Bebaskan dia

Naldo melirik Presdir SC Prima itu, dia tersenyum namun tidak berniat menghampiri. Dia tetap pada posisinya bersikap biasa saja.

Ibunya Serlina lah yang mencuri kesempatan menemui Darien dengan dalih akan mengundang makan malam untuk memperkuat kerja sama mereka. Darien menyerah kan semua pada Justin, dia mulai terganggu dengan para pengusaha ini.

Darien memilih duduk di sudut ruangan, dengan beberapa gelas wine di atas meja.

"Bebaskan saja dia" suara itu terdengar jelas di telinga Darien, dia memutar pandangannya. Tepat di balik dinding Eguwar berbicara di telepon.

Eguwar berlalu dengan tergesa-gesa meninggalkan pesta, Darien masih diam dan tidak peduli. Apapun yang dilakukan orang di sekitarnya itu bukan urusannya. Dirasa sudah cukup berlama lama di tempat membosankan ini. Dia memilih untuk pulang.

"Sejauh mana kamu mengenal tuan Eguwar?" pertanyaan untuk Justin yang sedang menyetir.

"Sepertinya anda tertarik" menaikan sebelah alisnya.

"hmm, lupakan saja" Darien diam kembali.

Sampai di mansion Darien menuju kamar dan melakukan aktifitas seperti biasa sebelum akhirnya tidur. Justin masih di mansion itu, dia duduk di ruang tamu dengan segelas susu hangat. Dia seperti hantu di remang-remang cahaya ruang tamu. Mengetuk ngetik jarinya pada sebuah buku panduan bisnis di pangkuannya.

......................

"Keluarlah" kata preman itu pada kelin.

Mereka bingung mengapa gadis itu di bebaskan setelah berhari-hari di sekap.

"hahaha, aku terlalu membuang waktu dengan gadis bodoh ini. Buang dia di jalanan aku muak melihatnya" kata Eguwar.

Kelin menatap pria paru baya itu, dia mulai kesal karena tersiksa selama ini. "apa lagi yang mereka lakukan ini? " Kelin dengan pertanyaan di kepalanya.

"Ternyata kamu tidak tau apa yang saya cari. Untuk itu saya membuang mu" Eguwar meninggalkan tempat itu.

Kelin di dorong keluar dari mobil, dengan mobil yang masih melaju. Membuat Kelin jatuh ke pinggir jalan dengan sedikit terguling di pinggiran jurang. "aaakk" teriaknya.

"mereka sungguh kejam" bisik hatinya, berusaha menjauh dari pinggir jurang. Lukanya belum sembuh semua dan sekarang sudah di tambah kakinya yang terkilir. Nasibnya sangat buruk.

Menyusuri jalanan yang sepi dengan perut kosong. Kelin berusaha bertahan, dimasukannya tangannya di saku celananya dan tersenyum. "Ok ini akan sangat berguna" uang curiannya.

Naik taksi kerumah sakit itulah yang di lakukan nya, tubuhnya ambruk di depan rumah sakit. Perawat yang melihatnya segera menolongnya. Mereka sangat terkejut dengan luka itu.

"Apakah dia benar-benar manusia" gumam perawat yang memeriksa tubuh Kelin.

Dokter datang dan mulai memeriksa bagian vital Kelin. Sambil meringis dokter itu membalut luka lebam itu dengan obat. "Ada apa dengan gadis ini"

"kami menemukanya pingsan di depan rumah sakit dok, tidak ada identitas di kantongnya hanya ada beberapa lembar uang." kata perawat itu.

Dokter itu adalah seorang pria yang usianya masih muda, dia menatap kasihan. Dia mengobati luka gadis yang menyedihkan itu.

"Dia akan segera pulih, rawatlah dia dua hari ini. Setelah itu biarkan dia pergi. Biaya saya yang tanggung" kata dokter itu berlalu setelah meninggalkan pesan pada perawat.

......................

empat pria tampan datang mendemo kantor pusat SC Prima, di lantai 21 itu mereka datang disambut Justin.

"Jangan bilang tuanmu sibuk!" kata Delon

"Bukan sibuk, tapi sedang berada di dunia lain" Haykal menimpali, Mereka tertawa bersamaan. Enzo hanya diam.

Mereka masuk dengan tidak sopannya, Delon, Haykal, Enzo, Dan Brian. Tidak ketinggalan Justin dari belakang. Dia menggaruk kepalanya karena tidak menduga kedatangan para pemberontak ini.

"Wah Wah, sepertinya tuan muda butuh dirimu Brian " kata Delon lagi.

Tuan muda Darien terlalu serius di depan komputernya, pemandangan itu tentu saja sangat baik. tamu tidak di undang itu, duduk di sofa.

"kamu sudah menikah Enzo, seharusnya pulang dan temani istrimu di rumah" Tukas Darien ikut bergabung di sofa itu.

Enzo hanya tersenyum tipis menanggapi, tidak biasanya Darien mengungkapkan kepeduliannya. Delon, Haykal dan Brian mengacukan perkataan Darien itu.

"Sepertinya tuan-tuan butuh minuman dingin" kata Justin berlalu mengambil minuman.

Pembahasan menjadi serius, Darien mulai menarik nafas. "Haykal apa kamu tidak menemukan titik terang tentang kejadian malam itu?"

"Hah, aku akan segera mengabari mu" jawab Haykal dengan kurang senang.

"CK, lama" sudah mulai kesal

Delon yang duduk di dekat Darien mengacak acak rambut Darien " Kamu tidak sabaran, bagaimana dia bisa menemukan apa yang sedang kamu cari? Dia bahkan tidak ada saat kejadian itu. Hanya dirimu sendiri lah yang dapat menemukan pria tua itu" kata Delon.

"Enzo pulanglah" perintah Delon yang menyadari temannya itu terus-menerus melirik jam tangannya.

"Maaf, aku harus menjemput istriku di toko" kata Enzo pamit.

Selepas kepergian Enzo mereka mulai pembicaraan lagi. "Aku sedang tidak ingin membahas apapun" kata Darien membiarkan sahabatnya berinteraksi tanpa menimpali.

"ah, pantat ku mulai panas duduk di sofa ini. Aku cabut" kata Haykal di susul Brian.

Darien melirik Delon yang masih setia "Apa pantatmu tidak panas juga?" kesal Darien yang di tujukan pada Delon.

"kembalilah bekerja, jangan hiraukan aku" Delon tidak peduli. Dia meluruskan kakinya di atas sofa dan mulai memejamkan matanya "dia mengusirku" lanjutnya dalam hati.

Delon yang tertua di antara mereka berlima. Darien kesal dengan sikap Delon, namun tetap membiarkannya. Darien telah selesai, dia melirik jam tangannya.

"Dua jam, apa dia pingsan?" melirik Delon yang masih pada posisi yang sama.

Darien menuju sofa dan duduk di sana tanpa menimbulkan suara. Justin masuk, heran dengan pemandangan di depannya, tentu saja. Dia kadang geli melihat tuannya. Ini sering kali terjadi bahkan bertahun-tahun Delon selalu nyaman tidur saat kehadiran Darien.

"tuan" sapa Justin pelan.

"Pulanglah lebih dulu Justin" Justin mengerti, tidak ada yang di khawatirkan. Delon ada untuk melindungi tuannya.

Tidak lama Delon membuka matanya. Dia menarik bibirnya ketika menemukan Darien di dekatnya. "menginap lah di mansion ku Delon" kata Darien

"Aku akan mengantarmu pulang Dar " katanya tidak ingin di bantah.

Sering kali Darien meminta Delon menginap, namun Delon selalu menolak. Dia hanya memastikan Darien pulang dengan selamat. Darien yang umurnya lebih tua, bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Darien yang berpisah dari orang tuanya kadang membuat Delon khawatir.

"Jika terjadi sesuatu, hubungi aku Dar. Aku akan selalu ada untukmu" kata Delon yang hanya di anggukkan oleh Darien.

Setelah memastikan sangat tuan muda masuk ke mansion, Delon melakukan mobilnya hingga hilang ditelan malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!