PH | 4

Perempuan bertubuh tinggi ramping itu berjalan anggun dengan wajah angkuhnya melewati barisan pria yang kini menatapnya penuh kagum. Perempuan itu hanya mengabaikannya tanpa sekalipun menoleh.

"Miss Chelsa!" teriak seseorang membuat perempuan itu spontan menoleh. Dia kenal suara yang baru saja meneriaki namanya itu.

Perempuan bernama Chelsa itu menatap pria besar yang kini berjalan ke arahnya. "Kenapa?" tanyanya.

Pria itu mendekat lalu berbisik sesuatu. Mata Chelsa spontan membulat, dia terlihat marah.

"Bawa dia sekarang juga!" perintahnya sehingga pria berjas hitam itu lantas pergi.

Tangan Chelsa bergetar, "Kau gila Alex."

***

Di lain tempat, Alex menatap Hani dan Jhoni bergantian lalu melirik makanan yang terhidang di atas meja. Dia tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat saat ini.

"Sayang, kau kejam," cicit Alex dengan wajah sedihnya.

Hani mendesis, "Berhenti memanggilku Sayang! Namah Hani, bukan Sayang!" protesnya lalu menyuapkan sesendok spageti ke dalam mulutnya.

"Salahkan Ayah dan Ibumu membuat nama yang ambigu," ucap Alex seraya menatap Hani jengah, "Teganya dirimu hanya memberiku ini," ucapnya menunjuk roti tawar yang terhidang di hadapannya, sedangkan Hani dan Jhoni memesan makanan yang bermacam-macam yang membuat air liurnya ingin menetes.

Hani mengangkat kedua alisnya, "Jangan banyak komentar, masih untung aku memberimu makan, dasar pengangguran," cibirnya.

"Jika saja aku tidak kehilangan dompetku, aku bahkan bisa membeli restoran ini," ujar Alex angkuh.

"Benarkah?" seru Hani antusias, "Selamat berhalusinasi tuan tanpa identitas."

"Kau akan menyesal pernah mengatakan itu, Sayang," kata Alex yang langsung mendapatkan pelototan mata dari Hani.

"Stop calling me Sayang!!" Hani menatap Alex dengan mata tajamnya. "Jangan sampai garpu ini tertancap di kepalamu, Tuan," senyumnya membuat Alex maupun Jhoni merinding melihatnya.

"Jangan bermain benda tajam Kak. Bahaya," Jhoni menurunkan tangan Hani itu sebelum Kakaknya itu benar-benar menancapkan garpu yang ada di tangannya di wajah tampan Alex.

Jhoni memberikan piring berisi spageti miliknya pada Alex, "Makanlah Abang ipar, maafkan Kakak gue yang rada gila ini."

Alex langsung menerima piring itu, lalu menyantap seporsi spageti itu dengan cepat. Sepertinya pria itu sangat kelaparan.

Sesaat setelah Alex menghabiskan makanannya, seorang pria bertubuh besar mendekat. Jhoni menatap pria itu kagum sedangkan Hani terlihat waswas seraya memeluk tasnya, mengira orang itu adalah perampok.

"Tuan Alex," ucap pria besar berpakaian formal itu pada Alex. Itu spontan membuat Alex menoleh ke arah suara sedangkan Hani dan Jhoni hanya menautkan alis, bingung.

Alex bangkit dari duduknya lalu izin pada Jhoni dan Hani untuk pergi ke toilet. Pria besar itu mengikuti Alex pergi.

"Kak, sebenarnya Bang Alex itu siapa?" cerocos Jhoni pada Hani.

Hani menggeleng kecil, "Gue nggak tau. Kenal aja enggak."

"Ya kali lo berdua tidur bareng kalo dia bukan pacar lo Kak," ujar Jhoni jengah.

"Kita enggak tidur bareng, Jhoni. Seriusan gue nggak kenal dia," sangkal Hani berusaha meyakinkan Adiknya itu.

"Terserah lo mau bilang apa Kak. Tapi menurut gue Bang Alex orang penting, sampai orang kayak bodyguard gitu datengin dia. Good job ma sist, nikah secepatnya ya," Jhoni bangkit dari duduknya lalu menepuk bahu Hani, "Gue dipanggil dosen Kak. Gue duluan ya, salam buat Bang Alex," Jhoni bergegas pergi.

Hani melongo. Berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Tak lama Alex kembali, namun tidak dengan pria berpakaian formal tad

"Siapa?" tanya Hani ragu saat Alex kembali duduk.

"Enggak, dia salah orang," jawab Alex santai.

Tidak tahu harus berkata apa-apa lagi, Hani terdiam. Dia kembali menyantap makanannya.

"Sampai kapan kau akan berada di Paris?" tanya Alex memecahkan keheningan.

"Sampai Rabu depan. Kenapa?"

Alex dengan cepat menggeleng, "Enggak."

Keduanya kembali hening, tidak berkata apa-apa lagi. Kini Hani menyesal atas kepergian Jhoni. Entah kenapa dia mulai merasa canggung dengan pria yang hanya dia kenal sebatas nama saja.

***

Kini Alex dan Hani berada di daerah perbelanjaan di kota Paris. Awalnya Hani cuma ingin melihat-lihat saja, namun saat melihat sebuah toko pakaian yang menurutnya unik, dia langsung berhambur masuk. Karena hanya mengikut saja, Alex juga akhirnya masuk.

"Wah, indahnya," seru Hani menatap ke sekeliling toko. Alex hanya terdiam dengan wajah datar, dia tidak begitu tertarik dengan toko itu karena hanya menjual pakaiannya wanita.

Alex duduk di kursi yang disediakan sedangkan Hani memilih pakaiannya dengan bersemangat. Alex menarik benda pipih dari sakunya lalu melihat banyak pesan dan panggilan dari beberapa bawahannya dan juga wanita itu. Tidak ada yang penting, Alex langsung menyelipkan ponselnya ke dalam sakunya saat Hani mendekatinya dengan beberapa pakaian di tangannya.

"Bagus, nggak?" tanya Hani antusias sembari menunjuk sebuah dress berwarna pink. Dia terlihat sangat senang karena wajahnya sangat berseri-seri, "Bagusan mana sama ini?" tanyanya lagi seraya menunjuk pakaian yang lain.

"Pakailah dulu, aku tidak tahu itu bagus atau tidak jika kau tidak menggunakannya," saran Alex. Hani setuju dengan sarannya, "Nanti katakan mana yang menurutmu bagus, okay?" serunya lalu bergegas menuju ke ruang ganti.

Alex menautkan alisnya. Dia memang tidak mengerti dengan makhluk yang bernama perempuan. Tadi sifat Hani sangat dingin dan cuek padanya, tetapi kini perempuan itu malah bertingkah seperti mereka sudah sangat dekat. Itulah hal misterius dari wanita, tidak tertebak.

Beberapa menit kemudian, Hani keluar dari ruang ganti. Jujur, detik itu juga Alex cukup kagum melihat penampilan Hani dengan dress pink itu, terlihat manis dan elegan dalam waktu bersamaan. Alex mengancungkan jempolnya lalu berseru, "I like it, bagus."

Itu membuat beberapa karyawan disitu terkekeh karena jawaban antusias Alex.

"Benarkah?" tanya Hani memastikan.

Alex dengan cepat mengangguk, "Kau sangat cantik," pujinya.

Pipi Hani terasa memanas. Dia malu saat Alex memujinya seperti itu, karena perkataan Alex menimbulkan maksud ambigu, yaitu antara akaiannya yang cantik atau dirinya yang cantik. Bukan bermaksud memuji diri, hanya saja Hani sudah sering mendapat pujian seperti itu.

"Baiklah, aku akan membeli ini. Tapi aku akan memilih beberapa lagi," ucap Hani lalu kembali masuk ke ruang ganti.

Saat itu pula, Alex mendekati salah satu karyawan dan menanyakannya pakaian mana yang terlihat bagus pada Hani tanpa harus di coba perempuan itu. Karyawan itu merekomendasikan beberapa dan akhirnya pilihan Alex jatuh pada dress berwarna maroon. Dia segera meminta karyawan itu membungkusnya dan segera membayarnya. Dia juga meminta agar saat Hani membayar miliknya, karyawan itu memberikan pakaian yang tadi dibelinya oleh Alex pada Hani dan mengatakannya pada perempuan itu jika itu adalah bonus.

Mungkin Hani akan merasa aneh dan curiga, namun Alex berharap Hani akan menerimanya, sebagai rasa terima kasihnya.

Tepat beberapa saat kemudian, Hani membayar pakaian yang dipilihnya dan sang karyawan itu memberikannya pemberian Alex sesuai permintaannya. Hani terlihat bingung, namun setelah itu dia terlihat senang dan mengucapkan terima kasih sebanyak 5 kali.

Setelah itu mereka pergi meninggalkan toko itu.

"Lihatlah, mereka bahkan memberikan bonus," seru Hani antusias.

Alex tertawa kecil, "Mungkin karena kau terlalu kampungan sehingga mereka memberinya padamu."

"Apa? Kampungan? Mana lebih kampungan dibandingkan orang tanpa identitas ini?" ucap Hani meremehkan.

"Hei, jangan meremehkanku, Sayang," kekehnya.

Tiba-tiba Alex teringat ucapan bawahan yang tadi menemuinya di restoran. Pria itu adalah kaki tangannya bernama Chris.

Setelah kejadian malam itu, Alex frustasi dan pergi mabuk-mabukan sehingga akhirnya terdampar kepada Hani. Sebenarnya Alex menikmati waktu bersama Hani namun Chris dengan cepat menemukannya dan berkata sesuatu yang membuatnya semakin frustasi.

Karena sudah bekerja sama, Chris memperbolehkannya pergi lebih lama bersama Hani dan menjauh dulu dari wanita itu.

"Boss, nona Chelsa mencari Anda. Apa yang harus kita lakukan?"

"Biarkan aku menenangkan diri sebelum bertemu dengannya, Chris."

***

Terpopuler

Comments

Wahyuni Wahyuni

Wahyuni Wahyuni

masih nyimak Thor

2020-09-05

1

Dewisaraswati Dewisaraswati

Dewisaraswati Dewisaraswati

geu masih penasaran sama alur ceritanya

2019-07-27

7

fe La'grimas

fe La'grimas

masi penuh misteri🙄 upnya dibnyakin dong thor😅😅

2019-06-16

16

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!