisa mengganggu kita semua” ujarnya.
Dokter Mayfreed pun lalu beranjak dari kursinya dan memandang ke arah luar jendela sambil berkata “sedangkan subjek nomor 17 adalah subjek spesial. Tidak seperti subjek lain yang memang kita ajak dengan sukarela, dia adalah korban kecelakaan yang sekarat.
Dari situlah aku bisa menyimpulkan kalau insting survival miliknya bekerja lebih baik dari RONAN lain. Program yang aku buat juga memang sangat cepat dalam beradaptasi. Semakin hebat insting bertahan hidupnya, semakin cepat pula ia memiliki kesadaran sendiri” sambungnya.
Ia pun menoleh ke arah Sir Paolo dan melanjutkan perkataanya. “Untuk soal menciptakan lebih dari satu senjata dan menciptakan roket di kakinya, aku juga tidak mengerti. Aku memprogram semua RONAN untuk punya porsinya masing-masing.
Tapi, hadirnya subjek nomor 17 membuatku lega. Setidaknya ia masih jauh dari overtaking, dan ia juga masih bisa kita pelajari secara bertahap” lanjutnya. Mendengar itu, Sir Paolo hanya bisa terdiam dan mengiyakan.
Ia pun kemudian berkata “Kita boleh senang dengan hadirnya subjek nomor 17. Namun, kita harus ingat. Jangan sampai kita kehilangan subjek nomor 17 seperti kita kehilangan subjek nomor 0. Kalau sampai itu terjadi, manusia tidak akan pernah menang dari The Conqueror.” Ucap sang pemimpin.
Dokter Mayfreed pun mengangguk dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
Di tempat yang lain, Reina kini masih tak sadarkan diri. Melihat kondisinya yang sudah stabil, Dokter Mayfreed pun menghampirinya. Sesaat setelah perangkat sleeping pod dimatikan, Reina pun kemudian terbangun.
Disana ia sudah dihampiri oleh sang dokter. Dokter Mayfreed pun bertanya “Halo. Boleh ku tanya siapa kamu?” Tanya sang dokter dengan raut muka penuh senyuman.
Reina yang masih kebingungan, beranjak dari pod miliknya. Ia melihat ke arah cermin untuk beberapa saat. Ia juga melihat nomor 17 di dada kirinya.
Ia pun menjawab pertanyaan dokter Mayfreed dengan lantang “RONAN-17. Siap menjalankan misi”. Dokter Mayfreed pun tersenyum lebar dan berkata “Mari kita selamatkan dunia bersama” ucapnya dengan penuh percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments