Saat mendengar kata depkolektor, mata ku membola dengan perlahan aku memalingkan wajah ku dan berusaha untuk menutupi muka ku dengan sebuah buku.
Saat aku hendak bangkit dari posisiku sekarang dan berniat untuk kabur dari sini. Tapi sialnya, simulut lemes Galang malah manggil nama ku dengan suara oktaf yang gak nangung-nangung.
"DRAA!!! WOY!!! DIIIIAAANNNDDDRRRAAAA!!!" seketika para depkoletor itu menoleh mengikuti arah yang dilihat Galang.
Hingga kemudian, "BOS, ITU DIA!!" seruan mereka yang bisa ku dengar.
Damn! Awas lo Lang gue bales nanti.
Secepat mungkin ku mengambil ancang-ancang dan bersiap untuk lari, sumpah jangan sampe aku ketangkep sama mereka. Karena kalo benar sampe itu terjadi, mau taruh dimana muka ku. Belum lagi, duit ku udah menipis. Mau bayar pake apa, pake daon. Kan gak mungkin.
Aku berlari kocar-kacir, karena tepat dibelakang gue mereka masih terus berlari mengikuti kemana pun gue pergi. Hingga akhirnya ku terjebak pada satu sudut lorong yang salah.
Damn! aku gak punya pilihan lain saat ini, alhasil aku masuk kesalah satu ruangan Dosen. Hingga suara, derap langkah kaki mereka menghilang, perlahan aku membuka pintu ruangan itu.
Membuang napas lega, saat mereka sudah tidak ada menjadi sebuah rasa syukur buat ku. Tapi itu tidak bertahan lama, hingga sebuah tangan menyentuh bahu ku.
Mendadak tubuh ku menegang, shit! Tangan siapa ini. Batin ku bersuara, saat hendak mengingat ruangan kerja siapa yang aku masuki itu. Mataku melebar, "Ini, Tadi.. itu," gumam ku.
Melirik sejenak mataku untuk melihat papan nama yang terdapat di samping pintu kayu ruangan ini. Mr. LOEY, S.H., MM mampus gue, inikan ruangan dosen yang paling mesum seantero kampus.
Hingga tak lama suara berat nan hulsky mengintrupsi ku untuk berbalik menghadapnya, "Diandra, apa yang kamu lakukan diruangan saya?"
Ku gigit bibir bawahku, lalu tak lupa aku juga merutuki diri sendiri. Astaga Diandra, elu itu keluar dari kandang buaya. Malah masuk kandang macan lagi sekarang, sial. Dengan perlahan aku kembali memposisikan tubuhku menjadi tegap, lalu akupun berbalik menatapnya.
"itu pak, tadi saya dikejar-kejar sama orang aneh. Hehe," jawab ku sambil cengengesan.
Dia menyerit, "Benarkah? Bukankah kau ke sini untuk memuaskan ku?" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya dengan nakal ke arah ku.
Meneguk saliva dengan susah untuk pertama kalinya gue lakukan, "hehe.. b-bukan pak. Kalo begitu saya permisi," pamit ku.
Hendak mau keluar, tapi sialnya tangan gue ditahan. Dengan refleks, aku berbalik menghadap lagi. "Ini buat kamu?" kata itu dosen sambil ngasih selembaran brosur wisata tour.
Seketika aku mengangkat satu asli mataku, "Apa ini pak? Bapak mau ngaja saya pergi berlibur?" dengan pedenya aku berucap.
Tak!
Ya, gue mendapat sentilan dari dosen mesum ini. Gue meringis kesakitan, lalu gue natap dia yang lagi tertawa. "Pede banget kamu. Itu saya kasih kau karena saya tahu kamu lagi butuh pekerjaan."
"Bapak tau dari siapa?" dia tersenyum lebar.
"Dari Stella."
Gue menerjap, lalu tiba-tiba tanpa sadar gue memiringkan sedikit kepala gue saat gue mulai mencurigai sesuatu. "Bapak." Ada penekanan di sini "Bapak jadian ama Stella!!" heboh gue. Dan benar saja sama itu dosen langsung dianggukin.
"Dia itu bisa buat saya senang, apa lagi diranjang." Seketika gue menerjap.
Tunggu! Apa katanya tadi, di ranjang? Ranjang? Seketika kata ranjang memenuhi otak gue. "BAPAK UDAH PERNAH ITU SAMA STELLA!!" teriak gue dengan refleks.
Lalu dengan cepat dia nutup mulut gue, "hustt.. diam nanti banyak yang tahu. Kalau kamu gak mau diam, saya gagahin kamu di sini sekarang!" ancamnya dan dengan cepat gue menggeleng.
Dih, ogah ya. Gue digagahin sama nih dosen mesum. Mending sama si Sehun, member exu. OMG! Mimpilu ketinggian Dra. Kini giliran otak gue yang berpikiran liar, sialan emang tuh dosen. Lalu tak lama dia mulai melepas tangannya dari mulut ku, sumpah bau jengkol tangannya.
"Lalu bapak, ngasih ini ke saya buat bantuin saya nyari kerjaan." Dia mangguk dengan wajah sok imutnya. Astaga kalo lagi gak inget dia siapa, udah gue gampar nih orang.
"Iya, lumayan gajihnya di atas UMR ko. Terus kamu dapet uang makan dan transport, karena perusahaan tour ini tuh punya temen saya. Namanya Nini. Dia lagi butuh orang banyak buat jadi tourguide, karena dia lagi kekurangan pegawai. Kamu tahu sendirikan, Negara kita ini lagi ramai-ramainya kedatangan wisatawan asing karena pak President kita yang muda dan gagah itu. Jadi dia kelimpungan, karena paket tour promo yang dia buat sama karyawannya." Tutur Mr. Loey dan gue cuman mangguk-mangguk gak jelas.
"Kamu jago bahasa asingkan? Soalnya saya sempet nanya sama Stella, kata kamu jago banget bahasa asingnya sampe-sampe kamu bisa ngombrol sama si guguknya Stella." Gue mendelik tajam. Sialan, gue dianggap dogi, ama tuh anak. Awas ya lu Stel.
***
Beberapa hari berlalu, dan kini aku udah berdiri depan sebuah perusahaan wisata tour yang beberapa hari lalu di jelaskan oleh Mr. Loey. Entah kenapa aku gugup banget saat mau masuk kantor ini.
Oia aku hampir lupa, kalian pasti bingung Stella itu siapa? Dia itu temen gue dari SMP emang sih, dia baik, tapi sayang mulutnya gak nahan. Sama kaya si Galang, dan tepat 2 hari yang lalu gue benaran mukulin Galang habis-habisan.
Sedangkan yang dipukul, dia malah ketawa ngakak kagak jelas. Dih ngeselin. aku memejamkan mata sejenak, lalu menghembuskan napas terakhir.
Eh, jangan berpikir setelah ini ku bakalan koit ya. Enggalah, yang aku maksud napas terakhir itu untuk membuang rasa gugup ku. Biar gak gerogi gitu.
Kling! Kling!
Aku sedikit terkejut saat pas buka pintu, ada bunyi lonceng sapi terdengar. Et dah, ini perusahaan apa ternak sapi. Suaranya begini amat gak sekalian, selamat datang di Indoapril, mei, juni pengen ngakak tapi ntar di sangka gila. Udahlah, aku abaikan saja.
"Ada yang bisa saya bantu?" kalimat sapaan yang sudah biasa di dengar.
Gue senyum ke cewe respsionis, "itu, saya ke sini mau melamar pekerjaan. Memangnya benar, di sini sedang membutuhkan banyak karyawan."
"Iya benar, mba-nya mau ikut ngelamar juga?" Gue mengangguk.
"Oh kalau begitu silahkan naik kelantai 2 saja langsung mba," ujar si cewe resepsionis itu. Tanpa basa-basi aku langsung jalan menuju lantai 2.
Saat tiba di sana, ternyata sudah banyak orang yang datang dan sepertinya sedang di jelaskan bagaimana cara bekerja di sini dan sistem pembayarannya. Dengan perlahan dan agar tidak menimbulkan suara yang berisik, aku mulai menduduki salah satu kursi di sini.
Setelah beberapa jam dijelasin aku akhirnya mendapat secara garis besar, bahwa aku hanya perlu datang absen. Lalu gak lama aku bakalan dikasih kelompok tour, dari si pemimpin ini. Bahkan rute tournya juga, udah ditulis di sebuah buku agenda. Dan terakhir akomondasi, si supir dan busnya juga milik perusahaan sendiri.
Jadi, intinya semua sudah di sediakan oleh pihak perusahaan dari biaya si penyewa jasa itu. Kalo satu orang ikut tour berkisar 5-6 juta dan sudah komplit, itu termasuk murah. Karena selain mereka akan berwisata ke 3-4 objek wisata pastinya mereka juga akan dapet, hotel, akomodasi transport dan bahkan dapet makan.
Gak heran kalo perusahaan wisata tour ini selalu menjadi yang terbaik, apa lagi kalo perusahaan wisata tour itu jujur. Wah, sudah bisa dipastikan mereka akan selalu mempunyai pelanggan tetap. Bahkan bisa jadi, mengantar tamu VVIP yang sedang berkunjung wisata ke Negara itu sendiri.
"Diandra," aku menoleh saat seseorang manggil.
"Iya, bapak manggil saya." Pria berkulit Tan ini tersenyum lebar.
Astaga, senyumanya manis banget.
Dia mendekat, "Minggu depan kamu mau ya menjadi tourguide pertama yang menemani para wisatawan asing itu?" dengan refleks gue nunjuk diri sendiri.
"Saya pak, dia mangguk. tapi kenapa bukan yang lain. Kan saya pegawai baru?"
Dia terkekeh, "Di sini gak ada sistem anak baru atau anak lama. Siapapun yang bersedia saya kasih upah. Kamu lupa ya, sama yang tadi dijelaskan." aku menyengir kuda.
"Kamu maukan?" Gue berpikir sejenak, "tapi kira-kira kemana rutenya pak?"
"Gak jauh ko masih di sekitar istana ke Presiden-an." aku membulatkan mulut. Namun detik selanjutnya aku melotot.
"APA!! KE ISTANA NEGARA!!" kejutku.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Lalik Fauzia
say aku udah cocol jempolku
2020-03-03
0