*1 minggu kemudian
Gema sangat antusias bertemu dengan Pak Alex di ruang meeting Alana Jaya Tekstil. Gema diutus Pak Asep untuk mengajukan surat persetujuan tanpa ditemani Pak Asep karena Pak Asep sedang mengajukan proposal wisata ke pabrik lain. Setengah jam Gema menunggu, Pak Alex tak kunjung datang. Sesaat terlihat sosok gadis memasuki ruangan itu. Dan pada saat yang bersamaan Gema menerima pesan singkat dari Pak Asep yang menyatakan bahwa Pak Alex berhalangan hadir karena sedang ada urusan di luar kota dan digantikan oleh putrinya. Dan ternyata dia adalah Alana Putri Jaya, yang biasa disapa Alana.
Alana adalah putri kedua Pak Alex yang baru seminggu ini tiba di Indonesia setelah 2 tahun lamanya menempuh pendidikan di luar negeri . Dan dia juga gadis yang tak sengaja ditabrak oleh Gema pada saat di apotek seminggu yang lalu.
Gema merasa tak asing setelah menatap wajah gadis itu.
(Aku kayak pernah liat ini cewek,tapi dimana ya?batinnya).
“Selamat siang. Maaf saya terlambat, saya akan menggantikan Papa saya karena beliau masih di luar kota. Apa Pak Asep sudah menerima pesannya?” Alana langsung duduk dan berkata panjang lebar tanpa melihat siapa yang diajak bicara.
“Selamat siang mbak. Saya juga baru menerima pesan dari Pak Asep bahwa Pak Alex tidak bisa hadir hari ini,” jawab Gema sambil memperhatikan Alana yang sibuk main ponsel dan tidak menoleh kepadanya sama sekali.
“Oh maaf saya kira Pak As.....sep.. Lho kamu???” Alana terkejut setelah melihat ternyata Gema yang ada di depannya. (Dia kan cowok yang nabrak aku di apotek minggu lalu, batin Alana).
“Kamu kan yang di apotek waktu itu?” kata Gema setelah ingat wajah gadis yang ada di apotek waktu itu.
“Iya, memang aku. Kamu siapa kok ada disini?”
“Aku Gema, aku menggantikan Pak Asep bertemu dengan Pak Alex untuk menyerahkan surat persetujuan dari presentasi minggu lalu,” jelas Gema sambil menyodorkan map yang berisi berkas persetujuan kepada Alana.
“Kenapa aku harus berurusan sama kamu lagi sih?” gumam Alana sambil membuka map itu dan mulai membaca isi berkas itu.
(Siapa juga yang mau ketemu lagi sama cewek aneh kayak kamu, batin Gema).
“Maaf siapa nama kamu tadi? Oh iya Gema,” pertanyaan yang dijawab-jawab sendiri. “Setelah aku baca surat persetujuan ini, menurutku untuk biayanya terlalu mahal ya bagi rombongan keluarga,” lanjut Alana.
“Maaf, maksud mbak mahal bagaimana ya? Harga paket segitu sudah harga spesial dari kami untuk Pak Alex dan Pak Alex juga sudah menyetujuinya dan tinggal tanda tangan kontrak saja,” sahut Gema santai.
“Itu kan menurut Papa saya, tapi menurut saya lain. Karena saya yang diperintahkan untuk tanda tangan surat persetujuan ini. Termasuk gathering yang akan diadakan oleh pabrik, itu sudah dialihkan ke saya semua untuk persetujuannya,” jawab Alana ngotot.
“Tapi mbak, Pak Alex hanya meminta kami untuk mengirim berkasnya untuk ditanda tangani dan langsung pembayaran dp-nya,” balas Gema tak kalah ngotot juga.
“Saya mau kamu refisi pengajuan ini, dan saya mau besok sudah selesai. Temui saya besok siang di Cafe O saja, jangan di kantor ini” kata Alana sambil meninggalkan Gema di ruang meeting itu.
“Lho, lho, mbak.. Gak bisa gitu dong?” kata Gema sambil berlari mengejar Alana keluar ruangan.
(Ini gimana sih, kok malah jadi rumit gini ya.. Huftttt).
“Mbak.. mbak.. tolong jangan gini dong mbak,” Gema memelas pada Alana yang makin sibuk dengan ponselnya. Alana tiba-tiba menghentikan langkahnya dan tak sengaja Gema menabraknya lagi membuat Alana terjatuh namun dengan sigap Gema menangkap tubuh Alana dan tak sengaja kedua mata mereka saling memandang. Gema tak menyadari ia begitu menikmati tatapan itu, begitupun dengan Alana. Seorang office boy lewat secara tiba-tiba.
“Permisi mbak mas, boleh saya bersihkan lantainya?” tanya office boy itu dengan sopan hingga membuyarkan tatapan Gema dan Alana.
“Kamu ini apa-apaan sih pegang-pegang? Kesempatan banget ya!!!" seru Alana terkejut dan langsung menjauhkan tubuhnya dari Gema.
“Maaf, maaf. Saya tidak sengaja, saya hanya mau menolong kamu biar gak jatuh,” ucap Gema.
“Mbak, mas. Permisi, boleh saya bersihkan lantainya?" ulang office boy itu lagi.
“O iya silakan mas,” kata Gema sopan kepada si office boy seraya melihat Alana hendak pergi dari tempat itu. Kemudian Gema mengejar Alana kembali. Namun Alana berlalu masuk ke dalam lift dan tidak memperdulikan Gema yang mengejarnya.
Gema tampak sangat frustrasi , ia kembali ke kantor dengan tangan hampa. Ia memikirkan harus bagaimana saat Pak Asep menanyakan hasil pertemuan hari ini. Gema meletakkan berkas yang ia bawa di atas meja kerjanya, ia duduk termenung. Ia memejamkan matanya sejenak, namun dari arah sebelah Rani datang menghampiri Gema.
“Mas Gema kenapa? Lagi pusing ya? Sini Rani pijitin kepalanya!” ucap Rani seraya mendekatkan tubuhnya pada Gema. Gema terkejut saat tangan Rani menyentuh kepalanya. Ia langsung melepaskan tangan Rani dari kepalanya.
“Ran, tolong untuk hari ini aja jangan ganggu aku dulu.” pinta Gema dengan wajah yang murung. Rani hanya bisa terdiam mendengar perkataan Gema kepadanya. Tak biasanya sikap Gema begitu berbeda. Rani berlalu meninggalkan Gema seorang diri.
*Sore hari
Terdengar ponsel Gema berdering. Rupanya Pak Asep tengah menelepon Gema menanyakan hasil pertemuan hari ini dengan putri Pak Alex. Dengan gugup Gema menjelaskan kejadian tadi siang di kantor Pak Alex. Gema meminta maaf kepada Pak Asep atas kegagalan pertemuan hari ini yang diputuskan Alana secara sepihak.
“Hallo Gema, kamu sudah bertemu dengan putri Pak Alex?”
“Iya Pak, saya sudah bertemu dengannya tadi siang. Tapi ada sedikit kendala Pak, Putri Pak Alex tiba-tiba meminta saya untuk merefisi ulang harga kesepakatan yang harusnya tinggal tanda tangan saja,” ujar Gema panjang lebar.
“Bagaimana bisa terjadi seperti itu? Bukankah minggu lalu Pak Alex sudah menyetujui harganya dan akan segera membayar dp?” tanya Pak Asep heran.
“Saya juga kurang tau penyebabnya Pak, saya diminta kembali besok dengan harga paket yang lebih murah. Apa yang harus saya lakukan Pak?” bingung Gema sambil mengusap wajahnya.
“Kamu sudah jelaskan bahwa itu sudah harga spesial untuk Pak Alex?”
“Saya juga sudah menjelaskan secara detail Pak, tapi Nona Alana tetap bersikukuh minta harganya diturunkan lagi.”
“Begini saja. Sore ini coba kamu buat paket cadangan dengan harga lebih rendah dari yang kemarin. Tapi kamu ajukan dulu paket yang pertama, kalau memang dia tetap tidak setuju. Kamu bisa berikan paket cadangan itu,” jelas Pak Asep memberi pendapat lain pada Gema.
“Baik Pak, saya akan coba perbaiki dengan mengurangi biaya restorasinya dulu. Kalau ada biaya lain yang bisa dipangkas nanti saya kabari Bapak kembali,” ucap Gema sedikit lega.
“Baik Gema, kamu kirim ke email saya nanti. Saya tunggu.”
“Siap Pak,” balas Gema saat Pak Asep menutup teleponnya.
(Alana, kenapa kau begitu menyusahkanku. Sekarang aku harus cari restoran yang lebih murah lagi dari paket yang lama, pikir Gema).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Supriyadi Oppo
mulai rumit
2021-03-08
0