Gelisah. Satu kata yang saat ini mewakili perasaan seorang gadis tepat duduk di halte sambil terus melihat ke arah sekitar dan memandangi alroji di tangan nya, bak menghitung sepersekian detik yang telah berlalu untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan telah usai dari dalam Gedung yang menjulang tinggi di belakang nya. Ia takut jika seseorang akan keluar dan mengejar nya seperti suatu kejadian di masa lalu. Ia tak mau bertemu, bahkan di kebetulan manapun itu.
“kok kamu mendadak izin pulang sih?” suara riri membuat kinnas sedikit terlonjak. Perasaan panik nya saat ini sudah tidak terkontrol.
“astaga kamu beneran sakit ya nas? Mukamu pucat banget” sambung keyra yang datang bersama riri.
Mereka segera keluar dari rapat dan mencari keberadaan kinnas begitu melihat kabar izin dari forum Perusahaan.
“biar dianter supir kantor aja nas, takut nya kamu kenapa-kenapa di jalan” keyra segera menghampiri dan berada di sebelah kinnas untuk memegangi gadis yang tampak tidak sehat tersebut.
Meski riri dan keyra bertanya-tanya apa yang terjadi pada kinnas. Mulai dari kejanggalan saat di ruang rapat tadi, hingga mendadak izin pulang dan sakit. Semua itu memenuhi isi kepala mereka berdua. Namun begitu melihat keadaan kinnas, mereka memilih untuk mengurungkan niat dan menyimpan pertanyaan tersebut hingga kinnas merasa lebih baik suatu saat.
“gak apa-apa kok mba, udah minta jemput sama ayah” lirih kinnas. Dirinya terlihat benar-benar tak berdaya.
Rapat mungkin segera selesai, namun mengapa ayah nya masih tak kunjung datang. Hal itu membuat kinnas semakin gelisah. Tentu saja kedua teman nya juga ikut gelisah karena tidak sabar menunggu jemputan kinnas agar segera di bawa kerumah sakit.
Tak lama, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di hadapan mereka bertiga. Seorang lelaki keluar dari sana dengan penampilan setelan yang formal, namun hanya saja lengan kemeja nya sudah digulung dan berjalan tergesah-gesah ke arah kinnas lalu mengambil alih gadis yang sedang di pegang oleh keyra tersebut. Semua orang yang kini berada di sisi kinnas terkejut dan menarik Kembali gadis tersebut. Sedangkan kinnas nya sendiri sudah tak ada tenaga untuk me-respon situasi saat ini.
“kamu siapa?” riri siap siaga berdiri di belakang kinnas yang di peluk oleh keyra dan menjadi tameng bagi teman nya yang sedang tak berdaya tersebut. Bumil satu itu cukup berani ternyata.
“maaf kalau saya buat kalian kaget. Perkenalkan nama saya arsena, rekan ayah kinnas” ujar orang tersebut.
Berperawakan tinggi, tampan, gagah dan harum pula. Tapi bagaimanapun orang jaman sekarang sulit untuk di percaya hingga membuat riri mengirim kode pada keyra yang semakin memeluk kinnas erat dan menggeleng tanda tidak percaya. Sedangkan orang tersebut tampak sangat khawatir melihat keadaan kinnas yang semakin tidak berdaya.
“kinnas, ini mas arsen” orang itu berbicara pada kinnas yang tampak percuma untuk menyahutinya.
“kalau kalian gak percaya nanti bakalan saya jelasin, tapi sekarang kita bawa kinnas ke rumah sakit dulu. Keadaannya gak memungkinkan untuk nunggu kita berdebat disini” orang itu mencoba meyakinkan kedua teman kinnas yang tampak keras kepala.
Namun saat melihat keadaan kinnas yang semakin melemah dan parah, entah mengapa apa yang dikatakan orang asing tersebut menjadi sebuah pertimbangan. Sedangkan kinnas tak merespon apapun sama sekali. Kepalanya sangat sakit, rasa takutnya semakin dalam hingga menguras energi yang ia punya untuk sekedar berjalan atau kabur dari tempat ini. Tak lama pandangannya buyar, semua yang dilihatnya perlahan tampak memburam dan dalam hitungan detik kini semua berubah menjadi gelap. Setelah itu ia tak tahu lagi yang terjadi padanya.
Tik Tak Tik Tak…
Suara dentingan jam memenuhi keheningan seisi ruangan bernuansa putih gading. Dan juga menjadi suara pertama yang kinnas dengar begitu ia membuka mata. Gadis itu mengerjap beberapa kali, mencoba mencerna segala hal yang telah ia alami sejak awal. Mengapa semua yang ia pandang tampak asing. Kinnas merasa seperti ada sesuatu yang menggenggam tangan nya membuat ia mau tak mau perlahan membuat pergerakan seolah mencari tempat nyaman untuk melihat.
Seseorang yang merasa suatu pergerakan dari tangan kinnas, kini terbangun. Orang itu menatap lekat-lekat ke arah kinnas, suara bariton milik nya mengudara memanggil nama kinnas yang masih sulit untuk mencerna keadaan nya saat ini. Namun tak berapa lama ia keluar dan sibuk memanggil dokter atau perawat untuk memeriksa kembali kesadaran kinnas.
Sudah berapa lama dirinya pingsan? Pertanyaan pertama yang muncul di kepala kinnas bersamaan dengan kedatangan dokter yang mengambil alih segera mengecek keadaan nya. Perlahan, kinnas bisa mendengar dengan samar apa yang dikatakan dokter penyebab nya berada di ruangan ini. Ternyata shock berat bisa membuat keadaan manusia sampai tak sadarkan diri. Jadi kemungkinan tidak ada Riwayat penyakit dalam lainnya.
Kinnas merenggangkan badan begitu dokter selesai memeriksa nya. Sang dokter juga mengajak orang asing yang sejak tadi setia berada di samping kinnas untuk segera memberi resep obat. Siapa orang tersebut? Apa kinnas pernah mengenalnya? Atau shock berat bisa juga berdampak menghilangkan ingatan manusia?
Menyadari akan ekspresi bingung kinnas yang sangat kentara dengan dahi nya yang mendadak mengkerut, lelaki asing yang sudah kembali mengambil posisi duduk dan mulai menjelaskan sesuatu pada kinnas sebelum benar-benar di lihatnya wajah gadis tersebut dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. Apa yang ada di kepala kecil nya tersebut?
“tadi, ayah kamu tiba-tiba telepon saya minta tolong untuk jemput kamu karena mereka ada keperluan di daerah yang jauh…”
lelaki itu menarik napas bersamaan dengan pergantian ekspresi wajah kinnas yang berubah menjadi penasaran dengan apa yang hendak dikatakan nya. Cukup mengalihkan perhatian.
“..begitu saya sampai langsung dihadapi dengan keadaan kamu tidak sehat. wajah pucat dan di papah oleh teman mu, saya langsung ambil inisiatif untuk membawa ke rumah sakit terlebih dahulu” ujarnya mengakhiri penjelasan. Perlahan ekspresi kinnas berubah jadi datar Kembali. Apakah rasa penasarannya sudah hilang?
Meski penjelasannya agak Panjang, namun kinnas bisa mengerti keadaan dan situasinya. Ia juga percaya kepada temannya yang tak mungkin menyerahkan nya pada orang asing jika orang itu tidak meyakinkan. Perlahan kinnas mulai mengingat Kembali alasan ia berada di atas brangkar rumah sakit dalam keadaan tangan di infus dan terkulai lemah seperti ini.
Tak ada balasan yang keluar dari mulut kinnas selain kata “terima kasih dan maaf karena sudah merepotkan”
Isi pikiran nya terlalu mengusik. Entah mau mulai darimana, ia pun bingung dan sangat ingin mengabaikan segalanya. Namun percuma. Jika perasaan kaget bisa berakibat seperti ini, berarti kinnas tidak bisa mengabaikan isi pikiran nya setelah apa yang ia alami beberapa jam lalu.
Kinnas tampak sibuk dengan pikiran nya sampai ia mengabaikan orang sekitar. Orang itu hanya memandang kinnas dan tidak berkata apapun lagi setelah menjelaskan beberapa hal tadi. Melihat perubahan ekspresi kinnas dengan isi pikiran nya sendiri adalah sebuah keanehan yang mencuri perhatian.
Begitulah berjalan selama beberapa menit hingga kinnas menyadari jika masih ada orang lain yang bersama nya saat ini. tiba-tiba kinnas merasa harus mengatakan sesuatu pada seseorang yang masih setia berada di samping nya tersebut.
“maaf sudah ngerepotin, sekarang kamu boleh pulang kok, sekali lagi terima ka..” belum selesai kinnas berbicara namun orang itu sudah menyela bak memotong kalimat yang yang belum selesai kinnas ucapkan.
“saya urus administrasi dan ambil obat kamu dulu, sebelum saya kembali tolong jangan kemana-mana dan tetap istirahat di tempat”
Kinnas merasa aneh, satu sisi ia juga tak mengenal orang tersebut. Apa seperti nya ia memang sedang di culik? Orang tersebut bahkan tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu. Bagaimana kinnas bisa percaya begitu saja? Perasaan ambigu lagi-lagi memenuhi pemikiran nya. Bahkan pikiran yang sebelum nya saja pun belum selesai. Tiada wakti tanpa over thinking.
Di perjalanan pulang, kinnas tak banyak berbicara. Tenaga nya cukup habis, kalau memang apa yang pemikiran buruk nya tentang orang ini terjadi, maka biarlah. Ia sudah terlalu pasrah untuk memberontak. Meski perasaan gelisah karena penasaran saat ini jauh lebih kuat. Tak lama ponsel milik kinnas berdering, satu panggilan dari ayah nya membuat kinnas langsung mengangkat panggilan tersebut.
“maaf ayah gak bisa jemput, gimana keadaan kamu? Tolong kasih telepon nya ke nak arsen sebentar kinnas..”
Kinnas tak menyangka sebelum akhirnya ia menyerahkan ponsel kepada orang yang sedang mengemudi dengan tenang tersebut. Kinnas mengarahkan ponsel pada nya namun lelaki itu meminta kinnas untuk sedikit lebih mendekat diri kearah telinganya.
Maksudnya apasih? Mentang-mentang lagi bawa mobil trus minta di pegangin? Kinnas ngedumel dalam hati. Tak senang dan merasa ogah dengan orang di sebelah nya.
Kalimat pertama yang keluar dari suara bariton nya adalah “iya om, bentar lagi kinnas sampai ke rumah” Apakah kinnas sudah bisa percaya jika ini bukan penculikan seperti apa yang dipirkan sebelumnya.
...─• •─...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Wawanda Tri
/Blush//Blush/
2024-02-13
0
Nana
hadir lagi
2021-03-14
1
~Chera Heaven Blue~
lanjut Thor..
2020-09-13
1