TB 05

“Sejak—“ Ben mengantung

Ucapannya

“Auh, bawel lo, Ganggu

tau enggak” Kennie beranjak dari bangku lalu menyimpan buku novel ke rak dan

keluar dari perpustakaan. Ben mendengus sebal. “Heh, cewek aneh. Gue bukan

patung. Main pergi begitu saja” Kesal Ben beranjak keluar dari perpustakaan.

Kennie memasuki kelas,

sejak jam pertama ia bolos sekolah, entah karena malas. Atau ia tidak suka yang

namanya belajar. Nova dan Keyla terkejut karena Kennie yang baru saja datang

langsung duduk begitu saja, dan memasang tampang cemberut.

“Kenapa lagi tuh muka,

kusut mulu dari kemarin?” Celetuk Keyla,

“Sapa lagi kalau bukan

cowok tengil yang membuatnya bête” Sahut Nova, memang benar, hari ini Ben

membuat Kennie menjadi kesal.

“Diam lo, males

bahasnya” Ucap Kennie dingin

“Aduh, kumat deh,

Bunglon” Celetuk Nova yang diangguki Keyla

Kedua sahabatnya sudah

mengetahui sifat Kennie yang selalu berubah kapan saja, kadang membuat keduanya

bingung. kapan Kennie merasa bahagia?, kapan Kennie merasa sedih?, kapan Kennie

berubah menjadi garang?

Bahkan Nova dan Keyla

tidak bisa menebak, itulah Nova dan Keyla menyebut Kennie sebagai Bunglon.

Kennie menenggelamkan

kepalanya diatas meja, lalu menumpuhkan dengan kedua tangannya. Ia memilih

tidur dari pada harus meladeni dua sahabatnya yang terus mengoceh. Dan membahas

hal tidak begitu penting baginya.

Seorang guru masuk

kelasnya, Kennie masih tetap dalam tidurnya. Nova dan Keyla terkejut lalu

membangunkannya. “Woii, bangun ada guru BK tuh, masuk. Nanti lo dihukum lagi”

Keyla menepuk pundak Kennie sambil menggoyangkan badannya. Ia tidak kunjung

bangun sementara guru BK baru saja duduk ditempat. Sorot matanya tertuju pada

Kennie yang sedang asik dengan tidur pulasnya.

Bu Joya selaku guru BK

paling killer seantero berdiri menghampiri Kennie. Keyla dan Nova hany bisa

menunduk tidak mampu melihat kemarahan Bu Joya.

“KENNIE AZZURA

MAHENDRA” teriak Bu Joya sehingga Kennie bangun

“Ada apaan sih, Bu.

Ganggu tau” Tukas Kennie yang masih menguap

Semua siswa terkejut

tidak percaya. Karena barusan Kennie melawan guru Killer yang terkenal karena

kegalakannya. Kennie hanya terlihat biasa saja.

“Silahkan kamu ke pergi

ke toilet, cuci mukamu baru masuk” Ucap Bu Joya tegas, Kennie berdiri “Makasih,

Bu. Gue mau lanjut tidur lagi” Ucap Kennie santai. Sedangkan Bu Joya hanya

menggeleng tidak percaya melihat kelakuan muridnya yang satu itu.

Kennie berjalan

sepanjang koridor bukan menuju toilet melainkan menuju UKS untuk melanjutkan

tidurnya. Membuka knop pintu lalu menuju sebuah brankar. Kennie mulai

merebahkan badannya dan menutup matanya.

Ben yang menyadari ada

seseorang yang tengah berbaring di sebelahnya. Meski  tertutupi kain putih yang menggantung sebagai

penghalang. Ia bangun lalu menarik melihat siapa yang tengah tidur di UKS.

Alangkah terkejutnya Ben saat melihat Kennie tengah tertidur dengan pulasnya.

“Dasar kebo,”

“Kok bisanya ya, cewek

tidur pas jam pelajaran. Memang aneh” Ucap Ben sambil menggeleng kepalanya

menatap Kennie denga intens.

Kennie yang mendengar

ada suara seketika ia mulai membuka mataya dan terlonjak kaget. Ia bangun dari

tidurnya. “Woi, ngapain disini. Wahh pasti gue di apain-apain nih” Umpatnya

“Astaga, jangan zu’uson

lo. Cewek Bunglon kayak lo. Tidak pantes buat gue” Ben berdecih

Kennie melipat kedua

tangannya depat dada dengan tatapan tajam “Sapa juga yang mau jadi pacar lo.

Gue aja males sama cowok tengil kayak lo” balas Kennie tidak kalah sengit.

Bu Joya yang melewati

ruang UKS seketika mendengar suara perdebatan didalam. Dengan rasa penasaran Bu

Joya membuka pintu itu lalu melihat apa yang sedang terjadi.

Ben dan Kennie saat ini

berada didalam ruang yang sunyi, tepatnya di perpustakaan. Bukan untuk membaca

melainkan membersihkan ruangan tersebut. Saat ini mereka tengah menerima

hukuman dari Bu Joya.

Untuk yang kedua

kalinya Kennie dihukum, “Woii, bantuin angkatkah. Malah tinggal duduk. Enak

banget lo” teriak Kennie mengangkat dos sedang itu.

Ben tetap diam

menyandarkan badannya sambil melipat kedua tangannya depan dada, ia tersenyum

tipis menatap Kennie “Lagian lo yang bolos, kenapa gue jadi ikutan. Elo lah

yang beresin” Ucap Ben santai, menaikkan satu alisnya.

Kennie menggeram kesal

karena sedari tadi Ben hanya duduk sambil membaca buku pelajaran yang tebalnya

ampunan. Ia begitu penasaran memangya Ben sedang belajar apa sih? Tanya Kennie

dalam hati.

“Idih, sok pinter amat

lo. Rajin belajar” sahut Kennie membuat Ben mendongak, ia duduk berhadapan.

“Emang gue pinter,

ganteng lagi”

Kennie memutar bola

matanya malas, kenapa juga ia harus satu ruangan dengan orang yang memiliki

kepedean tingkat akut seperti Ben. “Ganteng dari mana? Dari lobang pipet” Ucap

Kennie memajukan wajahnya pada Ben. dan langsung pergi begitu saja. Ben

menggeram kesal.

“Dasar cewek aneh” Ben

beranjak langsung mengejar Kennie yang sudah menjauh. Kennie cekikikan karena

baru saja ia mengerjai cowok itu. ia bersembunyi dibalik rak. Sebuah tali ia

bentangkan. Ben yang berlari mencarinya. Seketika.

Brukkkk

Kennie tertawa puas

saat rivalnya terjatuh tersungkur kelantai. Ben mengerang kesakitan memegang

punggungnya. Kennie berdiri dihadapan Ben.

“Itu, pembalasan untuk

cowok tengil kayak lo. Hahaha” setelah mengatakan itu Kennie segera keluar dari

kelas, sambil tertawa puas. Semua siswa yang menatap Kennie ‘Aneh’

Nova dan Keyla berjalan

keluar dari kelas sambil menenteng tas punggung milik Kennie. seketika

berhenti, dari arah jauh ia melihat Kennie sedang ketawa cekikikan. Nova dan

Keyla mengerutkan dahinya bingung, dan menghampirinya.

“Kok lo bahagia benget,

tadi cemberut?” Tanya Keyla

“Gue lagi senang aja,

Biar ****** tuh anak” Jawab Kennie masih dengan tawanya puas mengerjai Ben.

Tadi cemberut? Sekarang

ia tertawa puas? Memang susah ditebak oleh kedua sahabat Kennie. berjalan

mengikutinya dari belakang.

Gerry dan Jovan

menghampiri Ben yang sedang kesakitan pada punggung belakangnya.

“Abis dari mana aja

Bro?” Tanya Gerry, menepuk pundak Ben

“Nahh, itu punggung

kenapa? Di usap-usap begitu?” Tanya Jovan

“Abis dihukum dan

jatuh. Sama cewek super aneh itu” keluh Ben masih meringis kesakitan pada

punggungnya.

Ben berjalan dibantu

oleh Gerry dan Jovan, saat ini ia sedang berada di parkiran. “Bagaimana bawa

motornya, kalau punggung gue sakit begini” Dumel Ben dalam hati.

“Gerry, lo bawa mobil

gue, anter nih bocah pulang, sedangkan gue pake motornya” Usul Jovan yang

diangguki oleh keduanya.

“Emang gue bocah” Tukas

Ben, langsung masuk kedalam mobil dan disusul Gerry yang duduk dimeja kemudi.

“Awas ya lo, cewek

aneh. Akan gue bales lo. Lihat aja nanti” Umpat Ben dalam hati,

“Lo telah mengibarkan

bendera perang” Ucap Ben dalam hati sambil tersenyum sinis. Menatap rivalnya

dari kejauhan yang sedang memasuki mobilnya.

Sepanjang perjalanan

Gerry tertawa lepas, karena tengah mendengar cerita Ben. Ben yang masih

mengumpat karena ia telah dikerjai sama cewek yang tidak pernah dilihatnya sama

sekali. Cewek yang tidak pernah ia temukan tetapi satu sekolah.

“Wah, wah, wah. Parah

banget tuh cewek. Gila juga. sampe lo kesakitan begini. Kalau gue diginiin.

Bisa turun derajat gue sebagai cowok populer seantero” Oceh Gerry masih dengan

tawanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!