Setelah alarm sampai ke semua Ronan, mereka pun segera menuju ke tempat tersebut. Saat itu juga Reo dan Reina segera bergegas untuk pergi. Namun sayang, ketika mereka baru saja beranjak dari kursi, tiba-tiba “BOOM”.
Ledakan dahsyat tersebut mengagetkan semua yang ada disana. Reo dan Reina juga terkena hempasan dari ledakan tersebut. Kantor polisi yang mereka tempati juga langsung hancur tak bersisa.
“Nomor 17!! Kamu tidak apa apa kan?”. Reo yang bangun dari ledakan tadi segera menghampiri Reina. Disana Reina hampir kehilangan kesadaran.
Reo yang bersusah payah untuk bangun akhirnya menjangkau Reina dan mengangkat tubuhnya ke bahunya. Disana Reina tak mampu berkata-kata. Sistem robotiknya juga masih melakukan reset ulang akibat ledakan yang baru saja terjadi.
Reina yang berusaha menyambungkan sistemnya akhirnya bisa sadar kembali dan melihat wajah Reo yang ada tepat diatasnya dengan penuh kekhawatiran.
“Kamu tidak apa apa kan?” Tanya Reo yang berusaha menyadarkan Reina. Reina hanya bisa mengangguk kecil.
Reo yang menyadari Reina masih bisa terbangun memeluknya. Setelah memeluk Reina, Reo pun teringat kalau mereka ada di situasi genting.
“Apa kau masih kuat berjalan?”tanya Reo. Reina pun berusaha bangun dari pangkuan Reo. Mereka pun berdiri dan segera berlari ke arah ledakan yang ternyata sangat dekat dengan jarak mereka.
Disana mereka juga bertemu dengan Chips yang sedang berada disitu.
“Kalian juga ada disini? Tak ada yang terluka kan?” Tanya Chips. Reo dan Reina mengiyakan.
“Aku melihat ada pria berjubah hitam di atas sebuah gedung. Tadinya aku akan menghampiri dia. Namun tak lama dia terjun ke bawah dan membuat ledakan disini” jelas Chips.
“Apakah jatuh banyak korban?” Tanya Reina. “Aku tak bisa memastikan itu. Tapi situasinya jauh dari kata baik-baik saja” pungkas Chips.
Lalu tiba-tiba munculah seorang pria berjubah hitam. Dengan tangannya yangan dilapisi peledak dimana-mana, sang pria pun melepas jubahnya. Semua orang yang ada disana terkejut menyaksikan tubuh sang pria yang dilapisi semua peledak yang bisa kamu bayangkan.
“Kau targetku. Ikut aku sekarang atau kuhancurkan tempat ini” ancam sang pria. Mereka pun hanya terdiam. Sontak Reo pun mengeluarkan gattling gun ciptaanya.
“Siapa kau? Mau kuledakkan langsung dirimu, hah?” Reo juga tak mau kalah. Dia malah mengancam balik sang pria misterius.
Sang pria tampak tidak menggubris dan malah mendekati Reina. Seketika dia pun menembak sang pria. Namun, pria itu masih bisa berjalan dan menepis semua tembakan yang Reo keluarkan.
Sang pria pun berlari ke arah Reina. Namun sebelum bisa menyerangnya, sebuah palu besar menghantam sang pria hingga tersungkur jauh.
“Dasar orang tidak sopan” ujar Chips setelah melayangkan palu miliknya. Reina yang melihat kesempatan ini segera membuat sebuah plasma blaster berukuran sedang di lengannya.
Chips dan Reo yang melihatnya hanya bisa takjub.
“Aku tidak ingat kau punya itu. Kerja bagus, nomor 17” ucap Chips sambil tersenyum.
“Kita unggul dalam jumlah. Kulihat dia bukan lawan yang payah. Reo, kuharap kau menembakkan pelurumu tanpa henti.
Nomor 17, pancing dia untuk melepaskan semua peledak di tubuhnya. Biar aku yang nanti mengakhiri semua ini” ucap Chips.
Mendengar strategi tersebut, Reo dan Reina mengangguk. Tak lama kemudian, sang pria terbangun. Terlihat ia mengeluarkan semua bom yang ada di lengannya dan membuatnya seperti cambuk.
Dengan penuh semangat, ketiganya pun maju menghadapi sang pria. “SERANGGG” seru Chips sambil melaju kenjang.
Di tempat lain, Eve, Tiff dan Rendo akhirnya tiba. Disana ia melihat Diane yang terkapar dan Daka yang babak belur. “Ahhhhh!! Kenapa mereka berakhir seperti ini” teriak Eve ketakutan.
Sambil melihat luka di tubuh Daka, seketika Rendo bersiap. Entah insting atau apa, Rendo kemudian mengeluarkan tongkat petir miliknya dan berhasil menangkis serangan dari si monster ular.
Ternyata dia masih ada disini, menunggu kedatangan Ronan lain. Eve dan Tiff segera mengeluarkan rollerblade mereka.
“AHHH. Kalian bukan yang aku cari” sang monster berteriak histeris dan tampak sekali mukanya begitu kecewa.
Rendo pun bersiap dengan senjatanya, sambil menanyakan beberapa hal kepada sang monster. “Apa yang kau lakukan pada kawananku?” Tanyanya.
“Ah, tidak penting. Sekarang aku tidak dalam mood untuk bertarung denganmu” jawabnya santai.
Merasa diremehkan, Rendo tersenyum sinis dan mulai mengayunkan tongkatnya. Sang monster pun terkejut dan masih bisa menghindar.
Namun tak seperti yang ia duga, si tongkat listrik mampu memanjangkan ukurannya dengan balutan listrik. Listrik tersebut berhasil mengenai sang monster.
“AHHH. Hentikann hentikan!!” Teriak sang monster ular. “Kalian berdua! Sekarangggg!!” Teriak Rendo. Sang monster yang masih disambar listrik kemudian dilibas habis oleh si kembar.
Mereka berdua mengelilingi sang monster. Dengan kecepatan luar biasa, mereka berhasil membuat gelombang listrik yang lebih dahsyat.
Dengan gelombang listrik yang berhasil diciptakan si kembar, dan dipadukan dengan listrik yang dialiri oleh Rendo, kekuatan listrik yang dialiri semakin membesar.
Merasa sudah sangat banyak, Rendo pun memerintahkan Eve dan Tiff untuk keluar dari gelombang tersebut. “SEKARANG!!” Teriaknya.
ketiganya pun segera menghindar dan BOOM. Ledakan listrik besar tadi menghanguskan sang monster. Terlihat sekujur badannya tampak gosong.
Mereka bertiga pun meredakan senjatanya. Rendo yang menyimpan kembali senjatanya merasa kebingungan. Badan sang monster terlihat berbeda.
“Kita berhasil kan??” Tanya Eve. Rendo hanya bisa terdiam. Ada yang sangat aneh disini.
Ia tidak menyangka kalau tubuh sang monster yang kini telah terbakar habis punya perawakan yang sama dengannya. Sontak ia pun terkejut melihat ke arah tubuh Daka yang sudah tak lagi di posisi seharusnya. Kaget, ternyata sang monster berdiri tepat berada di belakang Rendo.
“Lucu sekali. Kau kira aku lawan yang mudah” ucapnya sambil tertawa sinis. Semua orang disan kebingungan.
Ia tak memiliki luka sama sekali. Dan mereka semua pun sadar kalau tubuh yang mereka ledakkan adalah tubuh Daka.
Eve yang begitu kaget langsung drop. Sistem di tubuhnya mendadak tak stabil.
“Kuatkan dirimu Eve! Tiff, bawa Diane ke markas. Biarkan dia jadi milikku” titah Rendo. Tiff yang masih bisa berdiri mencoba menguatkan Eve yang sangat terpukul.
“Kita pulang dulu sekarang. Kita bawa nomor 12 ke markas” ucap Tiff menguatkan rekannya. Mengangguk , mereka berdua pun akhirnya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan penuh.
Rendo yang sudah sangat tidak tahan akhirnya membuat kembali senjatanya. Kali ini tongkatnya lebih kuat dan aliran listriknya lebih berantakan, bak mewakili amarahnya.
Sang monster yang berada di hadapannya tersenyum lebar melihat ini.
“HAHAHAHA. Kau ini bukan manusia lagi. Kau hanya robot PAYAH. Tak usah marah begitu” tantang sang monster.
Dengan tenang Rendo menjawab. “Diam jelek” sambil menatapnya dengan sangat murka.
Dengan cepat ia pun menjulurkan tongkat tersebut. Cepat sekali sehingga sang monster tak mampu menangkis. Semua serangan Rendo berhasil masuk dan ia pun tak bisa dijangkau karena dirinya memanjangkan tongkat miliknya.
Mencoba tenang, sang monster berhasil menangkap tongkat tersebut dan kemudian berhasil berlari diatas tongkat dan hampir mencabik muka Rendo.
Untungnya Rendo dengan sigap menggoyangkan tongkatnya hingga sang monster terjatuh kehilangan keseimbangan.
Rendo yang segera menjauh lalu menanyakan kembali niat sang monster “Darimana kau?” Tanyanya dengan sinis.
Sang monster hanya mampu tersenyum lebar. “Darimana saja boleh!!” jawabnya yang langsung menyerang Rendo.
Pertarungan keduanya pun berlangsung sengit dengan masing masing yang pada akhirnya serangan keduanya berhasil mengenai masing-masing.
Terkejut, sang monster pun agak sedikit terdiam dengan Rendo yang berhasil melukai tubuhnya. Meskipun sedikit, itu artinya Rendo berhasil menemukan titik kelemahannya.
“Sudahlah. Lebih baik kau pulang sebelum aku semakin melukaimu” ancam Rendo sambil mengayunkan tongkatnya.
Sadar dalam posisi terdesak, sang monster pun tertawa lebar sambil berkata “HAHAHA. Kita baru mulai robot payah. Ini akan berlangsung buruk sekali” ucapnya sambil bersiaga untuk kembali menyerang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments