Setelah lebih dari 9 bulan
berpisah dengan Winda, Ardi terkadang bertanya-tanya bagaimana keadaan Winda,
apakah dia menikah lagi, dan berbagai macam pertanyaan berkecamuk di
pikirannya. Ada rasa rindu di hatinya kepada Winda. Dia ingin tahu bagaimana
keadaan Winda di sana, tapi untuk bertanya lewat chat dia merasa sungkan. Di
Hpnya pun Cuma ada barang dagangan saja status yang Winda buat.
Walaupun disisinya sudah ada
Mina, bahkan juga ada Bimo, tidak membuat Ardi melupakan Winda. Bahkan rasa
rindunya semakin dalam, tatkala Ardi membayangkan apabila winda menikah lagi.
Ada perasaan tidak rela di hatinya apabila kekasih pujaan hatinya menikah lagi
dengan lelaki lain. Ingin rasanya Ardi pergi ke rumah Winda dan melihat
bagaimana keadaan Winda dan meminta Winda untuk kembali padanya.
Sambil menatap layar komputer
yang ada fotonya bersama Winda, yang sengaja ditaruh Winda di sana pada saat
mereka masih bersama untuk mengenang kebersamaan mereka berdua tanpa tahu
akhirnya mereka berpisah karena Bimo yang tergoda dengan wanita lain.
Tok tok tok, pintu kantor Ardi
ada yang mengetuk.
“Mas, kok tumben dikunci?” suara
Mina terdengar dari luar.
Buru-buru Ardi menutup foto
dirinya bersama Winda di komputer. Lalu Ardi berjalan ke pintu untuk membuka
pintu yang dia kunci agar Mina bisa masuk ke dalam.
“Ada apa?” tanya Ardi ke Mina
sambil membuka pintu.
“Idih, kenapa kok tumben pintunya
dikunci? Nggak biasanya. Aku jadi curiga. Chat dengan cewek lain ya?” tanya
Mina kepada Ardi dengan pandangan penuh curiga.
“Nggaklah. Aku mau fokus ngerjain
laporan bulanan. Soalnya aku bingung, ini penjualan kita semakin menurun dan
aku juga bingung barang-barang ini tempat belinya di mana yang harganya murah.
Soalnya ini dapat harga mahal, customer pada complain” jawab Ardi ngeles.
“Lah kok bingung? Ya beli di
tempat kamu dulu kulakan di mana. Atau mungkin harganya memang sudah naik?”
“Nggak di toko online lain
harganya masih murah kok. Malah ada yang harganya murah banget lebih murah dari
tempat kulakan kita”.
“Coba aja tanya ke toko
langgananmu, apa harganya sudah naik atau belum. Kalau naik kenap naiknya
banyak banget”.
“Bukan gitu, dulu yang kulakan
Winda. Aku nggak tahu kulakannya di mana biar dapat harga murah. Ini aku
kulakan di daerah biasanya aku kulakan tapi aku nggak tahu Winda kulakannya di
toko apa” jawar Ardi hati-hati takut menyinggung perasaan istrinya kala nama
Winda disebut.
Mina terdiam sambil menatap lurus
ke depan.
“Semua Winda. Dari kamu,
karyawanmu, saudara-saudaramu semua menyebut Winda Winda Winda. Seolah aku
nggak ada dan nggak ada gunanya sama sekali!” Mina marah-marah kemudian keluar
menuju ke kamar dan menangis di situ.
Ardi bingung mau bicara apa
dengan Mina. Oleh karena itu Ardi memutuskan untuk tetap di ruang kerjanya
sambil duduk dan menatap kosong tembok yang ada beberapa gambar dan quotes yang
dipasang oleh Winda.
...............................
Winda menyibukkan diri dengan
mengurus Arjuna, dia merasa bersyukur dan bahagia karena ada Arjuna di sisinya.
Arjuna yang membuat dia kuat dan bertahan serta membuatnya tidak lagi
memikirkan Ardi dan Mina.
Suatu ketika Ayah Winda bertanya
kepadanya
“Nak, apa kamu tidak kepikiran
untuk menikah lagi?” tanya Bapak
“Nggak tahu Pak, mungkin nggak.
Soalnya sudah ada Arjuna. Dan aku juga sudah bisa cari uang sendiri. Dan
alkhamdulillah usahaku tambah rame Pak” jawab Winda.
“Alkhamdulillah Nak. Tapi apa
kamu nggak ingin nanti masa tuamu ada yang menemani selain Arjuna? Apalagi
kalau Arjuna sudah punya istri, apa nanti kamu nggak merasa kesepian?” tanya
Bapak lagi.
“Insya Allah nggak Pak. Aku sudah
bersyukur Allah memberiku Arjuna untuk menemaniku di masa-masa sulit. Apalagi
ada keluarga yang lain juga Pak. Aku ingin menikmati hidupku yang sekarang ini
tanpa harus terbebani dengan kehadiran suami”.
“Jangan gitu Nak. Suami itu bukan
beban lho. Kamu nggak boleh ngomong begitu”.
“Iya Pak” Winda mengiyakan
Bapaknya supaya pembicaraan tentang suami baru terhenti sampai di sini.
Bapak Winda hanya bisa geleng-geleng
kepala dan mengelus dada sambil menghirup nafas panjang karena jawaban dari
anaknya tidak memuaskan hatinya. Sebenarnya sudah banyak orang yang menanyakan
apakah Winda akan menikah lagi kepada Bapaknya, itu yang membuat Ayah Winda
lama-lama ingin Winda menikah lagi. Apalagi ada beberapa lelaki yang menanyakan
perihal Winda kepada keluarga atau Bapaknya langsung. Karena Ayah Winda merasa
kalau Winda bisa bahagia apabila Winda menikah lagi, dia hanya ingin Winda
bahagia dengan menikah dengan lelaki lain.
Di lain pihak, Winda tidak begitu
memikirkan perkataan Ayahnya karena Winda merasa sudah cukup bahagia dengan
adanya Arjuna dan keluarga yang menemaninya. Apalagi usahanya juga sudah
terbilang maju, dan bisa mencukupi kebutuhan Winda sehari-hari bahkan Winda
bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung bahkan untuk membantu orang lain. Bagi
Winda itu sudah lebih dari cukup, dan dia sudah merasa sangat bahagia. Baginya
saat ini, lelaki hanya akan menjadi penghalang antara anak dan usahanya. Dia
seperti merasa sudah nyaman dengan keadaannya saat ini.
Kling....
HP Winda berbunyi, ada chat masuk
yang segera dibuka Winda. Ternyata chat itu dari ponakannya Ardi.
‘Mbak, apa kabar? Kangen nih.
Ketemuan yuk? Udah lama nggak ketemu, pengen ngobrol’ bunyi chat dari Mitha,
ponakan Ardi.
Mitha bingung mau jawab gimana,
kangen juga sih sama Mitha. Tapi, bagaimana dia bisa ketemuan dengan
meninggalkan Arjuna di rumah? Nggak tega, apalagi Arjuna masih menyusui dan
Winda sama sekali belum pernah meninggalkan Arjuna karena Arjuna dibawa
kemanapun Winda pergi. Tapi, kalau bawa Arjuna nanti Mitha bakal tahu kalau dia
punya anak. Winda belum mau Ardi dan keluarganya tahu bahwa dia punya anak, dan
itu anaknya Ardi.
Agak lama Winda belum jawab chat
Mita...
Kling....
HP Mitha bunyi lagi. Dibukanya
Hpnya, ternyata chat dari Mitha lagi.
‘Udah lupa ama kita-kita ya
Mbak?’ bunyi chatnya disertai ikon menangis.
‘Nggak Mit, Mbak Winda ini lagi
sibuk. Maaf ya nggak langsung balas chat kamu. O ya, Mbak Mitha belum bisa
ketemuan sama kamu karena Mbak Mitha ini lagi sibuk. Mbak Mitha kan sekarang
kerja sendiri juga’.
‘Trus kapan dong Mbak bisa
ketemunya? Udah hampir setahun lho nggak ketemu. Apa boleh aku nyamperin Mbak
Winda aja? Emangnya Mbak Winda kerja apa sekarang dan di mana kerjanya?’.
Mitha terus saja mendesak Winda
agar bisa ketemuan dengannya, Winda bingung mau alesan apalagi. Masa misal
Mitha mau main ke rumahnya nggak diperbolehkan. Nanti dikira mengusir tamu yang
datang.
‘OK Mit, kamu tahu kan rumahnya
Mbak Winda? Datang langsung ke sini aja ya. Tapi jangan ada yang tahu kalau
kamu ketemu Mbak Winda ya. Dan janji dulu kamu nggak bakalan cerita sama
siapapun tentang keadaan Mbak Winda ya’.
‘Iya-iya ribet amat sih Cuma mau
ketemuan aja.hehe’ balas Mitha agak sedikit kesal dengan aturan yang dibuat
Winda.
‘OK. Mbak Winda tunggu ya. Mbak
Winda di rumah setiap saat’
‘Yeee katanya kerja’
Winda tersenyum mendapat balasan
dari Mitha. Akhirnya Mitha memutuskan akan datang ke rumah Winda 3 hari lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
dhapz H
asal jangan jadi mata" ardi
2021-07-19
1
Maria lace W
ih plg males ada org kepo apalagi sdr mantan...gak perlu ber akrab ria..
2021-07-11
0
Masiah Firman
berasa baca kyk dikejar-kejar
2021-07-01
0