8 | Bertemu duke

Tok tok

H e n i n g ~

Tidak ada balasan. Lidya tidak menyerah, Dia mencoba lagi.

Tok tok tok

Hening sesaat lalu sebuah suara terdengar.

"Masuk."

Dengan perlahan Lidya membuka pintu tersebut. Terlihat sosok dua pria yang tengah menatapnya saat ini. Pria dengan rambut coklat pucat dengan beberapa kertas ditangannya tengah berdiri didepannya. Satu lagi adalah pria dengan wajah rupawan yang tengah menatapnya tajam sedang duduk tepat menghadap kearahnya.

Lidya tidak memasang ekspresi apa-apa, hanya raut tenang andalannya. Sedangkan pelayan yang dibawanya sedang gemetar tidak berani mengangkat wajahnya.

Hening cukup lama

Tidak ada yang ingin membuka suaranya. Semuanya diam dan hanya saling menatap tanpa banyak pergerakan seolah hukum mengatakan Kau gerak, kau kalah. Oliver bahkan sampai keringat dingin berada disituasi ini. Ada apa dengan mereka.. Batinnya.

Kenapa aku terjebak diantara orang-orang berwajah dingin ini?!!

Sepertinya salah satu pria berniat mengalah. Dia terbatuk pelan menghilangkan suasana canggung ini.

"Ehem.. Ada apa nona datang kemari? Apakah ada sesuatu yang nona butuhkan?" Tanyanya dengan senyum ramah.

Lidya diam sejenak lalu menjawab "Tidak ada. Saya hanya sedikit merindukan ayah saya. Sudah lama rasanya tidak bertemu beliau semenjak saya sakit, mungkin pekerjaannya sebanyak itu hingga tidak bisa meluangkan waktunya untuk menjenguk putrinya yang sedang sakit. Namun saya bisa memakluminya." Ucap Lidya diikuti sebuah senyuman.

Sesaat, Alverd terbatuk mendengar sindiran yang dilayangkan padanya. Hendrick sebagai asistennya juga ikut berdehem pelan menyadari hal tersebut. Terlebih melihat senyum Lidya yang entah kenapa sangat tidak nyaman untuk dilihat. Seperti senyuman yang penuh akan paksaan dan terlihat mengerikan.

"Uhuk seperti yang nona ucapkan, tuan duke memang memiliki banyak kesibukan akhir-akhir ini karena itu ia belum bisa menemui nona. Namun tuan duke selama ini telah memantau perkembangan nona melalui tabib dan pelayan, jadi meski ditengah kesibukan pun tuan duke tetap memperhatikan nona." Jelasnya

Lidya memasang raut berfikir "Sepertinya ayah dan tuan Hendrick sangat mempercayai pelayan disini ya.. hingga perkembangan putrinya benar-benar diserahkan pada orang lain."

Lagi-lagi senyum aneh makin terlihat di wajah Lidya yang membuat mereka bingung sekaligus heran "Kalau begitu tidak ada yang bisa saya lakukan disini, Keperluan saya sudah selesai. karena itu saya permisi... Terimakasih dan maaf mengganggu waktu sibuk anda, Duke." Lidya tanpa pamit langsung melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. Oliver sendiri buru-buru menunduk hormat lalu mengikuti nonanya.

Oliver membatin 'Apa dia bodoh!? Setelah menyindir duke habis-habisan gadis bodoh ini pergi begitu saja tanpa memberikan salam! Benar-benar tidak tau sopan santun!' Makinya dalam hati.

Lidya sendiri masih memasang raut tenang yang tanpa orang sadari senyum miring terbit dibibirnya 'Umpan berhasil dilempar!'

.

.

Disisi duke

Sepeninggalan Lidya, ruangan terasa jauh lebih hening. Hendrick merasa aura yang dipancarkan duke saat ini cukup menyeramkan. DIa menelan ludahnya kasar "Tuan----"

"Hendrick."

Hendrick tersentak "Y--ya tuan?"

"Menurutmu apa yang terjadi pada anak itu?" tanya Alverd seraya mengatupkan kedua tangannya dan menyanga dagunya.

Hendrick diam "Saya..." ucapnya seolah ragu hingga memilih untuk tidak mengatakan apapun lagi

Alverd terkekeh sinis "Lihat, kau juga tidak tau apa yang terjadi pada nya. Begitu pula aku." Alverd menyandarkan punggungnya, dengan nafas berat berkata "Kau juga melihat bukan cara anak itu tersenyum dan menatapku?"

Hendrick menunduk. Benar, bagaimana mungkin ia tidak menyadarinya, selain sikap Gricella yang tiba-tiba berubah, hal mencolok lainnya ialah senyuman dan tatapan yang dilayangkan Gricella pada duke. Biasanya setiap bertemu atau bertatapan, putri angkat dari tuannya itu akan melayangkan tatapan berbinar dengan senyum cerianya, namun kini?

Hendrick menghela nafas berat "Saya menyadarinya tuan."

Alverd memejamkan matanya lalu bersandar "Sebenarnya apa yang terjadi pada anak itu.." Gumamnya seraya memijat pelipisnya pelan.

"Sepertinya ayah dan tuan Hendrick sangat mempercayai pelayan disini ya.. hingga perkembangan putrinya benar-benar diserahkan pada orang lain."

Alverd mengernyit heran.

Pelayan?

Seketika matanya terbuka lebar "Anak itu sempat menyinggung para pelayan bukan?"

Hendrick setikit mengkerut "Benar, tuan. Dan saya mengingat raut wajah nona yang berubah setelah saya mengucap kata pelayan."

Mendengarnya membuat Alverd seketika bangun "Hendrick!"

Hendrick sedikit terlonjak namun dengan sigap memasang posisi siaga "Saya, tuan."

"Awasi pelayan disamping anak itu dan seluruh kediaman ini. Para prajurit dan kesatria tidak luput dari pengawasanmu. Ini bukan tugas umum untuk semua kesatria, tapi ini tugas rahasia yang hanya dilakukan oleh mu." Ucap duke dengan tatapan tajamnya.

Hendrick mengangguk yakin "laksanakan, tuan."

Duke mengangguk "Kupercayakan padamu. Nasib putriku ada ditanganmu, jangan sampai kau melewatkan suatu hal yang penting. Semua yang kau tangkap dalam pengawasanmu laporkan padaku. Entah itu hal yang sekecil apapun."

"Baik!"

...-oOo-...

Kembali pada Lidya

'Bagaimana mengatakannya ya.. Apa kukatakan saja? Bagaimana kalau dia marah? Harus kuakui anak ini sangat menyeramkan saat marah. Sikapnya benar-benar berubah, karena itu aku harus berhati-hati sekarang.'

'Tapi bukankah dia seharusnya masih terlalu menyayangi duke? Seharusnya begitu. Kalau memang seperti itu tidak masalah aku mengatakan ini'

Setelah Oliver memantapkan diri dia lalu mulai bicara "N--nona a--apa kau bodoh?!" Makinya gugup. Dia memejamkan matanya merutuki suaranya yang terdengar gemetar.

Segera langkah Lidya berhenti, Lidya menoleh dengan raut menyeramkan "Kau bilang apa?" Tanyanya dingin.

Oliver menelan ludahnya kasar "M--maksud saya tentu saja anda terlalu bodoh! Duke akan sangat membenci anda jika anda melawan seperti tadi."

Lidya mendekati pelayannya yang semakin gemetaran "Lalu apa hubungannya dengan kau mengataiku bodoh?"

'Karena kau memang bodoh, dasar nona tidak berguna.' Namun perkataannya hanya bisa ditelan mentah-mentah "Bukankah anda s--sangat menyayangi duke dan ingin mendapatkan perhatiannya?"

Lidya diam kemudian tatapannya menajam "Apa yang kau tau? Tau apa kau tentangku?"

Oliver mengangkat dagunya mencoba menyombongkan diri "Saya tentu saja tau semua tentang anda, tentang anda yang selalu bertingkah manis di depan duke untuk menarik perhatiannya, anda yang selalu mengikuti duke keluar masuk istana demi menemui putra mahkota, anda yang selalu diam-diam memperhatikan putra mahkota untuk mengetahui kesukaannya kemudian bertingkah seolah anda menyukai hal yang sama seperti yang di sukai putra mahkota."

Lidya melotot terkejut 'Apa-apaan suaranya? Dia sengaja mengatakannya dengan intonasi itu agar semua orang mendengarnya?! Sialan pelayan ini!' geramnya dalam hati. Lidya mulai mengepalkan tangannya menahan amarah

"Lalu tentang anda yang memakai pakaian mewah demi menarik duke dan para putra bangsawan agar menatap anda, Lalu anda yang belajar mati-matian agar diakui Duke, lalu tentang kegagalan anda dalam setiap pelajaran etika. Padahal tiap gurunya selalu diganti dan tidak hanya satu guru yang mengajari anda, namun mau sehebat apapun guru itu tetap tidak bisa mengajari anda, lalu apa kata-kata yang lebih tepat untuk anda kalau bukan bodoh? Tidak berguna?" Tanyanya dengan senyum meremehkan.

Lidya menatap dingin Oliver "Hentikan atau kau akan menyesal." Peringatannya barusan seolah angin lalu bagi Oliver.

"Kenapa? Anda malu kebodohan anda diketahui para pelayan? Tidak perlu malu, nona, lagipula semua pelayan sudah tau. Ah kecuali beberapa hal mungkin. seperti alasan sikap anda yang tiba-tiba berubah lantaran anda ingin menguasai kediaman?"

PLAKK

Oliver memegang pipinya yang memerah. Lidya mendesis "Bukankah sudah ku peringatkan kau untuk diam?"

Bukannya diam, Oliver justru semakin ngelunjak

"KENAPA?? ANDA MEMANG SENGAJA MELAKUKAN SEMUA ITU UNTUK MENARIK PERHATIAN SEMUA ORANGG!! APA AKU SALAH?"

HAHH??!!

Semua terkesiap tidak menyangka alasan perubahan Gricella karena itu. Bahan gosip baru telah muncul, rumor-rumor baru akan segera menyebar ke penjuru kekaisaran. Para pelayan mulai bergosip mengejek dirinya, sementara Oliver tersenyum puas.

'Rasakan!'

Jadi itu alasan anak itu tiba-tiba berubah!

Sungguh tidak tau diri!

Sudah diangkat menjadi bangsawan masih ingin mencoba menguasai kediaman?!

Benar-benar anak yang tidak tau diri!

Apa yang bisa disebut bangsawan dari anak itu? Beretika sesuai standar kebangsawanan saja tidak bisa

Kenapa anak itu tidak di keluarkan saja dari kediaman ini

Bila perlu penggal saja kepalanya

Dasar tidak tau diuntung!

Kenapa duke mengadopsi anak ini?

Setiap guru yang mengajarnya saja menyerah

Sebodoh itu kepalanya

Menjelekkan nama baik Duke Velvord saja

Benar! Kenapa harus menguntit putra mahkota

Bahkan rumor itu sudah tersebar ke seluruh kekaisaran

Aku dengar kekaisaran sebelah pun sudah tau rumor ini

Nama keluarga duke Velvord akan semakin terkenal

Jika dulu karena keganasan duke saat perang, kali ini karena duke yang salah mengangkat seorang putri

Nama Velvord benar-benar dipertaruhkan kali ini

Sungguh malang hanya karena mengangkat seorang anak sialan wajah duke dipertaruhkan

Aku bahkan bisa lebih baik darinya

Wajah mu yang biasa-biasa saja itu justru akan semakin mempermalukan keluarga yang mengangkat mu

Sialan! Ini lebih baik dibanding tidak bisa beretika

Benar

Anak itu hanya unggul di wajah saja

Tapi pintar tanpa penampilan juga percuma

Benar

Intinya anak itu telah mempermalukan duke karena kebodohannya

Padahal sebelumnya baik-baik saja sebelum kehadiran anak itu

Benar-benar anak sialan!

Sedangkan dilain sisi ada seorang pelayan yang mengintip "Ini kabar yang sangat menggemparkan. Para nona pasti akan menyukai kabar baru ini.." Gumamnya senang kemudian pergi menghindari kerumunan itu.

Senyum Oliver semakin mengembang. Dia menoleh memperhatikan wajah nonanya yang menunduk.

"Jadi apa yang akan kau lakukan, nona?" Ucapnya sembari menahan ringisan dipipinya.

Sedangkan Lidya yang menunduk diam-diam tersenyum miring dengan pancaran mengerikan dari matanya.

"Sial, ini sungguh mendebarkan...!" Ucapnya dengan seringai lebar menghiasi bibirnya

.

.

.

To be continued_

Terpopuler

Comments

Yandiitee

Yandiitee

sorry kak, di bab sblmnya plyannya blng dia dipanggil Duke, trus dibab ini knpa asisten Duke nanya knpa dia ksna?

2025-01-03

1

panty sari

panty sari

pelayan ga kapok yah masih aja ngelawan majikan

2024-09-27

0

Ririn Santi

Ririn Santi

kelamaan membiarkan pelayan" kampret tetap berkeliaran /Shy/

2024-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 1 | Penghianat
2 2 | Mati
3 3 | Dimana ini?
4 4 | Koki Sialan!
5 5 | Koki sialan 2
6 6 | Perasaanku tak enak
7 7 | Akan bertemu duke
8 8 | Bertemu duke
9 9 | Baru awal
10 10 | Raja & Ratu
11 11 | Ketenangan yang diganggu
12 12 | Perihal gaun
13 13 | Akhir para pelayanan 1
14 14 | Akhir para pelayan 2
15 15 | Hukuman
16 16 | Pelayan baru
17 17 | Berbaikan?
18 18 | Diremehkan lagi?!
19 19 | Kerjasama
20 20 | Guru
21 21 | Sejarah
22 22 | Rencana
23 23 | Proyek besar
24 24 | Investasi dan ditertawakan
25 25 | Satu hari bersama para kesatria
26 26 | Bergosip bersama para kesatria
27 27 | Niat Jahat
28 28 | Persiapan
29 29 | Perjamuan teh 1
30 30 | Perjamuan teh 2
31 31 | Perjamuan teh 3
32 32 | Musik, lelah dan dendam
33 33 | Putra mahkota
34 34 | Fashion show 1
35 35 | Fashion show 2
36 36 | Permaisuri
37 37 | Arsitektur
38 38 | Laut dalam kotak
39 39 | Soal pelayan
40 40 | Lagi-lagi Laut dalam kotak
41 41 | Bertemu pangeran merah
42 42 | Sistem kerja baru
43 43 | Hal tersembunyi Kaysen
44 44 | Kondisi Ray
45 45 | Benda bulat
46 46 | Spirit
47 47 | Belati dan kalung
48 48 | Teman dan pertarungan
49 49 | Melawan penyihir hitam
50 PENTING
51 50 | Olahraga
52 51 | Sedikit ribut
53 52 | Latihan di dunia spirit
54 53 | Mata merah dan goa misterius
55 54 | Rekan baru
56 55 | Undangan Permaisuri
57 56 | Putri Mahkota?
58 57 | Bocah ini lagi!
59 58 | SHIBALL!
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1 | Penghianat
2
2 | Mati
3
3 | Dimana ini?
4
4 | Koki Sialan!
5
5 | Koki sialan 2
6
6 | Perasaanku tak enak
7
7 | Akan bertemu duke
8
8 | Bertemu duke
9
9 | Baru awal
10
10 | Raja & Ratu
11
11 | Ketenangan yang diganggu
12
12 | Perihal gaun
13
13 | Akhir para pelayanan 1
14
14 | Akhir para pelayan 2
15
15 | Hukuman
16
16 | Pelayan baru
17
17 | Berbaikan?
18
18 | Diremehkan lagi?!
19
19 | Kerjasama
20
20 | Guru
21
21 | Sejarah
22
22 | Rencana
23
23 | Proyek besar
24
24 | Investasi dan ditertawakan
25
25 | Satu hari bersama para kesatria
26
26 | Bergosip bersama para kesatria
27
27 | Niat Jahat
28
28 | Persiapan
29
29 | Perjamuan teh 1
30
30 | Perjamuan teh 2
31
31 | Perjamuan teh 3
32
32 | Musik, lelah dan dendam
33
33 | Putra mahkota
34
34 | Fashion show 1
35
35 | Fashion show 2
36
36 | Permaisuri
37
37 | Arsitektur
38
38 | Laut dalam kotak
39
39 | Soal pelayan
40
40 | Lagi-lagi Laut dalam kotak
41
41 | Bertemu pangeran merah
42
42 | Sistem kerja baru
43
43 | Hal tersembunyi Kaysen
44
44 | Kondisi Ray
45
45 | Benda bulat
46
46 | Spirit
47
47 | Belati dan kalung
48
48 | Teman dan pertarungan
49
49 | Melawan penyihir hitam
50
PENTING
51
50 | Olahraga
52
51 | Sedikit ribut
53
52 | Latihan di dunia spirit
54
53 | Mata merah dan goa misterius
55
54 | Rekan baru
56
55 | Undangan Permaisuri
57
56 | Putri Mahkota?
58
57 | Bocah ini lagi!
59
58 | SHIBALL!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!