Kabur Dari Rumah

Laura menghela napas panjang sambil memungut pecahan gelas kaca dengan hati-hati. Entah berapa banyak gelas kaca yang sengaja dilempar oleh Ibu Ani dan entah berapa banyak luka yang harus Laura pendam atas apa yang telah Ibu Ani perbuat.

Setiap detik tinggal bersama Ibu Ani bagaimana neraka yang tidak ada ujungnya. Apapun yang Laura lakukan, selalu salah dimata Ibu tirinya itu.

“Aku harus kabur dari rumah ini, kalau aku tetap berada disini bagaimana aku melanjutkan hidupku dengan tenang,” ucap Laura bermonolog.

Setelah membersihkan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai, Laura bergegas membuangnya ke halaman belakang rumah. Kemudian, Laura mencuci beberapa pakaiannya yang kotor agar segera kering.

“Laura!” panggil Ibu Ani berteriak kencang.

“Iya, Bu.” Laura berlari secepat mungkin menghampiri Ibu Ani yang baru saja memanggil namanya.

“Kamu ngapain dibelakang?” tanya Ibu Ani yang sedang duduk seraya menonton televisi.

“Laura sedang mencuci baju, Bu.”

“Baju Ibu juga cuci ya, besok mau dipakai untuk jalan-jalan.”

Laura mengiyakan dan bergegas mengambil pakaian kotor Ibu Ani yang berada di dalam kamar.

Melihat baju yang berserakan dilantai dengan jumlah yang cukup banyak, membuat Laura hanya bisa menghela napas panjang.

Alasan terbesar Laura untuk pergi dari rumah adalah bahwa dirinya diperlakukan layaknya budak. Semua pekerjaan rumah Laura lah yang mengerjakan tak terkecuali pakaian kotor milik Ibu Ani.

Usai mencuci pakaian dan menjemurnya, Laura tidak langsung istirahat. Gadis cantik berprestasi itu harus menyetrika pakaian milik Ibu Ani dan tentu saja harus rapih tanpa ada sedikitpun pakaian yang kusut.

“Ibu, Laura dari jam 3 pagi belum istirahat. Izinkan Laura tidur 15 menit saja,” ucap Laura memelas.

“Selesaikan dulu setrika bajunya, baru setelah itu kamu boleh tidur,” balas Ibu Ani yang tak peduli sedikitpun dengan Laura.

Laura tak bisa membantah, daripada ia kembali mendapatkan kekerasan lebih baik dirinya melanjutkan menyetrika pakaian tersebut.

Usai menyetrika pakaian, barulah Laura mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan berharap waktu bisa berhenti sejenak agar ia dapat tidur lebih lama.

Keesokan pagi.

Keluarga Rani datang untuk menjemput Ibu Ani. Sebelum mereka datang, Ibu Ani lebih dulu meminta Laura untuk tetap didalam kamar dan tidak diperbolehkan keluar dari kamar sebelum mereka benar-benar pergi meninggalkan rumah.

“Tante, Kak Laura mana?” tanya Rani karena tidak melihat Laura dirumah itu.

“Laura tidak bisa ikut, padahal Tante sudah paksa dia buat ikut. Tapi, dia malah memilih untuk menginap dirumah temannya,” jawab Ibu Ani.

Laura yang berada didalam kamar hanya bisa menelan pahit ucapan Ibu Ani. Ternyata, keluarga Rani mengajaknya untuk ikut pergi jalan-jalan. Namun, Ibu Ani lah yang tak membiarkan untuk ikut bergabung.

“Apa Laura sering tidur dirumah temannya?” tanya Mama Ranty, Mama kandung Rani.

“Iya Dek Ranty, dia lebih suka tidur dirumah temannya daripada menemani aku. Mungkin karena aku Ibu tirinya dan bukan Ibu kandungnya,” jawab Ibu Ani seraya meneteskan air mata buaya.

“Mbak yang sama sabar ya menghadapi sikap Laura. Dulu Laura anak yang sangat baik dan sopan terhadap orang tua. Mungkin, Laura seperti itu karena belum terima dengan kematian orang tuanya,” ujar Mama Ranty.

“Mungkin saja, Dek Ranty.”

Mereka akhirnya pergi meninggalkan rumah itu dan Laura pun keluar dari kamar dengan mata yang sudah bengkak.

“Ibu kenapa harus memfitnah Laura sekejam itu? Kenapa aku harus diperlakukan seperti ini?”

Laura sudah tak tahan lagi, gadis cantik itu masuk ke dalam kamar dan mengambil tas ransel miliknya yang sudah penuh dengan pakaiannya. Kemudian, ia juga membawa koper kecil yang berisi beberapa foto keluarga, berkas-berkas penting dan buku akademik miliknya.

Laura bertekad untuk tidak kembali ke rumah itu sebelum dirinya sukses dan membuat Ibu tirinya menyesal karena sudah mendzalimi dirinya.

Dengan bermodal tekad dan uang senilai 50 ribu, Laura pergi mencari tempat tinggal untuknya beristirahat sementara waktu.

Malam Hari.

Langkah demi langkah ia lalui, sampai akhirnya ia tiba di sebuah masjid yang cukup besar.

“Darimana, Mbak?” tanya seorang wanita paruh baya ketika melihat Laura yang terlihat kelelahan.

Laura yang hampir kehilangan tenaganya karena berjalan kaki tanpa arah hanya bisa tersenyum seraya mengatur napasnya yang berantakan.

“Mbak cantik, darimana dan mau kemana?” tanya wanita itu lagi sambil memberikan sebotol air mineral kepada Laura.

Laura yang memang sangat haus seketika itu menerima sebotol air mineral dan menghabiskan dengan cepat.

“Terima kasih, Bu. Terima kasih,” ucap Laura.

“Mbak ini darimana mau kemana? Kok kelihatannya capek sekali.”

Laura tidak bisa berkata jujur, karena ia takut jika dirinya berkata jujur, dirinya akan diantar pulang ke rumah dan Laura tidak mau kembali ke rumah dimana dirinya selalu disiksa oleh Sang Ibu tiri.

“Saya dari solo dan datang kesini untuk mencari pekerjaan, Bu,” jawab Laura terpaksa berbohong.

“Jadi, Mbak ini tidak ada saudara didekat sini? Seharusnya Mbak datang kesini ketika sudah dapat pekerjaan, kalau datang hanya bawa badan sepertinya susah.”

“Iya Bu, saya terlalu bersemangat untuk datang ke kota ini. Maaf ya Bu, saya izin mau sholat dulu. Kebetulan saya belum sholat isya,” ucap Laura.

Beberapa saat kemudian.

Laura telah selesai melaksanakan sholat dan ketika hendak pergi meninggalkan masjid, pandangannya tak sengaja tertuju pada sebuah amplop kecil tepat berada dibawah sandal jepit milik Laura.

“Apa ini?” tanya Laura kebingungan.

Laura perlahan membuka isi amplop tersebut yang ternyata didalamnya ada uang sebesar 200 ribu. Entah siapa orang baik yang sengaja meletakkan uang tersebut dibawah sandal jepit milik Laura.

Laura mencoba mencari orang disekitar area masjid, barangkali amplop tersebut tak sengaja jatuh. Namun, setelah cukup lama mencari ternyata tidak ada satupun orang yang berada di sekitar masjid.

“Ini bukan milikku, aku harus meletakkannya kembali disini,” ucap Laura bermonolog.

Ketika Laura hendak melanjutkan perjalanannya yang entah kemana. Wanita paruh baya yang sebelumnya menyapa Laura, memanggil Laura seraya menyerahkan amplop tersebut.

“Kok tidak diambil amplopnya, Mbak? Ini sengaja Ibu berikan buat Mbak dan Ibu taruh dibawah sandal karena Ibu mendadak sakit perut, yang mengharuskan Ibu harus segera mengeluarkannya,” ucapnya sambil tertawa ramah.

“Ibu untuk apa memberikan saya uang? Lebih baik uang ini Ibu pergunakan untuk kehidupan Ibu sehari-hari saja,” balas Laura menolak secara halus.

Laura tidak tega menerima uang tersebut, terlebih lagi yang memberikannya adalah seorang ibu paruh baya yang jelas-jelas lebih membutuhkan uang tersebut daripada dirinya.

“Tolong diterima ya Mbak, kalau Mbak tidak menerimanya Ibu akan sedih. Anggap saja Ibu sedang memberikan uang ini kepada anak Ibu sendiri,” ujarnya sambil terus memaksa agar Laura mau menerima uang pemberiannya itu.

Episodes
1 Akhirnya Jadian
2 Bucin
3 Berpisah Sementara Waktu
4 Kabur Dari Rumah
5 Berusaha Melanjutkan Hidup
6 Mulai Rindu
7 Sembunyi
8 Pengagum Rahasia Laura
9 Hari Pertama Kuliah
10 Setangkai Bunga Lagi
11 Mencari Penghasilan Tambahan
12 Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13 Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14 Gara-Gara Terlilit Hutang
15 Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16 Laura Pamit
17 Semakin Ada Jarak
18 Keluarga Rani Berkunjung
19 Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20 Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21 Permintaan Tak Terduga Rani
22 Perjodohan Rani Dan Morgan
23 Niat Baik Morgan Untuk Laura
24 Morgan Menolak Dijodohkan
25 Kecewanya Seorang Laura
26 Aku Mencintainya Lebih Dulu
27 Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28 Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29 Rani Semakin Membenci Laura
30 Tak Sengaja Bertemu
31 Penjelasan Morgan
32 Akhirnya Menerima Hanif
33 Laura Masih Bimbang
34 Morgan Tak Peduli
35 Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36 Morgan Menjatuhkan Talak
37 Pertemuan Dua Keluarga
38 Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39 Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40 Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41 Rani Mengutarakan Kebenciannya
42 Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43 Berkat Anting Mutiara
44 Kami Sudah Bercerai
45 Morgan Takkan Menyerah
46 Kembali Mengutarakan Perasaannya
47 Cinta Lama Bersemi Kembali
48 Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49 Laura Semakin Sukses
50 Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51 Gelagat Aneh Zoey
52 Menjenguk Hanif
53 Izinkan Aku Menunggu
54 Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55 Tak Ingin Terburu-Buru
56 Makan Malam Yang Canggung
57 Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58 Salah Paham
59 Sahabat Rasa Keluarga
60 Laura Memaafkan Morgan
61 Belum Siap Menerima Laura
62 Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63 Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64 Menjenguk Calon Mama Mertua
65 Bentuk Perhatian Laura
66 Kami Bukan Pasangan Kekasih
67 Berusaha Untuk Tak Cemburu
68 Zoey Jatuh Sakit
69 Zoey Dan Zacky Menikah
70 Belum Mendapat Restu 100%
71 Aku Pamit!!
72 Kepulangan Rani Membawa Masalah
73 Orang Tua Yang Tak Bijak
74 Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75 Akhirnya Mendapat Restu
76 Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77 Turut Berdukacita
78 Sah!!
79 Status Baru Dan Lingkungan Baru
80 Akhir Yang Baik
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Akhirnya Jadian
2
Bucin
3
Berpisah Sementara Waktu
4
Kabur Dari Rumah
5
Berusaha Melanjutkan Hidup
6
Mulai Rindu
7
Sembunyi
8
Pengagum Rahasia Laura
9
Hari Pertama Kuliah
10
Setangkai Bunga Lagi
11
Mencari Penghasilan Tambahan
12
Perkenalan Singkat Yang Berkesan
13
Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab
14
Gara-Gara Terlilit Hutang
15
Laura Akhirnya Pulang Ke Rumah
16
Laura Pamit
17
Semakin Ada Jarak
18
Keluarga Rani Berkunjung
19
Laura Menolak Ajakan Orang Tua Rani
20
Pertemuan Yang Telah Lama Dinanti
21
Permintaan Tak Terduga Rani
22
Perjodohan Rani Dan Morgan
23
Niat Baik Morgan Untuk Laura
24
Morgan Menolak Dijodohkan
25
Kecewanya Seorang Laura
26
Aku Mencintainya Lebih Dulu
27
Memutuskan Untuk Semakin Bersinar
28
Penolakan Morgan Untuk Tidur Bersama
29
Rani Semakin Membenci Laura
30
Tak Sengaja Bertemu
31
Penjelasan Morgan
32
Akhirnya Menerima Hanif
33
Laura Masih Bimbang
34
Morgan Tak Peduli
35
Orang Tua Rani Datang Menemui Morgan
36
Morgan Menjatuhkan Talak
37
Pertemuan Dua Keluarga
38
Laura Mengakhiri Hubungannya Dengan Hanif
39
Keluarga Akhirnya Setuju Dengan Morgan
40
Morgan Dan Rani Resmi Bercerai
41
Rani Mengutarakan Kebenciannya
42
Zoey Kehilangan Anting Mutiara
43
Berkat Anting Mutiara
44
Kami Sudah Bercerai
45
Morgan Takkan Menyerah
46
Kembali Mengutarakan Perasaannya
47
Cinta Lama Bersemi Kembali
48
Rani Hampir Mengakhiri Hidupnya
49
Laura Semakin Sukses
50
Kepergian Rani Ke Luar Negeri
51
Gelagat Aneh Zoey
52
Menjenguk Hanif
53
Izinkan Aku Menunggu
54
Pertengkaran Kecil Dua Pria Muda
55
Tak Ingin Terburu-Buru
56
Makan Malam Yang Canggung
57
Tak Ingin Bertemu Untuk Sementara Waktu
58
Salah Paham
59
Sahabat Rasa Keluarga
60
Laura Memaafkan Morgan
61
Belum Siap Menerima Laura
62
Menemani Zoey Berbelanja Kebaya
63
Keinginan Morgan Untuk Segera Menikah
64
Menjenguk Calon Mama Mertua
65
Bentuk Perhatian Laura
66
Kami Bukan Pasangan Kekasih
67
Berusaha Untuk Tak Cemburu
68
Zoey Jatuh Sakit
69
Zoey Dan Zacky Menikah
70
Belum Mendapat Restu 100%
71
Aku Pamit!!
72
Kepulangan Rani Membawa Masalah
73
Orang Tua Yang Tak Bijak
74
Rani Membuat Keributan Di Rumah Morgan
75
Akhirnya Mendapat Restu
76
Mendapat Tuduhan Serta Fitnah Dari Ranty Rani
77
Turut Berdukacita
78
Sah!!
79
Status Baru Dan Lingkungan Baru
80
Akhir Yang Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!