Kejadian Di kantor

Sudah hampir sebulan Lian bekerja di perusahaan itu. Pekerjaan yang cukup menyita pikiran dan tenaga sehingga dia bisa sedikit melupakan kesedihan berjauhan dengan sang Ibu.

"Ahh, ntar malam telpon ibu aja deh, bentar lagi khan gajian. Mungkin ibu butuh sesuatu." Batin Lian sambil berjalan ke ruangannya. Pagi itu dia menyerahkan list pembayaran beberapa rekanan dan rekening koran perusahaan kepada atasannya.

"Liiiaaannn." Ajeng setengah berteriak memanggil Lian yang akan masuk ruangan nya.

"Ini dokumen yang kamu minta kemaren."

"Ohhh iyaaa bu, makasih ya." Lian menerima dokumen yang diserahkan Ajeng.

"Lian, nanti makan siang sama aku donk. Sama yang lain juga. Maauu yaa?"

"Boleh."

"Hhhmm, mana nomormu, kita masukin di grup keuangan dan grup rempong tentunya hihihihi." Ajeng tertawa melihat reaksi Lian ketika menyebut grup rempong.

"Udah Bu." Lian memasukkan nomornya di ponsel Ajeng.

"Oke, sampe ketemu siang nanti." Ajeng melambaikan tangannya berlalu meninggalkan Lian.

"Waahhh, rame bener ada apa neh ibu-ibu?" Lian bertanya kepada salah satu staff diruangan yang rata-rata berusia diatasnya. Walaupun masih muda, Lian cukup dihormati oleh bawahannya. Lian memiliki 4 orang staff dibawahnya, 2 di bagian AR dan 2 di AP.

"Ini Lian, bu Citra akhirnya cerai juga dari suaminya." celetuk Bu Nina.

"Ceraaiii???" Lian bertanya pada ibu Citra maksud dari pernyataan Bu Nina.

"Iya Lian, kamu gak salah dengar kok. Daripada babak belur digebukin tiap hari. Memangnya kamu mau bertahan kalo jadi saya?!?" Bu Citra menjelaskan alasan dari teman-temannya yang seakan merayakan status baru bu citra yang janda itu. Banyak cemilan dan minuman ringan di meja itu.

"Ohhh begitu ya..." Lian sedikit bingung dengan situasi di depannya. Dia tidak tahu harus memberi selamat atau ikut bersedih, tapi melihat reaksi bu Citra yang tertawa bahagia akhirnya dia hanya tersenyum.

"Nanti kami ceritakan Lian, kalo kamu ada waktu ikutlah kami sabtu besok ke Ancol. Kita mau jalan kesana." Bu Citra.

"Ikuttt yaa, masa libur dirumah aja apa tidak bosen kamu?" Bu Nina.

"Iyaa iyaa, ikut kok tappiii boleh gak ngajak mbak Wati?"

"Sok aja Lian, biar tambah rame." Mbak Ika staff AP nya berkata sambil berjalan menghampiri meja Lian.

"Ya sudah, balik ke meja masing-masing nanti lanjut lagi." Lian berbicara sambil duduk di mejanya untuk bekerja kembali.

"Li, kamu paling muda disini tapi kamu atasan kita-kita yang udah emak-emak." Kata bu Nina.

"Hehehe." Lian sedikit tidak enak kepada teman-teman nya itu.

"Paling muda tapi otaknya pinter gak kayak kalian yang ribut mikirin suami kemana kalau pulang telat dikit." Anggi masuk ke ruangan itu membawa dokumen dari bos nya untuk lian.

"Masuk ruangan orang pakai permisi donk, elu itu gak ada sopan nya sama kami." Bu Nina ngomelin Anggi yang tiba-tiba nyelonong masuk dan nimbrung obrolan para ibu-ibu.

"Weekkk, Lian aja gak masalah kok ribut aja sih Mak lampir." Anggi berkata sambil menghindari lemparan kertas dari bu Nina.

"Udah bu biar saja." Lian menengahi perdebatan antara Anggi dan bu Nina.

"Lian, itu dokumen besok harus beres ya, mau dibawa ke Jogja sama bos." kata Anggi.

"Iyaa pak, oiya revisi laporan kemaren sudah saya email ya pak." Lian berkata sambil menerima dokumen yang diserahkan Anggi.

"Ok, saya permisi dulu kalo gitu, bye."

Anggi meninggalkan ruangan itu kembali ke mejanya. Hari ini hampir semua divisi sibuk, menjelang akhir bulan pasti banyak laporan dan pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Termasuk Lian tentunya.

"Tumben aku kok lemes ya, kayaknya butuh kopi." Lian keluar dari ruangan nya untuk membuat kopi di ruangan coffe break yang disediakan oleh perusahaan.

-- Di ruangan lain --

"Hallo, sudah dapat belum? Baiklah, cari cara biar anak kampung itu segera angkat kaki dari perusahaan!! Jangan pakai orang yang dia kenal, anak kampung itu cukup pintar." Kata orang diseberang telepon.

"Oke, gue jamin secepatnya dia out." Mellisa yang tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Entah apa rencananya dan teman bicaranya itu.

-- Kembali ke Lian --

Secara kebetulan Mellisa pun keluar dari ruangannya untuk membuat kopi. Ternyata Lian sudah ada disitu. "Kesempatan ngerjain." batin Mellisa.

"Kamu anak baru, jangan sok pinter kamu!" Laporan itu khan cuma salah sedikit kenapa kamu kembalikan ke staff saya."

"Maaf mbak, memang ada sedikit yang tidak sinkron. Mbak bisa cek ulang. Saya udah email kok, disitu ada note dari pak Fery juga."

"Beraaniiinya kamu merintah saya!!! " Byyuuurrr...Mellisa menyiramkan kopi mengenai kemeja putih Lian

" Astaghfirullah mbak salah saya apa? kotor donk baju saya."

"Makanya jadi orang gak usah belagu, elu anak baru tau apa!!!!"

Fery dan pak William sang Presdir perusahaan yang baru datang tak sengaja mendengar ada keributan dan menerka-nerka apa yang terjadi.

"Fer, coba kamu liat itu ada apa, saya tunggu diruangan saya ya." Pak William berlalu meninggalkan Fery dan naik lift menuju ruangannya.

"Ada apa ini ribut-ribut." Fery setengah berlari menuju ruangan itu.

Lian dan Mellisa kaget melihat kedatangan Fery.

"Meeeellllllll, apa apaan kamu!!!!!" Fery berteriak kencang ketika melihat Mellisa akan menampar lian.

"Ganggu ajaaa!!" Mellisa hendak pergi dari ruangan itu tapi dicegah oleh Ferry.

"Lepasin Ferry, kamu apaan sih." Mellisa memegang tangannya yang dicengkeram oleh Fery.

"Jelasin dulu ada apa, elu sakit ya Mell tiap ada anak baru selalu kamu gangguin!"

"Lepasin dulu!!!!" Mellisa mengaduh karena tangannya sedikit memerah.

"Kenapa!!!" Fery berkata dengan nada yang tegas dan dingin kepada Mellisa.

"Anak buah elu itu ngrepotin gue aja, baru datang udah bikin orang lembur. Berkas kemaren lusa dia balikin gimana gak kesel gue!"

"Astagaaaa Melllll elu yang b*g* apa gimana, itu salahnya fatal!! Apa gak malu elu sampe dikoreksi sama anak buah gue!!"

"Boodoooo!" Mellisa pergi meninggalkan Fery dan Lian di ruangan itu.

"Lian, kamu gakpapa khan?" Fery tampak sedikit khawatir.

"Saya gakpapa kok pak."

"Kayaknya kamu perlu ganti baju. Sebentar yaa." Fery merogoh handphone di saku nya menghubungi seseorang disana.

"Bawakan kemeja putih cewek size S bisa gak? Oke, cepetan yaa mau dipakai meeting."

Fery kemudian mengajak Lian kembali ke ruangan nya untuk kembali bekerja.

"Kamu lawan aja Lian klo dia bikin ribut sama kamu, itu anak memang kurang ajar."

Lian mengangguk, dia masih belum jelas situasi apa yang dialaminya. Menurutnya dokumen itu memang fatal salahnya, kenapa Mellisa semarah itu batin Lian tak mengerti.

Beberapa saat kemudian...

"Gak kegedean khan?" Ferry bertanya, memastikan kemeja yang dibawakan salah satu anak buah nya yang lain pas di badan Lian, setidaknya tidak kebesaran mengingat ukuran tubuhnya yang mungil.

"Enggak pak, makasih banyak. Maaf merepotkan bapak."

"Hhmmm, udah siap, kita ke ruangan pak William. Beliau Presdir disini. Kita meeting soal budget yang kemaren." Fery menjelaskan.

"Permisi pak, ini Lian yang menggantikan Stella." Fery memperkenalkan Lian ke atasan nya sambil duduk diikuti oleh lian.

"Hhmmm, Lian Az Zahra Putri?" William menyebut nama lengkap gadis mungil di depannya.

"Betul pak, itu nama saya."

"Oke, saya sudah dengar hasil kerja kamu sebulan ini. Saya harap kamu pertahankan. Kalau ada apa-apa kamu bisa ke Fery langsung karena untuk sementara posisi manager masih kosong." Jelas William kepada Lian.

Mereka bertiga berdiskusi mengenai keadaan keuangan perusahaan setelah kekacauan yang dibuat oleh pendahulu Lian. Jadi pekerjaan Lian bertambah banyak.

"Ok, untuk sementara sampai sini dulu. Sebentar lagi jam pulang kantor. Lebih baik kalian kembali. Saya pulang dulu." Pak William mengakhiri meeting sore itu.

Lian dan Fery kembali ke ruangan masing- masing untuk bersiap pulang. Akhirnya berakhir juga jam kantor, Lian pulang bersama Wati. Tak banyak yang mereka bicarakan karena kedua nya sama-sama lelah.

"Mbak masuk dulu yaaa. Kamu kayaknya juga capek, istirahat Li, kumpulin itu tenaga buat besok perang sama Mellisa." Wati terkekeh meledek Lian.

"Mbaakkk jangan mulai deh." Lian cemberut menanggapi ledekan Wati.

"Hahahahaha, udah sana!" Wati berjalan masuk ke kamarnya.

Dikamarnya, setelah mandi Lian meraih handphone di meja nya untuk menghubungi ibunya di kampung.

"Assalamualaikum bu, gimana keadaan disana?" Lian mengawali pembicaraan

"Wa'alaikum salam nak, Alhamdulillah baik. Kamu betah gak disana? Bosnya baik khan nduk?" Ibunya Lian memberondong beberapa pertanyaan sekaligus ke anak gadisnya.

"Hihihi, satu-satu bu nanya nya, khan bingung mau jawab yang mana dulu, Alhamdulillah pada baik kok bu dikantor."

Ibu dan anak itu saling melepas rindu berbincang banyak hal sampai Lili panggilan sayang Lian di keluarganya menguap.

"Udah, sana tidur, besok biar gak telat bangunnya." Ibu mengakhiri obrolan malam itu dengan hati lebih tenang mengetahui anak nya tidak kesulitan beradaptasi di tempat barunya. Tak lama kemudian Lian terlelap tidur karena waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.

Terpopuler

Comments

Ari Martiana

Ari Martiana

semangat Lian.

2021-01-17

0

⏤͟͟͞R Zio. J Mυɳҽҽყ☪️

⏤͟͟͞R Zio. J Mυɳҽҽყ☪️

Tetap semangat nulis nya thor

2020-12-30

0

💖T¡T¡N AD€€VA 💖

💖T¡T¡N AD€€VA 💖

semangat...bagus, aku lanjut terus bacanya

2020-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Latar belakang & perkenalan karakter
2 Hari pertama bekerja
3 Kejadian Di kantor
4 Hoorree Gajiannn
5 Chia dimarahi kakaknya
6 Liburan ke Ancol
7 Minggu ceria...
8 Hari yang melelahkan
9 Hari yang melelahkan (Part 2)
10 Hari yang melelahkan ( Part 3 )
11 Hari yang melelahkan ( Part 4 )
12 Pertemuan dengan Arya Winata
13 Weekend seru...
14 Weekend seru ( Part 2 )
15 Handphone baru
16 I Don't Like Monday
17 Meeting 1
18 Meeting 2
19 Belanja ke Supermarket
20 Gedung Winata Group
21 Gedung Winata Group ( part 2 )
22 Rendy & The Gank
23 Rabu mencekam
24 Rabu mencekam ( part 2 )
25 Rabu mencekam ( part 3 )
26 Manager Baru
27 Manager Baru (Part 2)
28 Gank Rempong
29 Shopping with Gank Rempong
30 Bu Anna
31 Bertemu Alvino
32 Dimas & Wati Wedding
33 Dimas & Wati Wedding (Part 2)
34 Dimas & Wati Wedding (Part 3)
35 PDKT Alvino
36 PDKT Alvino (Part 2)
37 Makan Seafood
38 Senin lagi
39 Bertemu mantan
40 Mantan gak ada akhlak
41 Credit card
42 Apartemen baru
43 Pasar Mayestik
44 Nge-date
45 Koko baik hati
46 Ikan Bakar
47 Reza and Family
48 Kota Tua
49 Perasaan Alvino
50 Hari sibuk sedunia
51 Hari sibuk sedunia (Part 2)
52 Opname
53 Opname (Part 2)
54 Teman rempong baik hati
55 Perasaan Lian
56 Mengertilah, aku menyayangimu.
57 Saya serius
58 Jadian, yeeeyyyyy
59 Akhirnya pulang
60 Quality time
61 Quality time (part 2)
62 Me time
63 Lumpia goreng vs Macaroni cheese
64 Double date
65 Apa kabar mantan
66 Idola baru
67 Reza again
68 Bandung
69 Will you marry me
70 Saudara tak ada akhlak
71 Kembali bekerja
72 Mertua baik vs kakak ipar jahat
73 Bertemu Hani (part 1)
74 Bertemu Hani (part 2)
75 Hani lagi
76 Perdebatan unfaedah
77 Mr. Perfect
78 Prepare pulang kampung
79 Pulang kampung, yeeeyyyy
80 Home Sweet Home
81 Prepare Lamaran
82 Pertemuan keluarga
83 Lamaran
84 Sederhana & manis
85 Pulang Jakarta
86 Mama Meylin VS Koko
87 Masa lalu yang tertinggal
88 Pingsan
89 Musuh dalam selimut
90 Pindahan
91 Misi numpang promo guyss
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Latar belakang & perkenalan karakter
2
Hari pertama bekerja
3
Kejadian Di kantor
4
Hoorree Gajiannn
5
Chia dimarahi kakaknya
6
Liburan ke Ancol
7
Minggu ceria...
8
Hari yang melelahkan
9
Hari yang melelahkan (Part 2)
10
Hari yang melelahkan ( Part 3 )
11
Hari yang melelahkan ( Part 4 )
12
Pertemuan dengan Arya Winata
13
Weekend seru...
14
Weekend seru ( Part 2 )
15
Handphone baru
16
I Don't Like Monday
17
Meeting 1
18
Meeting 2
19
Belanja ke Supermarket
20
Gedung Winata Group
21
Gedung Winata Group ( part 2 )
22
Rendy & The Gank
23
Rabu mencekam
24
Rabu mencekam ( part 2 )
25
Rabu mencekam ( part 3 )
26
Manager Baru
27
Manager Baru (Part 2)
28
Gank Rempong
29
Shopping with Gank Rempong
30
Bu Anna
31
Bertemu Alvino
32
Dimas & Wati Wedding
33
Dimas & Wati Wedding (Part 2)
34
Dimas & Wati Wedding (Part 3)
35
PDKT Alvino
36
PDKT Alvino (Part 2)
37
Makan Seafood
38
Senin lagi
39
Bertemu mantan
40
Mantan gak ada akhlak
41
Credit card
42
Apartemen baru
43
Pasar Mayestik
44
Nge-date
45
Koko baik hati
46
Ikan Bakar
47
Reza and Family
48
Kota Tua
49
Perasaan Alvino
50
Hari sibuk sedunia
51
Hari sibuk sedunia (Part 2)
52
Opname
53
Opname (Part 2)
54
Teman rempong baik hati
55
Perasaan Lian
56
Mengertilah, aku menyayangimu.
57
Saya serius
58
Jadian, yeeeyyyyy
59
Akhirnya pulang
60
Quality time
61
Quality time (part 2)
62
Me time
63
Lumpia goreng vs Macaroni cheese
64
Double date
65
Apa kabar mantan
66
Idola baru
67
Reza again
68
Bandung
69
Will you marry me
70
Saudara tak ada akhlak
71
Kembali bekerja
72
Mertua baik vs kakak ipar jahat
73
Bertemu Hani (part 1)
74
Bertemu Hani (part 2)
75
Hani lagi
76
Perdebatan unfaedah
77
Mr. Perfect
78
Prepare pulang kampung
79
Pulang kampung, yeeeyyyy
80
Home Sweet Home
81
Prepare Lamaran
82
Pertemuan keluarga
83
Lamaran
84
Sederhana & manis
85
Pulang Jakarta
86
Mama Meylin VS Koko
87
Masa lalu yang tertinggal
88
Pingsan
89
Musuh dalam selimut
90
Pindahan
91
Misi numpang promo guyss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!