NovelToon NovelToon

Rindu Tak Bertepi

Bab 1 " Merantau ke kota "

Merantau ke kota adalah pilihan Elsa. Ia merasa malu kalau hidup terus - terusan di desa. Malu karena gunjingan - gunjingan orang di desa sangat tidak enak di dengar.

Tinggal bersama keluarga, tidak lah membuatnya nyaman. Orang tuanya sudah lama berpisah semenjak Elsa masih kecil. Ibu dan Ayahnya telah menikah dengan orang kota. Hanya Pakde dan Bude lah yang selama ini merawat Elsa.

" Merantau lah biar kamu tahu bagaimana kehidupan di kota. Moso kamu mau di desa terus, mau jadi buruh tani terus? " ucap bude nya mencibirkan bibirnya.

Setiap hari harus mendengar celoteh Bude nya. Punya Bude yang sangat sombong membuat Elsa kadang muak tinggal di desa. Elsa selalu dapat caci makian dari Bude atau Pakde nya.

Dengan uang yang pas - pas'an, akhirnya Elsa pun pergi merantau. Tibalah di kota J. Elsa harus memulai dari nol. Tidak ada keluarga yang bisa di temui disana.

Elsa mencari kos - kosan yang harga nya sangat murah.

" Alhamdulillah, akhirnya dapat kosan juga! "

Kosan yang apa adanya. Tidak ada alas kasur. Panas dan banyak nyamuk membuatnya tidak nyaman. Tapi demi masa depan, Elsa pun harus menjalaninya.

Tidak mau berleha - leha, begitu tiba di ibu kota, Elsa langsung mencari pekerjaan. Dewi Fortuna berpihak padanya, ia dapat pekerjaan di salah satu perusahan. Elsa diterima sebagai Office Girl. Betapa senangnya Elsa, bisa bekerja walaupun hanya sebagai OG.

" Mulai hari ini kamu langsung kerja ya! " titah HRD itu padanya.

" Inje bu! "

" Jangan ngomong pakai bahasa daerah ya, biasakan pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. "

" Ia bu, maaf ya bu. "

HRD itu memberitahukan apa saja pekerjaan yang akan Elsa kerjakan. Setelah selesai mendengar arahan HRD, Elsa pun langsung memulai pekerjaannya.

Tugas pertama Elsa, disuruh membuat kopi untuk CEO perusahaan itu, Dante Mangkubumi Panembahan. Elsa pun melaksanakannya.

Tanpa terlebih dulu mengetuk pintu, Elsa langung masuk ke ruangan Dante.

" Selamat pagi, pak. Ini kopi pesanan bapak. Silahkan di minum, pak! "

Dante menghentikan pekerjaannya.

" Kamu siapa? "

" Saya Elsa, pak! "

" Kamu itu ga sopan ya, asal masuk aja, "

" Maaf pak, saya lupa! "

" Kamu baru disini? "

" Ia , pak. Saya baru aja masuk hari ini, "

" Lain kali kalau mau masuk, ketuk pintu dulu ya! "

" Inje pak, eh salah, maaf pak!"

" Ya uda sana pergi! "

Elsa pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.

" Cakep - cakep kok galak! " ucap Elsa geram.

Hari itu Elsa begitu semangat mengerjakan seluruh tugas - tugasnya. Ia pun disuruh Anisa, bagian kepala keuangan untuk lembur. Elsa pun menurutinya. Padahal sebenarnya, tidak ada hubungan kepala keuangan dengan pekerjaan OG.

Elsa bekerja sampai malam. Ia pun sampai lupa untuk makan malam. Malam itu, Dante masih ada di kantor. Selesai bekerja, Dante pun turun. Ia melihat kalau lampu di setiap ruangan masih menyala.

Ia melihat kalau Elsa masih bekerja.

" Kenapa kamu belum pulang? "

" Bapak? "

" Ini sudah jam 23.00 malam, kenapa kamu belum pulang? "

" Elsa disuruh lembur pak sama ibu Anisa! " ucap Satrio.

" Lembur? bisa aja lembur tapi jangan sampai larut malam. "

" Ia pak, "

" Sekarang pulang lah! "

Elsa dan Satria pun buru - buru menyelesaikan pekerjaannya.

" Sa, kosan kamu dimana? "

" Di gang Anyelir, tri! "

" Ya uda aku anterin kamu ya! "

" Makasih ya Tri. "

Satria mengantarkan Elsa ke kosannya. Mereka berdua berjalan kaki. Dante melihat kalau mereka pulang bersama.

" Anisa kamu terlalu deh, nyuruh orang lembur sampai larut malam! "

Akhirnya Elsa tiba di kosan yang tidak begitu besar.

" Sa, nanti kalau kamu udah gajian, kita satu kosan aja ya. Kamu ga layak tinggal disini. Ini terlalu kumuh, Sa! "

" Ia Tri, makasih banyak ya untuk bantuan mu! "

" Ya uda, masuk sana, aku pulang ya! "

Elsa pun langsung masuk ke dalam kosannya. Perutnya mulai terasa lapar. Ia hanya punya 1 potong roti yang diberikan Satria.

Malam itu Elsa tidak bisa tidur. Ia menangis. Ia teringat akan pakde dan bude nya. Ia sangat merindukan anak - anak pakde dan bude nya. Elsa belum punya ponsel. Sementara pakde dan bude nya sudah terlebih dulu punya ponsel. Ia hanya bisa menahan rasa rindunya.

****

Dante pun tiba dirumahnya. Bi Yani langsung membukakan pagar.

" Bi, papa - mama uda tidur belum? "

" Sudah pak, tuan dan nyonya sudah tidur. Sini pak, tasnya saya bawakan! "

Dante pun langung masuk ke kamarnya. Ia langsung bergegas mandi. Selesai mandi, ia masih lanjut belajar . Dante sedang menyelesaikan S2 nya. Mau tak mau, Dante harus belajar di larut malam.

" Anisa, kenapa sih kamu itu terlalu ikut campur dalam urusan karyawan? aneh sama kamu! " ucap Dante kecewa.

Dante kembali melanjutkan belajarnya.

****

Masih pukul 05.00 pagi, Elsa sudah pergi bekerja. Ia takut kalau ia terlambat masuk kerja.

Udara yang masih dingin, membuatnya sedikit menggigil. Merasa lelah berjalan, Elsa duduk di halte bis.

" Kalau aku uda gajian, aku mau beli sweater. Aku ga tahan dingin, soalnya aku gampang masuk angin. " ucap Elsa.

Tiba - tiba saja, ada sebuah mobil mewah melintas. Dan wuuussssshhh Elsa kecipratan genangan air.

" Astaga, ga lihat apa, kalau aku ada disini? walah, baju ku basah! " sembari membersihkan baku yang terkena genangan air itu

Elsa melanjutkan perjalanannya lagi.

Ia pun tiba di kantor itu. Setelah merapikan dirinya, ia pun mulai bekerja. Elsa bekerja tanpa sarapan.

Sudah pukul 07.15 seluruh pegawai pun sudah pada berdatangan. Ruangan kantor pun sudah tampak bersih. Sekarang Elsa membersihkan ruangan pak Dante.

Elsa melihat ada fhoto keluarga pak Dante. Pak Dante mempunyai 2 adik, 1 laki - laki, dan 1 lagi perempuan. Adik nya sangat cantik sekali. Begitu juga dengan pak Dante dan adik lelakinya, mereka sangat tampan sekali.

" Enak ya, punya orang tua. Ga seperti aku, ayah dan ibu ntah kemana perginya. " Elsa pun menangis sembari melepaskan liontinnya.

" Aku hanya punya ini, hanya ini kenangan dari ayah dan ibu! "

Diam - diam Dante masuk ke ruangannya, ia melihat kalau Elsa ada di ruangan nya itu sedang menangis.

" Kamu mau kerja atau mau menangis? "

Elsa pun kaget mendengar suara pak Dante. Elsa buru - buru keluar. Elsa kelupaan kalau liontinnya tertinggal di atas meja kerja Dante. Dante mengambil liontin itu.

" Astaga Elsa, liontinnya ketinggalan! "

Dante menyimpannya. Ia menghubungi sekretarisnya.

" Mitha, tolong suruh Elsa buatin kopi ya..! "

Tak berapa lama, pesanan kopi untuk Dante pun tiba.

" Elsa, apakah ini milik mu? "

Dante menunjukkan liontin miliknya.

" Ia, pak. Liontin itu punya saya. Bapak nemu dimana? "

" Tadi ketinggalan, waktu kamu lagi bersihkan ruangan saya. Lain kali jangan teledor ya! "

" Ia pak, makasih banyak ya pak! "

Elsa langsung pergi keluar. Dante pun memulai pekerjaannya. Ponselnya berdering, ternyata ada pesan dari Anisa.

" Hai, nanti kita makan siang bareng ya! "

Dante pun membalas pesan tersebut.

" Yoi " pesan terkirim

Bab 2 " Lembur lagiiii...! "

" Mas, kenapa sih akhir - akhir ini kamu tu cuek banget, di ajak nonton juga ga mau. " ucap Anisa.

" Bukannya ga mau, tapi aku kan sibuk. Aku sambil kuliah, jadi aku harus bisa membagi waktu ku antara kerja dan kuliah! "

" Masih lama ya? "

" Sepertinya, emangnya kenapa? "

" Emangnya mas ga ingat, kalau mas selesai S2 nya, kita tunangan? "

Dante terdiam.

" Tunangan? "

" Astaga , gimana sih? "

" Oh ia, aku baru ingat. Maaf ya! "

Dante termenung

" Sebenarnya aku tu ga cinta sama kamu, Nisa. Trus apa dong alasannya, supaya aku ga jadi nikah sama dia! " gumam Dante.

Selesai makan siang bareng, mereka kembali ke kantor. Dante melihat kalau ruangannya tampak bersih dan harum.

Siang itu Dante ingin minum kopi. Seperti biasa, Dante menyuruh sekretarisnya itu. Tak berapa lama, Elsa pun tiba membawakan secangkir kopi. Dante terus menatap wajah cantik Elsa.

" Elsa, "

" Ia Pak"

" Kamu betah kerja disini! "

" Betah lah Pak. "

" Asal kamu dari mana? "

" Aku dari Purwokerto, Pak! "

" Oh gitu. Uda lama merantau di Jakarta? "

" Belum, Pak. Baru aja kok! "

" Sebelumnya kamu kerja dimana? "

" Di desa Pak, hanya buruh tani! "

Karena keasyikan cerita, Elsa tidak sadar ia pun duduk di hadapan Dante. Begitu juga Dante, ia pun tak sadar kalau Elsa sudah di hadapannya. Layaknya seperti seorang klien.

" Orang tua kamu masih hidup? "

" Masih Pak, tapi? "

" Tapi kenapa? "

" Orang tua ku, sudah menikah kembali. Aku ga tahu mereka ada dimana, Pak! "

" Oh gitu. Sabar ya. Ya udah kamu lanjut kerja sana! "

" Ia, Pak. Elsa pamit ya pak ! "

Elsa pun berlalu dari ruangan Dante.

" Anaknya baik, cantik lagi! " gumam Dante.

Dante kembali melanjutkan pekerjaannya. Seperti biasa, Dante lembur. Anisa tahu kalau Dante lembur. Ia pun ikut lembur. Anisa semakin mencintai Dante. Baginya Dante adalah laki - laki yang selalu mengerti keadaannya.

Hari sudah malam. Dante pun kembali.

" Maaasss, bareng dong! " pinta Anisa.

" Boleh. Oh ya, kenapa lampu di ruangan semua pada masih hidup? "

" Elsa lagi lembur "

" Lembur? "

" Siapa yang suruh ? "

" Aku"

" Astaga, Anisa, kamu itu ga ada hak nyuruh OG ata OB untuk lembur! "

" Emangnya kenapa?"

" Itu bukan hak kamu. Itu urusan kepala kepegawaian."

" Ini kantor kamu mas, itu artinya aku juga ada wewenang untuk semua pegawai di kantor kamu ini! "

" Kamu belum jadi istri aku. Gimana kalau kamu jadi istri aku, semua dong kamu handle? "

" Emangnya ga boleh?

" Anisa, itu semua uda ada bagian - bagiannya. Kalau kamu juga yang ngurusin OB / OG yang mending Rania aku pecat aja! "

" Aneh deh kamu mas, dibantuin malah ga trima! "

" Anisa, dengerin aku dulu. Kamu itu hanya fokus di bagian keuangan, keuangan kantor pusat dan cabang. Itu urusan kamu. Masalah OG/ OB itu buka urusan kamu. Kamu ngerti?"

"Ia deh! "

Dante menemui Elsa dan Satria

" Elsa - Satria, mulai besok, kalian ga perlu lembur lagi ya! " titah Dante.

Elsa dan Satria pun saling menatap.

" Baik, Pak! " jawab mereka serentak.

Dante dan Anisa pun berlalu dari ruangan itu.

" Sa, ada yang aneh ya? "

" Kenapa? "

" Pak Dante uda mulai baik. Biasanya dia itu galak banget, tau! "

" Oh ya? "

" Ia, aku uda lama kenal sama Pak Dante, beliau itu suka marah, emosian, suka main pecat pegawai. Tapi aneh, sekarang dia malah baik, malah sama OB /OG seperti itu, dia itu baik banget! "

" Ia ya, kenapa ya? "

" Jangan - jangan, karena kamu, hahahahah! "

" Huuusss... ngawur aja. "

" Disini itu kamu paling cantik! "

" Hahahah, ada - ada aja, kamu! "

****

Dante dan Anisa pun tiba.

" Mas, ga mau mampir dulu? "

" Ga, makasih! "

" Maafin aku ya, aku uda keterlaluan! "

" Lain kali kamu nanya, apakah anak - anak itu bisa lembur atau ga! "

Anisa menganggukkan kepalanya.

" Mampir dong, kemarin papa dan mama nanyain kamu, mas! "

" Bilang aja, aku lagi sibuk. Kamu tahu kan, aku itu banyak kerjaan. Belum lagi tugas kampus! "

" Ia deh, ya uda, aq turun ya! "

Anisa keluar dari dalam mobil Dante. Tanpa ada kecup di kening. Dante pun berlalu dari hadapan Anisa.

" Anisaaaaa...! " panggil mama nya.

Anisa menoleh ke arah suara.

" Mamaaaa? "

" Kenapa malam sekali pulangnya? "

" Ia ma, tadi ada kerjaan dikit. "

" Kamu pulang bareng siapa? "

" Mas Dante. "

" Kenapa ga kamu ajak masuk? "

" Mas Dante banyak tugas kuliah, ma. Jadi dia buru - buru. Oh ya, papa uda bobo? "

" Belum, tu lagi di ruang kerja! "

Anisa dan mama nya pun masuk kedalam rumah. Santi, mama Anisa adalah seorang ibu yang rela meninggalkan anak kandungnya demi menikah dengan pria mapan, Dodi. Dari pernikahan mereka, mereka mempunyai anak, Anisa Rahma. Santi adalah mama kandung dari Elsa. Santi pergi minggat dari rumah, karena kehidupannya yang sangat susah.

Begitu juga, ayah Elsa. Wira, ia juga telah menikahi gadis kaya asal Malaysia. Dan sudah menetap di negara jiran itu.

Santi dan Wira rela meninggalkan bayi mereka di saat Elsa berumur masih 1 bulan. Pertengkaran yang hebat karena faktor ekonomi yang membuat mereka harus berpisah. Wira, tidak mau bekerja, ia hanya berharap pada utang piutang. Sedangkan Santi, ia ingin hidupnya enak seperti kebanyakan orang. Dan Elsa lah yang jadi korban dari perbuatan mereka. Pakde dan Bude nya lah yang harus merawat Elsa. Elsa pun mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari Pakde dan Bude nya. Elsa bisa menamatkan dirinya sampai SMA, karena hasil perjuangannya sendiri. Pulang sekolah, Elsa harus bekerja menjadi buruh tani, agar ia bisa sekolah.

Elsa hidup melebihi seorang pembantu. Pakde dan Budenya tidak pernah memberikan kasih sayang, makanan, apalagi membelikan nya pakaian. Pakaiannya selalu saja hasil dari pemberian orang - orang desa.

Paras wajah cantik Elsa, membuat orang kadang merasa kasihan padanya. Kehidupannya sangatlah menderita.

Dan sekarang, kedua orang tua nya sudah hidup serba mewah. Sedikit pun mereka tidak lagi mengingat Elsa. Bahkan di usia Elsa yang sekarang,

****

Awal bulan tiba. Seperti janji Satria, kalau Elsa sudah menerima upah hasil kerja nya, Satria akan membantu Elsa untuk pindahan kos. Karena kosan Elsa tidak lah sangat layak untuk di huni.

Akhirnya, Elsa dan Satria satu kos. Tempat nya bersih, tidak terlalu mahal dan tidak terlalu jauh dari tempat bekerja. Elsa merasa senang, akhirnya ia mendapatkan upah yang jauh lebih banyak dari upah hasil buruh tani nya dulu.

" Tri, karena kamu uda bantuin aku, gimana kalau kita makan! "

" Cinnnn, emang nya uang mu masih cukup? "

" Masih, "

" Ga usah. Kamu simpen aja! "

" Ga pa-pa, to !"

" Hidup di kota itu mahal, jadi kamu simpen aja uang mu. Masalah makan, kapan - kapan aja! "

" Gitu ya, ya wes! "

Ternyata Dante mendengar kan percakapan mereka. Dante hanya diam menatap mereka.

" Elsa, kenapa kopi saya ga kamu buatin? "

" Bapak? maaf pak, kata bu Anisa, bu Anisa aja yang buatin kopi bapak! "

" Lho, kenapa jadi bu Anisa? "

" Ya ndak tahu, pak! "

Dante pergi meninggalkan ruangan pantry dan menemui Anisa.

Bab 3 " Bertemu di Mall "

" Anisa makin aneh deh, semua diurusin. Ga habis pikir aku! "

Dante kembali melanjutkan pekerjaannya. Tak berapa lama, kopinya pun tiba. Anisa lah yang membawanya.

" Hai sayang, ini kopinya! " Anisa meletakkan nya di meja itu.

" Mas, dapat salam dari papa - mama. Mereka nanya, kapan main ke rumah. Oh ya, nanti makan malam nya di rumah ya, mama mau masakin yang enak - enak buat mas! "

" Aku mau nanya sama kamu, kenapa sih semua itu kamu juga yang harus urusin?"

" Maksudnya? "

" Biasa nya kan Elsa yang buat kopi aku, ini kenapa kamu? "

" Emangnya kenapa? "

" Kalau kamu yang buatin kopi, trus mereka ngapain? "

" Lah, mas kan mau jadi suami aku. Wajar dong aku buatin, biar aku juga terbiasa dan mahir buat kopi kamu! "

" Terserah lah. "

" Mas, jadi gimana dong, dengan makan malam nya? "

" Tapi aku sibuk! "

" Sibuk trus, emang waktu buat aku ga ada apa? "

" Ia maaf, ntar deh kalau aku uda selesai dengan pekerjaan aku, aku janji, aku mampir kerumah kamu! "

" Ga mau, maunya sekarang! "

" Kamu itu maksa banget ya! "

" Kerja - kuliah, waktu buat aku ga ada. Ya udah deh. Malas ngomong sama kamu! "

Anisa pergi dari ruangan Dante dengan wajah cemberut.

****

Weekend tiba.

Karena libur, Elsa tidak masuk kerja. Ia dan Satria pergi ke salah satu mall. Mereka ingin menghabiskan waktunya disana. Lagi pula, Elsa tidak pernah sama sekali masuk mall. Karena sudah menerima gaji, Elsa ingin membeli sebuah ponsel.

" Wah, bagus banget, Tri. Besar banget mall nya! "

" Ya ialah. Mall di Jakarta itu semua besar - besar, Sa. Kamu suka kan? "

" Suka banget. Pasti apa yang dijual disini itu mahal - mahal ya? "

" Mahal bagi orang seperti kita, Sa. Tapi kalau sama orang kaya, itu mah murah. "

" Tri, kapan ya kita bisa jadi orang kaya, hahahaha! "

" Mimpi kali, Sa. Kamu jadi ga beli ponselnya? "

" Jadi, kamu yang pilih kan ya? "

Elsa dan Satria mengunjungi beberapa toko ponsel. Ternyata Dante dan Anisa ada di mall yang sama. Mereka sedang mencari makanan.

Dari kejauhan, Dante melihat mereka berdua.

" Itu Elsa dan Satria, kan?" gumam Dante. Dante melihat kalau Elsa sangat cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai. Sangat beda dengan di kantor, rambut panjang itu harus di gulung rapi.

Dante dan Anisa mampir ke salah satu restoran pas di depan toko ponsel itu. Dante terus melihat mereka berdua.

" Sa, yang ini aja pilih. Ini sepertinya bagus. "

" Tapi? " Elsa menunjukkan uangnya pada Tri.

" Uang mu ga cukup? "

Elsa menganggukkan kepalanya.

" Ya uda pakai uang ku aja dulu, ntar pas gajian kamu ganti! "

" Tapi buat kebutuhan mu apa, Tri? "

" Uda ga papa, yang penting kamu punya ponsel. Biar bisa nelpon pakde dan bude mu, ya kan? "

Kembali Elsa menganggukkan kepalanya.

" Makasih banyak ya Tri. "

" Ia sama - sama. "

" Oh ya kamu mau makan apa? "

" Ndak usah, aku ga lapar. "

" Hhmm, ga usah malu, biar aku yang traktir. "

" Weleh, kamu banyak uang ya? "

" Ga juga sih, tapi kemarin kakak ku, ngirim duit. "

" Ngirim duit? enak banget kamu, Tri! "

" Heheeh, ya gitu deh. Oh ya rencana ku, bulan depan aku mau lanjut kuliah. Rencana kerja sambil kuliah. Kamu mau ga? "

" Ga Tri, aku ga mampu. Aku takut berat di biaya. Biarlah, aku kerja disini aja dulu. Aku mau menabung yang banyak, biar bisa bantu pakde dan bude ku. "

" Ngapain juga kamu bantu mereka, toh mereka ga pernah sayang sama kamu. Mereka juga orang kaya kan, berkecukupan. Mending uangnya buat masa depan kamu."

" Aku nya sih pengen kasih ke anak - anaknya, Tri. Kejahatan ga boleh dibalas dengan kejahatan, biarlah Tuhan yang membalasnya, ia toh? "

" Serah mu, Sa. "

Satria dan Elsa masih menyusuri seluruh mall itu. Maklumlah, mereka berdua jarang bisa punya waktu, dikarenakan mereka berdua harus bekerja membanting tulang demi kelangsungan hidup mereka.

Dari kejauhan Anisa melihat mereka berdua.

" Ngapain dua bocah itu disana? " tanya Anisa.

" Pertanyaan kamu tu kadang aneh ya, mereka main ke mall ya untuk main, bukan kerja."

" Emangnya uang nya cukup apa, buat main ke mall. Secara mereka kan cuma OB dan OG di kantor kamu. "

" Nisa, kamu ga boleh sepele sama kehidupan orang. Datang ke mall itu ga hanya mau shoping, bisa aja kan cuci mata, buang penat, suntuk aja kali dirumah. Kamu ga boleh punya pikiran seperti itu. "

Anisa hanya diam seribu bahasa.

" Kita pulang! " ajak Dante

" Cepat banget sih? kita belum nonton, lho! "

" Aku uda males. Aku capek. "

" Kok gitu? katanya tadi mau ngajak nonton, sekarang malah pulang! "

" Lain kali aja nontonnya. "

Dante buru - buru meninggalkan resto tersebut. Tak di sengaja, mereka bertemu dengan Satria dan Elsa.

" Eh ada Pak Dante dan Bu Anisa....! " ucap Satria tersenyum.

" Kalian lagi apa? " tanya Dante

" Anu pak, tadi kita lagi nyari ponsel buat Elsa heheheh...! "

" Oh, ya uda. Kalian lanjut. " ucap Dante kembali

" Bu Anisa....! " sapa Satria dan Elsa. Tapi Anisa buang muka, ia tak menjawab sapaan mereka berdua.

" Sombong banget sih, apa coba yang mau di sombong kan di dunia ini? " ucap Satria.

" Hahaha, ya wes, biarin aja. Wajar dia sombong, wong dia kaya. Ga kayak kita, mau sombong pun , miskin, hehehhe...! "

" Kaya dan miskin itu sama aja di mata Tuhan, Sa. Kita ga boleh sombong. "

" Ia sih. Tapi ya manusia, ya gitu lah, ada aja dikit sama dia, ya wesss sombong tenan,"

" Sa, kelak kamu kalau kaya, jangan pernah sombong ya, heheheh! "

" Aku kaya? aminnn hahahaha! "

Satria dan Elsa melanjutkan kembali perjalanan mereka. Mereka memasuki satu toko pakaian. Pakaiannya sangat bagus - bagus sekali.

" Sa, kamu tahu ga, bulan depan kan kantor Pak Dante merayakan ulang tahunnya, kamu beli dress ini, pasti kamu akan cantik. "

" Ulang tahun? "

" Ia, tiap tahun, Pak Dante selalu ngerayain ulang tahun kantor nya. Biasanya makan, pesta mewah gitu lah. Kayak orang pesta mau kawinan. Coba deh kamu pakai dress ini! " sembari memberikan dress ber warna merah marrow.

" Mahal ini, Tri! "

" Coba aja! "

" Ga ah, aku takut. Nanti rusak, Tri! "

" Serah deh! "

Merasa sudah lelah, mereka pun pergi. meninggalkan mall itu.

" Capek yo, Sa! "

" Ia Tri. Oh ya, Pak Dante dan Bu Anisa itu pacaran ya? "

" Ia, mereka itu uda tunangan. "

" Oh gitu. Wah pasangan romantis ya mereka."

" Ia, tapi ya gitu, kadang mereka suka ribut. Bu Anisa itu sombong nya ga ketulungan, Sa! "

" Masa sih sombong? "

" Kamu belum tahu aja, gimana bu Anisa. Sombong banget, Sa! "

" Waduh, kasihan dong pak Dante! "

" Makanya itu. Belum aja jadi istrinya, bu Anisa uda suka ngatur - ngatur, gitu. Pak. Dante cakep banget kan, Sa? hahahaah...! "

" Ia sih , cakep, hihihi...! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!