Chapter 2

Shania gadis cantik memakai jilbab memulai membersihkan segalanya hingga akhirnya semua terselesaikan dengan sempurna. Membuat rumah ini menjadi lebih bersih dan nyaman ditempati.

Membersihkan rumah peninggalan dari ibunya carolline. Carolline meninggal karena tertabrak mobil saat ingin menemui temannya.

Papa nya shania begitu terpuruk saat kematian mama nya. Tiba tiba datang seorang wanita membawa tiga anaknya dan mengajaknya berkenalan. Karena iba papanya menikahinya. Tanpa melihat asal usulnya.

Shania sebenarnya tidak menyetujui pernikahan ini. Karena ia tau bahwa perempuan ini hanya memanfaatkan papa nya saja. Karena papanya duda dan bekerja sebagai sekretaris perusahaan.

"Meow. Kamu saya beri nama moii aja ya. Kamu kurus sekali. Kamu mkan yang banyak ya". Gumam shania mengelus anak kucing itu dan memberinya makan basah.

"papa akan ada proyek di USA. Saya takut ibu tiri saya itu menyiksa saya jika saya dirumah seharian. Kalo gitu saya akan mencari kerjaan di luar. Tapi dimana tempat yang akan menerima saya. Sedangkan saya hanya lulusan SMA. Apa saya minta kerjaan sama Diana aja ya.". Gumam shania mengeluh dalam hati.

 

Di dalam kamarnya, Shania bersiap siap, memakai baju inner manset berwarna putih di masukkan ke dalam rok tutu yang berwarna putih dengan outer kardigan crop berwarna biru muda. Memakai sedikit bedak dan lipstik agar terlihat fresh. Dan menyemprotkan parfum

Shania mengendarai motor menuju ke tempat kerja sahabatnya yaitu Diana. Diana adalah sahabatnya dari SMA. ia bekerja di sebuah perusahaan di bagian penyusunan data.

"Lu di mana? ". Tanya Shania menelpon diana mencari tempat duduk di kursi taman yang berada di depan gedung

"Biasa, lagi nyari duit. Kamu kek ga tau saya aja deh. Kenapa beb". Suara Diana dari telfon.

"saya ada di depan tempat kerja kamu nih. kamu keluar sebentar dong". shania yang sudah duduk di kursi taman di depan gedung tingkat.

"Pas banget nih. Tunggu ya, tapi aku ga bisa lama lama. ini aku juga mau ada perlu keluar. Maaf ya". Suara Diana.

"Ike. Jangan lama lama ya beb. Jamuran saya nanti". Shania bercanda sambil tertawa dan kemudian mengakhiri panggilan.

"Ada apa Shania? Kamu kok ada di sini. Mau ngapain?". Tanya diana yang sudah di depan Shania.

"Saya mau nemuin kamu aja si beb. kamu ada loker ga? Aku lagi butuh nih saat ini diana". Tanya Shania dengan muka nada suara rendah sambil tersenyum

"Astaga, jadi kamu kesini cuma nanya itu shania? Kemapa ga bilang di WA aja tadi". Sahut Diana menaikkan alisnya menatap sahabatnya.

"Iya nih. Habis ga tau lagi mau nyari kerja di mana mana ga dapet". Gumam Shania dengan perasaan sedih

"Kalo cuma nanya itu aja, kamu kan bisa chat saya. Jadi kamu ga perlu jauh jauh datang kemari.". Ucap Diana memegang pundak Shania.

"He he he he, ga kepikiran tadi". Ucap Shania sambil memukul pelan dahinya sambil tersenyum

"Astaga Shania. Lu emang ga pernah berubah ya dari SMA". Diana menggelengkan kepalanya

"Habis saya bingung banget tau Diana". Shania memanyunkan bibirnya.

"Kenapa?". Tanya Diana pensaran melihat raut wajah shania yang memanyunkan bibirnya.

"Papa saya megang proyek di USA. Kemungkinan papa saya akan jarang berada dirumah. saya takut saat papa saya ga dirumah, Ibu tiri dan saudara tiri saya menyiksa saya diana". Ucap Shania dengan raut wajah sedih.

"Ya ampun shania, bahaya itu jika papa kamu bakal jarang pulang. Kamu pasti akan diintimidasi dengan mereka. Di depan papa mu aja mereka berlaku manis kepadamu. Kalo gitu akan saya bantu, Nanti saya coba cari cari lowongan pekerjaan ke rekan rekan kerja saya. Siapa tau saya dapet.

"Terimakasih Diana". Shania reflek memelek Diana sesaat. Kemudian melepaskan pelukannya.

"Oh iya maaf ya saya ga bisa lama lama nemuin kamu nya shania. Ini saya harus pergi sekarang shania. Saya mau membeli makanan untuk rekan rekan kerja saya". Ucap Diana melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.

"Ya sudah. Makasih ya. Kabarin saya kalo dapet loker". Shania memegang tangan sahabatnya.

"Belum juga di cariin udah makasih aja. Ya sudah saya duluan ya". Gumam Shania kemudian pergi meninggalkan shania sendirian.

"Saya harus kemana ya. Tuhan mohon petunjukmu. Hamba Mu ini bingung kemana lagi mencari kerjaan saat ini dengan lulusan SMA". Gumam Shania sambil melihat sekelilingnya kemudian berjalan menuju motornya yang terparkir di halaman parkir yang sepi.

Shania mengalami nasib sial saat di tempat parkir, ia di hadang tiga laki laki hidung belang. Seperti ingin melakukan perbuatan jahat ke shania. Mereka laki laki dengan berkepala botak, satunya lagi laki laki berbadan kurus dan satunya lagi laki laki berbadan buncit

"Adek. Kamu mau kemana?". Tanya salah satu dari mereka ber tiga berbadan kurus

"Wah, mangsa baru nih". Ujar laki laki yang berkepala botak memandangi Shania.

"Sepertinya masih di segel nih". Ujar laki laki yang berbadan buncit.

"Jangan mendekat!!! Kalian mau apa?". Bentak Shania yang merasa ketakutan

"Gila, cantik banget mangsa baru kita ini. Ayo ikut kita adek cantik. Kita akan main main". Ucap laki laki berbadan buncit membuat Shania menjadi merinding.

"Tenang cantik. Kami ga akan kasar sama kamu". Ujar laki laki kepala botak ingin menyentuh kepala shania. Tetapi Shania menghindar

"Kamu cantik sekali, aku tidak sabar melihat kamu tidak memakai jilbab inii. Kami janji ga akan main kasar dengan kamu". Ucap berbadan kurus memegang pipi shania nmun ditepis oleh shania.

"K-kalian m-mau apa?". Suara shania terdengar ketakutan. Melangkah mundur kebelakang.

"Kami mau tubuh kamu cantik". Jawab laki laki berbadan kurus.

"Jangan. Kalian jangan ganggu saya". Ucap shania ketakutan dengan mata yang sudah berkaca kaca kemudian mulai berlari. Namun tangannya dengan cepat ditangkap oleh si laki laki ber badan buncit.

"Jangan takut gadis cantik. Kita akan bermain dengan lembut". Ucap yang berkepala botak.

"Sudah sudah cepat bawa gadis cantik ini ke markas". Perintah laki laki berkepala botak.

"Lepas". Shania memberontak dan menggigit tangan laki laki berbadan buncit hingga berdarah.

"Sialan. Kamu gadis kecil". Ucap si badan buncit hingga melepaskan tangannya yang memegang tangan Shania tadi

"Bughh,, pergi kalian". Shania menendang kemaluan si kepala botak.

"Berani juga kamu gadis kecil". Ucap si laki laki badan kurus.

Tiba tiba datang lah sesosok pria tampan berbadan kekar. Kebetulan ia ingin mengambil combat motor wraith miliknya yang seharga 2,2 miliar yang di parkir di parkiran itu dan melihat gadis kecil yang lemah ketakutan saat di lecehkan para hidung belang itu

BUGH BUGH BUGH

Tinjuan mendarat di perut laki laki berbadan buncit. Membuatnya lumpuh tidak bergerak

"Siapa kamu???? Beraninya kamu melawan kami!!!". Ucap si badan kepala botak yang marah emosi melihat kawan nya dibuat lumpuh.

"Kalian pecundang, beraninya mengganggu wanita. Akan aku beri pelajaran kalian". Suara berat laki laki itu. Mengepalkan kedua tangannya yang sudah geram, rasanya ingin menghabiskan mereka dengan cepat.

BUGH BUGH BUGH BUGH..

Pukulan dilayangkan bertubi tubi oleh laki laki kekar itu ke kepala botak hingga membuatnya lumpuh.

BUGH.

Dan terakhir hantaman di daratkan ke perut laki laki berbadan kurus.

"Itulah akibatnya kalau kalian bermain main mengganggu wanita". Ucap laki laki berbadan kekar dengan suara dingin.

"Ampun. Jangan bunuh kami tuan. Kami menyesal". Ucap laki laki berbadan kurus.

"Kalian pergi dan jangan ganggu wanita ini lagi". Ancam sean sambil menginjak tangan si laki laki kepala botak hingga berteriak kesakitan yang memekikkan telinga.

"I-iya baik tuan. Kami pergi. Kami janji ga akan ganggu wanita ini lagi". Ucap berkepala botak yang sudah tergeletak lemah tak berdaya.

"Bagus, pergilah. Dan jangan pernah menunjukkan wajah kalian di hadapanku. Atau akan aku habisi kalian nanti". Ancam pria berbadan kekar itu.

"Te-terimakasih tuan,". Shania yang lemas duduk tergeletak di tempat parkir.

"Kamu baik baik aja? Tenanglah sekarang kamu aman. Saya Sean". Sean memperkenalkan diri dengan Suara dinginnya. Dan mengulurkan tangannya membantu shania berdiri

"Saya Shania. Terimakasih tuan sudah membantu saya tadi". Ucap Shania dengan mata berkaca kaca menatap sean. Dengan air mata yang sudah menetes dari tadi

"Kamu ada perlu apa disini?". Tanya Sean dengan suara beratnya menatap wajah cantik gadis itu.

"Saya tadi menemui teman saya tuan. Saya sedang mencari pekerjaan. kalo kalo dia ada kerjaan untuk saya.". Jawab shania sambil mengusap air mata yang lolosdi pipinya.

"Mencari kerja? Em kebetulan saya sedang mencari sekretaris. Kamu minat shania?". Tanya Sean menatap mata shania yang sudah memerah.

"Sekretaris pribadi?". Tanya Shania memastikan.

"He em". Jawab Sean singkat.

"M-mau tuan tapi, saya hanya lulusan SMA". Ucap Shania dengan suara merendah

"Tidak masalah lulusan SMA, kamu bisa sambil kuliah nanti". Ucap sean menatap wajah Shania.

"Baik tuan saya mau". Shania tersenyum.

Senyum yang bahagia terlukis diwajahnya. Hingga membuat bola matanya menjadi tidak terlihat, menampilkan gigi gingsul di pipi kanan, dengan lesung pipi di wajahnya yang cantik dibalutan jilbab segi empat di model lilit ke belakang.

Deg deg deg

"Bukannya gadis ini yang si supermarket tadi ya. Sepertinya dia ketakutan saat diganggu tadi. Agrr kenapa jantung ini berdetak dengan cepat?". Gumam Sean dalam hati

"Baiklah, kamu akan mulai bekerja hari ini. Ikut saya". Sean melangkah pergi sambil memegang dadanya.

"Baik tuan". Mengikuti langkah Sean.

 ☘️☘️☘️

"Sayang, kita mau jalan jalan kemana hari ini?". Tanya leon yang sedang fokus mengemudikan mobil rolls royce wraith yang seharga 25 miliar itu.

"Terserah kamu aja". Amora Fokus melihat layar hp nya yang duduk di samping kemudi

"Jawaban yang susah ditebak". Gerutu Leon dalam hati.

"Bagaimana kalau kita ke pantai?". Tanya Leon yang fokus mengemudikan mobil

"Kepantai? nanti kulit aku hitam gimana honey?". Amora masih menatap layar hp nya.

"Bagaimana kalau ke tempat wisata yang baru itu?". Tanya Leon lagi

"Tapi aku ga suka tempat wisata terlalu ramai orang lalu lalang honey". Amora menaruh hp nya di tas kemudian pandangannya melihat ke samping jendelanya.

"Bagaimana jika kita ke mall?". Ucap Amora memberikan ide sambil tersenyum ke arah leon.

"Emm, baiklah. Jika kamu ingin kesana, maka Kita akan jalan jalan ke mall". Sahut Leon

"Oh iya, aku ingin beli ini honey. Sepaket pakaian ballerina untuk kompetisi memenangkan black swan nanti. Tapi harganya mahal banget honey". Amora dengan suara yang kecil mengambil hp nya di dalam tas menunjukkan gambar di hp nya

"Kamu beli saja sayang, biar aku yang bayar". Ucap Leon yang memasukkan mobilnya ke parkir mall.

"Benarkah?". Tanya Amora dengan bahagia.

"Iya. Apapun untuk kamu amora. Meski aku harus mengeluarkan uang miliar miliaran". Ucap Leon menatap Amora.

"My honey. Terimaksih ya sudah mengerti aku". Amora menyenderkan tubuhnya di lengan kiri Leon.

"Iya". Jawab leon singkat.

"Nanti aku janji. Kalo karir aku sudah memenangkan kompetisi ini kemudian mendapatkan peran black swan yang sulit sekali di menangkan, aku akan menerima ajakan nikah dari kamu honey". Ucap Amora sambil tersenyum.

"Aku akan menunggu sampai saat itu tiba". Jawab Leon yang sebenarnya sedikit kecewa.

"Kamu tau kan honey menjadi ballerina adalah impian aku dari dulu. Aku harus mengambil kesempatan untuk pergi ke Switzerland untuk menemui pelatihku kemudian pergi ke New York untuk berlatih ballerina disana dengan fokus. Aku ingin sekali pergi memenangkan mendali emas di kompetisi balet internasional di AS tahun ini. Aku ga boleh gagal kali ini, aku sedih tahun lalu aku ga bisa ikut kompetisi ini. Terimaksih ya my honey sudah memahami ku". Cerita Amora sambil memegang tangan kiri leon dan menyenderkan kepalanya di lengan Leon yang sedang mengemudi.

"Iya aku tau honey, aku akan menunggumu apapun yang terjadi". Jawab singkat Leon sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!