Bu Dini terpaksa mengajak ketiga anak nya untuk pindah ke kampung halaman,di mana nanti nya mereka akan tinggal di rumah bekas peninggalan sang Ayah yang sudah lama meninggal,rumah itu memang sengaja di sewakan pada salah satu warga,tapi karena Bu Dini dan ke-tiga anak nya akan menghuni rumah tersebut, terpaksa sang penyewa harus keluar dari rumah itu.
pagi ini udara sangat sejuk,Ayana berjalan-jalan di sekitaran rumah nya yang sangat sederhana meskipun sudah berdinding tembok tetap saja rumah ini berada di perkampungan padat penduduk. ia tidak menyangka jika sejauh ini takdir sudah mengubah nya dari yang hidup di kota dan berkecukupan,kini harus menjelma menjadi gadis kampung yang entah nasib pendidikan nya akan seperti apa?.
tapi dendam nya pada Adiguna memaksa Ayana harus tetap melanjutkan pendidikan nya sampai ke jenjang perkuliahan,ia ingin kembali merubah nasib kelurga nya dan mengambil seluruh aset peninggalan almarhum Ayah nya yang saat ini di kuasai oleh sang paman.
"eh ada warga baru ya?" bisik seorang ibu-ibu ke ibu yang satu nya.
"iya denger-denger baru pindah dari kota, pantes aja anak nya cantik.orang kota." sahut ibu satu nya lagi, mereka bergerombol sekitar empat orang sambil berjalan menuju ke arah tukang sayur yang biasa mangkal di perempatan jalan.
"pagi buk.! Sapa Ayana sambil mengulas senyum dari bibir tipis nya.
"eh iya pagi juga neng." sahut ibu-ibu serentak.
"baru pindah ya neng?" tanya ibu berkerudung hitam basa-basi.
"iya buk baru pindah kemarin."jawab Ayana ramah."pada mau kemana ini ibu-ibu?" imbuh nya lagi.
"ini neng mau beli sayuran."ucap ibu berbaju dres bunga-bunga.
Ayana yang terbiasa hidup di kota tanpa bergaul dengan siapapun kecuali temen-temen di sekolah nya,agak nya ia harus mulai membiasakan diri untuk bersosialisasi dengan warga sekitar kampung tempat tinggal nya sekarang yang penduduk nya juga ramah-tamah.
pagi ini rencana nya Ayana akan mendaftar ke sekolah baru yang jarak nya kurang lebih lima belas menit dari tempat tinggal nya,dia juga tidak mau pendidikan nya harus terbengkalai hanya karena kepindahan nya.
kedua adik laki-laki nya juga tetap harus melanjutkan sekolah,soal biaya mereka bisa mengusahakan bareng-bareng.nyata nya Bu Dini yang memang sejak kecil sudah terbiasa hidup susah,hanya saja sejak beliau menikah dengan almarhum memang kehidupan nya berbanding terbalik, beliau benar-benar memiliki kehidupan yang layak dan berkecukupan.
tapi kini,Bu Dini harus kembali merasakan kepahitan hidup itu lagi karena ulah Adiguna.
"Ayana.! Cepat bangun.! ini hari pertama kamu masuk sekolah."
bu Dini membangunkan Ayana pukul 5:30 wib.beliau sudah bangun sejak pukul 5 subuh, setelah menyelesaikan ibadah solat, segera Bu Dini menyiapkan sarapan untuk ketiga anak nya.menu sederhana berupa telur dadar dan sayur lodeh pagi ini cukup untuk membuat perut mereka kenyang.
sejak dulu Bu Dini dan keluarga nya juga tidak pernah pilih-pilih makanan, apapun yang di sajikan menjadi menu terenak mengalahkan restoran bintang lima.Ayana langsung beranjak untuk duduk sejenak di ranjang tidur nya,ia mengecek Handphone sambil mengerjapkan kedua mata.
kedua mata nya melihat jam yang tertera pada layar utama, Waktu sudah menunjukan pukul setengah enam lewat, segera Ayana pergi mengambil handuk yang tertanggal di belakang pintu lalu menuju kamar mandi, setelah bersiap dengan seragam dan selesai solat subuh,Ayana menghampiri mama nya yang sudah sibuk di dapur bergelut dengan bumbu-bumbu masakan.
aroma telur dadar yang menyeruak membuat perut Ayana menjadi lapar, meksipun hari masih sangat pagi.
" Devan sama Devin belum bangun ya ma?" tanya Ayana sambil mencomot telur dadar secuil dari piring.
"belum.bangunin sana.! abis itu kalian sarapan ya.!"
Perintah Bu Dini sambil sibuk mencuci perabotan dapur nya.
"Iya ma."Ayana pergi menuju kamar si kembar lalu membangun kan mereka.setelah semua nya memakai seragam sekolah masing-masing,Bu Dini meminta anak-anak nya sarapan pagi lebih dulu.
beliau juga memberi sejumlah uang untuk membeli makan siang mereka nanti di kantin sekolah.
"kita berangkat ya ma."
"Assalamualaikum." pamit ketiga nya sambil bersalaman secara bergantian.
"iya Wa'alaikum salam, hati-hati ya nak."Bu Dini masih cukup bingung setelah ini beliau akan bekerja di mana dan mendapatkan uang dengan cara apa? Bahkan Adiguna sama sekali tidak memberi nya secuil pun hak yang mereka miliki.
menjadi murid baru di sekolah nya sekaligus orang paling cantik di kelas menjadi sebuah anugrah tersendiri bagi Ayana,tapi semua itu juga tidak membuat nya berbesar hati dan angkuh,dia adalah gadis yang ramah dan murah senyum serta rendah hati,saat memasuki ruang kelas nya,Ayana sudah di sambut hangat oleh beberapa temen sekelas nya terutama kaum laki-laki, mereka begitu memuja dan menganggumi Ayana sebagai siswi baru.
orang pertama yang tertarik dengan Ayana adalah Regan,dia merupakan siswa yang cukup tampan dan pintar, beberapa wanita juga memuja nya termasuk gadis bernama Raisa, prempuan berdarah Minang yang juga di kenal sadis oleh beberapa siswi lain nya,dia dengan mudah nya membuat beberapa siswi bahkan siswa lain nya segan karena tindakan brutal nya itu.
tatapan nya tidak berhenti saat melihat Ayana baru saja memasuki ruangan kelas 3 SMA, kebencian itu sudah merasuk bahkan saat pertama kali Raisa melihat Ayana,rasa iri dan dengki nya terhadap Ayana membuat Raisa ingin segera memberi pelajaran pada gadis itu,apa lagi Ayana menjadi idola baru di kelas nya.
kedua tangan nya mengepal kuat dengan mata yang melotot tajam seperti hendak menelan Mangsa.
Ayana duduk di kursi paling ujung bersebelahan dengan gadis bernama Tifani.
"eh,sttt.., hati-hati sama prempuan yang duduk di depan sana. " lirih Tifani memberikan kode pada Ayana agar tidak terlalu berinteraksi dengan Raissa.
Ayana hanya melempar senyum tipis yang membuat Tifani sungkan membalas senyum nya.
Setelah jam pelajaran usai, Ayana masih sempat mengobrol dengan Tifani dan Sandra, mereka bertiga terlihat akrab meksipun baru pertama kali bertemu.
"aku duluan ya." pamit Ayana,ia beranjak dari tempat duduk nya.
"oke ay, sampai jumpa besok ya,kita juga mau pulang." mereka berpisah satu sama lain dengan tujuan ke rumah masing-masing.
"eh tunggu.!"
Seseorang memanggil Ayana dengan jarak kira-kira lima langkah kaki orang dewasa, suara itu terdengar jelas meksipun suasana lingkungan sekolah masih sangat ramai dengan para siswa siswi yang berlalu lalang menuju gerbang sekolah.
Ayana menoleh kearah sumber suara,ia menemukan sosok Regan yang tersenyum kearah nya.wajah tampan Regan cukup membuat hati Ayana berdebar kencang, bagaimana tidak,ini kali pertama nya ia di sapa oleh laki-laki setampan Regan.
meskipun tidak memungkiri bahwa diri nya juga cantik,kejadian itu rupa nya di saksikan oleh Raisa,gadis itu sontak saja langsung merasa kesal sambil mengepalkan kedua tangan nya dengan wajah yang sudah di penuhi amarah dan dada yang bergemuruh terbakar api cemburu.
"kasih pelajaran aja tuh cewek.!"
Salah satu teman Raisa mencoba untuk mengompori Raissa agar segera memberikan peringatan pada Ayana supaya tidak menggatal dengan pria incaran nya.
"diam Lo.! Gue lebih tau harus berbuat apa.!" Bentak Raisa yang sudah di kuasai amarah di dada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments