Hari ini vina tidak masuk entah apa yang terjadi padanya setelah 3 hari yang lalu orang tuanya pulang dia terlihat murung bahkan jarang bicara vina lebih banyak diam dan sekarang dia malah tidak masuk
"Bosan juga gak ada tu anak"gumam laili duduk sendirian dibangku taman sekolahnya ditemani novel yang belum selesai dibacanya
Mata itu terus mengikuti setiap kalimat yang ada didalam buku kecil itu bahkan dia enggan melepas pandanganya dari novel itu
"Hai li,tumben sendiri lo mana vina?"tanya seseorang yang baru datang dan duduk didepannya
"Dia gak turun hari ini vina juga gak ada kabar kenapa gak turun jadi dia dicatat alpa diabsen"jawab laili tapi matanya masih terruju pda novelnya
"Oh gitu gue lihat dua hari lalu vina agak murung,ada masalah apa dia?"tanya fiktor laili hanya mengakat bahu tanda tidak tahu
"Masa lo yang sering sama dia lo gak tau sih"ucap fiktor
"Walau gue sering sama dia bukan berarti gue tau masalah yang ada sama dia mungkin aja kan dirumahnya dia lagi kelahi sama ayahnya vina udah sering gitu sama ayahnya"ucap laili
"Wih tumben lo ngomongnya panjang"ucap fiktor
"Serah lo"balas laili malas dikasih penjelasan malah dibilang kaya gitu memang aneh teman gilanya satu ini
"Li,lo...lagi suka sama seseorang ya?"tanya fiktor tiba-tiba
"Gila kali lo gue aja malas dengan urusan kaya gitu malah lo tanya"balas laili jengah meladeni cowok didepannya ini
"Ya kali aja lo lagi naksir seseorang gitu gue perhatiin lo tiap kali duduk disini lo melihat arah bawah pohon itu mulu"ucap fiktor laili hanya diam
Memang benar beberapa hari ini laili sering memperhatikan orang yang ada dibawah pohon itu entah lah dia bukan tertarik pada orang itu dia hanya bingung sebenarnya ada apa dengan mata gelap dan tajam itu
"LI..ya elah malah melamun"ucap fiktor membuat laili tersadar dari lamunannya
"Apaan sih ganggu aja lo"ucap laili lalu beranjak dari duduknya pergi dari hadapan fiktor karena bel masuk telah berbunyi
Laili terus fokus pada pelajarannya sesekali mencatat yang menurutnya penting dia tidak sadar bahwa sedari tadi dia diperhatikan dari pojok ruangan
Mata itu terus menatap gerak gerik gadis itu tatapan yang dingin bahkan dia jarang melihat gadis itu terseyum bahkan tidak pernah tapi anehnya mata itu selalu membuatnya tertarik untuk dilihat
KRINGGGG...
bel pulang berbunyi nyaring membuat seluruh murid merapikan buku-buku mereka dan berhambur keluar kelas
"Laili antar bukunya keperpus ya"ucap pak teguh laili mengangguk lalu melangkah mendekati meja guru dan mengangkat semua buku itu
"Ah merepotkan"gumam laili sudah tas dipunggungnya yang lumayan berat karena buku ditambah beban mengantar buku paket sebanyak ini membuatnya kelelahan
"Mau gue bantu"ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang
"Eh..oh tidak perlu"tolak laili melanjutkan langkahnya
"Setidaknya tangan lo ringan bawa bukunya"ucap orang itu membuat langkah laili terhenti
"Ya udah kalau lo mau bantu"ucap laili pasrah karena memang tangannya sudah pegal karena mencatat sekarang harus mengangkat buku sebanyak ini
Mereka berjalan beriringan menuju perpus sekolah mereka
"Permisi pak saya mau ngembalikan buku"ucap laili saat masuk kedalam perpus
"Oh iya kamu catat dan letakan bukanya ditempat semula"ucap bapak penjaga perpus laili mengangguk
Dia mencatat lalu mengembalikan buku-buku itu kembali kedalam rak buku
Setelah pamit pergi laili melangkah keluar dari perpus disusul dengan orang yang membatunya tadi
"Terimakasih jak lo dah mau bantu,uumm gue duluan ya"ucap laili lalu melangkah meninggalkan jakson yang terus memperhatikan kepergianya
Jakson melangkah lain arah lalu pergi dari sana dia menuruni tangga saat sudah sampai ditangga dia melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan gadis yang dibantunya tadi
"Iya iya berisik banget sih lo"ucap gadis itu lalu pergi dari hadapan orang itu
Jakson hanya melewatinya begitu saja sampai sebuah suara menghentikannya
"Lo jakson kan?"tanya seseorang membuat jakson memutar badannya menghadap orang itu
"Oh ternyata benar lo anak baru itu ya..gue bingung kenapa ya kok laili akhir-akhir ini sering mengperhatiin lo sih,lo ada masalah sama cewek itu?"tanya orang itu
"Gak"jawab jakson singkat
"Oohh...oh iya kenalin gue fiktor teman laili dan vina dari smp,sapa tau aja lo butuh teman"ucap fiktor mengulurkan tanganya jakson hanya manatap dingin orang didepannya ini lalu melangkah pergi
"Wahhh bahkan sifatnya sama kaya lili"gumam fiktor
Jakson terus melangkah menuju keluar pagar sekolah dilihatnya gadis itu baru memasuki mobil yang menjemputnya dia terus memperhatikan mobil itu sampai mobil itu pergi dari sana
Jakson melanjutkan langkahnya dia memang hanya jalan kaki tapi bukan berarti dia tidak memiliki apa-apa dia lebih menikmati hidupnya seperti ini
Langkahnya terhenti saat mobil hitam berhenti disampingnya lalu seseorang keluar dari pintu kemudi melangkah mendekati jakson dan membukakan pintu untuk jakson
"Tuan besar ingin tuan muda pulang kerumah hari ini"ucap orang itu
"Aku tidak mau"balas jakson melanjutkan langkahnya
"Ini perintah tuan"ucap orang itu membuat langkah jakson terhenti
"Beritahu pada pria tua itu aku tidak ingin pulang kerumahnya,aku punya urusan ku sendiri tidak perlu dia atur seperti itu"ucap jakson melanjutkan langkahnya meninggalkan orang suruhan ayahnya itu
Jakson terus melangkah dia pergi menuju apartemennya sendiri walau hanya tinggal sendiri itu tidak masalah untuknya karena dia lebih suka sendiri dari pada harus tinggal dengan pak tua itu yang disebut sebagai ayahnya
Jakson memasuki apartemennya melempar tas sekolahnya sembarang arah lalu melangkah menuju dapur mengambil cola dingin dalam kulkasnya
Minuman bersoda itu larut dalam tenggorokannya membuat sensasi gelembung ditenggorokannya
"Mengjengkelkan"gumamnya tanganya meremas kaleng cola itu membuat luka ditelapak tanganya
"Dia kira dia siapa,setelah perlakuannya seperti itu pada ku dia meminta ku kembali pulang kerumahnya...ciih bahkan aku tidak sudi memanggilnya ayah"ucap jakson lalu membanting kaleng soda itu kelantai setetes demi tetes darah segar itu mengalir dijarinya
"Aku bahkan tidak merasakan sakit lagi karena perlakuannya pada ku membuat ku lupa akan rasa sakit"
Jakson terseyum miring dia membenci pria tua itu bahkan sangat
Tiba-tiba seyumnya berubah dia teringat sesuatu tatapan itu tatapan yang selalu berhasil membuatnya terkunci dalam mata coklat dan dingin itu
"Mata yang indah entah kenapa aku tertarik untuk melihatnya terus"gumam jakson sambil terseyum penuh arti
●●●
DDRRRRTTTT....
Ponselnya terus bergetar diatas meha belajarnya membuat yang punya merasa kesal
"Hallo"ucap gadis itu saat mengangkat telponnya
"Lili gue kangen"ucap vina dari seberang telpon
"Lo kenapa gak turun hari ini sih hah?"tanya laili
"Hehe sory gue lagi keluar kota ikut nyokap bokap gue ada urusan mendadak dan gue harus ikut,sory gak kasih kabar gue juga dadakan dikasih taunya dan gue juga baru sampai 3 jam yang lalu"jawab vina
"Lo tau gak gue khawatir sama lo,dua hari kemaren lo kelihatan murung dan hari ini gak turun gue pikir lo kenapa-kenapa"ucap laili
"Sory dah bikin lo khawatir,hehe tumben lo khawatir biasanya lo biasa aja gue gak ada kabar"ucap vina
"Oh ya udah gue gak usah peduli lagi"
"Eh jangan gitu dong ah lo gue cuman bencanda doang jangan marah"ucap vina
"Hhmm"balas laili
Mereka melanjutkan obrolan ditelpon mereka sampai satu jam kedepan
"Lili"panggil bunda laili yang masuk kedalam kamarnya
"Udah dulu vin,ada bunda nanti gue chat lo aja"
"Okeh baik-baik disana"sambungan telpon itu terpustus
"Siapa?"
"Vina bun,bunda kenapa kesini?ada yang mau bunda bicarakan?"tanya laili bundanya terseyum
"Gak bunda cuman mau liat putri bunda aja,gimana sekolahnya?"tanya bunda laili sambil mengelus surai anaknya
"Yah kaya biasa bun gak ada hal yang menarik,ada apa emangnya bun?"
"Gak papa bunda cuman nanya aja,kamu gak ada masalah kan disekolah?"tanya bundanya
"Gak ada bun selama laili sekolah disana gak ada masalah"jawab laili
"Bagus deh kalau gitu ya udah kamu sekarang tidur ya sekarang udah malam besok harus sekolah"ucap bundanya laili terseyum dan mengangguk
Bundanya menyelimuti tubuh putrinya dan mencium kening laili
"Selamat malam sayang"
"Malam bun"
Bunda laili keluar dari kamar laili setelah mematikan lampu kamar laili meninggalkan laili dalam kegelapan yang hanya diterangi cahaya bulan yang masuk melalui jendela kamarnya
♢♢♢
Cowok itu duduk ditaman sekolahnya atau lebih tepatnya dibawah pohon yang rindang tempat dia biasanya menyendiri
Dari kejauhan matanya melihat seorang gadis yang duduk sendiri dibangku taman sekolahnya
Dia terus memperhatikan gadis itu wajahnya yang terlihat serius mata coklatnya bergerak mengikuti setiap kata yang dia baca dibuku
Entah kenapa mata itu membuatnya cukup tertarik untuk diperhatikan dia gadis berbeda dia gadis dingin yang manatapnya dengan tatapan dingin berbeda dengan gadis-gadis lain disekolahan ini yang menatapnya dengan penuh kekaguman hanya membuatnya muak dengan semua gadis itu
Dia terus memperhatikan gadis itu sampai seseorang menghampiri dan menganggu gadis itu oh dia ingat siapa orang itu dia fiktor anak kelas sebelah yang katanya teman gadis itu dan temannya dari smp
Apa pedulinya mua dia teman dari smp atau sekolah dasar sekalipun dia tidak peduli yang dia pedulikan hanya menatap mata coklat yang selalu berhasil mengunci perhatiannya
Cowok itu beranjak dari duduknya melangkah meninggalkan tempatnya tadi dia ingin mencari sesuatu yang lebih manarik dari pada harus duduk diam disitu
Laili menatap kepergian orang itu bahkan matanya mengikuti kepergian orang itu
"Li lo dengar gue gak,apa sih yang lo liat?"tanya fiktor sambil mengikuti arah pandang laili
"Bukan apa-apa"jawab laili matanya sudah kembali tertuju pada novel ditanganya
"Ah lo gak seru,kapan sih vina balik?"
"Katanya 3 hari lagi baru hari ini surat ijin dia datang kemarin dia gak sempat ijin"jawab laili
"Oh gitu,ya udah bentar lagi jam masuk gue kekelas dulu"ucap fiktor yang hanya dibalas deheman dari laili
Ya walau fiktor menyukai laili lama-kelamaan dia juga bosan dengan sifat cuek laili entah apa yang membuat gadis itu menjadi super dingin dan cuek seperti itu entahlah fiktor masih belum mengetahui semua tentang laili yang dia tau laili lahir dikeluarga yang serba berkecukupan dan laili memiliki semua yang dia mau fiktor juga tidak kalah dengan laili dia juga punya segalanya hanya saja dia tidak punya ibu karena dia sudah kehilangan ibunya saat dia umur 5 tahun miris bukan diusia masih sekecil itu harus kehilangan sosok ibu dalam hidupnya tapi itu tidak membuatnya putus asa untuk bahagia dia terus berusaha membuat dirinya bahagia dengan caranya sendiri
♢TBC♢
Up lagi yeeeee semoga kalian suka sama cerita aku lupa baca terus ya
See u again teman
Jangan lupa vote dan comennya ya 😀😀😁😁😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments