"Cepat cari alamat dimana Ethan menyembunyikan calon istriku! kenapa tidak ada yang bertindak disaat dia dibawa paksa, hah?"
"Ini tidak bisa dibiarkan, ini namanya penculikan dan aku akan membawa masalah ini ke ranah hukum!"
Didalam ruangan berbau obat-obatan dan alat medis dimana-mana, ada seorang pria sedang mengeluarkan amarahnya, dia adalah Robby Patria Darwis, tunangan Selena sekaligus anak pemilik rumah sakit tempat Selena bekerja. dua jam tidak bertemu karena halangan tugas pekerjaan, namun naas saat Robby akan menemui Selena, justru kabar buruk lah yang ia terima.
Diego atau kebanyakan orang yang mengenalnya dengan Ethan Federico, bos mafia dikota Berlin. tidak ada satupun orang yang tau kemana dan dimana Ethan membawa Selena, alamat rumahnya tertutup rapat dan tidak sembarang orang bisa menemukannya. sebagian orang hanya mengetahui Ethan sebagai anak dari mantan bos mafia, Matteo Denaro Federico, yang memiliki banyak sekali anak buah serta pengendali dunia gelap.
Robby tampak berpikir keras, alasan apa yang membuat Ethan membawa Selena begitu saja. rekan kerja Selena memberi penjelasan bahwa Selena gagal menangani pasien yang notabenenya adalah adik kandung Ethan, yang semalam melakukan operasi tranplantasi jantung.
Semua orang tahu bagaimana jejak pria itu, memiliki reputasi yang buruk dan melakukan berbagai kejahatan hampir di sudut dunia. apapun itu yang menyangkut tentang barang ilegal, pengiriman senjata maupun penyelundupan miras, itu semua dilakukan oleh Ethan. entah bagaimana nasib Selena yang terjerat dalam jeratan pria bajingan itu, tidak ada yang tau apa saja yang akan diterimanya.
"Percuma saja berurusan dengan polisi, mereka pun kesulitan untuk menangkap bajingan itu. kau jelas tahu bagaimana cara dia bermain dibalik namanya yang terkenal, kan? Ethan bukan lawan yang setara dengan kita" Melia menyahut. batinnya sangat geram karena tidak bisa menghubungi Selena. parahnya, handphone Selena tertinggal diruang kerjanya.
"Dia itu pengecut, membawa calon istri orang hanya karena adiknya mengalami koma"
"Adiknya koma bukan salah Selena, justru operasi berhasil karena usaha dia. memang bajingan, pria itu sudah menantangku!" Robby terlihat sangat marah dan membuat teman kerjanya menunduk takut.
"Aku pikir, mafia seperti dia tidak mungkin bertindak tanpa motif. bisa jadi ada alasan kuat dibalik penculikannya terhadap Selena"
"Kesalahan dalam operasi jelas satu tim yang salah, tapi kenapa hanya Selena yang dibawa? kenapa kita tidak?" Melia menerka-nerka, yang mana membuat Robby kebingungan.
"Apa mungkin Ethan menyukai Selena? aku sempat melihat pria itu menatapnya, dan seperti ada kerinduan didalam pupil matanya, kalian juga melihatnya kan?"
"Amarah Ethan pun seketika reda saat mereka bertatapan, amarah yang tadinya meledak-ledak mendadak lunak dan bicara rendah kepada Selena. meski begitu, itu tidak mengurangi aura kejam pria itu"
"Oh ya, kau tenang saja Robby. adik pria itu sedang disini, dan ia terbaring koma" Melia tersenyum miring.
Robby menoleh, tatapan matanya tak bersahabat. "Otakmu buruk sekali, jangan berani mengotori sumpah kalian sebagai dokter. urusan pasien adalah hal penting bagi kita!"
"Kau ini bagaimana, katanya marah tapi tidak mau balas dendam. kita harus cepat-cepat menemui Selena, rumah sakit bisa kacau kalau tidak ada dia"
"What kind of man is Ethan Federico, dia pasti kembali kesini. aku akan menunggunya!" gumam Robby seraya bertopang dagu. senyumannya begitu tipis seperti ada rencana yang tersusun dalam otaknya.
"Rencanamu apa? dan apa yang akan kita katakan kepada dokter Charly jika Selena hilang?" tanya Melia tidak bisa berhenti khawatir.
"Banyak pasien yang menunggu, siapa diantara kita yang akan menggantikan dia? aku belum mendapat lisensi mengoperasi pasien secara langsung" Melia terduduk sambil menelungkup lutut.
BRAK!
Tepat sudah, belum semenit rasa khawatir dihati Melia hilang, kini pintu ruangan itu dibuka kasar oleh seseorang dari luar. di depan sana, berdiri sosok laki-laki yang tak lain adalah dokter Charly sekaligus pemilik rumah sakit itu. berita hilangnya Selena sudah menyebar luas ke telinga para dokter.
Melia langsung bangun, terutama Robby. pria itu menyambut kedatangan papanya yang terlihat marah di depan sana.
"TEMUKAN SELENA SEGERA ATAU AKAN BANYAK NYAWA MELAYANG KARENA GAGAL DI OPERASI!"
"APAPUN CARANYA, SELENA HARUS SEGERA KEMBALI KE RUMAH SAKIT INI, KALIAN PAHAM?!"
"Dan kamu Robby, tunanganmu hilang kamu malah santai disini. apa sumpahmu itu sudah hilang didalam benakmu, hah?"
"Papa ini bicara apa? justru aku akan melaporkan masalah ini ke polisi, tapi sepertinya tidak akan berjalan dengan lancar"
"Jelas papa tau kan? Ethan adalah mafia kejam dan sangat berpengaruh dikota ini, jalan satu-satunya adalah menunggu pria itu datang kemari!"
"Menunggu?" tanya dokter Charly. "Kau pikir semua pasien disini memiliki nyawa lebih dari satu? satu detik bagi mereka seperti satu nyawa didunia!"
"Saya tidak mau tahu, segera temukan dan bawa Selena kembali atau lisensi kalian akan saya cabut!" ucapnya lagi penuh penekanan.
Para dokter melongo, perasannya campur aduk karena terkena dampaknya. membawa Selena kembali? hah, yang benar saja. melawan Ethan saja tidak sanggup, apalagi membawa Selena kembali.
"Gawat, ruangan wanita itu kosong!"
Semua orang berdiri, menunggu kelanjutannya.
"Maksudmu siapa, dokter Elin?"
"Nona Sania, dia tidak ada di ruangannya. pasti tuan mafia itu yang membawanya karena masalah penculikan Selena"
"Damn it" umpat Robby.
"Tunggu apalagi? ayo kita laporkan masalah ini ke polisi, kita punya dua masalah yang bisa membuat pria itu terjerat banyak pasal" amuknya dengan dada bergemuruh tidak santai.
*****
"Tidak, aku tidak setuju. untuk apa kau menikahi wanita itu?"
"Setelah membawa Sania kabur dari rumah sakit, sekarang kau mau mengumumkan pernikahanmu? hey, how old are you, kid?" Darren menuntut, menatap adiknya dengan tatapan tidak percaya.
"Aku tidak butuh persetujuan, keputusanku sudah bulat. aku tetap akan menikahi Selena!"
"Wah... terlihat ada pancaran obsesi dimata adik kecilku ini, apakah kau jatuh cinta dengannya?"
"Jelas kau tidak lupa bahwa wanita itulah yang menyelamatkan nyawamu satu tahun lalu kan? apa itu alasanmu, hm?"
Darren bersidekap dada, dia berdiri dan menghadap ke arah kedua orangtuanya. "Lihatlah mom, dad, anak ini sangat kurang ajar, bisa-bisanya menikahi anak orang karena ada dendam dihatinya"
"Mommy tidak habis pikir denganmu, Diego. kamu mau menikah karena cinta atau balas dendam?" tuduh Natalia.
"Sifatmu itu turunan dari daddy mu, mommy paham betul bagaimana cara kalian berpikir. mommy juga tidak setuju kamu menikah dengan wanita itu, bebaskan saja dia. toh, Sania juga sekarang berada dirumah sakit yang tepat"
"Kau mau keras kepala? tidak akan ada restu untukmu!" Darren berucap tegas.
"Dad...." selorohnya menghela nafas panjang.
"Dengarkan mommy dan kakakmu, son. kau bebas melakukan apa saja asalkan jangan sakiti wanita itu. jangan ikuti jejak daddy waktu muda dulu!" jawab Matteo. ia menjawab seperti itu karena mendapat pelotototan dari mata sang istri.
"Kalau Sania tau dia pasti akan kecewa denganmu, Diego. terserah mau kau apakan seluruh dunia ini dan silakan kau kuasai semua dunia kejahatan, asalkan tidak menyakiti hati wanita!"
"Kita sama-sama bajingan tapi menyangkut wanita, lebih baik jangan menyakitinya, paham?!"
"You fucking shit! di malam itu aku membawanya ke mansion pribadiku, itu artinya she is mine berlaku dari malam itu sampai aku puas bermain-main dengannya!"
"Obsesimu berlebihan, tidak ada secercah cinta yang kulihat. maafkan wanita itu dan cari wanita pelacur yang bisa kau jadikan budak seks"
"Heiii....mommy tidak setuju. apa-apaan, Diego kamu sudah berjanji tidak akan bermain pelacur, itu sama saja dengan merendahkan harga diri mommy. apa kamu paham, Diego?"
"Yes mom, I understand" jawabnya sedikit malas. bagi orang luar, semua orang mengenal Diego sebagai mafia kejam. tapi ketika didalam rumah, pria itu berubah menjadi pria yang manja kepada keluarganya dan itu adalah rahasia besar yang tidak patut diketahui dunia.
"Ikuti aku Ethan, kita bicarakan ini empat mata!" putus sang kakak melangkah lebih dulu dari ruang rawat Sania.
Memang Ethan lah yang membawa kabur Sania dan memindahkannya ke rumah sakit milik dokter Erwin, sahabat dekat sang papa.
Dilorong rumah sakit, mereka menghadap ke jendela. kakak beradik itu selalu beradu argumentasi ketika kesepakatan tidak tercapai. sebenarnya Ethan tidak perlu meminta restu, dia bebas melakukan apa saja karena hidupnya hanya dia sendiri yang menentukan. dia juga termasuk pria berhati dingin yang sulit ditembus oleh lawan jenisnya, karena sikapnya yang arogan.
Sedangkan sang kakak, Darren. pria itu memiliki sifat tegas dan selalu menggunakan otak ketika akan bertindak. Darren tidak sepenuhnya mengikuti jejak sang papa, dia lebih terkenal dengan CEO perusahaan dengan cabangnya yang dimana-mana.
"Jawab dengan jujur, dimana kau menyembunyikan wanita itu?"
"Aku punya hak untuk tidak menjawab pertanyaanmu!" jawab Ethan dengan santai.
"Aku mengirim orang untuk menggeledah mansion mu, namun mereka tidak menemukan Selena. lalu dimana kau menyembunyikannya?"
"Bukan urusanmu!" jawabnya sambil menyugar rambut ke belakang.
"Jangan santai soal penculikan, kau bisa berurusan dengan polisi dan aku tidak mau terlibat apalagi membantu pelakunya!"
"Its okay...aku tidak membutuhkan bantuan dari siapapun, dan biarkan semua orang tau bagaimana cara duniaku bekerja. melaporkan kepada polisi sama saja ia menyerahkan nyawanya padaku"
"Apa kau kehabisan hati nurani? mommy tidak suka jika kau mempermainkan hati wanita, itu sama saja kau mempermainkan hati mommy!"
"Tidak, mommy adalah wanita pertama yang aku cintai. sedangkan Selena adalah wanita yang sudah ku tunggu selama satu tahun. kau jelas bisa membedakannya kan, bung?"
"So, its all because you really love that girl?"
"Of course"
"Bohong sekali, kau itu obsesi bukan cinta!"
"Terserah, aku ingin cepat-cepat menikahinya. sekarang aku punya tugas, bunuh pria difoto ini. segera aku akan mengirimkan identitas lengkapnya padamu"
"Siapa dia?" tanya Darren setelah ia menerima selembar foto yang ternyata adalah foto Robby.
"Lakukan saja, kalau kau tidak mau aku akan menyuruh anak buahku!
"Jangan bodoh, aku harus punya alasan yang kuat. ada apa denganmu belakangan ini? kenapa jalan pikiranmu sangat sulit ditebak? sekarang kau lebih ke seorang psikopat, bukan lagi seorang mafia!"
"Ya, dua hal itu ada pada diriku!" Ethan menyeringai.
"Bodoh! gunakan akal sehatmu, jangan cuma mengandalkan anak buahmu!"
Ethan tidak merespon. cukup didengar, karena menurutnya nasehat itu tidak penting.
"Tuan, ada kabar buruk dirumah" Gio datang dengan tersengal-sengal karena berlarian menghampiri bos nya.
Pria itu mengode lewat jarinya, dan kemudian ia menepi bersama Gio. tentu saja karena ia tidak mau sang kakak mendengar pembicaraannya, apalagi jika menyangkut tentang Selena.
"Katakan!" Ethan berucap santai.
"Wanita itu melukai Maxime, ia terluka dibagian perut karena ditusuk menggunakan pisau bedah"
"Darimana Selena mendapatkan pisau itu?" tanya Ethan menggeram marah.
"Saat Maxime dan Marvel masuk kedalam kamar, gadis itu sudah menodongkan pisau, tuan. kemungkinan dari peralatan rumah sakit yang tidak sengaja ia bawa" jelas Gio sesuai dengan apa yang dikatakan Marvel lewat telepon.
"Kurang ajar, wanita itu sudah memancing kemarahanku! cepat siapkan mobil, kita pulang sekarang juga!"
"Aku akan memberinya hukuman manis"
"Baik, dilaksanakan tuan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Motifnya CINTA PANDANG PERTAMA..🤣🤣😜
Walaupun Ethan Mafia kejam tapi dia masih perjaka dan yg penting dia bukan TEH CELUP,1 DALAM 1000 tidak mudah menemukan pria kaya raya yang masih suci..Malah aku curiga dgn tunangan Selena bukanlah cowok baik2 dan setia..
2024-11-25
0
Qaisaa Nazarudin
Apa dokter bedah cuman Selena doang? gak mungkin kan,Sebelum Selena jadi dokter di sini sebelumnya siapa yg menangani? Dokter Charly atau gak ada yg lain..
2024-11-25
0