Berpisah Sementara Waktu

Seiring berjalannya waktu, hubungan Morgan dan Laura semakin harmonis. Mereka bahkan mendapat julukan sebagai best couple in school. Yang artinya mereka adalah pasangan terbaik di sekolah. Para murid maupun Guru sama sekali tak terusik dengan hubungan keduanya, karena dari mereka berdua sekolah banyak meraih prestasi dan bisa dikatakan sebagai sekolah terbaik sepanjang masa.

Hubungan yang semua orang kira baik-baik saja, pada akhirnya akan berpisah juga dan hanya komitmen yang bisa mereka pegang teguh satu sama lain. Karena ternyata Morgan harus meneruskan pendidikannya yang lebih tinggi diluar negeri meninggalkan kekasihnya, Laura.

“Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan sekaligus hari yang paling menyedihkan. Entah aku harus bersyukur atau harus menangis,” ucap Laura yang terlihat kebingungan.

“Bukankah kita sudah saling berjanji satu sama lain untuk saling mencintai, meskipun jarak yanh akan memisahkan kita?” tanya Morgan sambil menahan diri untuk tidak menangismenangis dihadapan Sang kekasih.

“Sampai kapan aku harus menunggumu, Morgan? Pemberitahuanmu untuk pergi sangat mendadak, sehingga aku belum mempersiapkan diri untuk berpisah denganmu,” ucap Laura yang pada akhirnya tak bisa membendung baik air matanya yang melesat sempurna.

“Bisakah kamu menungguku hingga aku lulus dan berhasil di negeri orang? Aku berjanji, setelah aku lulus dan mendapat pekerjaan dengan gaji besar, aku akan datang melamar dirimu dan menikahimu,” terang Morgan dengan serius.

Morgan takut kehilangan Laura dan perlahan ia menyematkan sebuah cincin yang sudah dipersiapkan dari jauh hari.

“Pakailah cincin ini. Anggap aku sedang mengikatmu,” pungkas Morgan.

Mereka saling berpelukan satu sama lain, menangis sedih karena akan berpisah untuk waktu yang cukup lama.

“Sudah sore, ayo aku antarkan pulang. Ibumu akan marah kalau kamu pulang terlambat,” ucap Morgan.

Mereka akhirnya pergi meninggalkan taman dekat sekolah dengan perasaan sedih. Dengan masih memakai seragam Putih Abu-Abu mereka berjalan beriringan sebelum akhirnya berpisah.

Sebelum Morgan benar-benar mengantarkan Laura pulang ke rumah, dirinya terlebih dulu mengajak Laura pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang baru beberapa buka.

Morgan ingin membelikan sesuatu untuk kekasihnya sebagai hadiah perpisahan.

“Mau apa kita kesini, Morgan? Kamu tidak lihat kantung mata kita bengkak begini?” tanya Laura.

“Kita beli kacamata hitam dulu bagaimana? Biar mata kita tidak kelihatan orang lain?”

Morgan menggandeng erat tangan Laura dan membawanya masuk ke gerai yang khusus menjual kacamata. Kemudian, setelah mereka membeli kacamata berwarna hitam, Morgan dengan semangat mengajak Laura untuk membeli jaket couple.

“Sekarang kita mau ngapain kesini?” tanya Laura.

“Kita beli jaket ya,” tutur Morgan.

Laura tersenyum lebar seraya mengiyakan ajakan Morgan padanya.

Tak lama karena mereka juga mengejar waktu, akhirnya mereka memilih sepasang jaket berwarna merah terang sebagai tanda cinta mereka yang menyala.

“Morgan, dengan kamu ada disisi aku sudah sangat bahagia. Aku sebenarnya tidak perlu barang-barang ini, yang aku perlukah hanya kamu dan hatimu,” tegas Laura.

Laura merasa bahwa Morgan adalah segalanya, begitu juga sebaliknya. Namun, demi meraih masa depan mereka tetap harus berpisah dan berharap waktu kembali menyatukan mereka.

“Kamu wanita yang sangat aku cintai dari awal, Laura. Berjanji untuk selalu setia padaku dan menungguku hingga aku kembali kepadamu.”

“Aku berjanji, Morgan. Dan aku harap kamu juga berjanji padaku bahwa apapun yang terjadi tetap akulah yang ada dihatimu,” balas Laura.

Morgan kembali berjanji dan pada akhirnya mereka harus pulang karena ternyata hari sudah mulai gelap.

Sesampainya dirumah, Laura harus menghadapi amukan dari Ibu tirinya. Dengan penuh amarah, Ibu Ani memukuli Laura dengan gagang sapu berulang kali yang mana hal itu membuat Laura menangis kesakitan.

“Kamu darimana saja? Ibu di rumah beberes rumah dan kamu malah keluyuran tidak jelas. Bukankah kamu bilang hanya pergi ke sekolah melihat pengumuman kelulusan?” tanya Ibu Ani dengan suara melengking bak kuda.

Meskipun Laura berteriak tolong sekalipun, tidak ada yang berani membantu Laura. Karena sudah pasti Laura yang akan diusir dari rumah dan jika diusir tentu saja akan membuat kehidupan Laura yang malang semakin malang.

Setelah puas memukuli Laura dengan gagang sapu, Ibu Ani dengan kasar mendorong tubuh Laura untuk masuk ke dalam kamar.

“Pergilah mandi dan setelah itu masakan Ibu telur goreng,” ucap Ibu Ani seakan tak terjadi apapun.

Seluruh tubuh Laura terasa sangat sakit, namun ia masih sanggup mengiyakan ucapan Ibu tirinya.

Didalam kamar.

Laura mencoba tersebut lebar seraya menatap dirinya dicermin sambil meratapi nasibnya. Ia berharap kelak ke hidupnya bisa berubah layaknya orang lain.

Laura tidak meminta kekayaan apalagi jabatan. Ia hanya meminta kehidupan tenteram dan nyaman untuk ditinggali.

“Ya Allah, apakah aku bisa merubah nasibku yang malang ini menjadi lebih baik? Bisakah Ibu tiriku menyayangiku layaknya Ibu yang menyayangi anaknya sendiri?” Laura bertanya-tanya kepada Sang Pencipta mengenai hidupnya yang entah sampai kapan akan terus menderita seperti itu.

Beberapa hari kemudian.

Laura beraktivitas seperti biasa, pagi-pagi sekali ia sudah bangun untuk membantu Ibu Ani menyiapkan jajanan pasar. Kemudian, pergi bersama-sama menuju pasar berharap dagangan mereka hari itu habis terjual.

“Sudah lulus mau melanjutkan di kampus mana, Laura?” tanya penjual tempe kedelai pada Laura.

“InsyaAllah kampus sekitar sini saja, Bu. Biar hemat biaya,” jawab Laura.

“Ibu dengar kamu dapat beasiswa?” tanyanya lagi.

“Alhamdulillah, Bu.”

Ibu Ani tak menghiraukan percakapan keduanya. Sedikitpun tak ada rasa bangga yang terpancar dari wajah Ibu Ani untuk Laura yang berprestasi itu.

3 jam kemudian.

Dagangan habis lebih awal, Ibu Ani dan Laura bergegas pulang kembali ke rumah dengan mengendarai motor.

“Besok kita tidak berjualan. Ibu besok diajak Rani pergi jalan-jalan. Tugas kamu beberes rumah dan jangan kemana-mana,” ucap Ibu Ani.

“Laura apa tidak boleh ikut, Bu? Mereka itu saudara Laura, bahkan Rani adalah sepupu Laura,” tutur Laura yang juga ingin ikut bersama Ibu tirinya.

“Kamu ini ya, masih untung Ibu mau menampung kamu disini. Suka sekali membuat Ibu susah,” ucap Ibu Ani yang terdengar sangat kasar hingga melukai perasaan Laura.

Laura tak bisa marah apalagi membela diri. Yang bisa ia lakukan hanya diam dan menerima apapun perkataan yang keluar dari mulut Ibu tirinya itu.

“Kamu itu seharusnya bersyukur punya Ibu tiri seperti aku. Dari awal menikah Bapakmu hanya memberikan kesengsaraan dan bukan kebahagiaan. Malah sebelum meninggal, bukannya memberikan harta benda yang ada hanyalah memberikan anak tak tahu berterima kasih seperti kamu ini,” terang Ibu Ani panjang lebar.

Ibu Ani menahan diri untuk tidak main tangan dan hanya melempar gelas kosong ke arah lain yang untungnya tidak mengenai kulit Laura.

Episodes
1 Akhirnya Jadian
2 Bucin
3 Berpisah Sementara Waktu
4 Kabur Dari Rumah
5 Berusaha Melanjutkan Hidup
6 Mulai Rindu
7 Sembunyi
8 Pengagum Rahasia Laura
9 Hari Pertama Kuliah
10 Setangkai Bunga Lagi
11 Mencari Penghasilan Tambahan
12 Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13 Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14 Gara-Gara Terlilit Hutang
15 Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16 Laura Pamit
17 Semakin Ada Jarak
18 Keluarga Rani Berkunjung
19 Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20 Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21 Permintaan Tak Terduga Rani
22 Perjodohan Rani Dan Morgan
23 Niat Baik Morgan Untuk Laura
24 Morgan Menolak Dijodohkan
25 Kecewanya Seorang Laura
26 Aku Mencintainya Lebih Dulu
27 Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28 Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29 Rani Semakin Membenci Laura
30 Tak Sengaja Bertemu
31 Penjelasan Morgan
32 Akhirnya Menerima Hanif
33 Laura Masih Bimbang
34 Morgan Tak Peduli
35 Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36 Morgan Menjatuhkan Talak
37 Pertemuan Dua Keluarga
38 Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39 Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40 Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41 Rani Mengutarakan Kebenciannya
42 Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43 Berkat Anting Mutiara
44 Kami Sudah Bercerai
45 Morgan Takkan Menyerah
46 Kembali Mengutarakan Perasaannya
47 Cinta Lama Bersemi Kembali
48 Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49 Laura Semakin Sukses
50 Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51 Gelagat Aneh Zoey
52 Menjenguk Hanif
53 Izinkan Aku Menunggu
54 Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55 Tak Ingin Terburu-Buru
56 Makan Malam Yang Canggung
57 Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58 Salah Paham
59 Sahabat Rasa Keluarga
60 Laura Memaafkan Morgan
61 Belum Siap Menerima Laura
62 Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63 Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64 Menjenguk Calon Mama Mertua
65 Bentuk Perhatian Laura
66 Kami Bukan Pasangan Kekasih
67 Berusaha Untuk Tak Cemburu
68 Zoey Jatuh Sakit
69 Zoey Dan Zacky Menikah
70 Belum Mendapat Restu 100%
71 Aku Pamit!!
72 Kepulangan Rani Membawa Masalah
73 Orang Tua Yang Tak Bijak
74 Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75 Akhirnya Mendapat Restu
76 Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77 Turut Berdukacita
78 Sah!!
79 Status Baru Dan Lingkungan Baru
80 Akhir Yang Baik
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Akhirnya Jadian
2
Bucin
3
Berpisah Sementara Waktu
4
Kabur Dari Rumah
5
Berusaha Melanjutkan Hidup
6
Mulai Rindu
7
Sembunyi
8
Pengagum Rahasia Laura
9
Hari Pertama Kuliah
10
Setangkai Bunga Lagi
11
Mencari Penghasilan Tambahan
12
Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13
Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14
Gara-Gara Terlilit Hutang
15
Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16
Laura Pamit
17
Semakin Ada Jarak
18
Keluarga Rani Berkunjung
19
Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20
Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21
Permintaan Tak Terduga Rani
22
Perjodohan Rani Dan Morgan
23
Niat Baik Morgan Untuk Laura
24
Morgan Menolak Dijodohkan
25
Kecewanya Seorang Laura
26
Aku Mencintainya Lebih Dulu
27
Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28
Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29
Rani Semakin Membenci Laura
30
Tak Sengaja Bertemu
31
Penjelasan Morgan
32
Akhirnya Menerima Hanif
33
Laura Masih Bimbang
34
Morgan Tak Peduli
35
Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36
Morgan Menjatuhkan Talak
37
Pertemuan Dua Keluarga
38
Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39
Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40
Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41
Rani Mengutarakan Kebenciannya
42
Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43
Berkat Anting Mutiara
44
Kami Sudah Bercerai
45
Morgan Takkan Menyerah
46
Kembali Mengutarakan Perasaannya
47
Cinta Lama Bersemi Kembali
48
Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49
Laura Semakin Sukses
50
Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51
Gelagat Aneh Zoey
52
Menjenguk Hanif
53
Izinkan Aku Menunggu
54
Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55
Tak Ingin Terburu-Buru
56
Makan Malam Yang Canggung
57
Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58
Salah Paham
59
Sahabat Rasa Keluarga
60
Laura Memaafkan Morgan
61
Belum Siap Menerima Laura
62
Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63
Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64
Menjenguk Calon Mama Mertua
65
Bentuk Perhatian Laura
66
Kami Bukan Pasangan Kekasih
67
Berusaha Untuk Tak Cemburu
68
Zoey Jatuh Sakit
69
Zoey Dan Zacky Menikah
70
Belum Mendapat Restu 100%
71
Aku Pamit!!
72
Kepulangan Rani Membawa Masalah
73
Orang Tua Yang Tak Bijak
74
Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75
Akhirnya Mendapat Restu
76
Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77
Turut Berdukacita
78
Sah!!
79
Status Baru Dan Lingkungan Baru
80
Akhir Yang Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!