ANAK ADOPSI
"aku ngga mau bu"teriak Dilah pada ibu kandungnya sendiri
"ini kan ikhtiar,siapa tahu aja berhasil Dil"Bu Ida menyakinkan putrinya
"gimana Arif?,kamu setujukan?"pak Sarto (ayah Dilah)
"sebenarnya aku tidak terlalu setuju,karena mengadopsi anak itu seumur hidup kan yah?.Tapi aku juga ingin punya anak"suara Arif mulai menurun
Arif dan Dilah,sepasang suami istri yang sudah menikah selama 5 tahun namun belum diberikan keturunan juga sampai saat ini.Usaha demi usaha sudah mereka upayakan dari menyantuni anak yatim bahkan beberapa kali mencoba bayi tabung.
Tapi hasilnya nihil.Apa daya manusia jika tuhan belum menghendaki maka tidak akan pernah terjadi terutama mengenai takdir yang sudah ditetapkan.
"sayang,anak yang akan kalian adopsi nanti adalah anak yang tidak memiliki orang tua apa ruginya jika kalian yang memiliki kekayaan berlimpah ini mengadopsi anak yatim?"Sarto mengelus kepala putri tunggalnya itu
"Kadang-kadang kebaikan yang kita anggap tidak berpengaruh justru itu yang paling mustajab naaak"nasihat Sarto
Sejenak Dilah dan Arif terdiam.
"aku setuju dengan pendapat ayah,kita coba dulu ya sayang.Entah hasilnya seperti apa nanti,kita tetap punya anakkan?"Arif mulai berfikir bijaksana
Dilah tak bisa berkutik jika suami tercintanya sendiri yang membujuk.
Esok harinya Dilah dan Arif langsung mendatangi sebuah panti asuhan.Dan menyampaikan niat baik mereka kepada pengurus panti itu.
"apa bapak yakin ingin mengadopsi anak dan bisa kami percaya untuk menjaga anak pilihan bapak nanti"serius Bu Marti(pemilik panti asuhan)
"saya benar-benar sudah berfikir dengan jernih Bu,saya ingin mengadopsi salah satu anak disini"Arif mencoba menyakinkan Bu Marti.
Bu Marti menatap ke arah para pengurus yang lain.Mata para pengurus yang lain seakan pasrah dan enggan menatap Bu Marti.
"baiklah...."ucapan Bu Marti terpotong
"tunggu Bu,ibu lupa...."Erna(salah satu pengurus panti asuhan)
"saya tidak akan pernah lupa"Ucapan Bu Marti memotong ucapan Erna yang sudah paham apa maksud Erna
Seketika Erna yang mendengar suara lantang Bu Marti langsung terdiam.
"saya mengizinkan anda untuk mengadopsi salah satu anak disini dengan syarat anda harus memperlakukan anak itu nanti degan baik"tegas Bu Marti
"tapi jika kalian tidak bisa memperlakukan anak itu dengan baik,maka tolong kembalikan kepada kami"tiba-tiba suara Bu Marti menjadi lirih dan gemetar
"ibu"gumam Erna melihat Bu Marti
Setelah membuat kesepakatan,Arif dan Dilah dibawa ke taman dimana semua anak panti sedang bermain di sana.
Bu Marti mempersilahkan Dilah dan Arif untuk memilih sendiri anak yang akan mereka adopsi.
Arif dan Dilah sangat cermat melihat setiap anak.Namun mata Dilah terhenti pada seorang anak laki-laki yang berusia 10 tahun,berpakaian sederhana,tawanya begitu keras,senyumnya merekah lebar.
"bagaimana bisa dia tertawa dengan mudahnya dan terlihat paling bahagia,padahal dia tidak memiliki orang tua?"ucap Dilah keheranan
"yang mana?"Arif mencoba mengikuti arah pandang Dilah
Dilah menunjuk pada anak yang sedang berlari bermain bola.
"Cakra"ucap Erna
"heh,siapa tadi?"Dilah
"Cakra Setya"ucap Erna sekali lagi
akhirnya dengan pertimbangan yang begitu besar dan rasa kagum pada sosok Cakra.Cakra lah yang dipilih oleh Dilah dan Arif.
Mata Cakra yang polos menatap perempuan yang berdiri setengah badan didepannya.
"mulai saat ini nama belakangmu adalah Hanung"Dilah tersenyum mengusap kepala Cakra
"Cakra Setya Hanung"ucap Dilah
"iya ibu"saut Cakra
mendengar panggilan ibu,membuat Dilah hampir menangis dan langsung memeluk Cakra.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments