Perubahan

Hidung mancung Asher berada di telinganya, hembusan nafasnya juga mengenai pipinya. Sedekat itu kah jarak mereka berdua? Jennifer segera menarik diri, dia menatap Asher yang terlibat berbeda.

Wajahnya tampannya semakin mempesona dengan rona merah di kedua telinganya, laki-laki didepannya sangat menggoda. Mereka berdua saling pandang dengan kedua tangan Jennifer yang berada di dada Asher, hal itu untuk mendorongnya jika Asher semakin mendekat padanya.

"P-paman..." Panggil Jennifer gugup.

Asher tersenyum tipis, namun hal itu segera Jennifer alihkan ke arah ponselnya yang lagi dan lagi berdering.

Jennifer hendak mematikan ponselnya namun dia terlambat karena Asher kembali mengangkat nya, Jennifer menatap ke arah Asher penuh kekesalan namun Asher hanya tersenyum tampan.

Laki-laki tua di depannya sangat menyebalkan!

"Jennie...."

Suara laki-laki yang membuat Jennifer menaikkan sebelah alisnya, dia Andrew. Jennifer melirik Asher sekilas sebelum akhirnya mengambil ponsel tersebut, Jennifer hendak menjauh tapi lingkaran tangan Asher di pinggangnya tidak membuat nya beranjak dari sana.

"Ya." Balas Jennifer pada teleponnya.

"Aku mohon, maafkan aku. Kau boleh marah dan menghina ku sepuas mu tapi tolong, jangan melakukan hal itu pada Elizza. Dia sedang mengandung anakku, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada mereka."

Jennifer terdiam, Andrew mengatakan hal itu dengan tenang dan santai seperti tidak ada masalah apapun, apakah Andrew lupa bahwa dirinya lah yang paling tersiksa di sana? kenapa tidak ada yang mengerti perasaan nya? mereka selalu menyuruhnya untuk mengerti keadaan mereka, tanpa sadar Jennifer juga ingin di mengerti.

"Andrew, kau tahu.... Kau benar-benar sampah yang sangat menjijikkan!" Ucap Jennifer datar, dia benar-benar geram padanya.

Setelah itu, Jennifer mematikan sambungan teleponnya dan kembali terdiam. Padahal, beberapa saat yang lalu dirinya mengucapkan selamat pada Elizza, tapi kenapa Elizza justru mengadu domba dirinya dan Andrew?

Ahh, mengingat hal itu membuat Jennifer marah dan tak senang.

"Kau masih tidak mau membalas mereka?" Tanya Asher yang menyandarkan kepalanya di pundak Jennifer.

"Paman, apa paman sudah tidak waras? bagaimana bisa paman dan aku....."

"Kenapa? apakah itu salah? dan lagi, aku tidak setua itu untuk bisa bersama mu, Jennie. Usia ku baru 31 tahun, yaa memang akan memasuki 32 tapi aku masih terlihat tampan jika kau lupa...." Jelasnya dengan serius dan bersungguh-sungguh.

"Paman, kau tidak mengerti...."

"Apa kau memikirkan respon orang tua mu dan kakak ku? kalau itu, kau tenang saja."

Jennifer menatap laki-laki didepan nya, ini terlalu cepat jika harus segera menikah, tapi jika tidak seperti itu maka Andrew dan Elizza akan semakin membuat nya tersiksa.

Tiba-tiba saja lampu mati, hal itu membuat Jennifer terkejut dan sontak semakin mendekat ke arah Asher. Jennifer bisa melihat wajah Asher yang tampan karena tersorot cahaya remang-remang dari luar, meskipun gelap tapi tidak terlalu gelap, karena masih terlihat.

"Nampaknya ada pemadaman karena hujan begitu deras." Jelas Asher dan Jennifer hanya mengangguk.

"Aku akan menyalakan lilin." Ucap Jennifer yang bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja, dia mencari letak lilin menggunakan cahaya di ponselnya namun tidak menemukan nya.

"Tidak ada lilin disini." Jelas Jennifer dengan membalikkan tubuhnya, tubuh Jennifer terlonjak kaget karena sosok Asher yang berdiri dibelakangnya.

"Tidak apa-apa, kau tidurlah. Ini sudah larut, setelah hujan reda aku akan pulang." Jelas Asher.

"Apa, tapi... Baiklah." Patuh Jennifer, dia beranjak menuju ranjang dan mulai membaringkan tubuhnya dan menutupi dirinya dengan selimut, sesekali Jennifer melirik Asher yang sedang duduk di sofa.

Entah karena rasa kantuknya atau lelah, Jennifer tertidur dengan lelap tanpa rasa waspada sedikit pun. Hal itu membuat Asher tersenyum tipis, dia menghampiri Jennifer dan menatap wajahnya yang cantik. Di elus nya dengan lembut rambut Jennifer sebelum akhirnya di cium nya kening Jennifer, Asher melirik jam di dinding karena lampu sudah menyala lagi.

Meskipun hujan deras, Asher memilih untuk pergi. Jika dia tetap berada di sana, dia tidak tahu kejahatan apa yang akan dia lakukan pada Jennifer.

•••••

"Sayang, ada apa?"

"Ahh, tidak apa-apa mam." Balas Jennifer pada Diane, ibu nya.

"Untuk seminggu ke depan jangan dulu pergi ke kantor, papa akan mengurusnya sendiri." Ucap Anthony, ayahnya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja pah. Jangan terlalu berlebihan...." Ucap Jennifer santai.

"Tapi kau...."

"Aku baik-baik saja, jika aku terus di rumah maka keadaan ku akan semakin buruk!!" Tegas Jennifer, hal itu membuat kedua orang tuanya diam, mereka menghela nafas panjang dan mengangguk pasrah.

"Tapi, aku akan ke kantor besok, karena hari ini aku ada sedikit urusan di luar." Jelas Jennifer yang makan dengan lahap.

"Baiklah, hati-hati saja."

"Hmm..."

Jennifer menghabiskan makannya dengan santai, setelah selesai barulah dia pergi. Jennifer akan pergi ke mall dan salon, dia akan berubah mulai sekarang.

Ada begitu banyak barang yang Jennifer beli, dia benar-benar menghabiskan uangnya dengan belanja! biasanya, dia yang selalu membelikan pakaian yang Elizza, tapi mulai sekarang tidak akan lagi.

"Aku mau gaun yang ini, ini, ini, dan ini. Ahh, baju yang itu juga..." Tunjuk Jennifer dengan santai, dia tersenyum melihat banyaknya barang yang dia beli.

Seumur hidupnya, baru kali ini dia belanja seperti ini. Meskipun hidupnya terpenuhi dan dia juga berasal dari keluarga yang kaya, tapi Jennifer tidak pernah bersikap seperti nona muda yang sombong atau sering berfoya-foya, karena baginya itu hanyalah tindakan yang sembrono.

Tapi mulai sekarang, tidak akan lagi. Ternyata, menghabiskan uang sangatlah menyenangkan.

"Anda sangat cantik dengan dress itu nona." Puji para pelayan yang melihat penampilan Jennifer di sana, Jennifer tersenyum dan menatap pantulan dirinya didepan cermin.

Jennifer memakai dress ketat berwarna hitam sepaha dengan sedikit belahan, dan pundaknya yang terpampang jelas, rambut panjangnya ia biarkan terurai, tak lupa Jennifer juga memakai perhiasan yang mewah dan mahal.

"Terimakasih, tolong total semua barang yang aku beli. Dan untuk gaun ini, aku akan memakainya sekarang." Jelas Jennifer pada para pelayan.

"Baik nona." Senang mereka.

Jennifer duduk diam sambil melihat-lihat para pegawai toko yang sedang membungkus belanjaan, dia tidak bisa membawa semuanya.

"Totalnya sekian nona...."

Setelah beberapa saat menunggu, barulah Jennifer membayarnya. Tak lupa, Jennifer juga meminta bantuan pada para pelayan untuk membawakan semua barang belanjaan nya kedalam mobil. Dan mereka tidak keberatan, mereka justru sangat senang.

"Aku sudah membeli banyak gaun baru yang selama ini tidak pernah aku pakai, sekarang aku akan membeli high heels dan beberapa tas. Lalu, setelah itu barulah aku pergi ke salon." Ucap Jennifer dengan sedikit melamun.

"Ah benar, aku harus menguras semua isi ATM ku. Hahaha...." Senangnya yang kembali melangkah dengan bersenandung ria, sosoknya terlihat berbeda sekarang.

Terpopuler

Comments

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!