Sefty menghempas tubuhnya ke atas kasur dengan posisi terlentang. Helaan napas terus menerus terdengar darinya, seolah mewakilkan sesak di dadanya saat mengetahui Xavier telah memiliki kekasih. Sejujurnya, Sefty tidak tahu apakah ia telah mencintai Xavier atau tidak, tapi yang pasti saat pertama kali bertemu dengan Xavier, Sefty sudah mulai merasa bahwa ia menyukai Xavier, dan mungkin tidak buruk untuk mencoba menjalin hubungan dengannya. Namun ternyata perjodohan antara keduanya hanya sampai sebatas ini.
"Beruntung sekali wanita yang mendapatkan Kak Xavier." monolog Sefty.
Ya, menurut Sefty wanita itu sangat beruntung karena bisa membuat Xavier memberikan hidupnya untuknya. Buktinya, Xavier tetap memilih mempertahankan hubungannya dengan kekasihnya daripada mencoba menjalin hubungan baru dengan Sefty.
Tok tok tok
Sefty melirik ke pintu kamarnya. Tidak lama pintu terbuka, dan terlihat Mama Diana yang berangsur masuk. Melihat sang Mama duduk di ranjangnya, Sefty 'pun langsung mendudukkan dirinya di samping sang Mama.
"Kenapa Ma?" tanya Sefty. Sebab, Mama Diana menatapnya tanpa berucap.
Mama Diana masih diam. Ia terlihat sangat sulit untuk mengeluarkan kata-katanya karena takut salah bicara. Tapi mau bagaimanapun, Sefty tetap harus mengetahui kenyataannya.
"Sef," panggil Mama Diana pelan.
"Ada apa, Ma? Kenapa Mama jadi aneh begini? Tidak biasanya."
"Ini tentang Xavier," Mama Diana menjeda ucapannya untuk melihat reaksi sang putri. Namun, melihat reaksi putrinya yang biasa saja, akhirnya Mama Diana melanjutkan ucapannya. "Mama Xavier sudah menghubungi Mama untuk memutuskan perjodohan kalian, Sayang."
Sefty tersenyum teduh untuk menyembunyikan rasa kecewanya. Ia lantas mengangguk untuk merespon ucapan sang Mama. "Aku sudah tahu, Ma."
"Kau sudah tahu? Dari mana?"
"Kak Xavier sendiri yang menyampaikannya padaku. Tapi Ma," Sefty menggenggam kedua tangan Mamanya. "Aku harap, setelah perjodohan ini batal, hubungan persahabatan antara Mama dan Tante Mirna tetap baik-baik saja. Karena bagaimanapun aku dan Kak Xavier sudah membicarakan ini baik-baik tadi."
Mama Diana terharu dan langsung mengangguk. "Putri Mama sudah dewasa ternyata. Terima kasih, Sayang." Mama Diana memeluk putrinya dan memberikan kecupan sayang berkali-kali. "Mama yakin, kau pasti akan menemukan laki-laki yang terbaik suatu saat nanti."
"Aamiin." ucap Sefty tulus.
"Habis ini Mama kenalkan lagi dengan anak teman Mama yang lain ya." goda Mama Diana.
"Mama..." rengek Sefty.
*
Mobil Sefty melaju membelah jalanan ibukota. Malam ini, Sefty berniat untuk mencari tempat untuk menenangkan pikirannya dari semua masalah. Baik masalah pekerjaannya sebagai penulis, atau masalah kekecewaannya terkait cinta. Intinya, Sefty ingin mencoba melupakan sejenak beban-beban berat itu.
Saat melintasi pinggiran kota, mata Sefty menyipit saat melihat satu club yang terlihat ramai. Sefty mulai memelankan laju kendaraannya sembari melihat aktifitas orang-orang di sana. Sedetik kemudian, tangannya seakan tak bisa ia cegah untuk menghentikan laju kendaraannya tidak jauh dari bangunan tersebut.
Sefty terdiam di dalam mobil sembari mengamati orang-orang yang keluar masuk dari club dengan kondisi yang sedikit kurang sedap dalam pandangan. Namun entah kenapa, ada sedikit ketertarikan dalam diri Sefty untuk mencoba masuk ke dalam bangunan tersebut.
"Katanya mabuk bisa membuat seseorang merasa melayang dan melupakan segalanya," monolog Sefty. "But, its no Sef. Kak Agam bisa menggantungmu kalau tahu kau mabuk-mabukan." peringat Sefty pada dirinya.. "Tapi... Digantung 'kan kalau ketahuan, kalau tidak..." Tampaknya sisi jahat Sefty cukup mendominasi malam ini. Terbukti, kini pikirannya mulai mendorongnya untuk memasuki bangunan terkutuk itu.
Sefty turun dari mobil dengan membawa tas bahunya. Saat tiba di pintu masuk club, ia menghela napas dalam-dalam demi mengurai kegugupannya. Namun, karena rasa gugupnya tak kunjung reda, Sefty mengucap kalimat basmalah untuk menenangkan kegugupannya.
"Ish! Mau masuk ke club, kenapa malam membaca do'a." rutuk Sefty lagi dengan mengetuk dahinya sendiri.
Sefty kembali menghela napas dan mulai melangkah mendekati pintu masuk. Namun seketika sisi baiknya kembali, dan seakan menghentikan langkah kakinya. Menyadari hal yang ia lakukan tidak seharusnya, akhirnya Sefty membalik tubuhnya hendak pergi. Namun saat akan berbalik, seorang laki-laki tua justru mendekatinya dengan wajah yang terlihat sangat menjijikkan. Akhirnya, dengan terpaksa Sefty berlari masuk ke club untuk menghindari laki-laki tersebut.
Saat tiba di dalam club, pemandangan-pemandangan yang tidak pantas tersaji begitu saja, membuat Sefty jijik melihatnya. Ia akan berbalik untuk pergi. Namun lagi-lagi rasa penasaran Sefty mendominasi untuk kali ini.
"Kalau mencicip sedikit, aku rasa tidak ada salahnya 'kan?" monolog Sefty saat melihat meja bar yang dipenuhi pajangan botol kaca. Akhirnya, langkah Sefty terayun menuju meja bar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Vani_27
suka sekali jodohin anak heran, udah kek netizen Konoha yang suka menjodohkan orang lain
2025-01-06
0