Sebuah pesawat pribadi yang mendarat dengan sangat hati-hati di tengah lapangan yang sangat luas di Kota London, Inggris.
Malam yang kelam adalah sebuah malam yang sangat indah bagi para mafia. Mereka merubah malam menjadi siang, dan siang menjadi malam. Begitulah kehidupan Dunia gelap.
"Bos, ayo! Kita telah sampai, dan kita harus cepat menyelidiki kasus ini. Jika terlambat sedikit saja, kita akan bisa mengalami kerugian yang sangat banyak." Nathan berkata sambil mencoba membangunkan Rivaldo yang tengah tertidur di sampingnya.
Pria itu mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan, menatap sekelilingnya. Ternyata benar, bahwa mereka telah tiba di London.
"Kita telah sampai, Nathan?" Rivaldo bertanya untuk memastikan apa benar mereka telah sampai di Negara yang berbeda dengan tempat tinggalnya.
"Iya, Boss, ayo!" Nathan kembali menekankan kalimatnya, agar pria itu tersadar bahwa mereka memang telah sampai di London.
Cahaya langit Kota London masih sangat bersinar dengan terang. Cahaya mentari yang terik, membuat Rivaldo sedikit merasa risih dengan sinar yang panas membuat kulitnya menjadi sedikit sensitif.
Dengan langkah kaki yang cepat, kedua pria itu keluar dari pesawat pribadi yang mendarat di sebuah lapangan yang berada di dekat gudang senjata di London, Inggris.
Sesampainya di gudang, Rivaldo dan Nathan disambut hangat oleh beberapa penjaga di gudang persenjataan.
"Welcome, Sir."
Beberapa penjaga menyambut hangat kedatangan Boss yang paling berpengaruh kuat akan kekuasaan yang dimilikinya.
Pria itu mendudukan dirinya di sebuah kursi yang berlambang Naga hitam yang diukir dari sebuah permata berlian yang dilapisi oleh emas.
"Bagaimana bisa, gudang yang selalu diawasi dua kali dua puluh empat jam, mengalami perampokan yang memalukan ini?" Rivado bertanya dengan suara yang tenang. Walaupun begitu, mereka mengetahui bahwa Boss mereka akan meledakkan emosi yang ditahannya.
"Kami semua juga tidak tahu, Boss. Tapi ini, sepertinya ada sebuah permainan kerja sama antara orang kita bersama perampok itu," Seorang berkata dengan serius, menyahut pertanyaan yang terlontar dari sudut bibir pria itu.
"Nathan, selidiki kasus ini dengan sedetail mungkin. Aku percaya bahwa penyusup itu ada diantara kita yang sedang berada di dalam tempat ini," Rivaldo berkata dengan serius sambil menatap satu persatu beberapa penjaga yang menjadi orang kepercayaannya untuk mengawasi gudang senjata ini.
"Siap laksanakan, Boss! Aku akan menangkap pengkhianat itu, kita akan musnahkan penjilat seperti dia!" Nathan menggertakan giginya sambil menatap dengan tajam, beberapa pria bertubuh kekar di hadapan mereka.
Rivaldo hanya tersenyum tipis melirik ke arah Nathan. Ia percaya bahwa pria yang selalu menjadi tangan kanannya itu akan bekerja menyelidiki kasus ini dengan sedetail mungkin. Karena baginya, Nathan tidak pernah sia-sia dalam bekerja.
Sangat dipertahankan oleh Rivaldo, akan diri pria itu, karena berhasil memikat hatinya untuk menjadikan diri pria itu menjadi tangan kanannya.
♾♾♾
Viona melirik jam kecil yang melingkar di tangan kanannya, bahwa jam telah menjukan jam satu dini hari. Tidak ada kemungkinan untuk dirinya pulang ke rumahnya sendiri. Ada baiknya jika ia menginap di kamar hotel bersama dengan Lucas. Tidak apa-apa, malam ini ia akan bermalam dengan diri pria itu.
Entah kapan lagi ia bisa menghabiskan waktu untuk bermalam dengan Lucas?
"Aku masih ingin melakukannya, Viona. Karena aku masih ingin menikmati setiap permainanmu," Lucas berbicara dengan keadaan terbaring di atas ranjang hotel dengan keadaan tidak memakai satu helai benang sekalipun di tubuhnya. Hanya beralaskan selimut putih yang tebal di tubuhnya.
"Masih perlu satu ronde atau dua ronde lagi, Lucas? Atau kita akan bergadang sampai pagi?" Viona bertanya dengan suara menggoda. Sedangkan tangannya, telah menelusuri dada bidang milik pria itu.
Wanita itu akui, bahwa Lucas adalah sosok pria yang sempurna, tubuhnya yang memiliki dada yang kekar dan kotak-kotak, bagaikan roti sobek pada umumnya.
Viona dibuat tergila-gila oleh Lucas. Belum lagi, sebuah adik kecil yang selalu ia rindukan ketika mengalami sebuah kejanggalan dalam tubuhnya. Setiap kali melakukan kontak fisik bersama pria itu, Viona tidak bisa jika hanya satu ronde saja.
"Come on, Baby."
Suara berat pria itu menandakan bahwa ia tidak dapat lagi menahan hasrat yang ada di dalam dirinya itu. Viona tersenyum menyeringai saat melihat wajah Lucas yang dipenuhi oleh gambaran hasrat yang terpendam.
"Lepaskanlah, aku ingin mendengarnya." Viona semakin menggoda pria itu, sehingga sedikit demi sedikit, suara bakat yang tertahan di diri pria itu terlepaskan begitu saja.
Dengan sangat cepat, wanita itu menarik selimut yang menutupi tubuh Lucas. Sehingga ia bisa melihat bahwa sebuah benda telah berdiri dengan sangat intens.
Permainan panas untuk yang kedua kalinya telah dimulai, dan itu, dipimpin oleh Viona sendiri.
Rivaldo duduk di atas kursinya sambil memegangi dagunya, perasaan demi perasaan muncul di hati pria itu. Kini, fikirannya kembali memikirkan Viona, kekasihnya. Bagaimana keadaan wanita itu? Apakah baik-baik saja sekarang?
Entahlah.
Semua perasaan berkecamuk di hatinya. Rasanya, ia sangat ingin cepat kembali untuk menemui Viona, sang pujaan hatinya.
Ia melirik HP-nya yang ada di genggamannya, tidak ada satupun notifikasi pesan masuk dari HP-nya. Padahal ia berharap, akan ada pesan masuk dari Viona. Namun nyatanya, harapan hanyalah sebatas harapan tanpa kepastian.
Sungguh, ini adalah momen yang paling dibenci oleh Valdo. Entah apa yang dilakukan oleh wanita itu, sehingga tidak dapat mengabarinya sama sekali. Ataukah Viona telah tidur? Ya, mungkin seperti itu.
"Boss."
Mendengar ada yang memanggilnya, Rivaldo mengalihkan padangannya mencari siapa yang memanggilnya tadi. Ternyata, Nathan.
"Ada apa?" Rivaldo bertanya sambil menatap Nathan yang sedang berjalan mendekatinya.
"Mereka terlalu bersih memainkan permainan ini, sehingga tidak ada satupun jejak yang bisa kita ambil dari perampokkan ini," ungkap Nathan dengan serius, lalu menatap beberapa pria yang berbadan kekar di hadapan mereka.
"Jika memang mereka bermain dengan bersih, aku dapat mengetahui mana mereka yang benar-benar menghormatiku sebagai pemimpin dan mana yang menjatuhkanku sebagai musuh!" Rivaldo berkata dengan serius dengan menekankan setiap kalimatnya agar salah satu pengkhianat itu dapat segera diketahui oleh mereka.
"Pengkhianat, akan selamanya menjadi pengkhianat! Jangan pernah kalian mencoba bermain api denganku! Kalian yang memulai, maka kalianlah yang harus mengakhiri ini semua, cepat atau lambat, ketika aku telah mengetahui siapa pengkhianat itu. Maka percayalah bahwa aku, tidak akan pernah segan-segan untuk menghabisi nyawanya dan membuat keluarganya menderita!" suara Rivaldo seperti bom yang meledak, seluruh pria yang ada di dalam gudang tahu, kalau Boss mereka tidak akan pernah bermain-main dengan ucapannya.
Kecurigaan Nathan dan Rivaldo sama, kalau pengkhianat itu adalah Jep, pria itu yang selalu menunduk dan menahan getaran ketakutan yang sangat hebat, sehingga Rivaldo dan Nathan, bisa melihat dengan jelas bahwa pengkhianat itu, adalah Jep.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Widia Aja
he eh.......
2022-12-05
0
Lasmi Kasman
Viona cantik2 menjual diri hi amit2
2021-05-28
1
Indah Maya Sari
next thor
2021-04-03
1