Satu persatu kepala divisi memperkenalkan diri dan juga jabatannya di perusahaan. Satu hal yang membuat Rico terkejut ketika Anton memperkenalkan Hana adalah sekretaris pribadi dari almarhum ayahnya. Dan Anton berharap Rico tidak merubah posisi Hana.
Kini Rico sudah berada di ruangannya. Belum juga sehari bekerja sudah begitu banyak berkas yang harus ia cek dan tanda tangan. Inilah kenapa dulu Rico menolak untuk menggantikan ayahnya.
Tok tok tok
"Masuk." ucap Rico.
Lalu masuklah orang yang mengetuk pintu tadi. Setelah Rico melihat ternyata Hana. Setelah lama tidak berjumpa tercipta kecanggungan antar mereka berdua. Hana yang awalnya ingin mengantarkan berkas hanya terdiam menatap presdir barunya.
"Ekhem." Rico sengaja berdehem untuk memecahkan kecanggungan "Ada apa?"
"I-ini berkas yang harus bapak cek!" Hana jadi terbata-bata berucap karena merasa gugup.
Hana meletakan berkas tersebut di atas meja dan ingin keluar setelahnya. Tapi Rico menahannya.
"Tunggu sebentar." katanya saat ia melihat Hana yang ingin menjangkau pegangan pintu. "Ada yang ingin saya bicarakan." sambungnya lagi.
"Silahkan duduk." setelah dirinya lebih dulu duduk di sofa.
Hana pun duduk di sofa depan Rico. Hana masih menerka-nerka apa yang ingin di sampaikan oleh atasannya. Semoga saja bukan tentang pemindahan posisinya batin Hana.
"Ada apa pak Rico?"
Rico membenarkan duduknya sebelum ia mulai mengutarakan maksudnya.
"Ini masalah hubungan kita Hana. Bukan maksud ingin mempermainkan pernikahan tapi saya benar-benar tidak bisa melanjutkan bersandiwara lagi!"
"Jadi bapak mengira saya bersandiwara menikah dengan bapak?" Hana merasa di rendahkan dengan perkataan Rico.
"Saya tidak tau maksud kamu kenapa waktu itu menyetujui menikah selain mengabulkan permintaan ayah saya. Tapi kamu tenang saja, karena pernikahan kita ini masih rahasia jadi kamu masih aman Hana dengan status mu. Tak akan ada yang tau kalau kau sudah menikah."
"Dan juga saya mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan kamu dengan mengabulkan permintaan terakhir ayah saya. Saya bersedia mengganti rugi jika kamu keberatan dengan keputusan ini." Ucap Rico panjang lebat mengutarakan isi hatinya. Berat baginya melanjutkan sandiwara ini. Apa lagi ia pikir untuk apa di lanjutkan toh ayahnya juga sudah tiada.
Hana merasakan sesak di dadanya. Dirinya sebagai perempuan benar-benar merasa di rendahkan harga dirinya. Tiada terasa air matanya menyeruak keluar dengan sendirinya. Bukan karena ia mencintai pria di hadapannya ini tapi kata-kata yang ia lontarkan sangat menyakitkan bagi Hana.
"Saya tidak mengerti jalan pikiran anda yang sangat sempit itu. Saya juga tidak mencintai bapak, tapi saya menghargai pernikahan ini. Meski awalnya niat saya ingin membantu pak Burhan tapi tetap saja pernikahan kita sah di mata hukum dan agama. Kenapa kita tidak belajar menjalaninya layaknya pasangan yang lain?" Hana emosi, dadanya semakin sesak terlihat dari ia bernapas yang seakan lari marathon.
Rico memijit pangkal hidungnya merasakan pusing akan sikap Hana. "Apa kamu mau menghabiskan sisa hidup kamu dengan orang yang tidak kamu cintai? Hana, tolong mengertilah hubungan ini tidak bisa di paksakan."
Hana masih terdiam mencerna ucapan Rico. Dia benar-benar tak habis pikir. Ya sudah lah jika memang tidak bisa di coba.
Hana menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya pelan "Baiklah jika itu jadi keputusan bapak. Saya tidak akan mempermasalahkannya."
"Terima kasih atas pengertian kamu Hana. Dan untuk masalah pekerjaan saya janji tidak akan memindahkan posisi kamu sekarang!" ujar Rico senang karena Hana mau mengerti
Meski sakit hati akan keputusan Rico tapi ia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya. Masalah ini malah membuat Hana semakin tidak percaya diri. Kini ia tersadar siapa dirinya dan juga kedudukannya. Bukan karena ia sudah mencintai atau mulai suka dengan Rico.
Merasa tak ada lagi yang di bicarakan Hana ijin meninggalkan ruangan dan menuju mejanya. Sesampainya di kubikelnya, Hana masih belum percaya kalau belum apa-apa dirinya akan menjadi seorang janda perawan.
"Huffttt." Hana meniup poni rambutnya memainkannya. "Gambate Hana." ucapnya menyemangati diri sendiri. Tidak lama pak Anton datang dan singgah sebentar berbincang-bincang dengan Hana sebelum ia masuk keruangan presdir. Meja Anton satu ruangan dengan presdir dan terletak di pinggir.
Baru saja Anton akan mendaratkan dirinya duduk di kursi kebesarannya, Rico sudah memanggilnya.
"Pak Anton, kapan lagi kita akan bertemu dengan investor dari Jepang itu?" Rico teringat proyek terakhir yang di kerjakan almarhum ayahnya.
"Sesuai kesepakatan waktu itu, dua bulan lagi pak!" jawab Anton.
"Pak Anton ..." Rico ragu apakah ia harus memberitahu keputusannya tentang pernikahan kemarin. Anton nampak menunggu Rico melanjutkan ucapannya. Setelah melalui peperangan batin akhirnya Rico memutuskan untuk mengatakan semuanya pada Anton.
"Bisakah pak Anton mengurus perceraian saya!"
"Maksud bapak?" Anton masih belum bisa mencerna arah bicara Rico hingga membuatnya menanyakan kembali kata-kata Rico barusan.
"Pak Anton tolong urus surat cerai saya dengan Hana. Tapi semuanya harus di rahasiakan." Rico menjelaskan keinginannya.
Perintah Rico sontak membuat Anton terkejut jelas terlihat di wajahnya. "Kalau saya boleh tau apa alasannya pak?" Anton ingin mendengar alasan Rico membuat keputusan itu. Ya Anton tau kalau mereka menikah memang tidak berawal dari saling suka tapi bukan berarti harus bercerai.
"Pertama saya tidak bisa mencintainya. Kedua saya tidak ingin mengikatnya dalam hubungan yang tak pasti. Ketiga saya tidak bisa harus bersandiwara berlama-lama." Rico menjelaskan agar Anton paham kenapa ia ingin bercerai.
"Tapi pak kenapa kalian tidak mencoba untuk menjalaninya. Jangan gegabah mengambil keputusan pak!" Anton memberikan saran agar tak ada penyesalan nantinya.
"Maaf pak Anton keputusan saya sudah bulat. Saya hanya tidak ingin kami saling menyakiti nantinya." tegas Rico
"Baiklah pak. Saya akan segera mengurusnya. Kalau begitu saya pamit dulu." Anton keluar ruangan untuk mengurus perintah Rico meski pun dia menyayangkan keputusan Rico. Namun pak Anton juga tidak bisa memaksakan pendapatnya. Sebelum pergi pak Anton menemui Hana terlebih dulu. Nampak Hana sedang melamun.
"Ekhemmm!"
Hana nampak gelagapan karena ketahuan melamun saat jam kerja. "Maaf pak." ucapnya menyesal.
Pak Anton menarik sedikit sudut bibirnya. Dia bisa merasakan apa yang di rasakan Hana sekarang.
"Hana kenapa kamu tidak mencoba berjuang untuk mempertahankan pernikahan kalian?" selidik pak Anton.
"Saya sudah mencoba pak. Tapi pak Rico kekeh tetap ingin bercerai, saya bisa apa jika tidak di inginkan."
Pak Anton nampak mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Tidak apa-apa pak. Berarti jodoh kami hanya sebatas sampai di sini saja. Saya ikhlas kok pak." ucap Hana mencoba menenangkan pak Anton yang nampak kecewa.
"Hana maafkan lah Rico. Semoga kalian suatu saat akan berjodoh dan bahagia." Pak Anton menyempatkan mendoakan mereka berdua sebelum ia pergi mengurus permintaan Rico.
Hana hanya bisa tersenyum masam mendengar doa tulus dari pak Anton.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Nggak apa" Hana🥰aku yakin suatu saat dia akan menyesali keputusannya
2024-04-28
0
Selvi Tyas
semangat berkarya thor💪💪💪
2021-07-16
0
Badmas Renyaan Kay
semangat thor
2021-06-17
0