\=\=\=\=\=\=\=\= SELAMAT MEMBACA \=\=\=\=\=\=\=\=
Sesampainya di bawah, Rivaldo melihat Raynand yang sedang sibuk mengutak-atikkan laptop di hadapannya. Seketika senyuman pria itu mengembang, ia sangat menyayangi Adiknya itu. Alasan dirinya selalu bekerja keras hanya untuk Raynand dan Orang tuanya itu.
"Ray, di mana Mama dan Papa?" tanya Rivaldo sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah Raynand.
"Ada di dalam kamar mereka," jawab Ray seperti tanpa minat.
"Ya sudah, kamu belajar yang rajin yah! Supaya kamu akan cepat lulus dan mendapatkan nilai yang bagus ketika lulus nanti. Kakak janji akan memberimu hadiah jika kamu lulus dengan nilai yang bagus!" seru Rivaldo tersenyum sambil mengacak-acak rambut Raynand dengan gemas.
"Ya." jawabnya singkat tanpa melirik ke arah Rivaldo.
Rivaldo melangkahkan kakinya menuju kamar kedua orang tuanya yang berada di lantai atas untuk berpamitan kepada mereka bahwa dirinya akan segera pergi ke London, malam ini juga.
Tok-tok!
"Maa ... Paa ... Buka pintunya sebentar." ucap Rivaldo pelan sambil mengetuk pintu kamar.
Pintu terbuka, tampaklah seorang wanita paruh baya berdiri di depan ambang pintu sambil merapikan rambutnya yang sedikit berwarna putih itu.
"Ada apa, Nak?" tanyanya bingung serta penasaran.
"Valdo ingin pergi ke London untuk mengawasi gudang senjata di sana. Gudang senjata yang selalu diawasi dua puluh empat jam, mengalami perampokan yang bisa divonis mengalami kerugian sebesar ratusan juta rupiah, Maa," jelas Rivaldo sambil menyalami tangan Mamanya.
"Ya ampun! Bagaimana bisa, Nak?! Bukannya gudang itu selalu diawasi? Kenapa bisa dirampok seperti itu?" tanya Nani kaget pada putranya.
"Rivaldo tidak tahu bagaimana bisa, Maa. Tapi, Rivaldo yakin, ini pasti ada yang melakukan kerja sama untuk merampok senjata di sana," ungkap Rivaldo kepada Mamanya.
"Ya sudah, kamu jaga keamanan untuk diri kamu. Kamu pergi sama siapa ke sana? Mama minta, jangan pergi sendirian. Mama tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada putra Mama," jelas Nani merasa khawatir pada Anaknya.
"Mama tenang aja, Valdo bisa jaga diri. Emangnya, Mama gak yakin kalau Anak Mama satu ini jago bela diri?" tanya Rivaldo mulai bercanda.
"Mama lagi gak bercanda! Mama serius, Valdo! Mama gak ingin kamu kenapa-kenapa di sana," ucap Nani jujur. Ia tidak ingin putranya itu kenapa-kenapa.
"Rivaldo ingin segera berangkat, Mama tolong jaga Raynand di sini. Valdo pergi tidak akan lama, Valdo janji akan segera kembali dalam waktu dekat." kata Rivaldo berjanji dan tersenyum menatap Nani. Ia menarik Nani masuk ke dalam pelukkannya.
'Seandainya, kalian benar-benar menyayangiku dengan kasih sayang yang tulus. Bukan hanya karena aku adalah ahli waris keluarga ini.' batin Rivaldo sambil memeluk Mamanya.
Nani membalas pelukan Anaknya itu. Ia sangat takut jika sesuatu terjadi pada Putranya, ia tidak ingin, Rivaldo kenapa-kenapa. Karena masalah ini, bukanlah masalah biasa.
"Ya sudah, Maa. Rivaldo pamit berangkat dulu, yah! Oh iya, Papa sudah tidur? Jika iya, katakan padanya jika Valdo berangkat ke London untuk mengurus gudang senjata yang di sana mengalami perampokan yang besar," ujar Rivaldo sambil melepaskan pelukkannya.
"Iya sayang, Mama akan sampaikan pada Papa kamu. Jaga diri baik-baik di sana, yah, Sayang!" seru Nani sambil mengecup kening Anaknya.
Rivaldo memasang senyum di wajahnya. Lalu, ia segera turun untuk menemui Nathan, sekretaris pribadinya itu. Walaupun Nathan hanya berstatus sebagai bawahannya. Namun, Rivaldo tetap menganggap Nathan sebagai sahabat dekatnya.
.
.
.
Rivaldo dan Nathan bersama satu orang Pilot telah berada di sebuah pesawat pribadi. Mereka akan segera lepas landas menuju London, Inggris. Untuk mengurus gudang senjata yang mengalami perampokan senjata yang bisa dinovis kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.
Pria itu duduk dengan santainya di atas kursi tempatnya duduk sambil melihat ponsel miliknya. Ia berharap akan ada pesan masuk dari Viona, kekasihnya. Namun, sampai sekarang tidak ada satupun pesan yang masuk ke ponselnya itu.
Ke mana Viona? Sampai sekarang belum ada mengabarinya. Walaupun semua pikiran berkecamuk di dalam hatinya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena banyak hal yang akan diurusnya di Luar Negeri.
"Kita akan lepas landas dalam hitungan ketiga." peringatan Pilot itu kepada kedua pria yang ada di bangku belakang.
Satu ... Dua ... Tiga ....
Pesawat pribadi yang membawa mereka telah melepas landas ke udara. Rivaldo mencoba untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk memikirkan masalah ini dan Viona. Mengapa Viona belum mengabarinya sampai sekarang? Ada apa? Entahlah, Rivaldo mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan satu tangannya.
Nathan yang sedari menatap heran ke arah Rivaldo pun harus mencari tahu, hal apa yang mengganggu pikiran Tuan Muda Rivaldo itu?
"Ada apa, Boss? Sepertinya kau begitu gelisah?" tanya Nathan sambil menaikkan alisnya heran.
"Ya, aku sangat gelisah, bagaimana tidak? Viona tidak mengabariku sampai sekarang, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Aku sangat tidak ingin. Tapi, di satu sisi kita harus mengurus masalah di London, Nathan," ungkap Rivaldo dengan wajah cemasnya menatap ke arah Nathan yang ada di sampingnya.
"Viona? Kekasihmu, Boss?" tanya Nathan memastikan apa benar atau tidak.
"Ya, aku sangat bingung dan pikiranku benar-benar kacau untuk sekarang waktu, bagaimana bisa aku pergi tanpa mendapatkan kabar darinya? Jika sesuatu yang buruk terjadi, bagaimana?" tanya Rivaldo kepada Nathan.
Nathan yang mendengar pertanyaan Rivaldo hanya bisa terdiam sesaat. Ia sangat susah untuk menelan saliva, karena baginya, tidak ada wanita yang berhasil memikat hatinya. Sampailah sekarang waktu, tidak ada wanita yang mampu menarik perhatiannya.
Seorang pria yang begitu dikenal dengan sikap sombong dan dingin. Ia tidak terlalu terbuka soal masalah percintaan. Nathan adalah sosok pria yang selalu menutup diri ketika ada wanita yang mencoba untuk mendekati dirinya.
"Aku tidak terlalu mengerti untuk masalah percintaan, Boss," ucap Nathan jujur. Karena ia sama sekali tidak mengerti tentang cinta.
"Dirimu terlalu polos, Nathan. Setelah ini, silahkan kau mencari wanita untuk berkencan, mau diletak di mana mukaku jika sekretarisku saja tidak mengerti masalah percintaan." ledek Rivaldo tertawa kecil. Ia sangat senang menggoda Nathan.
'Aku senang melihatmu tertawa lepas seperti ini, Rivaldo. Meski aku tahu bahwa beban hidupmu sangatlah berat. Tapi, selama aku ada di sampingmu, beban itu akan terasa sangat ringan. Percayalah padaku, tak akan kubiarkan dirimu merasa kesepian dan menyendiri. Karena aku, akan selalu ada buatmu.' Batin Nathan sambil menatap Rivaldo yang kini tengah tertawa lepas.
Rivaldo baru menyadari bahwa Nathan sedari menatapnya dari tadi. Ia mengerutkan dahinya heran dan menaikkan salah satu alisnya.
"Ada apa? Mengapa kau melihatku seperti melihat binatang saja?" tanya Rivaldo aneh. Ia merasa ada yang aneh dari diri Nathan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\= BERSAMBUNG \=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Widia Aja
Awal cerita yg bikin pelajaran SD, mengarang bebas, berkelana....😃
2022-12-05
0
Elias Elias
ngakakaaak jugaa ah ktaa terakhir seperti melihat binatang se olah ngejeek si nathn 😂 natahn baik budi dong smaa bos biar bonus cair eaa kn thorr😀😀😀
2021-08-15
0
Lasmi Kasman
seru
2021-05-28
1