Bab 5

"Mbak mana baju untuk putra saya?" tanya Tante Sinta.

"Sudah kami siapkan nyonya, silahkan Mas ikut saya."

Dean berjalan mengikuti karyawati tersebut untuk mencoba baju pengantinnya. Dan tak berapa lama Dean sudah keluar menggunakan jas berwarna putih yang senada dengan Kirana.

Dean juga terlihat begitu tampan dan begitu serasi disamping Kirana.

"Bagaimana nyonya?"

"Bagus saya pilih yang ini."

Setelah fitting baju pengantin Mereka bertiga keluar dari butik tersebut.

"Mama bareng aku?"

"Mama bawa mobil sendiri, kamu antarkan Kirana pulang."

"Tidak usah Ma, biar Kirana pakai taksi aja "

"Jangan sayang, biar Dean aja yang antar."

"Dean kamu antarkan Kirana ya!"

"Iya Ma."

Setelah mobil Tante Sinta menghilang, Kirana dan Dean masuk kedalam mobil. Perlahan mobil mulai meninggalkan parkiran butik.

Suasana didalam mobil hening, sesekali Dean melirik kearah gadis yang sedang duduk disampingnya.

" Besok kamu ke kampus?"

"Enggak besok enggak ada mata kuliah." Jawab Kirana sambil membenarkan duduknya saat itu.

Suasana kembali hening sampai mobil yang dikendarai Dean berhenti dipekarangan rumah Kirana.

"Terimakasih," ucap Kirana.

Yang dijawab dengan anggukan oleh Dean. Setelah mobil Dean meninggalkan rumah. Kirana pun masuk kedalam.

Mendorong pintu utama rumahnya sambil mengucapkan salam. Kedatanganya disambut oleh Bik Siti dengan senyuman.

"Papa sudah pulang Bik?"

"Belum Non, mungkin masih ada kerjaan." jawab Bik Siti.

"Ya udah bik, Kiran ke kamar dulu."

"Iya Non."

Kirana berjalan menuju kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang begitu lelah. Dan kemudian membersihkan diri sebelum turun ke bawah untuk makan malam.

Malam itu tak ada pembicaraan lain dari Papanya yang terus menceritakan keluarga Dean. Kirana hanya menjadi pendengar saja tak ingin membantah.

Karena apapun yang terjadi Kirana harus tetap menjalani ini semua. Hari demi hari yang dilaluinya terasa begitu cepat. Dan sampai akhirnya tiba hari ini, dimana dirinya akan menikah dengan Dosen yang begitu dikagumi oleh banyak mahasiswi itu.

"Kiran, kamu kenapa?" tanya Papa pagi itu.

Kirana hanya tersenyum melihat kedatangan Papanya. Rumah sudah dipenuhi oleh banyak orang, karena pesta pernikahan akan diselenggarakan dirumah kediaman Kirana.

Kirana sudah terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna putih, dan riasan diwajahnya. Hanya menunggu jam, sebentar lagi dia akan dinikahi oleh Dean lelaki yang tak pernah dicintai oleh nya. Bahkan begitu juga mungkin sebaliknya.

Sekitar pukul 09.00 rombongan keluarga Dean pun tiba disana. Jantung Kirana kembali tak dapat dikontrol. Ada khawatir dan juga rasa takut yang menjalar dihatinya.

Dengan didampingi Tante dan papanya Kirana diantar menuju ke meja akad yang telah disiapkan. Dia bisa melihat Dean yang sudah duduk disana.

"Apakah semua sudah bisa kita mulai?" tanya penghulu yang akan menikah kan mereka.

"Sudah Pak penghulu, silakan dimulai." jawab Papa Kirana.

"Kalau begitu silakan pengantin pria dan Papa dari pengantin wanita berjabat tangan."

"Kalau keduanya sudah siap, silahkan dimulai."

"Ananda Dean Bagaskara saya nikahkan engkau dengan putri saya Kirana lestari binti Rendra Raharja dengan Mahar seperangkat alat sholat dan 20 gram emas dibayar tunai."

Suara Papanya terdengar jelas ditelinga Kirana, dan disambut Dean tanpa Jeda.

"Bagiamana para saksi?" tanya penghulu.

Dan yang berhadir disana serempak mengucapkan kata Sah. Kirana terlihat memejamkan Matanya, ada bulir bening yang membasahi pipinya. Tidak ada yang tau itu tangis bahagia ataukah air mata kesedihan.

Kirana membenarkan posisi tubuhnya menghadap ke arah Dean. Mencium punggung tangan lelaki yang saat ini telah Sah menjadi suaminya.

Begitu juga dengan Dean, mencium kening Kirana saat itu. Kemudian Kirana dan Dean meminta restu kepada Papa dan kedua orang tua Dean.

Pernikahan itu pun dilanjutkan dengan resepsi pada hari itu juga, dan hanya Ayumi yang terlihat menghadiri pernikahan Kirana dan Dean karena memang mereka tidak mengundang satupun mahasiswa lain.

"Selamat ya Ran, akhirnya Lo menikah juga."

Kirana memeluk sahabatnya begitu erat, ada hampa yang tak dapat dia jelaskan saat itu. Mau tidak mau dan siap ataupun tidak dia harus menjalani semuanya.

Acara resepsi berlangsung sampai malam. Baru kemudian semuanya beristirahat. keluarga Dean pun ikut menginap dikediaman Kirana.

Kirana berjalan pelan menuju kekamarnya dilantai atas, dibantu oleh MUA dia melepaskan gaun pengantin yang membuatnya begitu lelah.

"Sudah selesai ya Mbak!" ucap MUA tersebut.

" Iya Mbak terimakasih," jawab Kirana.

Dia meraih sisir yang ada di meja rias untuk merapikan rambutnya. Dan pada saat itu tiba-tiba pintu terbuka dan ternyata Dean yang masuk. Reflek Kirana berdiri dari tempat duduknya.

"Mas ngapain kesini?" tanya Kiran begitu melihat Dean masuk kekamarnya.

"ini apa?" tanya Dean balik.

"Kamar," jawab Kirana pelan.

"Ya udah, saya kesini mau istirahat, mau mandi dan ganti baju."

"Enggak, enggak!"

"Kok enggak, kan saya ini sekarang suami kamu."

"Udah jangan berisik ini udah malam, apa kamu mau semua keluarga kita datang kesini?" Tanya Dean lagi.

Kirana diam tak lagi membantah, namun dengan raut wajah kesal. sedangkan Dean meletakkan kopernya dan mengambil handuk untuk mandi.

"Itu mau ngapain lagi mas buka baju?" tanya Kirana begitu melihat Dean membuka bajunya.

"Saya mau mandi."

"Udah gantinya dikamar mandi aja," Kirana mendorong tubuh Dean ke kamar mandi.

Dan dia berusaha untuk tenang, menarik nafas pelan. meraih handphone nya dan duduk diatas tempat tidur.

Tak berapa lama Dean keluar dengan Hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya. Sontak saja Kirana menjerit melihat Dean.

"Apaan sih?" Dean Berjalan mendekat dan menutup mulut Kirana dengan telapak tangannya.

Kirana yang saat itu berada begitu dekat dengan Dean menutup matanya, bagaimana tidak saat ini dia berada begitu dekat dengan Dean bahkan aroma sabun dari tubuh Dean begitu menyengat ke hidungnya.

Dia berusaha melepaskan telapak tangan Dean yang membekap mulutnya. Hampir saja dia kehabisan nafas.

"Mas Dean Mau bunuh aku? Tanya Kirana.

"Salah sendiri, siapa suruh menjerit-jerit seperti itu."

"Habisnya aku kan sudah bilang, Mas ganti baju dikamar mandi aja."

"Tapi saya lupa bawa baju kekamar mandi, itu juga gara-gara kamu."

"Kenapa aku?"

"Tadi Saya belum sempat ambil baju ganti kamu udah dorong kekamar mandi."

Kirana nyengir, karena memang tadi dia yang mendorong Dean cepat-cepat ke kamar mandi.

"Ya sudah, kalau begitu cepat Mas pakai baju."

Dean mengambil bajunya di koper dan mengenakan baju kaos putih yang baru saja diambilnya.

Meraih handphone nya diatas meja dan berjalan mendekat ke arah tempat tidur, kemudian ikut duduk di samping Kirana.

"Mas mau apa ?" tanya Kirana refleks.

"Mau tidur, inikan tempat tidur."

"Tidur disini?" tanya Kirana dengan terbata."

"Iya, lalu apa harus tidur di sofa?" tanya Dean.

"Apa kamu mau saya panggil orang tua kita kesini?" tanya Dean sambil mendekat ke arah Kirana.

sontak saja Kirana memundurkan tubuhnya saat itu. didalam hati dia benar-benar kesal karena kalau dia protes Dean selalu mengancam nya.

"Sudah malam, cepat tidur!"

Tanpa memberikan jawaban, Kirana membenarkan letak bantalnya dan membaringkan tubuhnya, Namun dia belum juga memejamkan matanya.

Dean yang juga sudah ikut berbaring, sesekali melirik kearah Kirana yang belum juga tertidur. Jujur saat itu Jantung Dean tak bisa dikondisikan. Bagaimana tidak dia adalah seorang lelaki dewasa yang tidur ditempat tidur yang sama dengan seorang perempuan.

Kirana dan Dean pun bangun dari tempat tidur secara bersamaan. Keduanya saling menatap.

"Kamu kenapa?" tanya Dean.

"Mas yang kenapa?" tanya Kirana balik.

"Saya mau kekamar mandi." jawab Dean sambil berlalu menuju kekamar mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!