"Oh jadi ini adik kelas yang lagi deket sama Zavier?" Marsya menatap sinis Kanaya.
Marsya adalah salah satu wanita yang terobsesi untuk menjadi kekasihnya Zavier, sudah menjadi rahasia umum bahwa Marsya menyukai Zavier dan sudah banyak cara yang dilakukan untuk membuat Zavier menyukainya, namun hasilnya selalu zonk.
"Misi kak, gue mau lewat" Ucap Kanaya yang jalannya dicegat oleh ketiga kakak kelasnya.
"Nyali lo gede juga ya? sampe berani deketin Zavier!" Marsya menatap tajam ke arah Kanaya sembari bersidekap dada.
"Gue gak pernah deketin dia dan gue gak mau dideketin dia!" Tegas Kanaya.
"Oh jadi yang lo maksud Zavier sendiri yang ngejar-ngejar lo gitu? dih so cantik banget lo" Sarkas Marsya kesal.
Tak ingin berurusan dengan kakak kelasnya itu, Kanaya pun berusaha menjauhi mereka namun tangannya dicekal erat oleh Marsya.
Satu tangan Marsya melayang di udara. kemudian...
Plakk
"Itu buat lo karena udah berani berangkat bareng Zavier tadi pagi!" Ucap Marsya setelah tangannya menampar pipi mulus Kanaya.
Sekali lagi tangan Marsya melayang di udara, saat hendak menampar pipi Kanaya lagi tiba-tiba tangannya terapung alias dicekal seseorang.
"Z-zavier?" Gumam Marsya setelah menatap orang yang mencekal tangannya.
"Jangan pernah berani lagi lo gangguin Kanaya. kalo sampe gue liat lo gangguin lagi, gue gak akan segan-segan buat ngabisin lo sekarang juga!" Ancam Zavier penuh peringatan serta tatapan tajam mengintimidasi.
-Flashback onn-
"Udah dong nay, jangan marah lagi, kan gue pikir lo gapapa gue kasih nomornya ke kak Zavier lagian ya siapa sih yang gak mau dichat kak Zavier, secara kan dia itu cowok terpopuler di sekolah ini" Bujuk Riana.
"Apapun alasannya lo harusnya bisa izin dulu ke gue!" Jawab Kanaya ketus.
"Iya maaf, gue salah gue minta maaf" Bujuknya lagi.
"Gue kasih coklat deh" Lanjut Riana lagi, karena Kanaya tak kunjung menjawabnya.
Wajah kesal Kanaya tiba-tiba berubah menjadi datar. "Dua tapi ya coklatnya" Ujar Kanaya datar. karena memang Kanaya tidak bisa menolak coklat. ia pikir jika memakan coklat, maka moodnya akan bagus kembali.
"Tapi gue di maafin kan, nay?" Tanya Riana memastikan bahwa Kanaya memaafkan dirinya.
"Iya, gue maafin" Akhirnya Kanaya memaafkan Riana meskipun atas bujukan dua buah coklat.
"Ye, gilirian coklat aja lo langsung luluh" Cibir Erika.
"Biarin aja, wle" Sahut Kanaya seraya menjulurkan lidahnya mengejek seperti anak kecil yang sedang bertengkar dengan teman sebayanya.
"Eh yaudah yu ke kantin, bel udah bunyi tuh" Ajak Riana kepada dua sahabatnya.
"Kalian duluan aja, gue ke toilet dulu nanti gue nyusul kesana" Pamit Kanaya sebelum bergegas menuju toilet.
"Oke nay, yaudah yu ri kita ke kantin" Ajak Erika kepada Riana.
(Kantin)
Sedang asik menyantap makanannya, tiba-tiba kelima anggota Skanetra datang menghampiri meja Riana.
"Wih lagi makan apa nih?" Basa-basi Bagas.
"Mie ayam kak" Jawab Erika.
"Eh btw kita boleh gabung duduk disini gak?" Tanya Rian kepada dua wanita cantik itu.
"B-boleh kok kak, gabung aja" Jawab Erika sedikit gugup.
Setelah mendapat persetujuan, kelima anggota Skanetra pun langsung mendudukkan dirinya dikursi yang tersedia.
"Temen kalian yang satu lagi kemana? si kayna eh si kayana eh aduh siapa sih itu?" Tanya Rian.
"Kanaya kak" Riana membenarkan nama temannya.
"Eh iya itu, kemana dia?" Tanya Rian lagi.
"Tadi sih bilangnya ke toilet dulu, tapi sampe sekarang belum juga balik" Jelas Riana.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang berjalan mendekati meja mereka.
"Eh ri itu si Kanaya lagi di labrak sama kak Marsya" Katanya.
Raut wajah damai Zavier tiba-tiba berubah, rahang tegasnya mengeras menahan gejolak amarah yang seakan tak terima dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Hah? lo serius?" Tanya Erika memastikan pendengarannya.
"Iya di depan toilet sana" Jawabnya lagi sambil menunjuk ke arah jalan toilet wanita.
Tanpa berkata-kata Zavier langsung saja berlari kecil menuju toilet untuk memastikan keadaan Kanaya.
"Makasih ya" Kata Riana.
Mereka pun akhirnya menyusul langkah Zavier.
-Flashback off-
Kini Kanaya dibawa ke ruang uks oleh Zavier. sebelumnya Zavier sudah menitipkan pesan kepada Riana untuk membelikan bubur ayam karena sedari istirahat Kanaya belum makan apapun.
"Aw, kak pelan-pelan dong, sakit tau!" Ringis Kanaya.
"Iya, ini udah pelan" Zavier mencoba mengobati lukanya dengan lembut.
Brukkkk!
Pintu ruang uks terbuka paksa oleh dua wanita yang tak lain adalah Riana dan Erika dengan raut wajah yang khawatir.
"Nay, lo gapapa kan? lo diapain aja sama dia? dijambak kah? dipukul kah? ditampar kah? atau apa? buruan bilang!" Rentetan pertanyaan dari Riana.
Kanaya tersenyum tipis. "Gak, gue gapapa kok ri" Jawab Kanaya.
"Beneran?" Tanya Riana memastikan.
"Iya ri" Jawab Kanaya.
"Bener-bener ya itu si Marsya, awas aja sampe ketemu gue, gue bakalan hajar dia!" Gerutu Erika karena tak terima temannya diperlakukan seperti itu.
"Udah lah er, gue gapapa kok cuma memar dikit doang, gak usah dibalas nanti makin panjang masalahnya" Ujar Kanaya yang tak mau berurusan dengan orang lain.
"Tapi kan dia yang mulai duluan, ini tuh udah termasuk perundungan!" Erika bersikeras ingin membalas Marsya.
Belum sempat Kanaya menjawab, tiba-tiba bel masuk berbunyi nyaring menandakan bahwa jam istirahat sudah berakhir.
"Eh udah bel nih, ayo kita balik ke kelas" Ajak Kanaya.
"Gak, lo belum sembuh nay!" Erika menolak keinginan Kanaya untuk kembali ke kelas. "Disini aja biar kita temenin" Lanjutnya.
"Aduh, bu lina WhatsApp gue nih, gue disuruh bawain buku di perpus terus bawain ke kelas" Kata Riana setelah membuka ponselnya. karena memang Riana adalah sekertaris jadinya lebih sering dimintai tolong oleh gurunya.
"Yaudah ayo kita ambil" Jawab Kanaya sambil berusaha turun dari atas tempat tidur.
Zavier mencekal tangan Kanaya. "Kalian kalo mau pergi, pergi aja biar Kanaya gue yang jaga!" Ucap Zavier datar.
"Yaudah kalo gitu, titip Kanaya ya kak dan jangan lupa ini buburnya dimakan nay" Pamit Riana sambil menaruh bungkusan bubur diatas meja.
Zavier hanya berdeham sembari menatap kepergian Riana dan Erika.
"Gue mau balik ke kelas" Kanaya masih keukeuh dengan keinginannya.
"Ck, keras kepala banget sih lo!" Zavier berdecak kesal.
Kanaya memasang wajah memelas. "Gue gak mau ketinggalan pelajaran, kak" Katanya.
"Ketinggalan satu pelajaran gak bakal buat lo jadi bodoh, nay!" Zavier kesal dengan gadis didepannya itu.
Tak bisa membantah perkataan Zavier lagi, Kanaya pun memasang wajah cemberut dan bersidekap dada seperti anak kecil yang ngambek saat tak diberikan permen.
Zavier hendak menyuapkan sesendok bubur. "Jangan cemberut gitu mukanya, nih makan".
"Gue makan sendiri aja, lagian yang sakit kan pipi gue, bukan tangan gue" Kanaya menolak suapan Zavier.
"Gak, buruan buka mulut lo" Zavier masih berusaha menyuapi Kanaya.
"Dasar tukang paksa!" Gerutu Kanaya yang masih didengar Zavier dan Zavier lebih memilih diam tidak menanggapi.
Beberapa menit kemudian, setelah menghabiskan buburnya, Kanaya berniat balik ke kelas untuk mengikuti mata pelajaran terakhir.
"Gue balik ke kelas ya kak, lagian pipi gue udah gak sakit lagi kok" Kanaya meminta persetujuan Zavier.
Zavier mengangguk pelan.
"Nanti pulang bareng sama gue!" Perintah Zavier tanpa ingin dibantah.
"Ck, iya!" Kanaya berdecak.
"Yaudah, ayo gue anter ke kelas lo" Kata Zavier.
"Gak usah kak, gue bisa sendiri dan gue masih inget jalan" Jawab Kanaya yang tak mau ada masalah lagi.
"Gak usah bantah!" Jawab Zavier tegas.
Dan akhirnya Kanaya menurut saja karena jika berdebat dengan orang seperti Zavier, dirinya tidak akan menang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Murasaki Kuhouin
Ngakak guling-guling
2024-06-30
1