Part 4 - marah dan keras kepala

Ethan datang lalu melempar jaketnya kepada Gio, pria itu melangkah cepat menaiki tangga menuju kamar Selena. suara langkah sepatu pria itu menggema dilorong panjang dengan penerangan minim. tiap kakinya berpijak, urat tangan Ethan terlihat jelas serta otot tangannya yang menonjol dibalik kaos yang ia kenakan.

Ada Marvel menyambut dengan segan dan mengarahkan sang bos untuk melihat keadaan Maxime yang tergeletak diatas sofa. lukanya terlalu dalam hingga membuat Maxime terkapar kesakitan, beruntungnya dokter datang lebih cepat dan Maxime pun mendapat pertolongan pertama.

"Dimana wanita itu?" tanya Ethan dingin.

"Ada dikamar, tuan. aku menguncinya dari luar setelah ia menusuk Maxime" jawab Marvel.

"Ternyata, pisau itu ia adalah pisau bedah rumah sakit. aku kuatir pisau itu terkontaminasi bakteri dan menyebarkan virus ke dalam tubuh Maxime"

Ethan menatapnya dingin. dia berjongkok di hadapan Maxime, kemudian menyibak pakaiannya. perban putih dengan bercak darah terlihat jelas menempel diperut pria itu. Ethan mengusapnya, menelitinya, lalu berdiri.

"How do you feel?" tanyanya dingin.

"Tidak ada yang serius, tuan. luka tusuk tidak membuatku sekarat, bahkan aku sudah biasa mendapat luka tembak dari musuh. jadi, luka ini tidak ada apa-apanya" jawab Maxime memaksakan tersenyum, tapi sedetik kemudian ia sedikit meringis.

"Maaf karena aku ceroboh dalam menjalankan tugas, aku tidak tahu bahwa wanita itu pandai mengerjaiku"

"Kembali ke kamar, kalau sampai malam lukamu belum juga sembuh, segera pergi ke dokter. aku tidak mau orang-orangku terluka hanya karena kelinci kecil seperti wanita itu!"

"Marvel, bawa dia ke lantai satu. pastikan Darius menyajikan makanan bergizi untuk membantu memulihkan keadaannya, dan aku akan menyuruh Gio menggantikannya sementara waktu" Ethan berucap tegas.

"Baik tuan silahkan, ini kunci kamar wanita itu. sepertinya dia sudah menyusun banyak rencana untuk kabur dari sini, sebaiknya anda lebih berhati-hati"

"Pergilah, biar dia jadi urusanku!" tandasnya bringas.

Ethan menggeram, giginya saling beradu menggertak di dalam mulutnya. ia sampai tidak habis pikir, mengapa wanita seperti itu berani menentangnya. apalagi sampai berani melukai anak buahnya.

Di dalam diri pria itu, ada bara api yang menyala-nyala. ia semakin tak sabar melumpuhkan wanita itu diatas ranjang dan bercinta sepanjang malam. perempuan seperti Selena, tentu cocok dengan pria seperti Ethan. sama-sama tidak sehat, banyak cara buruk yang dilakukan meski Selena jauh lebih baik dari padanya.

"Tunggu aku diluar!" perintah Ethan pada Gio.

"You like this place, baby?" suara Ethan yang tegas mampu mengagetkan Selena.

"Aku baru tahu kalau perempuan sepertimu memiliki nyawa lebih dari satu, peringatan yang ku berikan apa tidak membuatmu takut, hm?"

"Yang ku tau kelinci itu dikurung, diberi makan saat lapar, dan memandikannya jika majikannya mau. and that, that is you, baby girl!"

Selena mendelik, dan mengepalkan kedua tangannya disisi tubuh. jarak keduanya cukup jauh dengan posisi Ethan yang berada diambang pintu dan Selena dikaki ranjang.

"Kau menyamakanku dengan hewan? dimana otakmu pria brengsek. jelas-jelas aku ini manusia!" sarkasnya tidak terima.

"Wah....aku suka sikap yang seperti ini. jinak-jinak merpati, jadi terlihat mahal dan sangat menantang" pria itu tersenyum tipis, mengusap dagu dengan pikirannya yang kotor menatap Selena.

"Brengsek, singkirkan otak mesummu. kau salah mencari mangsa, tuan Ethan. aku tidak akan tunduk padamu!"

"Tadi baru permulaan satu anak buahmu tumbang ditanganku, besok-besok akan ku ratakan semua orang yang ada dirumah ini, termasuk kau!" ucap wanita itu dengan ancamannya.

Sangat menarik, kata batin Ethan. entah pikiran kotor apa saja yang hinggap di otak pria itu, yang jelas ia semakin melangkah maju seraya melepaskan gesper dari celananya. cetakan smirk di bibir pria itu mengiringi tarikan tangan yang membuat gesper itu mengudara dan mengibas jatuh naik turun.

Selena bergidik mendengar suara splash, ia terdiam kebingungan menatap kanan kiri tidak menemukan benda apapun. sampai akhirnya, wanita itu berlari ke jendela dan membukanya lebar-lebar. sialan, tidak ada jalan keluar karena kamar itu terletak sangat jauh dari lantai dasar.

Lebih mengejutkan lagi setelah ia melihat hutan disekitar rumah itu.

"Jangan berpikir kau bisa kabur dari sini, Selena. tidak ada jalan keluar, kecuali kau mau mati diterkam binatang buas!"

"Bajingan gila!!!"

"Ya, semua orang tau aku bajingan gila, sayang. tidak perlu kau perjelas" balas Ethan seraya menggulung gesper, lalu meluncurkannya ke udara, hingga membuat Selena bergetar takut.

"Kau mau apa, hah? berhenti disana dan jangan mendekat!"

"Aku mau memberi hukuman kecil lebih dulu"

Dalam satu tarikan kasar, Ethan mencekal tangan Selena. wanita itu tidak bisa berkelit saat dirinya dihantam menghimpit dinding. dengan hati yang tak karuan, rambut berantakan dan pakaian kusut, pria itu mengikat kedua tangannya menggunakan gesper kemudian memukul kepala Selena dengan kasar.

BRUK!

Tak cukup itu saja, Ethan juga mengeluarkan pisau lipat kecil dari dalam saku jas celananya. seringai iblis pria itu menambah kesan kejam dan bringas pada jiwanya. melihat kondisi Selena yang meringkuk akibat dari ulahnya, tidak membuat Ethan kasihan apalagi iba. justru sekarang ia berjongkok dan melihat wajah Selena yang kesakitan.

"Katakan, bagian mana yang harus ku cabik lebih dulu?"

"Akhhh" Selena kesakitan. ujung pisau itu menggores daun telinganya. sepertinya, Ethan berniat memotong telinga wanita itu.

"Ingat Selena, kesalahan kecil yang kau lakukan taruhannya adalah nyawa. pikirkan dengan baik sebelum melakukan sesuatu karena melenyapkanmu dari dunia ini seperti membunuh semut, terlalu mudah!" ujar Ethan menekan setiap kalimat, tangannya mencengkram erat pipi wanita itu hingga mengerucut seperti mulut ikan.

"Pria gila! mau kau mengancam nyawaku sekalipun, aku tidak akan takut dan tunduk padamu! jadi jangan harap, cuih.."

PLAK!

"Jadi ini yang namanya mafia, yang berani hanya kepada wanita? miris sekali, otak dan hatinya tertinggal di dalam rahim ibunya!"

"SELENA!"

"Iya, tuan Ethan?" jawab wanita itu tanpa rasa takut. rasa sakit ditubuhnya tidak akan membuat dirinya lemah dihadapan seorang pria, tidak akan.

"Memohon ampun padaku, atau-"

"Atau apa? membunuhku?" celetuknya mengejek. "Ancaman klasik, apa tidak ada ancaman lain selain itu? mafia macam apa ini, tidak tau malu!"

"KAUUU....." geram Ethan.

"Mau membalasku dengan menusuk menggunakan pisau? kau lupa siapa aku, hah?"

"Persetan, kau sudah memancing apa yang seharusnya tidak ku tunjukkan. sekarang terima saja konsekuensinya!"

AAKHHH!

"ETHAN FEDERICO! BAJINGAN GILA, TERKUTUK KAU BRENGSEK!!!"

"Berteriak sekencang apapun yang kau mau, sayang. suaramu tidak berefek apa-apa dirumah ini, this is my private house"

"AKU TIDAK TAKUT PADAMU DAN AKU TIDAK AKAN TUNDUK PADAMU, ETHAN!"

AKHHHHHH!!

PRANGGGGG

Selena terguling setelah tubuhnya menghantam gucci dimeja pojok kamar, aksi biadab itu mengalir dari jiwa iblis pria itu. Ethan tersenyum smirk dan tertawa yang begitu menyeramkan.

"1 nyawa anak buahku setara dengan 100 nyawa orang yang harus ku bunuh. maka bersikap baiklah mulai sekarang, jika tak mau tubuhmu membusuk di dalam peti mati!"

"To-tolong, a-akuuu....."

"Terlambat, kau sendiri yang ingin melihat bagaimana caranya Ethan Federico menerkam mangsanya!" jawabnya acuh.

"Inilah aku, ini aku, Selena. pria sekarat yang kau selamatkan dari maut satu tahun lalu!"

Dalam pandangan yang meredup, sayup-sayup kalimat itu terdengar. Selena tergeletak masih menggunakan pakaian yang sama, yaitu seragam dokter.

Selena mengulurkan tangannya, ingin menggapai kaki Ethan didepannya. tetapi pria itu lebih dulu memperingatinya.

"Tell me if you are willing to marry me!"

"Tell me that, Selena!"

"Will never ....." jawab Selena dalam keadaan setengah sadar.

"Kau benar-benar menguji kesabaranku, dokter kecil!"

Tidak ada ampun, bara api mengobar panas melahap tubuh Ethan. pria itu merobek pakaian Selena hingga menampakkan bra hitam sebagai penutup bongkahan kembar didalam sana. oh shit, milik Selena begitu besar dan menantang, bahkan bra itu tidak bisa membungkusnya secara pas.

Dalam keadaan lemas tidak berdaya, Selena hanya bisa pasrah dan menangis. seluruh tubuhnya serasa patah karena dihantam kesana kemari. sampai tiba didetik selanjutnya, Selena menutup mata.

"Selamat datang di neraka buatanku, Selena Almaheera!"

Apa itu cinta? jika cinta, Ethan tidak akan melukai wanitanya. dia memang gila.

*****

"Kau dengar tadi? aku tidak pernah melihat bos Ethan semarah ini, apa itu karena kau?" bisik Marvel pada Maxime.

"Aku?" sahut Maxime.

"Sudah pasti bos membelamu, apalagi sampai turun tangan menyentuh fisik. kasihan wanita muda itu, pasti ia kesakitan"

"Hisss, mana mungkin orang sepertiku dibela oleh bos. nyawa kita tidak ada apa-apanya disini, kau mengerti?" ucap Maxime.

"Kau salah, bos Ethan sebenarnya baik hati. hanya saja, sifat baiknya tertutup dengan sifatnya yang kejam dan bringas"

"Baik tapi kejam dan bringas, yang benar yang mana kau ini!" Maxime menahan sakit dan ingin tertawa secara bersamaan.

"Baik tapi juga kejam, ya dua-duanya. kata Gio, sikap bos menurun dari tuan Matteo, berbeda dengan tuan Darren yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi" jawab Marvel seraya menikmati cemilan buatan Darius, sang koki di mansion itu.

"Jangan membedakannya, atau kau akan kehilangan kepalamu!" peringatnya.

"Iya, cepat habiskan sup ayam mu. aku mau lanjut berjaga setelah ini" Marvel mengakhiri percakapan dan meminta Maxime menghabiskan makanannya.

"Ada apa? kenapa wajahmu kusut?" tanya Maxime pada adiknya, Marvel.

"Tamat sudah riwayat wanita itu!"

"Maksudmu apa Gio?"

"Apa kalian tidak dengar suara pecahan barang dari dalam kamar wanita itu? aku yakin tuan membabi buta dan tidak mengampuninya"

"Kami mendengarnya, tapi tidak mungkin jika bos melenyapkannya begitu saja, kan? bukannya bos mencintai wanita itu?" ujar Marvel dengan serius.

"Kau percaya tuan Ethan jatuh cinta?" tanya Gio, ia sangat tau sifat bos nya saat sedang bersama wanita, tidak mudah jatuh cinta.

"Aku mendengar kata pernikahan yang terucap, pasti ada kesepakatan diantara mereka" ucap Maxime dan Marvel mengangguk setuju.

Gio menghela nafas. "Semoga wanita itu tidak mati ditangan tuan Ethan"

"Kau kenapa ada disini? bos bisa marah jika kau tidak disisinya"

"Justru dia yang menyuruhku pergi dari sana. aku sempat mendengar wanita itu menjerit keras, lalu setelah itu-" belum selesai Gio berbicara, suara lucutan peluru terdengar dilantai dua. mereka bergegas cepat kecuali Maxime. Gio dan Marvel berlari menaiki tangga dengan membawa senjatanya masing-masing.

Di dapur, Darius juga melakukan hal yang sama. pria berusia 40 tahun itu menodongkan pisau dapur karena terkejut dengan suara itu.

"Ada apa bos?" Marvel terengah-engah.

"Apa aku harus meledakkan kepala kalian dulu? cepat panggil dokter kepercayaan keluargaku!"

"Sial, karena wanita itu. kini aku harus berurusan dengan kakakku!" batin pria itu.

"Bawakan satu pelayan dari mansion kakakku, hanya satu dan bungkam mulutnya untuk tidak memberitahu keberadaan tempat tinggalku. kau paham, Gio?"

"Siap, paham tuan!"

"Ku beri waktu 30 menit, atau kalian akan tau akibatnya!"

Ethan kembali ke dalam kamar dan menyisakan rasa panik pada anak buahnya. pria itu menutupi tubuh Selena dengan selimut tebal, tangan kanan wanita itu ia genggam, dan perlahan ia kecup dengan lembut.

Ethan memang pria gila, brengsek dan kejam. tapi ada yang aneh untuk ukuran dua orang yang baru saling mengenal. Ethan yakin tingkat keinginan untuk memiliki Selena sangat tinggi.

"Astaga tuan, kenapa sampai bisa seperti ini?" Darius terkejut sambil membawa nampan berisi air dan makanan lezat.

"Apa dia belum makan dari pertama datang kesini?" Ethan menatapnya tidak santai.

"Iya tuan, anda berpesan demikian hingga saya dan yang lain tidak berani memberi makan dokter Selena"

"Kemarikan makanan itu, kau keluar dan siapkan pakaian untuknya. beli semua perlengkapan apapun tentang wanita, untuk ukuran tanya Gio, dia tau semuanya"

"Siap, dilaksanakan tuan" Darius mengangguk patuh.

"Tunggu!" kata Ethan.

Ethan berdiri lalu memberikan jas dokter yang berlumuran darah.

"Bakar saja pakaian ini dan jangan sisakan apapun!" tanpa berkata-kata, Darius segera pergi meninggalkan pria itu.

Sedangkan pria itu, ia duduk disamping ranjang sambil menghitung setiap detik jam yang bergerak di jam tangannya. sudah 15 menit berlalu, belum ada kemunculan dokter Erwin ataupun pelayan dari mansion sang kakak.

"Hanya perlu bersikap baik, aku pasti akan meratukanmu Selena"

"Sayangnya kau keras kepala, dan inilah yang akan kau terima setiap harinya. jangan pernah meremehkan kekuasaan yang aku miliki sebagai mafia!"

Terpopuler

Comments

Neneng Dwi Nurhayati

Neneng Dwi Nurhayati

kasian

2024-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - operasi maut
2 Part 2 - call me Diego
3 Part 3 - memancing kemarahan bos mafia
4 Part 4 - marah dan keras kepala
5 Part 5 - nasib malang Selena
6 Part 6 - terperangkap di mansion bos mafia
7 Part 7 - trik licik
8 Part 8 - iblis berdarah dingin
9 Part 9 - guncangan di mansion utama
10 Part 10 - Darren dan Diego
11 Part 11 - scene 18+
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14 - scene 18+
15 Part 15
16 Part 16 - langkah gerak Ethan
17 Part 17
18 Part 18 - fakta mengejutkan
19 Part 19 - baku tembak
20 Part 20 - siapa yang bajingan?
21 Part 21 - sabotase dalam mansion
22 Part 22 - she's my woman!
23 Part 23
24 Part 24 - obsesi yang berbahaya
25 Part 25 - hamil?
26 Part 26 - menyembunyikan fakta
27 Part 27 - trauma Ethan di masa lalu
28 Part 28 - janin yang tak diinginkan
29 Part 29 - memperebutkan Selena
30 Part 30 - pilihan yang sulit
31 Part 31 - kehilangan
32 Part 32
33 Part 33 - dalang dari penculikan
34 Part 34
35 Part 35 - hukuman dari sang janin
36 Part 36
37 Part 37 - galeri seni
38 Part 38 - pertemuan yang sia-sia
39 Part 39 - two years later
40 Part 40 - garis keturunan tuan mafia
41 Part 41 - kesalahan Selena
42 Part 42 - scene 18+
43 Part 43 - kepanikan di rumah sakit dan rencana Carla
44 Part 44 - Hayden Elderen Federico
45 Part 45
46 Part 46 - pengakuan cinta
47 Part 47 - terbongkarnya rahasia
48 Part 48 - kesalahan tidak disengaja
49 Part 49 - perasaan carut marut sekaligus bahagia
50 Part 50 - kebenarannya
51 Part 51 - otak licik Carla
52 Part 52 - jebakan
53 Part 53. lubang kematian
54 Part 54 - malam penuh darah
55 Part 55 - posesif
56 Part 56 - persiapan pernikahan
57 Part 57 - Darren dan Melia (18+)
58 Part 58. D-DAY
59 Part 59 - new life
60 Part 60 - rest in peace
61 Part 61 - see you in heaven
62 Part 62 - membalaskan dendam
63 Part 63 - kejutan yang gagal
64 Part 64 - siaga satu
65 Part 65 - ending?
66 Part 66
67 Part 67 - happy end
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Part 1 - operasi maut
2
Part 2 - call me Diego
3
Part 3 - memancing kemarahan bos mafia
4
Part 4 - marah dan keras kepala
5
Part 5 - nasib malang Selena
6
Part 6 - terperangkap di mansion bos mafia
7
Part 7 - trik licik
8
Part 8 - iblis berdarah dingin
9
Part 9 - guncangan di mansion utama
10
Part 10 - Darren dan Diego
11
Part 11 - scene 18+
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14 - scene 18+
15
Part 15
16
Part 16 - langkah gerak Ethan
17
Part 17
18
Part 18 - fakta mengejutkan
19
Part 19 - baku tembak
20
Part 20 - siapa yang bajingan?
21
Part 21 - sabotase dalam mansion
22
Part 22 - she's my woman!
23
Part 23
24
Part 24 - obsesi yang berbahaya
25
Part 25 - hamil?
26
Part 26 - menyembunyikan fakta
27
Part 27 - trauma Ethan di masa lalu
28
Part 28 - janin yang tak diinginkan
29
Part 29 - memperebutkan Selena
30
Part 30 - pilihan yang sulit
31
Part 31 - kehilangan
32
Part 32
33
Part 33 - dalang dari penculikan
34
Part 34
35
Part 35 - hukuman dari sang janin
36
Part 36
37
Part 37 - galeri seni
38
Part 38 - pertemuan yang sia-sia
39
Part 39 - two years later
40
Part 40 - garis keturunan tuan mafia
41
Part 41 - kesalahan Selena
42
Part 42 - scene 18+
43
Part 43 - kepanikan di rumah sakit dan rencana Carla
44
Part 44 - Hayden Elderen Federico
45
Part 45
46
Part 46 - pengakuan cinta
47
Part 47 - terbongkarnya rahasia
48
Part 48 - kesalahan tidak disengaja
49
Part 49 - perasaan carut marut sekaligus bahagia
50
Part 50 - kebenarannya
51
Part 51 - otak licik Carla
52
Part 52 - jebakan
53
Part 53. lubang kematian
54
Part 54 - malam penuh darah
55
Part 55 - posesif
56
Part 56 - persiapan pernikahan
57
Part 57 - Darren dan Melia (18+)
58
Part 58. D-DAY
59
Part 59 - new life
60
Part 60 - rest in peace
61
Part 61 - see you in heaven
62
Part 62 - membalaskan dendam
63
Part 63 - kejutan yang gagal
64
Part 64 - siaga satu
65
Part 65 - ending?
66
Part 66
67
Part 67 - happy end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!