“Sejak—“ Ben mengantung
Ucapannya
“Auh, bawel lo, Ganggu
tau enggak” Kennie beranjak dari bangku lalu menyimpan buku novel ke rak dan
keluar dari perpustakaan. Ben mendengus sebal. “Heh, cewek aneh. Gue bukan
patung. Main pergi begitu saja” Kesal Ben beranjak keluar dari perpustakaan.
Kennie memasuki kelas,
sejak jam pertama ia bolos sekolah, entah karena malas. Atau ia tidak suka yang
namanya belajar. Nova dan Keyla terkejut karena Kennie yang baru saja datang
langsung duduk begitu saja, dan memasang tampang cemberut.
“Kenapa lagi tuh muka,
kusut mulu dari kemarin?” Celetuk Keyla,
“Sapa lagi kalau bukan
cowok tengil yang membuatnya bête” Sahut Nova, memang benar, hari ini Ben
membuat Kennie menjadi kesal.
“Diam lo, males
bahasnya” Ucap Kennie dingin
“Aduh, kumat deh,
Bunglon” Celetuk Nova yang diangguki Keyla
Kedua sahabatnya sudah
mengetahui sifat Kennie yang selalu berubah kapan saja, kadang membuat keduanya
bingung. kapan Kennie merasa bahagia?, kapan Kennie merasa sedih?, kapan Kennie
berubah menjadi garang?
Bahkan Nova dan Keyla
tidak bisa menebak, itulah Nova dan Keyla menyebut Kennie sebagai Bunglon.
Kennie menenggelamkan
kepalanya diatas meja, lalu menumpuhkan dengan kedua tangannya. Ia memilih
tidur dari pada harus meladeni dua sahabatnya yang terus mengoceh. Dan membahas
hal tidak begitu penting baginya.
Seorang guru masuk
kelasnya, Kennie masih tetap dalam tidurnya. Nova dan Keyla terkejut lalu
membangunkannya. “Woii, bangun ada guru BK tuh, masuk. Nanti lo dihukum lagi”
Keyla menepuk pundak Kennie sambil menggoyangkan badannya. Ia tidak kunjung
bangun sementara guru BK baru saja duduk ditempat. Sorot matanya tertuju pada
Kennie yang sedang asik dengan tidur pulasnya.
Bu Joya selaku guru BK
paling killer seantero berdiri menghampiri Kennie. Keyla dan Nova hany bisa
menunduk tidak mampu melihat kemarahan Bu Joya.
“KENNIE AZZURA
MAHENDRA” teriak Bu Joya sehingga Kennie bangun
“Ada apaan sih, Bu.
Ganggu tau” Tukas Kennie yang masih menguap
Semua siswa terkejut
tidak percaya. Karena barusan Kennie melawan guru Killer yang terkenal karena
kegalakannya. Kennie hanya terlihat biasa saja.
“Silahkan kamu ke pergi
ke toilet, cuci mukamu baru masuk” Ucap Bu Joya tegas, Kennie berdiri “Makasih,
Bu. Gue mau lanjut tidur lagi” Ucap Kennie santai. Sedangkan Bu Joya hanya
menggeleng tidak percaya melihat kelakuan muridnya yang satu itu.
Kennie berjalan
sepanjang koridor bukan menuju toilet melainkan menuju UKS untuk melanjutkan
tidurnya. Membuka knop pintu lalu menuju sebuah brankar. Kennie mulai
merebahkan badannya dan menutup matanya.
Ben yang menyadari ada
seseorang yang tengah berbaring di sebelahnya. Meski tertutupi kain putih yang menggantung sebagai
penghalang. Ia bangun lalu menarik melihat siapa yang tengah tidur di UKS.
Alangkah terkejutnya Ben saat melihat Kennie tengah tertidur dengan pulasnya.
“Dasar kebo,”
“Kok bisanya ya, cewek
tidur pas jam pelajaran. Memang aneh” Ucap Ben sambil menggeleng kepalanya
menatap Kennie denga intens.
Kennie yang mendengar
ada suara seketika ia mulai membuka mataya dan terlonjak kaget. Ia bangun dari
tidurnya. “Woi, ngapain disini. Wahh pasti gue di apain-apain nih” Umpatnya
“Astaga, jangan zu’uson
lo. Cewek Bunglon kayak lo. Tidak pantes buat gue” Ben berdecih
Kennie melipat kedua
tangannya depat dada dengan tatapan tajam “Sapa juga yang mau jadi pacar lo.
Gue aja males sama cowok tengil kayak lo” balas Kennie tidak kalah sengit.
Bu Joya yang melewati
ruang UKS seketika mendengar suara perdebatan didalam. Dengan rasa penasaran Bu
Joya membuka pintu itu lalu melihat apa yang sedang terjadi.
Ben dan Kennie saat ini
berada didalam ruang yang sunyi, tepatnya di perpustakaan. Bukan untuk membaca
melainkan membersihkan ruangan tersebut. Saat ini mereka tengah menerima
hukuman dari Bu Joya.
Untuk yang kedua
kalinya Kennie dihukum, “Woii, bantuin angkatkah. Malah tinggal duduk. Enak
banget lo” teriak Kennie mengangkat dos sedang itu.
Ben tetap diam
menyandarkan badannya sambil melipat kedua tangannya depan dada, ia tersenyum
tipis menatap Kennie “Lagian lo yang bolos, kenapa gue jadi ikutan. Elo lah
yang beresin” Ucap Ben santai, menaikkan satu alisnya.
Kennie menggeram kesal
karena sedari tadi Ben hanya duduk sambil membaca buku pelajaran yang tebalnya
ampunan. Ia begitu penasaran memangya Ben sedang belajar apa sih? Tanya Kennie
dalam hati.
“Idih, sok pinter amat
lo. Rajin belajar” sahut Kennie membuat Ben mendongak, ia duduk berhadapan.
“Emang gue pinter,
ganteng lagi”
Kennie memutar bola
matanya malas, kenapa juga ia harus satu ruangan dengan orang yang memiliki
kepedean tingkat akut seperti Ben. “Ganteng dari mana? Dari lobang pipet” Ucap
Kennie memajukan wajahnya pada Ben. dan langsung pergi begitu saja. Ben
menggeram kesal.
“Dasar cewek aneh” Ben
beranjak langsung mengejar Kennie yang sudah menjauh. Kennie cekikikan karena
baru saja ia mengerjai cowok itu. ia bersembunyi dibalik rak. Sebuah tali ia
bentangkan. Ben yang berlari mencarinya. Seketika.
Brukkkk
Kennie tertawa puas
saat rivalnya terjatuh tersungkur kelantai. Ben mengerang kesakitan memegang
punggungnya. Kennie berdiri dihadapan Ben.
“Itu, pembalasan untuk
cowok tengil kayak lo. Hahaha” setelah mengatakan itu Kennie segera keluar dari
kelas, sambil tertawa puas. Semua siswa yang menatap Kennie ‘Aneh’
Nova dan Keyla berjalan
keluar dari kelas sambil menenteng tas punggung milik Kennie. seketika
berhenti, dari arah jauh ia melihat Kennie sedang ketawa cekikikan. Nova dan
Keyla mengerutkan dahinya bingung, dan menghampirinya.
“Kok lo bahagia benget,
tadi cemberut?” Tanya Keyla
“Gue lagi senang aja,
Biar ****** tuh anak” Jawab Kennie masih dengan tawanya puas mengerjai Ben.
Tadi cemberut? Sekarang
ia tertawa puas? Memang susah ditebak oleh kedua sahabat Kennie. berjalan
mengikutinya dari belakang.
Gerry dan Jovan
menghampiri Ben yang sedang kesakitan pada punggung belakangnya.
“Abis dari mana aja
Bro?” Tanya Gerry, menepuk pundak Ben
“Nahh, itu punggung
kenapa? Di usap-usap begitu?” Tanya Jovan
“Abis dihukum dan
jatuh. Sama cewek super aneh itu” keluh Ben masih meringis kesakitan pada
punggungnya.
Ben berjalan dibantu
oleh Gerry dan Jovan, saat ini ia sedang berada di parkiran. “Bagaimana bawa
motornya, kalau punggung gue sakit begini” Dumel Ben dalam hati.
“Gerry, lo bawa mobil
gue, anter nih bocah pulang, sedangkan gue pake motornya” Usul Jovan yang
diangguki oleh keduanya.
“Emang gue bocah” Tukas
Ben, langsung masuk kedalam mobil dan disusul Gerry yang duduk dimeja kemudi.
“Awas ya lo, cewek
aneh. Akan gue bales lo. Lihat aja nanti” Umpat Ben dalam hati,
“Lo telah mengibarkan
bendera perang” Ucap Ben dalam hati sambil tersenyum sinis. Menatap rivalnya
dari kejauhan yang sedang memasuki mobilnya.
Sepanjang perjalanan
Gerry tertawa lepas, karena tengah mendengar cerita Ben. Ben yang masih
mengumpat karena ia telah dikerjai sama cewek yang tidak pernah dilihatnya sama
sekali. Cewek yang tidak pernah ia temukan tetapi satu sekolah.
“Wah, wah, wah. Parah
banget tuh cewek. Gila juga. sampe lo kesakitan begini. Kalau gue diginiin.
Bisa turun derajat gue sebagai cowok populer seantero” Oceh Gerry masih dengan
tawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments