Episode 4 HIDUP BARU

Kini, Winda melalui hari-harinya

dengan bahagia. Selain karena ada Arjuna dan bisnisnya juga berjalan lancar,

dia juga merasa lega karena sudah bercerai dengan Ardi. Karena Winda merasa

pernikahannya dengan Ardi terlalu membebaninya, meguras pikiran dan tenaganya setelah

kehadiran Mina.

Sedangkan Ardi sendiri, sekarang

dia sibuk dengan anak dan istrinya juga toko dan bisnis onlinenya. Sekarang

Mina sedikit demi sedikit mulai membantu Ardi di toko.  Tapi lama kelamaan Mina merasa tidak nyaman

dengan Ardi, karena ketika ada kerjaan Ardi sering uring-uringan bahkan tak

segan membentaknya.

Mina merasa Ardi sudah berubah

ketika dia mulai bekerja di toko. Dulu Mina berfikir setelah tidak ada Winda,

semua akan berjalan lancar, hidup nyaman dan bahagia. Akan tetapi malah kebalikannya.

Mina merasa bahwa selama ini

orangtuanya tidak pernah membentak atau mengasarinya bahkan menyuruh melakukan

sesuatu. Karena pada dasarnya Mina adalah anak orang yang berada. Selain anak

orang kaya, Mina juga cantik, kulitnya putih, wajahnya yang selalu perawatan

selalu terlihat kinclong. Dia dikagumi banyak lelaki baik dari kalangan orang

biasa maupun orang kaya. Akan tetapi dia lebih memilih Ardi yang notabene suami

orang karena alasan cinta.

Tetapi setelah menerima perlakuan

Ardi yang kasar, mendengar perkataan yang kejam dan kasar bahkan terkadang

mendengar umpatan-umpatan yang tidak mengenakkan di telinga, Mina merasa

menyesal telah menikah dengan Ardi. Dia berpikir apakah perlakuan Ardi kepada

Winda sama ataukah berbeda. Apalagi dulu Ardi tidak punya anak dengan Winda.

Tetapi kenapa Winda betah kalau perlakuan Ardi kasar sampai 7 tahun pernikahan.

Mina berpikir bahwa dengan pernikahannya yang baru 1 tahun saja, dia sudah

tidak betah bersama Ardi karena perlakuan dan kata-kata kasar Ardi kepadanya.

Suatu ketika Mina bertanya kepada

Ardi,

“Yang, sekarang kamu kok kasar

sih sama aku?” dengan gaya merajuk, Mina bertanya pada Ardi.

“Kasar? Kasar gimana?” kata Ardi.

“Kamu sering berkata kasar, penuh

makian dan umpatan. Sering emosi bahkan tadi kamu membentakku”

“Apa iya? Mungkin tadi kamu

melakukan kesalahan sehingga aku membentakmu”

“Tapi memang akhir-akhir ini kamu

beda Yang....” kata Mina terlihat sedih.

“Maafkan aku ya sayaaang....”

bujuk Ardi kepada Mina sambil memeluknya.

“Jangan diulangi lagi ya. Janji”

“Iya sayangkuuuuh...”

“Pas sama Mbak Winda dulu

perlakuanmu bagaimana Yang?”

Ardi terdiam mendengar nama Winda

disebut. Dia tiba-tiba merasa kangen dan bertanya-tanya bagaimana keadaan Winda

sekarang ini.

Ardi juga teringat bagaimana

perlakuannya kepada Winda selama ini. Ardi merasa bahwa perlakuannya kepada

Winda tidak ada yang salah. Akan tetapi ketika Mina meminta Ardi untuk tidak

mengasarinya lagi dengan perkataan, Ardi merasa bahwa perlakuannya kepada Winda

dulu bahkan lebih buruk dari perlakuan Ardi kepada Mina sekarang. Dan Winda

tidak mengeluh atau berani bertanya kenapa perlakuan Ardi kasar kepadanya.

Karena ketika Winda bertanya tentang perlakuan dan perkataan Ardi yang kasar,

maka Ardi akan bertambah marah kepada Winda. Maka dari itu Ardi merenungi

perkataan Mina yang meminta jangan kasar kepadanya dan  bertanya bagaimana perlakuan Ardi kepada

Winda, Ardi jadi paham bahwa dulu tidak sekalipun Ardi meminta maaf kepada

Winda dan membiarkan Winda merasakan sakit dan sedih sendirian. Hanya senyum

yang terukir di wajah Winda ketika Winda memaafkan Ardi dan berlaku seperti

tidak terjadi apa-apa setelah Ardi mengasari dan mengatai perkataan-perkataan

yang kasar kepadanya.

“Yang!”

Lamunan Ardi buyar ketika Mina memanggilnya

dengan keras.

“Kenapa sih? Teringat sama Winda

ya?!” kata Mina.

“Apa jangan-jangan Winda nggak

pernah kamu perlakukan kasar seperti kamu memperlakukanku?!” lanjut Mina lagi.

Mina mau pergi meninggalkan Ardi

di kamar, kemudian Ardi merajuk dan meminta maaf kepada Mina.

“Sayang, maafkan aku ya. Aku

nggak akan berkata kasar kepada kamu lagi ya...”

“Janji ya Mas”

“Iya sayaaang...”

Kemudian mereka melanjutkan kisah

asmara mereka di kamar.

..................

Di rumah, Winda mengurus online

shop dan mengurus anaknya. Akan tetapi sekarang ini Winda merasa tidak bisa

fokus ke bisnisnya karena dia juga harus mengurusi anaknya karena bayi memerlukan

perhatian yang lebih dari Ibunya. Maka dari itu, Mina meminta saudaranya untuk

mencarikan orang yang bisa mengurusi online shopnya.

Akhirnya Winda mendapatkan

pegawai yang bisa mengurusi online shopnya yang bernama Rahma.

“Rahma, maaf ya merepotkan kamu.

Kamu harus mengurus online shopnya sendirian. Karena aku harus ngurusin Arjuna”

“Nggak apa-apa Mbak, aku juga

senang kok. Karena kemarin aku bingung nyari kerja susah banget. Sedangkan aku

butuh uang untuk mencukupi kebutuhanku” jawab Rahma.

“Makasih ya Rahma, semoga kamu

betah ya di sini ikut aku” kata Winda.

“Iya Mbak” Rahma menjawab sambil

tersenyum. Rahma ingin mengajukan pertanyaan tapi merasa ragu untuk bertanya.

Kalau tidak bertanya dia penasaran, kalau bertanya takutnya Winda tersinggung.

“Ada apa Rahma? Ada yang ingin

kamu katakan? Katakan saja daripada dipendam nanti sembelit lho” Winda menggoda

Rahma.

“Nggak kok Mbak, nggak ada”

“Masa sih, kok ekspresimu kaya

gitu hayo!”

“Mmm anu Mbak, tapi Mbak Winda

jangan tersinggung ya” kata Rahma hati-hati.

“Sebelum ini aku kan kerja di

daerah G, terus aku pernah lihat Mbak Rahma ada di toko yang namanya ‘Luhur’.

Kata pegawai di situ Mbak Rahma yang punya tokonya. Tapi kok Mbak Rahma di sini

trus njalanin usaha online shop yang terbilang masih kecil dibandingkan pas

Mbak Rahma di kota G itu” takut, tapi Rahma tetap nerocos tanpa henti karena

penasaran dengan keadaan Winda yang dia rasa jauh berbeda dengan kehidupannya

di kota G dulu.

“Oh itu, itu toko milik mantan

suamiku Ma. Sekarang dia mengelola toko dengan istri barunya. Nah aku usaha

online shop ini pas aku pulang ke rumah ini. Pada waktu itu usia kandunganku

dah menginjak 6 bulan dan aku butuh biaya persalinan serta biaya untuk Arjuna

ketika Arjuna lahir. Jadi dengan uang seadanya aku buat usaha ini. Walaupun

kecil tapi alkhamdullah bisa mencukupi kebutuhan kami selama ini dan tidak

bergantung pada orang lain”.

“Maaf ya Mbak, aku udah lancang

bertanya kepada Mbak Winda. Soalnya aku penasaran” dengan perasaan bersalah,

Rahma meminta maaf kepada Winda.

“Nggak apa-apa kok Rahma. Santai

aja. Aku juga udah ikhlas kok. Mungkin ini takdir yang harus aku jalani. Tenang

aja, kalau ada pertanyaan lagi aku siap kok jawabnya. Hehehe” jawab Winda

sambil terkekeh menenangkan Rahma supaya rasa sungkannya karena pertanyaan yang

telah diajukan hilang.

Kemudian Rahma tersenyum

mendengar perkataan Winda. Dalam hatinya dia berkata ‘Mbak Winda ternyata

orangnya baik. Mudah-mudahan aku betah ikut Mbak Winda’.

“Ada lagi?” tanya Winda kepada

Rahma untuk  menggodanya.

“Nggak Mbak. Besok aja. Hehe”

Mereka berdua tertawa bersama,

sambil mengerjakan pekerjaan masing-masing.

Terpopuler

Comments

imafe

imafe

awalnya cuman coba2 baca,eh ternyata bagus singkat dan mudah dipahami

2021-12-29

0

dhapz H

dhapz H

hidup sederhana

2021-07-19

1

nadia

nadia

banyak typonya dlm menyebut nama thor

2020-10-23

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!