3 tahun berlalu,
"SAYAAAA BILANGGGGGGG KELUAAAAAARRRRRRR!!!"
Begitulah suara mercusuar berbunyi, eh salah deng. Bunyi toa masjid, bukan yang jelas itu suara dari nenek lampir. Si ibu kontrakan yang memiliki suara setinggi 3 oktaf.
Kalian mau tahu, kenapa aku bisa diusir dari rumah sewa? Karena sejujurnya aku itu sudah nunggak pembayaran kontrakan sampai 5 bulan lamanya, maklum lah ya buat ku secara aku itu si shopaholic.
Adakah dari kalian yang tahu apa itu shopaholic? shopaholic sendiri adalah seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk berbelanja sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk berbelanja meskipun barang-barang yang dibelinya tidak selalu ia butuhkan.
Ya, itulah yang terjadi sama diriku. Berkat kegilaan hasratku yang tidak pernah bisa ditahan, mampu menjungkir balikan kehidupan ku seperti saat ini. Di mana aku harus terlilit hutang yang jumlahnya cukup fantastis.
Bahkan hanya untuk membayar sewa tempat tinggal saja, aku sampai menunggak selama 5 bulan lamanya, dan alhasil berujung pada pengusiran sang pemilik kepada ku.
Nasib!
Jujur saja ini tuh sudah tengah malem, tapi sialnya aku malah harus nyeret-nyeret dua buah koper besar yang mahal nan mewah ini untuk segera mencari tempat baru. Dengan sisa uang seadanya yang ku miliki. Aku hanya berharap ada tempat tinggal yang kecil dan nyaman, terutama yang pasti murah tentunya.
Yakali jam segini masih ada yang buka, mengingat ini tuh sudah tengah malam.
Ya kali ada orang yang masih belum tidur jam segini. Alhasil, kumerogoh saku jaket. Berharap sahabatku mau membantu untuk sementara, setidaknya mengizinkan diriku untuk tinggal ditempatnya sementara waktu sampai aku mendapatkan pekerjaan, dan uang lebih untuk mencari tempat sewa baru.
"Halo"
"Muti, bolehkan aku menumpang dirumahmu?"
"Rumahmu memangnya kenapa? ada kecoa atau kebakaran?"
"Tidak, tidak. Hanya saja aku .. Hem .."
"Aku tahu, kau pasti diusir oleh si nenek sihir itu, kan!"
Aku mengangguk sambil terkekeh, namun itu tidak bisa dilihat oleh Mutia.
"Hah, baiklah datang dan menetaplah di kamar sewa ku."
"Terimakasih mut, kau mem-"
Tut.. tut.. tut
Mutia memutuskan sambunganya secara sepihak tepat sebelum gue menuntaskan ucapan, lalu gue menyerit bingung setelah menjauhkan ponselnya dari telinga dan berkata.
"Dasar si kampret! Untung sayang, untung sohib lu." Umpat gue.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya gue tiba dikamar sewa Mutia. Dengan tubuh yang sudah kelelahan, ditambah dengan keringat yang bercucuran dipelipis gue tak mampu membuat gue putus asa.
"Haus, bagi minum dong?" pinta gue.
"Dih manja, ambil sendiri lah. Emang gue babu lu." Sahut Mutia.
Gue hanya mengerucutkan bibir, "Jadi lu mau cari tempat sewa baru?" Tanya Mutia saat gue tengah menenggak air mineral.
"Maunya sigitu? Tapi kamar sewa lo juga lumayan luas bisa lah kalo gue tinggal di sini, ya itung-itung meringkan uang sewa lu. Jadi kita bisa patungan tiap mau bayar." cetus gue.
Mutia tampak berpikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan gue. Akhir bulan nanti, uang sewa kamarnya akan naik 30% jadi lumayanlah kalo dibagi dua. Jadi pasti ia akan memiliki uang sisa dari yang seharusnya dibayar full.
"Boleh juga tuh ide lu. Tumben pinter biasanya lola kalo soal hitungan." ledeknya dan itu berhasil membuat gue sedikit jengkel.
"Sialan lo, malah ngeledek." Sarkas gue saat setelah melempar botol minum ke arah Mutia. Sumpah ya, begini jadinya kalo udah ketemu ama si Mutia, bawaanya pengen ngegas mulu.
"Gimana, setuju gak?" sambung gue.
"DEAL!!" seru Mutia dengan semangat.
***
"WOY,WOY LIAT SINI!" heboh Galang saat ia selesai membaca sebuah portal berita di mana headline news pagi.
Semua mahasiswa yang berada dikantin seketika menoleh, lalu seseorang bicara. "Ada apaan si Lang? heboh bener tuh congor."
"Berita panas tahun ini, presiden kita yang tampan dan gagah itu tunangan sama sekertarisnya sendiri!!" semua mahasiswa di sana terkejut.
"HAH!! SERIUS LU LANG!"
Galang merotasi mata malasnya, "coba aja lu liat tuh di potal berita emak lemes. Tulisannya aja, bahkan ampe digedein, segede gajah." Guyonnya yang tak lucu.
"Nih ya, gue bacain 'PRESIDEN OSH BARU SAJA SECARA RESMI MEMPERKENALKAN SANG CALON TUNANGANNYA DIHADAPAN PUBLIK!!' seperti yang kita tahu bahwa 3 tahun yang lalu mending sang ibu Negara baru saja berpulang kerahmatullah, namun tahun ini presiden kita kembali mengandeng sang sekertaris pribadinya untuk dijadikannya ibu pengganti dan calon ibu Negara selanjutnya. Selama ia menjalankan masa kampayenya, untuk periode ke-2 masa jabatannya. Sekian terima duit."
Krik.. Krik.. Krik.. Krik..
Seketika jangkrik pun bersuara, disekitarnya. Ya ampun kasihan sekali temanku ini. Saat setelah dia membacakan isi portal berita tersebut, dia melihat ke arah teman-temannya.
Astaga, dia dikacangin sama seluruh mahasiswa yang ada di sana. Karena setelah pemberitahuannya, seluruh mahasiswa di sana langsung tertuju pada portal berita tersebut.
"Sialan lo pada, gue dikacangin." Gerutunya sedangkan gue yang dari setadi memperhatian Galang hanya bisa tertawa. Jujur saja, si Galang itu cowok tulen tapi entah kenapa mulutnya seperti kaleng rombeng.
Galang mengangkat satu alis, "tawain terus temen lagi dikacangin." Gue tertawa lepas saat dia menyadari ekspresi muka gue.
Gue menghela napas pendek, "Gue tuh suka heran ya sama lo, Ko ada ya, anak laki tapi demen baca portal gossip kaya 'EMAK LEMES'." Gue menjeda ucapan gue "atau jangan-jangan elu salah satu admin-nya lagi?" selidik gue.
Pletak!
"Aww," ringis gue saat Galang mensentil kening gue.
Setan, emang tuh anak.
Gue mendelik tajam ke arahnya, saat gue lagi main perang dingin dengan Galang. Tiba-tiba si Anissa datang, ituloh yang nyanyi 'hmmm.. hmm.. hmm.. ampe 10 jam' kagak deng gue bercanda.
Itu mah Annisa-nya cantik, lah ini? Kalian nilai sendiri saja ya. Dia datang dengan napas yang terengah-engah. Abis ngapain dia pake engos-engosan, wah jangan-jangan abis ketauan mojok lagi nih anak ama dosen. Pikir gue begitu, tapi ternyata salah.
"Eh hah.. Dra.. Ituh hah... Ada-" seketikan ucapanya berhenti karena si Galang memotong pembicaraanya.
"Eh! Elu tuh kalo ngomong jangan pake desah apa? Gue jadi pengenkan?" pas dia ngomong begitu semua temen gue langsung nimpukin dia pake kacang.
Berasa kaya lagi liat topeng monyet, astaga aku ngakak. Emang paling dah temen-temen gue kagak ada yang beres. Kecuali, gue.
Nisa berkacak pinggang, "Serius ***. Gue ngomong!" sahutnya rada kesel.
"SERIUS UDAH BUBAR!!" kata kita semua secara kompak. Eh yang di ledekin, malah ngambek ngejogrok dipojokkan. Lah dia baper.
"Bercanda elah nis."
Nisa mendelik tajam, "tapi gue serius kali ini. Si Andra, di cariin sama pria-pria berbadan tegap." Gue langsung menegang saat itu juga.
Gue mendekatkan badan gue, "siapa? Siapa yang nyari gue?" Tanya gue berbisik.
Nisa memajukan wajahnya, lalu dia berkata. "DEP-KO-LEK-TOR." Saat kalimat itu terucap mata gue membulat.
DEG!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Titin rifai
thor'y anak ghaullllll👍👍
2020-04-12
0
ဣӂ꧂✪ⓝⓘⓣⓐ ⓚⓘⓜ ӂ
Keren sih.. Tp kenapa g menggunakan bahasa Indonesia aj misl aku g usah pkai kata gue kurang enak
2020-04-02
0
Khanza
up
2020-03-24
0