Bucin

Tibalah waktunya bagi Rani untuk pulang, terlihat dengan jelas bagaimana kedua orang tua Rani memperlakukan Rani layaknya seorang putri.

Belum lagi dengan harta kekayaan milik orang tua Rani yang dimana jika Rani meminta apapun pasti selalu dituruti.

“Mbak Ani, terima kasih banyak atas bantuannya untuk menjaga Rani kami ini. Kalau tidak ada Mbak Ani, kami berdua pasti kebingungan,” ucap Mama Ranty.

“Kami harap Mbak Ani tidak kerepotan mengurus Rani selama tinggal disini,” tutur Papa Dion.

Ibu Ani merespon ucapan kedua orang tua Rani dengan santai. Ia bahkan mengucapkan kata-kata yang sangat manis layaknya madu.

Laura tak bisa memungkiri bagaimana perlakuan manis Ibu tirinya terhadap sepupunya itu. Sangat berbeda jauh dengan cara Ibu Ani memperlakukan Laura Isabela.

Setelah cukup dengan perbincangan para orang tua, akhirnya keluarga Rani pun pamit pulang.

“Kamu kenapa malah bengong? Cepat bereskan dapur! Setelah itu, bantu Ibu jualan ke pasar!”

“Ibu, bolehkah Laura hari ini izin untuk pergi setelah membantu Ibu berjualan di pasar?” tanya Laura dengan penuh harap.

“Oh nggak bisa dong,” celetuk Ibu Ani yang tak mengizinkan Laura untuk pergi.

Laura hanya bisa menghela napas panjang, ia tahu kalau seluruh hidupnya akan diatur-atur oleh Ibu tirinya itu.

“Ingat ya Laura, Ibu itu cuma punya kamu dan begitu sebaliknya. Jadi, kamu harus menuruti apa yang Ibu katakan,” tegas Ibu Ani.

“Iya Bu.” Laura tak ingin membantah, karena bagaimanapun ucapan Ibu tirinya sama sekali tidak salah.

1 jam kemudian.

Laura dan Ibu Ani berangkat pergi ke pasar dengan menggunakan motor peninggalan Almarhum Sang Ayah yang bisa dikatakan motor lama. Jarak rumah dengan pasar tidaklah jauh, hanya 10 menit perjalanannya.

“Kita sudah sampai. Cepat bantu Ibu menata jualan!” perintah Ibu Ani ketus.

Tak butuh waktu lama, Laura telah menyelesaikan pekerjaannya dan duduk manis sembari menunggu pembeli datang.

“Laura, kamu disini ternyata,” ucap seorang pria muda yang tentu saja sangat dikenali oleh Laura.

Laura tersipu malu melihat Morgan dihadapannya.

“Mau beli apa? Cepat yang lain mengantri,” celetuk Ibu Ani yang sibuk melayani pembeli.

Morgan datang hanya untuk menyapa dan tak ada niatan untuk membeli dagangan Ibu Ani.

“Tempe goreng aja Bu, 5 biji!” seru Morgan.

Setelah membayar tempe goreng, Morgan terpaksa pergi. Padahal dalam hatinya ia masih ingin berlama-lama menyapa kekasihnya.

“Tadi itu siapa? Teman sekolah kamu?” tanya Ibu AnAni yang telah selesai melayani pembeli.

“Iya Bu, teman sekolah Laura,” jawab Laura cuek.

***

Keesokan pagi.

Morgan datang menjemput Laura di depan gang. Hal itu dilakukannya atas permintaan Laura agar tak terlihat oleh Ibu tirinya. Entah apa jadinya jika sampai Ibu Ana melihat Laura pergi sekolah bersama dengan anak laki-laki.

“Maaf ya membuat kamu menunggu lama,” ucap Laura sambil menaiki motor matic milik Morgan.

“Santai aja, Laura. Aku siap menunggu sampai tidak ada ujungnya,” tutur Morgan.

Laura hanya tertawa mendengar penuturan Morgan yang terasa sangat menggelitik.

“Kemarin itu Ibu kamu?” tanya Morgan seraya mengendarai motornya menuju sekolah.

Laura terdiam sejenak, ia merasa tak enak hati dengan perlakuan Ibu Anak terhadap Morgan.

“Aku yatim piatu, Morgan. Yang kemarin itu Ibu tiriku,” jawab Laura seraya menahan air matanya.

Morgan reflek menghentikan laju motornya dan meminta maaf karena tak sengaja membuat kekasihnya sedih.

“Kamu sama sekali tidak bersalah, Morgan. Kenapa kamu malah minta maaf, aku baik-baik saja. Sudah takdirku menjadi anak yatim piatu,” ujar Laura dan meminta Morgan untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju sekolah.

Setibanya di sekolah, mereka masuk ke kelas masing-masing dan akan kembali bertemu ketika jam istirahat.

“Bye,” ucap Morgan seraya melambaikan tangannya ke arah Laura.

Laura hanya tersenyum malu-malu dan berharap tidak ada murid maupun Guru yang memperhatikan mereka.

“Laura, kenapa baru datang?” tanya Mega karena biasanya Laura datang lebih awal dari Mega.

“Ya sekali-kali datang agak siangan,” jawab Laura santai.

Tak berselang lama, Guru datang dan pelajaran pun dimulai. Selama jam belajar, Laura nampak serius dengan materi yang sedang dipelajari dan tak menghiraukan Mega maupun yang lainnya yang malah asik mengobrol.

Disisi lain.

Morgan yang juga salah satu murid dengan segudang prestasi, begitu serius dengan materi yang sedang berlangsung. Meskipun umurnya masih belasan tahun, namun Morgan sudah memiliki mimpi untuk menjadi orang penting.

Ia akan berusaha membagi waktu belajar dan waktu bucinnya bersama Laura terkasih.

“Bapak kira materi hari ini sampai disini saja, terima kasih dan selamat pagi menjelang siang,” ucap Guru Matematika.

Morgan tak langsung memasukan bukunya ke dalam tas, justru ia semakin fokus dengan materi tersebut dan berharap kedepannya ia semakin baik lagi dalam menyerap ilmu matematika tersebut.

Waktu terus berjalan, sampai akhirnya jam istirahat datang. Para murid dengan semangat meninggalkan kelas untuk mengisi perut mereka dengan jajanan di kantin sekolah.

“Laura!” Morgan berlari kecil menghampiri Laura yang sedang berjalan bersama teman-temannya yang lain menuju kantin.

Mega serta teman yang lain pada akhirnya berjalan lebih dulu karena tidak ingin mengganggu kebucinan antara Morgan dan juga Laura.

“Kamu mau beli apa? Biar aku yang traktir,” ucap Morgan yang sangat ingin mentraktir kekasihnya berbelanja di kantin.

“Apa ya? Tiba-tiba saja aku bingung mau makan apa,” ucap Laura yang tiba-tiba kenyang ketika melihat wajah tampan Morgan.

“Jangan bilang kalau kamu sudah kenyang karena melihat wajahku,” ucap Morgan asal tebak.

Mata Laura mendelik tajam yang mana respon tersebut membuat Morgan senang karena tebakannya 100% benar.

“Jadi, kamu sungguh ingin mentraktir aku? Kalau begitu, aku mau makan soto ayam dan minumnya es jeruk. Boleh, 'kan?” tanya Laura sambil menahan diri untuk terlihat elegan didepan kekasihnya.

“Boleh, ayo kita ke kantin Bu Mar!” Morgan yang terlalu bersemangat, tanpa sadar menggandeng erat tangan Laura hingga Laura hanya bisa pasrah dengan apa yang Morgan lakukan padanya.

Tiba di kantin Bu Mar, Morgan langsung memesan menu makanan yang akan ia nikmati bersama Laura Sang kekasih.

“Morgan dan Laura pacaran ya?” tanya Bu Mar menggoda keduanya.

“Kira-kira cocok gak, Bu?” tanya Morgan penuh percaya diri.

“Kalau dibilang cocok ya jelas cocok. Sama-sama murid berprestasi,” jawab Bu Mar.

Morgan dan Laura hanya bisa tertawa mendengar jawaban Bu Mar yang semakin membuat mereka bahagia.

“Bu, tumben porsinya tambah banyak?” tanya Morgan terheran-heran.

“Khusus untuk kalian berdua. Besok-besok kalau beli disini, Ibu tambahin lagi porsinya,” ucap Bu Mar setengah berbisik.

Morgan dan Laura seketika itu kompak mengucapkan terima kasih. Kemudian, bersama-bersama menyantap soto ayam khas Lamongan tersebut.

Episodes
1 Akhirnya Jadian
2 Bucin
3 Berpisah Sementara Waktu
4 Kabur Dari Rumah
5 Berusaha Melanjutkan Hidup
6 Mulai Rindu
7 Sembunyi
8 Pengagum Rahasia Laura
9 Hari Pertama Kuliah
10 Setangkai Bunga Lagi
11 Mencari Penghasilan Tambahan
12 Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13 Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14 Gara-Gara Terlilit Hutang
15 Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16 Laura Pamit
17 Semakin Ada Jarak
18 Keluarga Rani Berkunjung
19 Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20 Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21 Permintaan Tak Terduga Rani
22 Perjodohan Rani Dan Morgan
23 Niat Baik Morgan Untuk Laura
24 Morgan Menolak Dijodohkan
25 Kecewanya Seorang Laura
26 Aku Mencintainya Lebih Dulu
27 Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28 Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29 Rani Semakin Membenci Laura
30 Tak Sengaja Bertemu
31 Penjelasan Morgan
32 Akhirnya Menerima Hanif
33 Laura Masih Bimbang
34 Morgan Tak Peduli
35 Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36 Morgan Menjatuhkan Talak
37 Pertemuan Dua Keluarga
38 Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39 Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40 Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41 Rani Mengutarakan Kebenciannya
42 Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43 Berkat Anting Mutiara
44 Kami Sudah Bercerai
45 Morgan Takkan Menyerah
46 Kembali Mengutarakan Perasaannya
47 Cinta Lama Bersemi Kembali
48 Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49 Laura Semakin Sukses
50 Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51 Gelagat Aneh Zoey
52 Menjenguk Hanif
53 Izinkan Aku Menunggu
54 Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55 Tak Ingin Terburu-Buru
56 Makan Malam Yang Canggung
57 Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58 Salah Paham
59 Sahabat Rasa Keluarga
60 Laura Memaafkan Morgan
61 Belum Siap Menerima Laura
62 Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63 Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64 Menjenguk Calon Mama Mertua
65 Bentuk Perhatian Laura
66 Kami Bukan Pasangan Kekasih
67 Berusaha Untuk Tak Cemburu
68 Zoey Jatuh Sakit
69 Zoey Dan Zacky Menikah
70 Belum Mendapat Restu 100%
71 Aku Pamit!!
72 Kepulangan Rani Membawa Masalah
73 Orang Tua Yang Tak Bijak
74 Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75 Akhirnya Mendapat Restu
76 Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77 Turut Berdukacita
78 Sah!!
79 Status Baru Dan Lingkungan Baru
80 Akhir Yang Baik
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Akhirnya Jadian
2
Bucin
3
Berpisah Sementara Waktu
4
Kabur Dari Rumah
5
Berusaha Melanjutkan Hidup
6
Mulai Rindu
7
Sembunyi
8
Pengagum Rahasia Laura
9
Hari Pertama Kuliah
10
Setangkai Bunga Lagi
11
Mencari Penghasilan Tambahan
12
Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13
Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14
Gara-Gara Terlilit Hutang
15
Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16
Laura Pamit
17
Semakin Ada Jarak
18
Keluarga Rani Berkunjung
19
Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20
Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21
Permintaan Tak Terduga Rani
22
Perjodohan Rani Dan Morgan
23
Niat Baik Morgan Untuk Laura
24
Morgan Menolak Dijodohkan
25
Kecewanya Seorang Laura
26
Aku Mencintainya Lebih Dulu
27
Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28
Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29
Rani Semakin Membenci Laura
30
Tak Sengaja Bertemu
31
Penjelasan Morgan
32
Akhirnya Menerima Hanif
33
Laura Masih Bimbang
34
Morgan Tak Peduli
35
Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36
Morgan Menjatuhkan Talak
37
Pertemuan Dua Keluarga
38
Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39
Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40
Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41
Rani Mengutarakan Kebenciannya
42
Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43
Berkat Anting Mutiara
44
Kami Sudah Bercerai
45
Morgan Takkan Menyerah
46
Kembali Mengutarakan Perasaannya
47
Cinta Lama Bersemi Kembali
48
Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49
Laura Semakin Sukses
50
Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51
Gelagat Aneh Zoey
52
Menjenguk Hanif
53
Izinkan Aku Menunggu
54
Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55
Tak Ingin Terburu-Buru
56
Makan Malam Yang Canggung
57
Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58
Salah Paham
59
Sahabat Rasa Keluarga
60
Laura Memaafkan Morgan
61
Belum Siap Menerima Laura
62
Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63
Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64
Menjenguk Calon Mama Mertua
65
Bentuk Perhatian Laura
66
Kami Bukan Pasangan Kekasih
67
Berusaha Untuk Tak Cemburu
68
Zoey Jatuh Sakit
69
Zoey Dan Zacky Menikah
70
Belum Mendapat Restu 100%
71
Aku Pamit!!
72
Kepulangan Rani Membawa Masalah
73
Orang Tua Yang Tak Bijak
74
Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75
Akhirnya Mendapat Restu
76
Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77
Turut Berdukacita
78
Sah!!
79
Status Baru Dan Lingkungan Baru
80
Akhir Yang Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!