Bertemu

Orang gila mana yang percaya dengan perkataan Asher tadi sore, yang jelas hal itu sangat mengganggu pikiran Jennifer yang saat ini sedang duduk melamun di balkon kamarnya.

Jennifer menatap langit malam yang gelap tanpa adanya bintang satupun, langitnya benar-benar gelap. Mungkin, akan turun hujan malam ini, cuacanya juga terasa begitu dingin namun tidak membuat Jennifer pergi meninggalkan balkon.

Justru, cuaca seperti inilah yang diinginkannya untuk duduk melamun seorang diri.

"Jika semuanya berjalan seperti biasa, mungkin malam ini adalah malam pernikahan kita...." Ucap Jennifer, dia menatap layar laptop yang memperlihatkan foto prewedding mereka berdua yang terlihat begitu romantis dan penuh kebahagiaan.

"Hatiku masih sakit, Andrew. Jika bertemu lagi, aku harap kau meminta maaf yang sepantasnya padaku." Ucap Jennifer, tangannya sibuk menghapus semua foto tentang dirinya dan Andrew, bahkan dengan Elizza juga.

Semuanya di hapus bahkan di sosmed nya juga, sehingga tidak ada foto mereka yang tertinggal sedikit pun. Hal itu benar-benar membuat Jennifer lega, dia menyandarkan punggungnya di kursi.

Tiba-tiba saja, ponselnya berbunyi. Dan itu adalah nomor baru, Jennifer mengabaikannya seperti biasa. Ada begitu banyak nomor baru yang selalu menelponnya dan mereka semua orang-orang yang menyukai nya, benar-benar merepotkan. Namun.....

"Angkat, ini aku.. Asher."

Mata Jennifer melotot, dia nampak terkejut. Dengan cepat dia mengangkat nya, bagaimana pun juga Asher adalah laki-laki dewasa, dia tidak ingin dikatakan sebagai wanita tidak sopan.

"H-halo?" Sapa Jennifer dengan sedikit gugup.

"Kau sedang apa?"

"Apa? ahh ini, aku sedang duduk di balkon. Kenapa?"

"Lihatlah ke bawah."

Jennifer menaikkan sebelah alisnya, dia beranjak dari tempat duduknya dan melihat ke bawah. Untuk kesekian kalinya Jennifer terkejut dengan sosok Asher, dia melihat sosoknya yang berdiri di bawah.

"Apa yang paman lakukan?" Kaget Jennifer.

"Turunlah."

"Tunggu sebentar."

Jennifer segera beranjak, dia mengambil kain tipis untuk menutupi tubuhnya karena sekarang dia hanya memakai gaun tidur tipis selutut dengan pundak yang terlihat. Rambut panjangnya dia biarkan terurai begitu saja, sehingga membuat sosoknya terlihat sangat cantik dan memukau.

"Jennie, mau kemana?" Panggil Diane, mama nya.

"Keluar sebentar mi..." Balas Jennifer sambil berlari kecil.

Jennifer berlari hingga berada di samping kediamannya, dia melihat sosok laki-laki tampan yang memakai kemeja hitam dengan lengan yang di gulung dan dua kancing yang terbuka, benar-benar tampan dan seksi!!!

"Paman." Sapa Jennifer dengan sedikit ngos-ngosan.

"Kau berlari?" Tanya Asher dengan menyentuh kening Jennifer yang terdapat keringat di sana.

Posisi mereka saling berhadapan, wajah Jennifer berhadapan dengan dada bidang Asher yang tercium sangat harum dan segar, hal itu membuat Jennifer menggigit bibir bawahnya, dia tidak ingin terlihat jelas bahwa saat ini dia tergoda dengan tubuh paman dari mantan kekasihnya itu.

Tapi, Asher sangat menggoda untuk dia lewatkan.

"Hmm ya, ada apa paman kemari?" Tanya Jennifer sedikit mundur, hingga tangan Asher di keningnya terlepas. Jennifer segera merapikan rambutnya dan diam menunduk dengan menggaruk hidungnya yang tidak gatal.

"Duduklah." Ucap Asher, dia sudah duduk di kursi taman.

"Baik." Patuh Jennifer yang segera duduk di sampingnya.

"Mereka berdua ada rumah Elizza, kau tahu kan tempatnya dimana?" Tanya Asher.

Jennifer menatapnya sehingga mereka berdua saling tatap, dengan cepat Jennifer memalingkan wajahnya dan sedikit berdehem.

"Aku tidak tahu tempat nya, karena selama ini dia tidak pernah mengajakku ke sana, yang aku tahu tempat nya berada jauh dari kota." Ucap Jennifer yang tertunduk dengan memainkan jari tangannya.

"Kau mau ke sana? aku akan mengantarmu...."

"Untuk apa?"

Lagi dan lagi, keduanya saling pandang. Mata Asher yang semula menatap mata Jennifer kini turun menuju bibirnya, Jennifer sadar hal tersebut dan segera berbalik, dia sangat gugup sekarang, benar-benar gugup. Otaknya terasa kosong, bahkan kesedihannya pun dia lupa.

"Bagaimana dengan tawaran ku?" Tanya Asher.

Jennifer berkedip-kedip bingung, hingga akhirnya dia sadar tentang tawaran yang diberikan oleh Asher tadi sore saat acara makan di kediamannya, Jennifer bingung karena harus mengatakan apa. Yang jelas dia.....

"Aku, maafkan aku paman. Aku tidak--"

"Mereka akan tinggal di kediaman utama setelah masalah ini redup." Potong Asher yang membuat Jennifer terdiam, Jennifer menatap Asher yang terlihat serius.

"Kenapa paman ingin menikah denganku? apa hanya sekedar membantu atau...."

"Aku tertarik padamu, Jennie....."

Untuk kesekian kalinya Asher membuat Jennifer diam tak berkutik, terlebih sekarang. Apakah Asher baru saja mengungkapkan rasa cinta padanya? jika iya, bagaimana mungkin? laki-laki sekeren dirinya menyukai nya? sungguh benar-benar aneh!!

"Paman, jangan bercanda. Bagaimana mungkin paman..."

"Aku serius, Jennie." Ungkapnya.

"Paman, ini pertemuan kita yang ke tiga kali. Pertemuan pertama, kita tidak berbicara sedikit pun. Pertemuan kedua tadi sore, dan ini pertemuan ketiga nya. Bagaimana bisa paman menyukai ku? sungguh hal yang sangat aneh...." Ucap Jennifer tak senang.

"Ya, kau benar. Di pertemuan pertama aku memang penasaran dengan mu. Sedangkan di pertemuan kedua, kau benar-benar menarik perhatian ku. Untuk sekarang, aku benar-benar serius padamu." Ucapnya, yang lagi-lagi membuat Jennifer menghela nafas panjang.

"Aku masih trauma dengan pernikahan, jika paman ingin segera menikah maka menikahlah dengan wanita la--"

"Aku hanya ingin menikah dengan mu."

Diam, Jennifer diam dan tidak menghiraukan ucapan Asher. Hingga akhirnya, rintikan hujan mulai membasahi bumi, mereka berdua saling pandang dan segera bergegas untuk masuk.

"Paman ayo masuk." Ajak Jennifer.

Mereka berdua berlari kecil untuk masuk kedalam rumah Jennifer, meskipun jaraknya dekat tapi hal itu membuat keduanya sedikit basah. Jennifer membawa Asher kedalam kamarnya untuk mengambil handuk, kedua orang tuanya sudah tidur karena ini benar-benar larut malam, begitu pun dengan para pelayan.

Ditambah cuaca hujan seperti ini membuat mereka semakin lelap dalam tidurnya.

"Paman, duduk dulu." Ucap Jennifer yang menyuruh Asher untuk duduk di sofa yang ada didalam kamarnya.

Asher menurut, dia melihat sekeliling kamar Jennifer yang terlihat rapih dan harum khas nya, hingga akhirnya matanya berhenti di sosok Jennifer yang terlihat memakai gaun tidur yang sedikit tipis sehingga saat terkena air hujan, gaunnya sedikit menerawang.

Asher berdehem, dia melonggarkan bajunya agar tidak panas. Untungnya saja, Jennifer segera berganti pakaian dan datang dengan membawa handuk.

"Paman, lap dulu wajah dan rambut paman." Ucap Jennifer yang menyerahkan handuk tersebut pada Asher.

"Terimakasih, Jennie." Ucap Asher yang menerima handuk tersebut dari Jennifer.

"Aku akan membuat teh untuk paman." Senyum Jennifer sedikit canggung dan segera pergi dari sana.

Setelah kepergian Jennifer, Asher menghela nafas panjang. Dia menggigit bibir bawahnya, bayangan Jennifer kembali teringat. Dia laki-laki dewasa, tentu saja melihat Jeniffer yang seperti tadi membuat sesuatu dibawahnya sedikit terusik.

Itu adalah reaksi yang normal.

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

tancap gas paman..🫣😱👍

2024-07-23

0

R

R

Aq mampir thor, awal yg menarik...
semangat berkarya nya thor💪💪💪

2024-07-14

1

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!