~Galang Pratama~
Galang atau sering dipanggil langit. Ia mempunyai wajah yang terkesan datar dan sifat yang memang dingin kepada setiap orang, kecuali sama ke-tiga sahabatnya yang mempunyai kerandoman. Kulit yang putih, serta mata yang berwarna hitam pekat tak lupa alis tebal, bulu mata lentik dan kumis tipis yang menjadi daya tarik kaum hawa.
Walau terkesan dingin, ucapannya saat mengatai orang yang tak disuka, itu sangat menusuk kerulung jiwa. Seperti dulu perkataan itu melukai hati seorang wanita yang mau menjadi Ibu tirinya. Sampai sekarang Galang tidak menyesal telah membunuh wanita itu, memang Ibu dari perempuan yang sering ia bully.
.....
Tring!
Bunyi lonceng istrahat itu menggema di area sekolah Merdeka. Semua siswa-siswi SMA 1 Negeri Merdeka langsung berhamburan di koridor sekolah, ada yang kepalangan dan ada juga yang langsung menuju kantin untuk mengisi perut keroncongan.
Disatu sisi, Dara masih duduk di kursinya. Remaja yang berumur 17 tahun itu menggelamkan kepala di lengan yang bertumpu pada meja.
Krukkkk!
Aldara Putri, siswi kelas 11 itu memegangi perutnya. “Kamu harus tahan, Dar!”
Dara tadi pingsan memang karena tidak sarapan dirumah, padahal nasinya sudah ia masak tapi karena waktu yang tidak memungkinkan, Dara terpaksa tidak makan. Malahan dirinya juga lupa untuk membawa bekal, ternyata hidup sendiri membuatnya serba lupa.
Dulu sebelum Bundanya meninggal, ia sering diingatkan tentang ini dan itu, tapi kini semua telah hilang hanya sebuah kenangan terindah yang tersimpan di lubuk hati.
“Bunda, aku kangen!” gumam Dara, yang masih terduduk dengan tangan menahan perutnya.
Air matanya menetes, mengingat kenangan dulu dengan Maria yang begitu lembut dengannya. Sekarangpun ia masih melamun kalau Maria masih hidup, bayang-bayang Maria terus muncul mengingatkan kepadanya kenangan dulu.
Bahkan Dara harus bisa mandiri, tidak ada Ayah, dan tidak ada keluarga terdekat. Ia dipaksa untuk berdiri sendiri seperti yang Bundanya katakan. Tidak ada lagi alarm ucapan pagi dari Maria, semuanya pergi bersama jasadnya.
“Bundaaa!” teriak Dara, sambil membuka matanya.
“Bwahahaaha. Heyy, dasar keboo!” cibir Lisa, sambil menertawakan Dara diikuti dengan lainnya.
Kelas sebelas itu tadinya sepi, kini sudah ramai karena habis dari kantin. Semua mata menatap Dara dengan tatapan tak suka, pasalnya disekolah Merdeka ini hanya Dara yang memakai penutup kepala. Jilbab syar'i-nya, sering kali jadi bahan hujatan. Padahal zaman sekarang adalah waktu perbaikan, bukan perusakan.
Ada juga yang berpacaran depan umum, tidak perduli dengan sekitar malahan mendekatkan dirinya sendiri dineraka. Dara adalah siswa pindahan desa, yang memang didesa sangat menjunjung tinggi keagamaan.
Dara juga pindahan Madrasah Aliyah, jadi ia tahu tentang pakaian seorang Muslimah yang baik. Walau ilmu agamanya yang sedikit, tidak membuatnya untuk lelah dalam jalan hijrah.
Dara hanya bisa tersenyum menanggapi cibiran Lisa, membuat Lisa jadi geram untuk melakukan hal lebih.
“Wahh, disenyumin loh Lis! cari gara-gara dia.” Siswa yang berdandan menor, ikut memanas-manasi Lisa.
Lisa mengangguk serta berdiri. “Sudah lama yah, tanganku ini tidak mencakar wajah yang sok cantik ini!”
Lisa menunjuk Dara yang sudah tertunduk menatap kebawah. Lisa semakin nekat untuk maju mendekati Dara.
Siswa-siswi yang memang baru seberapa itu langsung berkerumun melingkari Lisa dan Dara.
“Berdiri loh!” suruh Lisa kepada Dara.
Dara berdiri mengikuti perintah temannya, etss kalau teman tidak akan begini yahh.
Dikelas 11 IPA memang tidak ada yang mau berteman dengan Dara, bahkan mereka selalu menghindar saat Dara menghampiri mereka untuk saling kenal.
“Auu, sakitt ...!” lirih Dara.
Dara ikut memegangi jilbabnya. Sebab, tangan Lisa menarik rambut yang tertutupi kain.
“Hahahahah ....” Semua menertawakan Dara yang sudah menangis, dan memelas untuk dilepas.
“Lisa, A-Aku tidak bersalah, kenapa kamu menarik rambutku?” tanya Dara, disela-sela kesakitan.
Lisa menyunggingkan senyum penuh arti, kalau memang ia tidak suka dengan perempuan ini.
“Ckk, apa loh lupa Dara? bukankah kamu yang anak pelakor itu?” todong Lisa.
Dara terbelalak, kenapa bisa Lisa mengetahui tentang itu? pikirnya. Semua siswa disitu, ikut melontarkan hinaan kepada Dara.
“Dasar anak pelakor! huuuuu!” kata mereka, dan langsung mendorong-dorong Dara hingga dirinya tersandar dipapan tulis.
“A-aku bukan anak pelakor, hiks ...!” bantah Dara sambil terisak.
Hatinya begitu sakit, saat dikatakan anak pelakor. Bukan cuman itu, Aira sedih Bundanya sudah meninggal tapi sebutan pelakor itu tidak pernah hilang.
“Mangg eak? hahahah!” Mereka semua tertawa puas.
Nyatanya kebenaran itu belum terungkap Maria yang dikatakan pelakor, padahal ada kebenaran dalam masalah itu yang ditutupi Ayah Galang.
Bram belum klarifikasi soal itu, karena ia tidak mau menyakiti hati Anaknya. Dan untuk menjelaskan kepada Galang, belum tentu bisa diterima olehnya.
Lisa maju mendekat lagi..
“Sekali lagi aku bu__”
Plakk!
Tamparan yang sangat keras itu memenuhi ruangan kelas. Bahkan, Kaka kelas mereka sudah berkerumun didepan pintu kelas 11 melihat kejadian tersebut.
****
Sedangkan ditempat lain, Galang tertidur pulas diatas meja. Bima, Satria dan Dodi hanya memandangi bos mereka yang kini sudah berada dialam baka. Etsss, alam mimpi:)
Bima~ Sebelas dua belas dengan Galang, yang mempunyai sifat dingin, tapi bedanya Bima sedikit cerewet.
Visual Bima
Dodi~ Si tukang lawak, dan paling sering mencuri. Mencuri dalam hal makanan! ingat, makanan!
Satria~ Si penyabar, dan humble kepada setiap orang.
Visual Satria
Ketuanya, Galang Pratama~ Emosian, keras kepala, dan dingin. Tidak banyak basa-basi!
“Langg?” panggil salah satu siswa.
“Stttttt!” Sontak ketiganya menaruh tangan dibibir.
Siswa itu langsung menengok kebelakang. “Ohh, maaf-maaf!” ucapnya, “tapi ini tentang Galang.”
“Katakan,” ujar Satria.
“Ada nama Boss loh disebut-sebut dekel(Ade kelas).”
Galang menggeliat, matanya terbukalah lebar.
“Siapa yang menyebut namaku?” tanya Galang pada intinya.
“Anak kelas sebelas yang bicarain loh Lang,” ungkapnya.
Brak!
Galang meloncat, dan langsung berjalan dimana yang sedang membicarakannya.
Lisa masih membuat Dara malu, sehabis menampar ia berdecih menatap Dara sinis.
“Kalian para wanita, hati-hati sama Dara soalnya dia bisa saja menikung pacar kalian hahah!” ucapnya pada Siswi-siswi yang menonton pembullyan itu.
“Kasian yah, anak pelakor itu tidak jadi Adik Langit. Ihhh amit-amit deh, nanti Galang jadi kakaknya sipelakor itu.” Diluar kelas 11 itu sudah bergosip sambil menatap Dara yang terpojok.
Bukannya kasihan, malah hinaan itu menjadi-jadi.
Galang sudah memasang wajah datarnya menatap laki-laki yang baru saja menyebutkan namanya.
Bughh!
“Apa maksud loh, Hahh?!” bentak Galang, hingga kini semua berbalik melihat siswa kelas 10 sudah ditonjok Galang.
Remaja itu sudah meringis kesakitan. “A-ampun, Bang,” ucapnya dengan memelas.
Galang siap memukul pelipis Fikar, yah nama siswa yang telah menyebut nama Galang.
Stttt!
Galang langsung ditarik menjauh oleh teman-temannya, membuat Galang semakin geram. Ia tidak suka kalau ada yang ikut campur, tentang perkelahiannya.
“Langit, sudah!” ucap Dodi, yang menahan tangan kekar Galang.
Sedangkan Bima dan Satria itu menahan bahu Galang yang terus meronta.
“Jangan ganggu urusan guee!” bentak Galang kepada temannya.
Ketiganya nyaris menggeleng.
“Lang, kami nggak mau kamu masuk BK lagi. Emang kamu nggak bosan, tadi pagi sudah masuk kesana?” Satria tidak habis pikir sih sama Galang.
Dodi pun mengangguk membenarkan. “Kita-kita ini cinta banget sama Luh. Jangan pernah dustain kita hmm,” tutur Dodi, dan langsung mendapat pukulan di jidat.
Tak!
“Heyy Doodd, aneh loh!” celetuk Bima yang tadi menjitak Dodi.
Galang tersenyum tipis menanggapi coletehan mereka. Cuman Dodi sih ngelawak tidak pada tempatnya.
Emang sampah pada tempatnya? dahhlah saya juga nggak tahu!
“Emang boleh, seganteng itu!”
“Ini gantengnya nggak ada lawan emang si Galang.”
“Calon jodoh guaaa!”
“Ayo Lang, pukulin lagi! kamu ganteng banget, apalagi pas berantem!”
Ucapan ciwi-ciwi itu membuat Galang risih.
”Aaakh tolong,” ucap Dara pelan, yang nyaris hampir tak terdengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
La Otaku Llorona <33
Menakjubkan!
2024-07-08
1