"Menikahlah dengan Hana!" pinta pak Burhan.
Hana dan Rico terkejut mendengar permintaan pak Burhan.
"Tapi yah...!" seakan tercekat suara yang ingin Rico lontarkan.
Pak Burhan menatap Hana dengan dalam, dari tatapan matanya Hana tau pak Burhan sangat berharap Hana setuju permintaannya.
Hana merasa serba salah, di satu sisi ia ingin menolak namun di sisi hatinya yang paling dalam merasa kasihan. Hana bisa merasakan wajah putus asa pak Burhan. Entah apa yang merasukinya, Hana menyanggupi permintaan pak Burhan.
"Baik pak. Jika itu bisa membuat bapak sembuh saya akan bersedia." ucap Hana mantab.
Rico terkejut mendengar pernyataan Hana. Di tariknya tangan Hana keluar dari ruangan.
"Apa maksud kamu. Huh!" Rico mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak habis pikir dengan keputusan Hana.
"Anda pasti sudah paham maksud saya tadi."
"Kamu pikir menikah itu perkara mudah? Kita kenal saja tidak." ucap Rico geram dengan keputusan sepihak Hana.
"Saya tau! Tapi, saya tidak tega melihat bapak tadi." terdengar kesedihan dari ucapannya.
Rico masih tidak percaya pada perempuan di depannya ini begitu mudahnya mengatakan iya. Saat mereka berdebat, pak Anton datang. Pak Anton langsung masuk kedalam ruangan menemui pak Burhan.
Sedangkan Hana terduduk di kursi setelah perdebatan tadi. Kenapa dengan mudahnya ia mengatakan iya? Hana pun tak mengerti.
Sedangkan Rico masuk kedalam menyusul pak Anton. Ia masih ingin membicarakan pernikahannya dengan ayahnya. Jelas saja Rico menolak. Selain mereka tidak saling kenal Rico juga tidak mencintainya.
Dengan menggenggam tangan ayahnya "Ayah. Ayah boleh meminta apa pun termasuk mengganti posisi ayah di perusahaan akan Rico lakukan." Rico menatap ayahnya memelas sebelum melanjutkan ucapannya "Tapi, Rico mohon jangan meminta untuk menikah dengan orang yang tidak Rico kenal dan cintai ayah."
"Nak, ayah sangat mengenalnya. Dia gadis yang baik. Dia pasti bisa membahagiakan mu." pak Burhan terbatuk setelah mengatakan itu.
uhukk uhukkk uhukk
"Presdir!" pekik pak Anton.
Pak Anton memencet tombol di samping tempat tidur pak Burhan. Tidak lama tim dokter datang memeriksa keadaan pak Burhan.
"Pak Burhan harus segera di operasi, jika tidak saya takut beliau tidak bisa bertahan." dokter menjelaskan kondisi pak Burhan.
"Lakukan dok yang terbaik untuk ayah saya." pinta Rico.
Namun pak Burhan menolak "Ayah tidak ingin di operasi lagi nak. Rasanya sangat sakit."
"Tapi Yah, hanya dengan cara itu ayah bisa bertahan." Rico putus asa melihat kondisi ayahnya yang semakin melemah.
Pak Burhan tersenyum dan berkata "Ayah hanya ingin melihat kamu menikah dengan gadis pilihan ayah. Hanya itu nak pinta terakhir ayah. Agar ayah bisa pergi dengan tenang!"
uhuk uhukkk uhukk
Pak Burhan semakin sulit bernapas setelah batuk. Rico merasakan dilema. Di satu sisi tidak bisa tapi disisi lain tidak ingin membuat kecewa ayahnya. Selama ini Rico selalu menolak dan membantah setiap keinginan ayahnya menjodohkan dengan gadis pilihan ayahnya. Dan ia juga menolak menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.
"Tuan, sebaiknya turuti kemauan pak Burhan untuk sekali ini saja." pak Anton buka suara juga setelah sekian lama hanya diam melihat setiap penolakan Rico.
"Tapi pak, masalahnya saya tidak kenal dan juga tidak mencinta gadis itu!" Rico kekeh dengan putusannya.
"Terserah tuan saja jika tidak bisa. Tapi jangan pernah menyesal jika terjadi sesuatu dengan Tuan besar." Anton berbalik menghadap pak Burhan. Dia merasa iba melihat kondisi Tuannya. Namun sayang ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sebaiknya tuan mencoba saran dokter tadi." ucap Anton
"Tidak, Anton. Cukup sudah aku merasakan sakit ini. Aku ingin pergi dengan tenang. Tidak merasakan sakitnya di beri anastesi atau meminum obat setelah operasi nanti."
uhukkk uhukkk
"Ayah!"
Rico nampak menunduk menahan air matanya melihat kondisi ayahnya yang semakin memburuk. Rico menarik napasnya lalu menghembusnya pelan seakan begitu berat beban yang di tanggungnya.
"Baiklah, ayah, Rico akan menikah dengan wanita tadi. Tapi dengan syarat kalau pernikahan ini harus di rahasiakan terlebih dulu. Biarkan kami saling mengenal satu sama lain baru setelahnya pernikahan ini di umumkan!" ucap Rico pada Ayahnya. Lalu ia bicara pada Anton "Carikan penghulu dan gadis itu sekarang juga pak Anton."
"Baik tuan. Saya permisi keluar." Anton pamit untuk mencari penghulu dan juga Hana. Anton menghubungi anak buahnya untuk mencari penghulu, sedangkan dirinya menemui Hana di kantin rumah sakit.
Hana sebelum ke kantin mengirimkan pesan pada Anton untuk menghubunginya jika pak Burhan akan di operasi.
Sesampainya di kantin pak Anton langsung menemui Hana yang sedang duduk sambil mencomot cemilan yang di belinya.
"Hana!" panggil Anton
Hana menatap arah suara yang memanggilnya "Ya, pak!"
"Aku ingin bicara." Anton masuk kantin dan duduk di kursi depan Hana.
"Mau minum?" tawarnya.
"Tidak. Waktu kita sangat sempit." Anton menatap Hana kemudian melanjutkan perkataannya "Tuan Rico bersedia menikah dengan anda! Saya harap nona masih tetap dengan keputusan anda tadi."
Hana mengerjapkan matanya berulang kali mendengar penuturan pak Anton. Tidak menyangka kalau Rico menyetujuinya juga.
"Saya masih tetap dengan keputusan tadi pak!" Hana yakin dengan keputusannya.
"Baguslah. Tapi, tuan Rico meminta status pernikahan anda berdua di rahasiakan dulu dari umum. Bagaimana?"
Hana nampak berpikir menimbang-nimbang akhirnya Hana mengiyakan syarat dari Rico.
"Tapi saya ada syarat juga pak?"
"Apa itu?"
"Apa pun yang terjadi nantinya antara saya dan pak Rico, tolong jangan pecat saya."
"Baiklah. Mari ikut saya nona karena acaranya sebentar lagi akan di mulai!" pak Anton berdiri dan berjalan keluar kantin yang di ikuti Hana dengan tergesa-gesa.
Sesampainya di ruangan pak Burhan, ternyata semua sudah di siapkan. Penghulu dan juga saksinya. Karena Hana yatim piatu maka walinya di wakilkan oleh penghulu.
*
Dan disini lah Hana dengan status barunya menjadi istri seorang Rico. Meski semua serba sederhana, tak ada resepsi namun Hana ikhlas jika apa yang ia putuskan mampu membuat orang lain bahagia.
Setelah melihat Rico menikahi Hana, pak Burhan mau menjalani operasi setelah di bujuk oleh Hana. Operasi berjalan dengan lancar. Saat ini pak Burhan masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi.
Melihat kondisi ayahnya stabil Rico memutuskan pulang ke apartemennya. Rico hampir melupakan keberadaan Hana jika saja Anton tidak mengingatkan.
"Tuan..!" serunya memanggil Rico
"Ya. Pak Anton. Ada apa?" tanya Rico masih belum sadar akan arah tatapan pak Anton.
"Maaf tuan, bagaimana dengan nona Hana?"
Rico menghela napasnya "Apa kau mau ikut pulang?" menatap Hana yang juga masih kebingungan.
"Boleh?" Hana ragu karena ia pikir mereka akan tinggal terpisah.
"Tentu. Kau adalah istri ku sekarang dan kamu juga tanggung jawab ku." Rico harus bisa bersandiwara di depan Anton.
"Baiklah." ucap Hana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
bunda aryuta
pasti rico brpikir jika hana mau menikahi,a pasti lrna harta
2021-06-22
0
Wes Paham
wah thor kui rico ojo sampek galak galak maring hana yo mesak ne hana yen di sio sio😋👍
tapak tilas wong jawa tengah AA
2021-06-14
1
Yulia Novita
di bab1, hana meminta restu ibunya saat akan interview tapi di bab 2 dibilang hana yatim piatu...., mkn maksudnya yatim aja kali ya thor krn nggak ada ayahnya lagi
2021-05-23
8