PH | 2

Hani menghela napas panjang seraya menatap tajam pria tanpa identitas sedang tidak sadarkan diri di hadapannya. Kini mereka sudah ada di luar restoran karena diusir oleh manajer restoran dengan alasan mengganggu kenyamanan di dalam restoran.

Hal itu terjadi karena pria tanpa identitas itu terus bersikeras mengatakan dia adalah calon istrinya, padahal Hani sama sekali tidak mengenal pria itu. Dia menatap pria itu seksama, dari penampilan, Hani bisa menilai jika pria itu adalah orang yang cukup berada karena dilihat dari pakaian yang digunakan rata-rata adalah barang branded. Tapi terlepas siapapun pria itu, dia hanya orang gila yang membuat hari pertamanya di Paris sangat menyebalkan.

Hani sudah mencoba mencari identitas seperti kartu identitas ataupun mungkin ponselnya, namun pria itu tidak memiliki itu di pakaiannya. Merasa frustasi, Hani sudah kehabisan akal.

Karena jam sudah menunjuk pukul 1 pagi waktu setempat, Hani memilih kembali ke hotel dan pergi beristirahat. Namun melihat pria yang kini terduduk di kursi taman dengan keadaan tidak sadarkan diri itu membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia gila jika membawa pria tidak jelas itu ke hotel tetapi dia juga merasa dirinya jahat jika meninggalkan pria itu dalam keadaan pingsan sendirian di taman kota itu.

Setelah berpikir cukup lama, Hani akhirnya memanggil taksi dan membawa pria itu. Dia sudah sangat capek sekarang dan jika perlu, besok dia akan membawa pria itu ke kantor polisi untuk memastikan pria itu bukan penjahat yang kabur dari penjara. Mungkin itu berlebihan, hanya saja itu mungkin kenyataan.

Sesampainya di hotel, Hani menghempaskan pria itu ke atas ranjangnya lalu pergi mandi. Tubuhnya sangat capek karena harus merangkul pria dengan ukuran tubuh lebih besar dan tentunya lebih berat untuk tubuhnya yang tergolong mungil itu.

Tak lama setelah mandi, Hani memesan makanan dari hotel untuk dimakan di kamar karena makanannya di restoran tidak jadi dinikmatinya perihal kedatangan pria tanpa identitas yang kini merengkuh di ranjangnya.

Kini kamar hotelnya penuh dengan bau alkohol karena pria itu memang mabuk. Karena tidak tahan, Hani membuka pintu di balkon agar udara masuk. Sesekali Hani menghembuskan napas berat, karena liburan yang sudah direncanakannya berantakan begitu saja.

Ponsel Hani berbunyi dan sang pemilik segera menerima panggilan dari adik laki-lakinya—Jhoni.

"Hallo? Kenapa? Minta duit?" cerocos Hani.

Jhoni yang mendengar disana menggeleng kecil, "Heheh enggak kok Kak, lo sensi amat sih. Gimana liburan lo?"

"Buruk banget! Udah nggak usah dibahas, kuliah lo gimana?" Tanya Hani mengalihkan pembicaraan, dia malas membahas tentang liburannya kali ini.

"Baik dong, Jhoni Haruwijaya gitu lho. Btw, gue mau bilang kalau lusa gue ke Paris. Ntar kita jalan-jalan bareng ya Kak?" jelas Jhoni sembari terkekeh.

"Ngapain lo kesini? Ganggu tau," tolak Hani.

"Nggak mau tau, intinya gue ada kegiatan kampus ke Paris lusa. See you sistah." Jhoni memutuskan panggilannya.

Hani menghela napas sembari tersenyum kecil. Tak lama Jhoni kembali mengirim chat meminta alamat hotelnya, dengan senang hati Hani membalasnya. Kebetulan dia sudah merindukan adiknya yang kini sedang mengenyam pendidikan di London itu.

Setelah makanannya datang, Hani segera menyantapnya. Setelah itu dia bergegas menyiapkan tempat tidurnya di sofa karena ranjangnya sudah diisi dengan pria tidak dikenal itu. Besok dia akan membawa pria itu ke kantor polisi, pasti.

***

Sekitar pukul 6 pagi, Hani mendengar suara berisik di kamarnya. Karena merasa terganggu, dia akhirnya terbangun.

Matanya membulat kala melihat pria aneh itu kini berdiri di sebelahnya dalam keadaan telanjang dada dan menatapnya heran. Spontan Hani menjerit histeris karena kaget.

"Apa yang kau lakukan??" teriak Hani menarik selimut menutupi tubuhnya.

Pria itu menggaruk kepalanya, "Kau siapa? Kenapa aku disini?" tanyanya.

Hani memutar bola matanya malas, seharusnya pertanyaan itu ditujukan pada pria itu sendiri. "Kemarin kau mabuk dan membuat keributan denganku. Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Mana bajumu?"

"Aku baru aja muntah di bajuku. Apa kau tidak punya baju yang bisa dipinjamkan padaku?" Pria itu menatapnya datar.

Hani mendecak kesal, "Aku hanya punya baju yang tidak sesuai denganmu," jawabnya ketus.

Pria itu menatap ke seluruh sisi kamar lalu melirik koper Hani. Dia bergegas membongkar koper itu dan melempar pakaian Hani begitu saja ke lantai.

"Apa yang kau lakukan orang gila??" jerit Hani mendorong pria itu menjauh dari kopernya. "Kau gila!"

Pria itu tersenyum kecil, "Aku butuh baju karena aku takut, jika aku terus bertelanjang dada seperti ini, kau akan menyerangku," kekeh pria itu.

Hani menatap tubuh pria itu. Memang dia akui tubuh pria itu sangat atletis dan ditambah lagi wajah pria itu cukup tampan. Tapi ini bukan saat untuk mengagumi pria itu, "Jijik."

"Jijik, tapi mau," goda pria itu.

"Amit-amit. Udah nggak jelas siapa, sok keren pula," ucap Hani.

Pria itu mengulurkan tangannya pada Hani, "Aku Alex. Maaf menyusahkanmu dengan kebiasaan mabukku. Btw, kau tidak melakukan sesuatu padaku kemarin bukan?"

"Dasar gila. Sekarang aku akan membawamu ke kantor polisi untuk melaporkanmu atas ketidaknyamanan yang kau buat," cerocos Hani marah.

"Terserah. Tapi siapa namamu?" tanya Alex.

Hani menatap Alex tajam, tangannya kembali merapikan pakaiannya di koper, "Buat apa?"

"Buat kenalan. Manatau setelah kenalan tumbuh benih-benih cinta," kekeh Alex membuat Hani merinding.

"Udah tua sok cinta-cintaan," ketus Hani.

Alex terdiam lalu berkata, "Aku baru 30 tahun, oke. Itu masih muda. Aku masih single dan aku jamin kau juga masih single."

"Sok tau," ketus Hani. Dia marah karena pria itu benar.

"Aku yakin karena kau tidak mungkin membawaku ke kamar hotel seperti ini jika kau punya kekasih. Kau pasti takut kekasihmu tahu, bukan?" Alex terkekeh kecil.

Hani menatap Alex tajam, "Iya, aku single, puas?" teriaknya marah.

"Berarti kita jodoh, sama-sama single, terus ketemu di kota cinta ini. Sepertinya aku akan menyukaimu," ujar Alex percaya diri.

"Okay, kau memang gila. Mati kau!!"

***

Terpopuler

Comments

Smendem Smendem

Smendem Smendem

,smoga berjodoh ya thor

2020-11-06

2

Rina Hoerunisa

Rina Hoerunisa

wissss laki2yg lugas tanpa jaim

2020-08-05

1

~ Dyan Ramanda ~

~ Dyan Ramanda ~

sepertix seru.....

2020-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!