Part 5 - nasib malang Selena

"Wanita itu mengalami demam tinggi tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Beri saja dia makanan" jawab Ethan seraya menutup dokumen.

"Tidak ada satupun makanan yang dia sentuh, Darius bolak balik kamar hanya untuk membuang makanan yang masih utuh" sahut Gio sambil menatap bos nya.

"Kurang ajar, lantas apa kata dokter?" tanya Ethan seraya melempar map ke atas meja. ringisan dibibir terdengar bersamaan dengan deru nafas tidak teratur.

"Hanya luka kecil di kepalanya, selebihnya tidak ada yang serius"

"Baguslah, setidaknya aku tidak perlu memberi dia perhatian penuh. aku muak dengan wanita naif yang selalu menolak pesonaku"

"Siapkan wanita itu besok malam, aku akan membawanya ke suatu tempat. beritahu Martha untuk mempersiapkan Selena secantik mungkin"

"Apa anda akan membawanya ke tempat pelelangan?" tanya Gio memastikan agar ia memberitahu Martha pakaian apa yang pantas digunakan Selena besok malam.

"Tidak, itu terlalu klasik. aku akan menunjukkan suatu hal yang berbeda, the first girl i will bring to that place!"

"Special for her?"

"Tentu, aku hanya ingin tahu apakah dia tetap menolak atau justru bertekuk lutut padaku" ucap Ethan dengan ambisi yang tinggi.

Mengatai Selena naif? padahal pria itu sendiri yang terobsesi, gila akan pesona dan segala hal tentang Selena.

"Aku kuatir dia tidak akan jera dan malah akan bertindak lebih jauh. dia bisa saja memberontak saat diikat dengan rantai, apa tidak apa-apa tuan?" Gio khawatir, Selena sedang dalam keadaan sakit tapi ia harus tidur dengan tangan yang di rantai, sungguh kejam sekali Ethan.

"Dia pantas mendapatkannya, biar dia tahu siapa Diego Ethan sebenarnya!" Ethan mengepal kedua tangannya dan meninju meja kerjanya.

"Yang saya kuatirkan adalah keberaniannya, tuan. wanita seperti dia pasti mempunyai pendirian yang teguh, dan akan cukup sulit untuk ditaklukkan" Gio memberi masukkan.

"Tidak perlu kuatir Gio, cepat atau lambat wanita itu akan luluh. ini hanya perlu memberi umpan supaya dia terjerat dalam jeratanku!"

"Ada baiknya anda menemuinya, tuan. siapa tau dia mau memakan makanannya jika anda disana"

"Tidak sekarang, masih ada urusan yang harus ku lakukan" jawab pria itu acuh.

Ethan melepaskan pakaiannya, berganti pakaian dengan setelan jas kerja karena ada pertemuan penting. apalagi jika bukan perdagangan minuman keras, ia tidak akan melewatkan jutaan dollar dengan begitu saja. dia cukup kompeten menjadi seorang mafia hingga ditakuti seluruh penjuru dunia, setelah sang papa pensiun kini gilirannya mengobrak-abrik isi dunia.

Mereka keluar dari ruang kerja, melangkah cepat melewati lorong yang temaram dan berbagai pajangan kuno menempel di dinding. hampir semua barang-barang disana berlapisi emas asli dan tidak seorang pun berani menyentuh barang antik milik tuan mafia itu.

Mansion itu yang disebutkan lebih mirip dengan kastil karena desain dan modelnya begitu mengerikan dari luar namun menakjubkan dari dalam.

"Bos..."

Ethan berhenti di tengah anak tangga, bertemu dengan Marvel yang terlihat cemas.

"Ada apa?"

"Bagaimana aku harus menjelaskannya" gumam Marvel kebingungan.

"Katakan mar!"

Marvel menarik nafas seraya menatap sang bos dan Gio bergantian.

"Tuan Darren ada didepan, tidak tau bagaimana tempat ini bisa bocor kepadanya. kemungkinan besar anak buahnya mengikuti saya saat membawa Martha kesini, tuan"

"Shit!" umpat Ethan sambil menggertakkan gigi.

"Dia pasti akan membebaskan Selena, aku tidak suka jika urusanku dicampuri oleh siapapun. cepat pindahkan wanita itu ke kamar lain, kalau perlu bawa ke ruangan yang ada didalam kamarku!" perintah Ethan tanpa berpikir panjang.

"Baik, tuan" jawab mereka secara bersamaan.

"Tapi...."

Baru saja Gio dan Marvel melangkahkan kakinya, Darren dan anak buahnya masuk menyerbu tanpa aba-aba. ada lebam diwajah pengawal itu, tidak salah lagi pasti terjadi perkelahian diluar mansion. Darren yang datang tidak diundang tentu tidak bisa masuk begitu saja, pria itu bisa melumpuhkan penjagaan hingga bisa berdiri berhadapan dengan adiknya.

"Masuk tidak sopan, kau mau keluar tanpa kepala? sejak kapan kau bertamu dengan cara seperti ini, bung?"

"Apa mommy tidak memberi tahu mu cara bertamu dengan sopan dan benar, hm?"

"Oh wow, ternyata tempat tinggal adikku begitu mewah dan menakjubkan. aku sempat kuatir saat melihat gerbang didepan sana, tempat ini seperti tak berpenghuni"

"Siapa sangka kalau isinya berlapis-lapis miliaran dollar, my little brother pandai mencari uang ternyata"

Darren cukup terpana dengan apa yang ia lihat. selama ini ia tidak tahu bahwa sang adik memiliki tempat tinggal tersembunyi, ada sekitar 5 mansion yang sudah ia geledah dan ternyata sang adik berada di mansion tersembunyi ditengah-tengah hutan belantara ini.

Darren tak habis pikir kenapa Ethan membangun mansion ditempat yang rawan seperti ini, selain banyak binatang buas tentu saja banyak bahaya lain yang mengancam. setelah berpikir cukup lama, sedetik kemudian ia mendapat jawaban. sang adik membangun mansion tengah hutan agar tak seorang pun bisa memasukinya.

"Kau lewat jalan mana?" tanya Ethan.

"Kenapa? apa ada jalan yang lebih aman? kau tahu, aku harus membunuh 3 harimau untuk bisa datang ke tempat ini!"

"Akalmu sudah benar-benar hilang, bisa-bisanya membangun mansion ditengah hutan seperti ini!"

"Tapi ini aman untukku!" jawab pria itu seraya melipat kedua tangannya didepan dada, tatapannya lurus kepada sang kakak. ia mencoba bersikap biasa saja.

"Aman? aman dari musuh atau aman dari daddy dan aku?"

"Kenapa kalian?"

"Kau telah menyembunyikan calon istri orang sekaligus dokter bedah dirumah sakit pusat kota, Ethan. dimana letak otakmu, hah?"

Ethan tersenyum smirk. "Rupanya kau mencari tahu semua hal tentang Selena, berani sekali kau!"

"Turunkan egomu Ethan, gadis itu punya cita-cita dan masa depan. kau tidak bisa menghancurkannya begitu saja!" ucap Darren yang mulai tak terkendali.

"Dia punya masa depan, begitupun dengan aku. aku dan dia akan merakit masa depan bersama-sama!" Ethan menjawab, menekan setiap ucapannya.

"Hahahahahaha" Darren menertawakan ucapan adiknya.

"Dia sudah bertunangan dan ada pria lain yang menunggunya, lepaskan dia dan cari wanita lain. ada banyak wanita di dunia ini Ethan, paham?!"

"Aku tidak punya banyak waktu, dan kau bisa datang dilain hari!" ujar Ethan mencoba melangkah pergi tapi Darren mencegahnya.

Tanpa menunggu persetujuan sang adik, Darren memberi kode lewat gerakan kepala. anak buahnya pun berpencar menggeledah mansion Ethan.

Sedangkan Ethan, ia tetap bersikap tenang. tidak mau menunjukkan kemarahannya karena tak mau beradu fisik dengan sang kakak. sebenci apapun mereka berdua, tetap saja tidak bisa berkelahi karena ada Natalia dan Sania, wanita terpenting dalam hidupnya.

"Dimana pelayanku? kau membawanya pergi tanpa seizinku!"

"Ada, dan mulai hari ini dia akan bekerja disini!"

"Disini? sejak kapan kau menyukai pelayan wanita? dilihat dari semua orang yang kau punya disini, semuanya laki-laki. tolong jangan membodohiku kali ini, Ethan!"

"Apa yang salah? aku butuh kinerja baru untuk melayaniku. lagipula dia sudah tua, lantas apa yang kau takutkan?" Ethan membalikkan ucapan, dia selalu pandai menyudutkan lawan bicaranya.

Darren menggelengkan kepalanya heran.

"BOS, DOKTER SELENA ADA DILANTAI DUA!" teriak anak buah Darren, dengan cepat Darren berlari dan disusul oleh Ethan.

"Sial, cepat cegah mereka!" perintah Ethan pada Gio dan Marvel.

Sampai didepan pintu, mereka bertemu Martha yang menekuk wajahnya tanda tidak baik-baik saja. pelayan itu beradu tatap dengan dua majikannya, menggelengkan kepalanya lalu Darren dan Ethan buru-buru masuk tanpa alasan.

"Selena....."

"T-tuan, tolong saya" rintih wanita itu diatas ranjang, karena kedua tangannya dirantai.

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN ETHAN, CEPAT LEPASKAN DIA!" bentak Darren secara lantang dan menggelegar.

Saat Darren melangkah maju dan hendak membantu Selena, Ethan langsung mendorong kasar Darren.

"Don't touch mine!"

"Are you kidding me?" bentaknya marah.

"Aku tidak peduli dia milik siapa, kau sudah melukainya!"

Mengangguk sambil tersenyum smirk, Ethan mendekati ranjang lalu mencengkram erat pipi Selena. dia menghadapkan wajah Selena pada sang kakak dan semua orang disana.

"Selena, kau tidak mau melihat mereka mati karenamu kan?" bisiknya pada Selena.

"Mohon jangan seperti ini tuan, badanku semuanya sangat sakit" rintih Selena menahan sakit.

"Kau tetap disini dan menurut padaku, okay?"

Selena mengangguk putus asa karena rasa sakit yang di alaminya. keluar dari sana harus dengan keadaan yang kuat dan tenang, tidak seperti saat ini yang lemah tak berdaya.

"Kau jangan takut dengan ancamannya, aku akan membebaskanmu dari tempat ini" ujar Darren bersikap tenang, tanpa seorangpun tau bahwa jemarinya memberi kode pada Selena. tapi sayangnya wanita itu tidak paham dan hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Aku merawatnya dengan baik, kau tenang saja dan sebaiknya segera pergi dari sini atau hewan peliharaanku keluar dari kandangnya" celetuk Ethan.

"Mommy pasti kecewa kepadamu, Ethan"

"Tidak, mommy pasti akan bangga kepadaku karena telah mencintai dokter cantik penyelamat Sania"

"Cinta yang kau maksud apa? tubuhnya?"

"Heii... tidak seperti itu. i love her, and only her!"

"Aku baik-baik saja tuan Darren. tolong katakan pada semua rekan kerjaku dirumah sakit bahwa aku baik-baik saja, tidak perlu kuatir dan tidak perlu mencariku"

"Em....." Selena berhenti sejenak.

"Tolong katakan pada dokter Robby spesialis neurologi, aku akan kembali padanya secepat mungkin. katakan juga padanya kalau aku.....kalau aku sangat mencintainya" ucapnya terbata karena rasa takut yang menjalari tubuhnya.

Tiba-tiba....

PLAK!

"KATAKAN SEKALI LAGI, AYO. KAU BERANI BERKATA DEMIKIAN DIHADAPANKU, HAH?"

"ETHAN!"

Darren menarik Ethan menjauhi Selena. mereka sempat berkelit tak mau mengalah.

Mendengar nafas Selena yang tak berhamburan membuat Martha cepat-cepat memberikan minum. tidak ada apa-apa sampai pada akhirnya darah mengalir dari hidungnya.

"Nona...." teriak Martha seraya memberikan satu lembar tissue.

"Bos berhenti!" Marvel mencoba menghentikan keduanya, namun justru ia mendapat bogeman mentah.

"Aku sungguh akan melaporkan ini pada daddy dan paman Jack, kau tau bagaimana jika mereka beraksi kan?"

"Aku sangat mencintainya!"

"Bullshit!"

"Kau tidak percaya?"

"Tidak!"

"Kalau begitu, cepat pergi dari sini!"

"TUAN ETHAN, TUAN DARREN, TOLONG HENTIKAN!"

Teriakan Martha mengagetkan mereka semua. ini kali pertama seorang pelayan berteriak pada bos nya. Darren dan Ethan sama-sama menatap tajam Martha.

Setelahnya, Martha bertekuk dan memohon ampun. ia seperti itu karena memberi tahukan keadaan Selena yang semakin buruk.

"Maafkan saya tuan, saya melakukannya karena kondisi nona Selena semakin buruk" katanya.

"Kau pasti tau hukuman apa yang akan kau terima setelah ini" ucap Ethan dingin dan datar.

"Iya tuan, saya akan melakukan apapun hukumannya"

Ethan melangkah dan membiarkan Martha, ia memaafkan kali ini. sedangkan Darren ia sudah lebih dulu mendekati Selena karena wanita itu butuh nafas buatan.

"Kau mau mulutmu ku cabik? menjauhlah dari milikku!"

"Bantu dia bernafas!" Darren menatapnya tajam saat tubuhnya diseret keluar oleh Gio dan Marvel.

Tanpa kata, Ethan segera naik keatas ranjang untuk membantu memberikan nafas buatan. bibir keduanya saling bersentuhan. pria itu tanpa sadar bukan hanya memberinya nafas buatan, melainkan sentuhan bibir itu berubah menjadi ciuman lembut.

Selena setengah sadar setelah merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. netranya sedikit terbuka sambil menormalkan detak jantungnya yang berdetak kencang.

Ada sensasi aneh yang terjadi didalam perut Selena setelah ciuman itu berubah jadi lumatan. dengan posisi tidur dan tangan diborgol, Selena hanya pasrah ketika lidah Ethan bermain diarea lehernya.

"Jangan..." lirih wanita itu dengan pelan.

"Terserah dengan penolakanmu, aku akan menaklukan mu Selena!"

"Tuan, sadarkah aku ini siapa? aku adalah dokter yang tidak becus menangani adikmu"

"Itu sebabnya kau berada disini"

"Untuk apa? bukannya untuk menerima hukuman?" ringisnya tak nyaman.

"Ini hukumannya, sweet punishment!" bisiknya sensual.

"Ahh..."

Selena merasakan geli, lidah Ethan bergetar dikulitnya. ia bisa merasakan gigitan kecil pria itu.

Ethan menyibak selimut, meloloskan tangannya ke dalam kain segitiga Selena. dia tersenyum puas setelah nafas Selena tak karuan serta d3sah kecil keluar dari mulutnya.

"Still want to refuse, baby girl?"

Tidak peduli dengan darah dari hidungnya yang mengalir makin banyak, Ethan memainkan aksinya menggunakan lidah dan jari. wanita itu menggelinjang disertai air mata.

Seolah tak punya perasaan, pria itu meninggalkan Selena saat 0rgasme akan dia rasakan. Ethan tidak akan membiarkan siapapun menikmati permainannya, apalagi Selena harus menerima hukuman lainnya.

"Ada saatnya aku menghabisimu diatas ranjang, sayang. tapi tidak dikamar ini. my private red room" lalu ia pergi begitu saja bersamaan dengan Martha yang masuk untuk membantu Selena.

Episodes
1 Part 1 - operasi maut
2 Part 2 - call me Diego
3 Part 3 - memancing kemarahan bos mafia
4 Part 4 - marah dan keras kepala
5 Part 5 - nasib malang Selena
6 Part 6 - terperangkap di mansion bos mafia
7 Part 7 - trik licik
8 Part 8 - iblis berdarah dingin
9 Part 9 - guncangan di mansion utama
10 Part 10 - Darren dan Diego
11 Part 11 - scene 18+
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14 - scene 18+
15 Part 15
16 Part 16 - langkah gerak Ethan
17 Part 17
18 Part 18 - fakta mengejutkan
19 Part 19 - baku tembak
20 Part 20 - siapa yang bajingan?
21 Part 21 - sabotase dalam mansion
22 Part 22 - she's my woman!
23 Part 23
24 Part 24 - obsesi yang berbahaya
25 Part 25 - hamil?
26 Part 26 - menyembunyikan fakta
27 Part 27 - trauma Ethan di masa lalu
28 Part 28 - janin yang tak diinginkan
29 Part 29 - memperebutkan Selena
30 Part 30 - pilihan yang sulit
31 Part 31 - kehilangan
32 Part 32
33 Part 33 - dalang dari penculikan
34 Part 34
35 Part 35 - hukuman dari sang janin
36 Part 36
37 Part 37 - galeri seni
38 Part 38 - pertemuan yang sia-sia
39 Part 39 - two years later
40 Part 40 - garis keturunan tuan mafia
41 Part 41 - kesalahan Selena
42 Part 42 - scene 18+
43 Part 43 - kepanikan di rumah sakit dan rencana Carla
44 Part 44 - Hayden Elderen Federico
45 Part 45
46 Part 46 - pengakuan cinta
47 Part 47 - terbongkarnya rahasia
48 Part 48 - kesalahan tidak disengaja
49 Part 49 - perasaan carut marut sekaligus bahagia
50 Part 50 - kebenarannya
51 Part 51 - otak licik Carla
52 Part 52 - jebakan
53 Part 53. lubang kematian
54 Part 54 - malam penuh darah
55 Part 55 - posesif
56 Part 56 - persiapan pernikahan
57 Part 57 - Darren dan Melia (18+)
58 Part 58. D-DAY
59 Part 59 - new life
60 Part 60 - rest in peace
61 Part 61 - see you in heaven
62 Part 62 - membalaskan dendam
63 Part 63 - kejutan yang gagal
64 Part 64 - siaga satu
65 Part 65 - ending?
66 Part 66
67 Part 67 - happy end
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Part 1 - operasi maut
2
Part 2 - call me Diego
3
Part 3 - memancing kemarahan bos mafia
4
Part 4 - marah dan keras kepala
5
Part 5 - nasib malang Selena
6
Part 6 - terperangkap di mansion bos mafia
7
Part 7 - trik licik
8
Part 8 - iblis berdarah dingin
9
Part 9 - guncangan di mansion utama
10
Part 10 - Darren dan Diego
11
Part 11 - scene 18+
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14 - scene 18+
15
Part 15
16
Part 16 - langkah gerak Ethan
17
Part 17
18
Part 18 - fakta mengejutkan
19
Part 19 - baku tembak
20
Part 20 - siapa yang bajingan?
21
Part 21 - sabotase dalam mansion
22
Part 22 - she's my woman!
23
Part 23
24
Part 24 - obsesi yang berbahaya
25
Part 25 - hamil?
26
Part 26 - menyembunyikan fakta
27
Part 27 - trauma Ethan di masa lalu
28
Part 28 - janin yang tak diinginkan
29
Part 29 - memperebutkan Selena
30
Part 30 - pilihan yang sulit
31
Part 31 - kehilangan
32
Part 32
33
Part 33 - dalang dari penculikan
34
Part 34
35
Part 35 - hukuman dari sang janin
36
Part 36
37
Part 37 - galeri seni
38
Part 38 - pertemuan yang sia-sia
39
Part 39 - two years later
40
Part 40 - garis keturunan tuan mafia
41
Part 41 - kesalahan Selena
42
Part 42 - scene 18+
43
Part 43 - kepanikan di rumah sakit dan rencana Carla
44
Part 44 - Hayden Elderen Federico
45
Part 45
46
Part 46 - pengakuan cinta
47
Part 47 - terbongkarnya rahasia
48
Part 48 - kesalahan tidak disengaja
49
Part 49 - perasaan carut marut sekaligus bahagia
50
Part 50 - kebenarannya
51
Part 51 - otak licik Carla
52
Part 52 - jebakan
53
Part 53. lubang kematian
54
Part 54 - malam penuh darah
55
Part 55 - posesif
56
Part 56 - persiapan pernikahan
57
Part 57 - Darren dan Melia (18+)
58
Part 58. D-DAY
59
Part 59 - new life
60
Part 60 - rest in peace
61
Part 61 - see you in heaven
62
Part 62 - membalaskan dendam
63
Part 63 - kejutan yang gagal
64
Part 64 - siaga satu
65
Part 65 - ending?
66
Part 66
67
Part 67 - happy end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!