Chia dimarahi kakaknya

Sementara itu di ruangan tempat Alvino berbincang dengan mamanya. Tak lama datang pak Arya, papanya.

"Tumben kamu pulang sore?" Papa Arya duduk disamping istrinya sambil melepas sepatu.

"Tadi dipanggil ke sekolah Chia pah, anak itu juga belum pulang lagi jam segini. Kebiasaan kabur kalo bikin masalah." Alvino ngomel- ngomel.

"Coba mama telepon, kalo sama mama khan dia lebih lunak mah." Arya meminta Meylin menghubungi anak gadisnya itu.

"Chia, kamu dimana nak? Udah jam berapa sayang."

"Udah deket mah, tapi mah kakak gak ada khan? Chia gak mau ketemu kakak. Ngeselin!"

Sedikit kaget karena tiba-tiba Alvino merebut handphone mamanya dan berkata kepada adiknya itu.

"Kamu kalau gak pulang sekarang siap-siap aja gak terima uang jajan dan hukuman kamu kakak tambah!!"

Akhirnya Chia mengalah demi uang jajan dari kakaknya itu dan bergegas pulang kerumah karena sebenarnya dia sudah berada di area food court depan komplek perumahan.

Untuk urusan ini, Meylin dan Arya sepakat untuk tidak ikut campur karena memang anak gadisnya itu hanya takut kepada kakaknya. Dia sangat manja kepada orang tuanya, maklumlah anak bontot begitulah adanya. Kemudian mereka berdua masuk ke kamar karena sebenarnya tidak tega melihat Chia dihukum kakaknya.

Alvino sudah duduk di meja kerjanya menunggu kedatangan adik kesayangannya. Tak lama Chia masuk ke ruang keluarga, melihat tak ada orang disana dia naik ke kamarnya untuk mandi. Di depan tangga dia bertemu pembantunya mbak Inayah.

"Mbak, pada kemana semua kok sepi?" Chia bertanya.

"Itu non, ibu sama bapak sudah istirahat dikamarnya, mas Al ada di ruang kerjanya. Tadi pesen sama saya kalo non datang disuruh cepat kesana." Inayah menjawab pertanyaan Chia sekaligus menyampaikan pesan Alvino untuk adiknya.

"Ohh, kalo gitu aku mandi dulu mbak, gak enak neh udah bau." Chia sedikit berlari ke kamarnya karena tahu kalau Alvino sudah menunggunya di ruang kerja untuk meminta pertanggung jawaban kenakalannya, berarti kakaknya itu benar-benar marah.

-- Setengah jam kemudian --

"Kak, Chia boleh masuk?" Chia mengetuk pintu ruang kerja kakaknya. Dia tampak cemas akan semarah apa kakaknya itu.

Chia masuk ke ruangan itu setelah Alvino membukakan pintu untuknya disertai dengan tatapan marah.

"Duduk!!!!" Alvino memerintah Chia dengan nada tegas.

"Katakan, apa lagi alasanmu!!!!"

Alvino setengah berteriak. Sudah berapa kali dia dipanggil oleh pihak sekolah Chia karena kelakuannya itu. Kali ini chia membolos sekolah 2 hari, dia memanfaatkan keadaan yang kebetulan kakak dan papanya ketika dinas luar ke Jogja seminggu yang lalu. Sedangkan Meylin sibuk dengan kegiatan sosialnya. Hal ini membuatnya luput dari pengawasan.

"Maafff kak. Oke minta maaf aja dulu yang penting biar kakak gak tambah marah." Batin chia.

"Kenapa dek, kamu ada masalah di sekolah atau kurang uang jajan dari kakak?" Alvino sedikit melunak melihat adeknya menundukkan kepala tampak ketakutan.

Chia menggeleng, berfikir akan berkata gimana bisa dia bolos sekolah tapi juga takut kejujurannya akan membuat kakaknya semakin murka.

"Dek, kamu dengar gak sih kakak nanya? Lihat kakak!!" Alvino bertanya dan meminta Chia untuk menatapnya.

Chia menaikkan kepalanya yang tertunduk, mulai takut melihat kemarahan kakaknya.

"Chiiiiaaaaa!!!" Tak sabar Alvino akhirnya berteriak memanggil adeknya sekali lagi yang membisu bukannya menjawab pertanyaan darinya. Dengan marah Alvino memukul adiknya cukup keras. Sampai posisinya sedikit bergeser terdorong ke pojokan sofa.

"Hiks..hiks..." Chia akhirnya menangis menahan sakit.

Sebenarnya Alvino tidak tega melihat Chia menangis, dia membalikkan badannya sedikit mengeluarkan air mata agar tak diketahui adeknya. Dia begitu sayang terhadap adek satu-satunya itu tapi dia juga tidak segan akan bertindak tegas jika Chia melakukan kesalahan. Bukan apa-apa, kali ini Chia bolos di waktu yang tidak tepat, pada saat ulangan berlangsung. Itu yang membuatnya sedikit emosi dan malu di sekolah tadi.

"Sudah diam, kembali ke kamarmu dan tidur!!! Gak ada pegang handphone. Satu lagi, mulai sekarang kamu gak diijinkan kemana-mana tanpa persetujuan kakak. Mengerti!!!" Alvino menyudahi marahnya dan memerintahkan Chia kembali ke kamarnya.

Chia mengangguk dan tidak membantah keputusan kakaknya. Di kamarnya dia menangis sesenggukan. Sedangkan Alvino merenungi apa yang sudah dilakukannya.

"Apa aku keterlaluan ya." Batin alvino.

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya, ternyata Meylin sang mama masuk ke kamar itu.

"Gimana Al, adekmu kenapa lagi?"

Alvino menceritakan kenakalan adeknya dan tampak sedih, dia menyesal telah memukul adeknya itu. Sebenarnya dia penasaran apa yang dilakukan Chia 2 hari membolos. Karena tidak mendapatkan penjelasan apapun dari adeknya dan tidak tega terus menekan Chia untuk menjawab pertanyaannya, Alvino memutuskan untuk mencari tahu sendiri lewat anak buahnya untuk mengawasi pergaulan Chia.

"Maafin Al mah, tadi Al marahin Chia sampai nangis." Alvino meminta maaf sambil memeluk mamanya. Sedih sekaligus menahan marah.

"Mau gimana lagi, anak itu cuma kamu Al yang bisa ngatasin. Mama udah gak sanggup, bisa kambuh asma mama nanti. Kamu khan tau Al." Meylin tampak sedih.

"Jangan terlalu keras sama adekmu, kamu apakan dia sampai nangis?" Meylin mengerutkan alisnya meminta penjelasan.

"Al bentak chia mah, kelepasan mukul." Alvino menunduk tak berani menatap mata sayu mamanya.

Meylin menghela nafasnya kecewa namun tak menyalahkan tindakan tegas alvino. Dia memeluk anaknya dan mengelus punggung alvino berkata.

"Al, mama paham kamu lakukan itu karena sayang sama Chia. Mama cuma berharap kamu sabar menghadapi adekmu. Anak itu sedikit nakal karena kurang perhatian kita kalau kamu mau tahu. Bagaimana pun dia juga pintar khan disekolahnya." Meylin berusaha meredam amarah Alvino.

"Pintar saja tidak cukup mah, aku mau Chia menjadi gadis yang elegan, tahu adat dan sopan santun. Bukan gak tahu aturan kayak gitu mah. Lagian Al gak pernah maksa Chia harus dapat nilai bagus kok. Cukup jadi anak baik aja mah." Alvino menjelaskan bagaimana kekhawatirannya.

"Mah, tolongin Al donk, lihat Chia dikamarnya, tadi keluar dari ruang kerja Al dia masih nangis mah." Alvino memohon ke Meylin.

"Kamu ini, gengsi banget sama Adek sendiri." Meylin mengiyakan permintaan Alvino dan berjalan ke kamar Chia.

Meylin masuk ke kamar tanpa mengetuk karena dilihatnya pintunya sedikit terbuka. Menghampiri ranjang anak gadisnya ketika melihat Chia berbaring memeluk guling kesayangan. Sepertinya Meylin menyadari anak itu belum tidur dan masih menangis.

"Udahan nangisnya donk sayang." Meylin mengelus lembut rambut panjang Chia. Dia mendengar ada isakan tangis di balik guling itu.

"Kakak Al galak mah, Chia takut." Chia berbicara sambil menangis. Tangisnya tumpah juga ketika dipeluk oleh mamanya.

"Kamu dipukul kakakmu?"

Chia mengangguk sambil menangis menunjukkan bekas pukulan dari kakaknya tadi yang terlihat memerah. Lalu bersembunyi di pelukan mamahnya ketika mendengar ada yang masuk ke kamarnya. Dia yakin itu pasti kakaknya.

"Mah, lebih baik mama tidur. Udah tengah malam, mama khan baru sembuh." Alvino meminta mamahnya beristirahat.

"Ya sudah, mama ke kamar dulu ya sayang." Meylin mencium kening Chia hendak keluar dari kamar itu tapi ditahan oleh Chia.

"Kakak gak akan marah lagi dek, kamu gak boleh gitu. Kasian mamah capek lhoo." Alvino memberi pengertian kepada adeknya yang menahan kepergian Meylin dari kamarnya

Akhirnya dengan berat hati Chia merelakan mamanya keluar dari kamarnya. Dia ketakutan ketika Alvino mendekati ranjang nya.

"Kakak minta maaf udah kasar sama Chia." Alvino membuka pembicaraan agar Chia tidak takut kepadanya sambil mengacak manja rambut adeknya.

Chia menghentikan tangisannya sambil menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

"Chia khan tahu, kakak sayang sama Chia." Alvino berusaha berbicara lagi dengan adeknya.

"Jadi kakak mohon jangan salah paham. Ada kalanya kakak harus tegas kalau kamu salah." Alvino semakin sedih mendengar tangisan di balik selimut itu. Menghela nafas berusaha memahami adeknya.

"Jangan gitu dek, bicaralah dengan kakak, janji deh gak akan marahin Chia kalo kamu jujur." Alvino berusaha bernegosiasi dengan adeknya.

Usaha Alvino membuahkan hasil. Chia membuka selimut yang menutupi wajahnya. Dia memberanikan diri menatap kakaknya, melihat kesungguhan ucapan Alvino barusan.

"Chi-chia minta maaf kak." Bicara terbata sambil berusaha menghapus air matanya.

Alvino tersenyum melihat Chia mau berbicara dengannya. Dia memeluk penuh kasih sayang ke adek nya sebagai tanda kemarahan nya berakhir.

"Sakit yaa dek?" Alvino khawatir dengan keadaan adeknya. Melepas pelukannya lalu memeriksa bekas kemerahan akibat kemarahannya tadi. Lalu dia mengambil kotak obat di laci meja Chia. Mengoleskan salep agar bekas merah di lengan adeknya membaik dengan telaten tentunya.

"Gakpapa kak, Chia ngerti kok." Dia berusaha meyakinkan kakaknya bahwa dia juga menerima hukuman dari kakaknya dengan ikhlas.

Kemudian Chia memberanikan diri berkata jujur karena melihat tidak ada lagi raut kemarahan di wajah Alvino.

"Chia pergi ke Bogor kak, maaf." Chia berkata jujur kepada kakaknya sambil menundukkan kepala.

"Ngapain dek ke Bogor?" Alvino tampak terkejut mendengar penjelasan kemana adeknya pergi bolos.

"Chia bantu teman sekelas di sekolah, kasian kak. Ayahnya meninggal, jadi Chia kasih uang tabungan Chia untuk mengurus pemakaman karena dia gak ada uang kak. Ibunya khan gak kerja." Akhirnya Chia menjelaskan alasannya.

"Huuuffttt, lain kali kamu bicara sama kakak jadi gak perlu sampai bolos dek. Lalu, biaya sekolah temanmu itu gimana? Siapa yang nanggung?" Alvino bertanya.

Dalam hatinya dia bangga dengan kedermawanan adeknya itu, hanya salah cara saja sampai bolos sekolah. Malam itu dia menyelesaikan perselisihan dengan baik. Akhirnya kekhawatiran Alvino memudar dengan penjelasan Chia. Tapi tetap saja keputusannya untuk mengawasi pergaulan adeknya tidak dirubah.

"Kalau libur ajak dia kerumah dek, kakak mau bantu biaya sekolahnya." Alvino menyudahi pembicaraan dengan Chia malam itu ketika melihat jam menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Eeeiitss, tapi kamu tetap harus bilang sama kakak kalo mau pergi yaa." Alvino mengingat kan Chia lagi.

"Iyaa kak." Chia menjawab permintaan kakaknya.

"Yaudah kamu tidur dek, capek khan nangis Berjam-jam?" Alvino meledek adeknya.

"Iihhhhh, kakak gitu!" Protes Chia.

Akhirnya Chia tertidur karena memang dia sudah mengantuk dan lelah karena menangis hampir 3 jam lamanya.

Terpopuler

Comments

Ari Martiana

Ari Martiana

saking sayang nya sampe di pukul 🤔🤔🤔

2021-01-18

0

🐙❣️ Putri 💞 Dewi ❣️🐙

🐙❣️ Putri 💞 Dewi ❣️🐙

ka2k yang baik

2021-01-04

0

💖T¡T¡N AD€€VA 💖

💖T¡T¡N AD€€VA 💖

so sweet hubungan adek kakak chia sama alvin...aku jd terharu

2020-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Latar belakang & perkenalan karakter
2 Hari pertama bekerja
3 Kejadian Di kantor
4 Hoorree Gajiannn
5 Chia dimarahi kakaknya
6 Liburan ke Ancol
7 Minggu ceria...
8 Hari yang melelahkan
9 Hari yang melelahkan (Part 2)
10 Hari yang melelahkan ( Part 3 )
11 Hari yang melelahkan ( Part 4 )
12 Pertemuan dengan Arya Winata
13 Weekend seru...
14 Weekend seru ( Part 2 )
15 Handphone baru
16 I Don't Like Monday
17 Meeting 1
18 Meeting 2
19 Belanja ke Supermarket
20 Gedung Winata Group
21 Gedung Winata Group ( part 2 )
22 Rendy & The Gank
23 Rabu mencekam
24 Rabu mencekam ( part 2 )
25 Rabu mencekam ( part 3 )
26 Manager Baru
27 Manager Baru (Part 2)
28 Gank Rempong
29 Shopping with Gank Rempong
30 Bu Anna
31 Bertemu Alvino
32 Dimas & Wati Wedding
33 Dimas & Wati Wedding (Part 2)
34 Dimas & Wati Wedding (Part 3)
35 PDKT Alvino
36 PDKT Alvino (Part 2)
37 Makan Seafood
38 Senin lagi
39 Bertemu mantan
40 Mantan gak ada akhlak
41 Credit card
42 Apartemen baru
43 Pasar Mayestik
44 Nge-date
45 Koko baik hati
46 Ikan Bakar
47 Reza and Family
48 Kota Tua
49 Perasaan Alvino
50 Hari sibuk sedunia
51 Hari sibuk sedunia (Part 2)
52 Opname
53 Opname (Part 2)
54 Teman rempong baik hati
55 Perasaan Lian
56 Mengertilah, aku menyayangimu.
57 Saya serius
58 Jadian, yeeeyyyyy
59 Akhirnya pulang
60 Quality time
61 Quality time (part 2)
62 Me time
63 Lumpia goreng vs Macaroni cheese
64 Double date
65 Apa kabar mantan
66 Idola baru
67 Reza again
68 Bandung
69 Will you marry me
70 Saudara tak ada akhlak
71 Kembali bekerja
72 Mertua baik vs kakak ipar jahat
73 Bertemu Hani (part 1)
74 Bertemu Hani (part 2)
75 Hani lagi
76 Perdebatan unfaedah
77 Mr. Perfect
78 Prepare pulang kampung
79 Pulang kampung, yeeeyyyy
80 Home Sweet Home
81 Prepare Lamaran
82 Pertemuan keluarga
83 Lamaran
84 Sederhana & manis
85 Pulang Jakarta
86 Mama Meylin VS Koko
87 Masa lalu yang tertinggal
88 Pingsan
89 Musuh dalam selimut
90 Pindahan
91 Misi numpang promo guyss
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Latar belakang & perkenalan karakter
2
Hari pertama bekerja
3
Kejadian Di kantor
4
Hoorree Gajiannn
5
Chia dimarahi kakaknya
6
Liburan ke Ancol
7
Minggu ceria...
8
Hari yang melelahkan
9
Hari yang melelahkan (Part 2)
10
Hari yang melelahkan ( Part 3 )
11
Hari yang melelahkan ( Part 4 )
12
Pertemuan dengan Arya Winata
13
Weekend seru...
14
Weekend seru ( Part 2 )
15
Handphone baru
16
I Don't Like Monday
17
Meeting 1
18
Meeting 2
19
Belanja ke Supermarket
20
Gedung Winata Group
21
Gedung Winata Group ( part 2 )
22
Rendy & The Gank
23
Rabu mencekam
24
Rabu mencekam ( part 2 )
25
Rabu mencekam ( part 3 )
26
Manager Baru
27
Manager Baru (Part 2)
28
Gank Rempong
29
Shopping with Gank Rempong
30
Bu Anna
31
Bertemu Alvino
32
Dimas & Wati Wedding
33
Dimas & Wati Wedding (Part 2)
34
Dimas & Wati Wedding (Part 3)
35
PDKT Alvino
36
PDKT Alvino (Part 2)
37
Makan Seafood
38
Senin lagi
39
Bertemu mantan
40
Mantan gak ada akhlak
41
Credit card
42
Apartemen baru
43
Pasar Mayestik
44
Nge-date
45
Koko baik hati
46
Ikan Bakar
47
Reza and Family
48
Kota Tua
49
Perasaan Alvino
50
Hari sibuk sedunia
51
Hari sibuk sedunia (Part 2)
52
Opname
53
Opname (Part 2)
54
Teman rempong baik hati
55
Perasaan Lian
56
Mengertilah, aku menyayangimu.
57
Saya serius
58
Jadian, yeeeyyyyy
59
Akhirnya pulang
60
Quality time
61
Quality time (part 2)
62
Me time
63
Lumpia goreng vs Macaroni cheese
64
Double date
65
Apa kabar mantan
66
Idola baru
67
Reza again
68
Bandung
69
Will you marry me
70
Saudara tak ada akhlak
71
Kembali bekerja
72
Mertua baik vs kakak ipar jahat
73
Bertemu Hani (part 1)
74
Bertemu Hani (part 2)
75
Hani lagi
76
Perdebatan unfaedah
77
Mr. Perfect
78
Prepare pulang kampung
79
Pulang kampung, yeeeyyyy
80
Home Sweet Home
81
Prepare Lamaran
82
Pertemuan keluarga
83
Lamaran
84
Sederhana & manis
85
Pulang Jakarta
86
Mama Meylin VS Koko
87
Masa lalu yang tertinggal
88
Pingsan
89
Musuh dalam selimut
90
Pindahan
91
Misi numpang promo guyss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!