Beberapa hari telah berlalu semenjak kejadian *shock* berat yang kinnas alami ketika tak sengaja bertemu dengan seseorang di masa lalu nya yang kelam. Setelah kejadian tersebut, ia menjadi orang yang sedikit waswas dan beberapa kali melewatkan jadwal rapat di kantor. Tak satupun orang tahu tentang masa lalu nya, namun pasti banyak dari mereka bertanya-tanya mengapa reaksi kinnas sangat berbeda di hari rapat tersebut. Entahlah kinnas sendiri juga tak mau ambil pusing dengan dan menjelaskan keadaan nya dengan orang lain.
“ada yang bilang kata nya kamu waktu itu keluar ruangan rapat gegara si dirut muda itu mantan mu ya?” riri membuka percakapan saat makan siang mereka di kantin.
Kinnas tidak menyangkal dan tidak juga membenarkan. Ia bungkam seolah tidak terjadi apa-apa alias tidak peduli. Namun hebat juga desas desus orang-orang sampai bisa berfikir seperti itu. Keyra yang melihat perubahan raut wajah kinnas segera menyenggol sikut riri pelan, menyadarkan teman nya yang sudah kelewat batas.
“kalau lagi hamil gak boleh ngomong sembarangan, pamali” tegur keyra dibarengi cengiran khas riri.
“maaf nas tapi mba mau nanya, jadi gimana kamu waktu itu diantar sampai pulang atau ke rumah sakit? Kamu gak di culik trus di porotin supaya kamu bebas?” keyra bertanya dengan ragu, lebih tepat nya ia memastikan.
Wajah kinnas tampak serius menatap kedua teman nya sambil membawa nampan makanan, lalu ia berjalan mencari meja dan masih setia di ikuti kedua teman nya. tatapan kedua orang yang sedang mengekor tersebut tak luput dari seorang gadis yang sedang duduk mencari posisi untuk makan.
“mba kebanyakan nonton sinteron ya?” ujar kinnas mencairkan suasana. Keyra dan riri yang tadinya memasang wajah serius mendadak sebal melihat kinnas yang ternyata sengaja mengelabui mereka.
“tapi nas, siapa sih ternyata si mas-mas ganteng yang jemput kamu itu?” riri Kembali bertanya, lalu kinnas dengan enteng malah mengedikkan bahu.
“dia beneran kenalan ayah mu?” lanjut keyra.
“katanya sih temen ayah tapi gak tau soal nya pas sampai ke rumah aku langsung masuk kamar trus istirahat” jelas kinnas. Memang hal tersebut lah yang ia lakukan. Terlalu malas untuk mencari tahu tentang orang baru.
Setelah makan siang berlalu dengan berbagai macam obrolan, mereka Kembali melanjutkan pekerjaan. kinnas akan Kembali focus pada kerjaan nya. Sebenar nya kinnas sendiri tidak mengerti mengapa dirinya bahkan terlalu santai untuk dibilang orang yang sedang trauma. Tapi percayalah jauh dilubuk hati nya, kinnas sangat ketakutan.
Melihat seseorang yang meninggalkan luka besar baginya sangat tidak mudah apalagi ia berjanji untuk tidak mau bertemu di kebetulan manapun dan menaruh rasa dendam pada orang tersebut. Namun di lain sisi dirinya telah berjanji untuk berdamai dengan masa lalu meski terlalu sulit memaafkan.
Saat ini ia berdebat dengan naluri nya sendiri. Sebagaimana manusia yang memiliki hati dan pikiran. Setelah menjalani masa pemulihan yang cukup Panjang hingga menunda pendidikannya, apakah ia sembuh lalu merelakan semua begitu saja? Apakah ia bisa menjalani hidup tanpa meninggalkan bekas dan melupakan segalanya? Logika nya bahkan tidak menerima pertanyaan seperti itu. Jauh di lubuk hatinya ia sudah menerima keadaannya yang sekarang tapi percayalah, hati dan logika nya sama-sama terlalu keras untuk menghilangkan trauma ingatan pada saat kejadian tersebut.
Kinnas adalah seoarang gadis dengan bayangan masa lalu yang kelam membebani pundak nya, ia lihai menyembunyikan hal itu tanpa tahu siapapun. Bahkan di depan orang tua nya sekalipun yang telah mati-matian merawat hingga pulih, ia terpaksa berkata jika ia sudah sembuh seutuh nya daripada harus tetap menjalani pengobatan yang bahkan sudah terlalu kebal bagi nya.
Ia bersembunyi dibalik dirinya yang baru. Namun tetap tidak berpaling dari dirinya yang lama. Ia bisa membangun suatu hal baru tanpa meninggalkan dirinya di masa lalu. Seperti itulah cara kinnas bertahan hidup. Beranggapan seolah tidak terjadi apa-apa namun bayangan itu tidak akan hilang entah sampai kapan.
Cukup lama kinnas merenung hingga sebuah ketukan di atas meja lagi-lagi menyadarkan nya. Keyra menatap gadis itu dengan tatapan yang sudah pasti bisa diartikan sebagai rasa iba. Namun kinnas tidak membutuhkan hal itu dengan berdalih memberikan senyum terbaik nya.
“kamu kok sore-sore melamun sih, yuk pulang”
Lagi-lagi kinnas hanya mengangguk. Ia mulai membereskan barang-barang dan mengikuti Langkah keyra untuk segera keluar dari Gedung perusahaan tempat mereka bekerja tersebut.
Satu pesan masuk dari sang ayah yang memberi kabar agar kinnas terpaksa harus pulang sendiri. Sudah beberapa hari ini ayah tak menjemput pulang seperti biasa nya. Apa ada yang disembunyikan darinya? apa ayah tidak bekerja lagi hari ini? Kinnas bertanya-tanya tanpa tahu jawabannya. Sambil termenung, gerak spontan nya menyetop taksi segera di cegah oleh keyra yang mengajaknya untuk pulang Bersama selagi rumah mereka searah.
Perjalanan pulang cukup hening. Kinnas sibuk dengan pikirannya, keyra focus menyetir mobil. Di Tengah perjalanan, mereka sempat berhenti untuk menjemput anak keyra dari rumah neneknya. Biasanya kinnas yang tampak semangat jika bertemu dengan fiya, kini dirinya hanya sekedar menyapa dan menjawab pertanyaan gadis berumur lima tahun itu seadanya.
Entah apa yang salah dari kinnas, banyak hal telah merubah dirinya Kembali menjadi kinnas yang lebih suka berdiam dan sibuk dengan pikiran sendiri. Padahal orang sekitarnya merindukan kinnas yang terlihat berwarna.
“nas..” panggil keyra, kinnas segera menyahut. Lagi-lagi tak sadar jika mereka sudah sampai.
“fiya cantik, aunty pulang deluan gapapa ya, nanti weekend kita main deh, gimana?” setelah membujuk anak kecil yang sedari tadi memeluknya itu, kinnas segera berlalu dan mengucapkan terima kasih kepada keyra.
Namun tiba-tiba keyra bak menahan kinnas, ia tahu ia harus mengatakan hal seperti ini karena sedari dulu pun kinnas akan percaya kepada nya.
“nas, kamu gak sendirian kok, kalau kamu butuh seseorang buat cerita, kamu tahu mba selalu ada kan” kalimat yang keluar dari mulut keyra mengukir senyum tipis di wajah kinnas.
Terbesit perasaan legah dalam benak kinnas. Perasaan legah bahwa ternyata masih ada orang yang peduli dengan nya. Kinnas masih tersenyum, meski terlalu nihil untuk terlihat, senyuman itu tetap berarti bagi keyra karena sejak selesai makan siang tadi, kinnas tidak mengeluh tentang apapun dan banyak melamun. Perubahan suasana hatinya sangat aneh.
Kinnas mengangguk pasti, lalu ia turun setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi. Ia melambaikan tangan pada anak kecil yang sedari tadi sibuk merelakan kepergian sang aunty. Fiya terlihat sangat menggemaskan sampai mobil milik keyra meninggalkan pelataran rumah kinnas.
Setelah itulah kinnas bisa beralih. Namun saat hendak masuk ke rumah, kinnas bukannya melihat mobil sang ayah melainkan mendapati mobil orang asing yang terparkir tepat dihalaman tempat ayah biasanya memarkirkan kendaraan nya. Hal ini membuat kembali muncul banyak pertanyaan dalam benak kinnas. Lagi dan lagi. Mulai dari hal sepele seperti pertanyaan ‘apa ayah belum pulang?’ Atau ‘ayah ganti mobil?’ sampai pertanyaan yang cukup masuk akal seperti ‘Apa ibu lagi ada tamu?’ Semua pertanyaan itu mungkin akan segera terjawab begitu kinnas masuk kerumah.
...─• •─...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
moon lovers
ceritany mkin seruuu...
2024-02-13
0
Eva
makin seru nih thor....
2020-08-20
2
Sata Erizawa
lanjutkannnn
2020-08-11
1