Kedua orang tua Jennifer tercengang melihat ruang tamu yang penuh dengan barang belanjaan nya, tidak hanya itu mereka juga terkejut dengan penampilan Jennifer yang berbeda, bahkan sangat jauh berbeda.
Biasanya, Jennifer selalu memakai dress di bawah lutut dengan motif yang sederhana dan biasa, meskipun begitu harganya tetap mahal. Tapi sekarang, Jennifer justru memakai dress ketat di atas lutut bahkan sepaha yang membentuk tubuhnya yang seksi dan menggoda.
Selain itu, rambutnya juga yang biasanya bergelombang alami dan hitam kini telah berubah menjadi lebih bergelombang dengan warna sedikit ke coklatan. Wajahnya juga, yang biasanya natural dan hanya memakai lipstik saja kini telah memakai make up natural yang semakin menambah kecantikannya.
Sepatu nya yang dia pakai, biasanya tak terlalu tinggi tapi sekarang?
"Jennie, ini...." Kaget mereka berdua.
"Mami, jangan banyak tanya. Aku sangat senang sekarang, pantas saja orang-orang selalu menghabiskan uangnya seperti ini, ternyata benar-benar menyenangkan." Senang Jennifer yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa, seharian ini dia sibuk berbelanja.
"Papa tidak akan berkomentar, yang jelas kau sangat cantik sayang." Senyum Anthony pada Jennifer.
"Aku tahu." Senang Jennifer, dia bangkit dari tempat duduknya kembali pergi kedalam kamar, setelah itu Jennifer berjalan menuju ruang tamu.
"Aku ada urusan, tidak akan lama di luar mami sama papa tenang saja." Senyum Jennifer yang mengambil tasnya dan pergi dengan santai.
Kedua orang tuanya saling pandang dan tersenyum tipis, selama ini mereka tidak pernah menuntut Jennifer untuk berpakaian seperti ini dan itu, mereka tidak ingin membuat Jennifer tidak nyaman. Tapi sekarang, mereka sangat senang melihat perubahannya.
"Bawa semua barang belanjaan Jennie kedalam kamarnya, dan susun di lemari. Untuk pakaian lamanya, kalian ambil saja." Jelas Diane.
"Baik nyonya."
"Aku akan memesan banyak gaun untuk Jenni, lemari nya terlalu luas untuk belanjaan yang sedikit seperti ini." Ucap Diane pada suaminya.
Para pelayan yang mendengar kata sedikit ingin sekali muntah darah, padahal barang belanjaan Jennifer mereka angkut berkali-kali ke atas. Dan itu juga sudah memenuhi lemari pakaiannya, di mana nya yang sedikit??
••••
Jennifer melihat bangunan besar didepannya, dia memegang paper bag di tangannya yang berisi kemeja Asher. Sore ini Jennifer pergi ke perusahaan Asher untuk mengantarkan baju nya.
"Permisi, apakah paman... ah maksud ku tuan Asher ada?" Tanya Jennifer sopan.
Resepsionis itu menatap Jennifer lekat lekat, mereka berdua saling pandang.
"Apakah anda sudah membuat janji temu dengannya?" Tanya mereka dengan tak senang.
"Ah ya, dia bilang saya bisa langsung ke atas." Angguk Jennifer.
"Jangan bermain-main nona, sudah banyak wanita yang mengatakan seperti itu. Silahkan tinggalkan tempat ini sebelum saya memanggilkan satpam untuk membawa anda keluar...." Tegasnya.
Jennifer menaikkan sebelah alisnya heran, nampaknya memang tidak mudah untuk bertemu Asher tapi dia sudah mengatakan yang sebenarnya pada mereka.
Karena tak ada cara lain, Jennifer kembali menghubungi Asher.
"Halo paman, aku di bawah. Mereka tidak mengizinkan aku masuk, aku akan menitipkan barangnya di meja resepsionis saja." Jelas Jennifer yang menelpon Asher di hadapan mereka.
"Tidak, kau tunggu sebentar. Aku akan segera turun."
"Baik."
Jennifer mematikan sambungan teleponnya dan memilih untuk duduk di sebrang meja resepsionis, kedua resepsionis itu menatap Jennifer penasaran, mereka masih tidak percaya jika yang ditelpon nya tadi Asher, tuan mereka. Terlalu banyak wanita yang mengaku sebagai pacarnya.
Namun, keraguan mereka terjawab saat melihat sosok Asher datang. Dia langsung menghampiri Jennifer dengan senyum tampannya, ini sangat langka! biasanya, mereka hanya melihat ekspresi datar dan marahnya saja, tapi sekarang berbeda.
"Ada apa? jangan menatapku seperti itu, paman." Malu Jennifer.
"Kau semakin cantik." Jujur Asher.
"Terimakasih, ini kemeja paman." Senyum Jennifer sebagai memberikan paper bag yang berisi kemejanya.
"Kau tidak perlu repot-repot mengantar nya, baju mu juga masih ada padaku."
"Tidak apa-apa, aku hanya takut mami dan papa tahu hehe." Cengir Jennifer.
"Aku mengerti, apa kau sudah makan?" Tanya Asher.
"Belum, kau belum makan siang juga. Hari ini aku sibuk menghabiskan uang..." Jujur Jennifer dengan melangkahkan kakinya mengikuti Asher yang pergi juga.
"Benarkah? apa saja yang kau beli?" Tanya Asher penasaran.
"Semuanya, paman pasti mengerti." Senyum Jennifer santai.
Asher mengangguk, dia paham dan tahu. Melihat penampilan baru Jennifer, dia sudah bisa menebaknya.
"Ayo." Ajak Asher yang membukakan pintu mobilnya untuk Jennifer.
"Apa? aku bawa mobilku sendiri." Jelas Jennifer.
"Tidak apa-apa, aku akan menyuruh supir untuk mengantarkan nya ke rumah mu." Senyum Asher.
"Baiklah." Angguk Jennifer.
Mereka berdua masuk kedalam mobil dan mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang, Asher membawa Jennifer makan di sebuah restoran yang ada di dekat danau. Restoran tersebut sangat nyaman bila di datangi sore hari karena mereka bisa melihat pemandangan matahari terbenam, Jennifer juga terlihat senang. Terlebih, tempat mereka berada dilantai dua yang menghadap langsung ke arah danau.
"Apa kau suka tempatnya?" Tanya Asher penasaran.
"Sangat suka, ini sangat indah. Aku tidak tahu jika ada tempat makan seperti ini, padahal aku sering lewat..." Balas Jennifer senang.
Cuaca semalam yang hujan membuat matahari sore ini terlihat sangat cantik dengan suasana yang dingin dan sejuk, Asher melepaskan jas nya dan memakaikan nya pada Jennifer yang terlihat terkejut, tapi Jennifer tidak menolaknya karena memang sedikit dingin di sana.
"Terimakasih paman." Senyum Jennifer dan Asher hanya mengangguk.
Para pelayan mulai datang, mereka terlihat tersipu pada Asher yang sedang menggulung lengan kemeja dan melonggarkan dasinya, Asher memang begitu menawan dan sangat tampan.
"Kau mau pesan apa?" Tanya Asher pada Jennifer yang kembali sadar dari lamunannya.
"Samakan saja." Balas Jennifer yang tersenyum tipis, sesekali Jennifer juga melirik para pelayan yang tak sengaja bertatapan dengannya, mereka tersentak saat melihat Jennifer menatap mereka dengan sorot mata yang datar.
Asher tersenyum dalam diam, meskipun dia tidak melihatnya dengan jelas namun melihat tingkah pelayan yang sedikit ketakutan membuat nya tahu dan sadar, mereka salah memilih lawan.
"Baiklah, aku akan memesan beberapa menu paling utama disini." Ucap Asher.
"Hmm." Angguk Jennifer.
"Buatkan dua porsi sup dengan daun mint di atasnya, begitu pun dengan daging panggang dan bubur jamur yang original tanpa pedas, untuk minumnya.... Kau mau apa?" Tanya Asher pada Jennifer.
"Hmmm, aku mau teh manis dan air putih saja." Balas Jennifer.
"Dua teh manis dan satu air putih, ahh ya... Istriku tidak suka air putih biasa, tolong bawakan yang masih di kemas."Jelas Asher pada mereka.
"Baik tuan."
Mata Jennifer melotot, dia menatap Asher yang hanya diam dengan santai, dia tidak menatap Jennifer yang terlihat kaget dengan panggilan Asher padanya.
Istri? apa maksudnya itu?
Kenapa perutnya terasa geli?
Hatinya berbunga-bunga, ahhh dia memang seharusnya sudah menjadi seorang istri sekarang, tapi bukan dengannya.
Apakah tidak apa-apa??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-07-14
0