Sudah pergi

Dua hari terlalu Kelin sudah selesai dengan lukanya. Luka itu seakan disihir, bekasnya hilang dan kulitnya kembali mulus. Dia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun pada dokter yang telah mengobatinya secara gratis.

Sore hari, dokter Brian datang kerumah sakit.

"Suster kemana gadis itu?" tanyanya.

"sudah pergi dok. sesuai prosedur yang anda sampaikan" jawab suster.

"Kemana dia pergi? " penasaran.

"Tidak tau dok"

Dokter Brian baru kembali dari luar kota, banyak pertanyaan di benaknya tentang gadis yang menjadi pasien nya itu. Tapi dia sungguh sangat terlambat menemuinya, itu semua demi tuan muda yang di temui nya beberapa hari ini.

......................

Kelin pulang ke rumah nya. Alih alih lewat gerbang depan, dia lebih memilih melewati jalan tikus di belakang rumah mewah itu. Sepi, itulah yang di lihatnya.

"Apa yang kamu pikirkan Kelin, kini kamu seorang diri. Tidak ada siapa-siapa disini" wajah sendu itu kembali.

Kelin mengayunkan langkahnya masuk kerumah itu, dia kembali terkejut mendengar suara wanita yang sangat dikenalinya "Kamu yakin dia tidak menyimpan bukti itu Eguwar!" suara lantang itu terdengar jelas di telinga gadis polos itu.

"Aku yakin Serlina" Eguwar meyakinkan.

"Lalu mengapa kamu melepaskan Kelin? Dia akan menjadi ancaman dan bumerang di sini, seharusnya dia mati saja!" Sambung Serlina

"Dia gadis bodoh, sudah aku pergi dulu ini pesananmu" Eguwar pergi dengan meninggalkan sebuah serbuk dalam plastik bening. Serlina meraih benda haram itu dan menyimpannya.

"Harta Lusi, sudah menjadi milikku. Aku tidak peduli anak sialan itu hidup atau mati diluar sana" suara Serlina masih terdengar oleh Kelin.

Tubuh Kelin menegang, gemetar menahan tangis. Rumahnya berpulang sudah tidak ada lagi. Serlina telah menguasai semuanya. Kepergian kedua orang tuanya menjadi pukulan kuat bagi Kelin. Dia berlari keluar dengan penuh ketakutan. Berjalan ke jalan besar tanpa alas kaki.

Kelin memasuki lorong apartemen milik kekasihnya. Tapi tidak ada seorang pun di sana. Pria yang di harapkan nya telah lama pindah. "kemana dia?" sedih Kelin.

Tap

Tap

Tap

Kaki itu mendarat di depan Kelin yang sedang terduduk bingung, air mata yang sudah membentuk sungai di pipinya. Perlahan di angkat nya kepalanya, wajah tegas pria itu terlihat menakutkan.

"Apa yang anda lakukan di sini? menyingkir lah!" suara berat itu sungguh menakutkan.

Kelin mencoba berdiri namun kekuatannya kurang mendukung, Iya kehilangan keseimbangan Iya jatuh tanpa aba-aba.

"Siapa gadis ini ?" Darien heran.

Tidak ada pilihan lain dia mengendong dan membawa masuk ke dalam apartemennya. Meletakkannya perlahan di atas tempat tidur, dia berdiri menetap tumbuh kecil di atas tempat tidurnya .

"Menyedihkan" kata darien yang menatap miris gadis yang ditemukannya di depan apartemennya.

Darien yang masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. 15 menit pintu kamar mandi itu terbuka. Dengan memakai handuk setengah terlilit di pinggangnya itu. Dia kembali menatap penasaran dengan gadis asing yang di bawanya masuk ke dalam apartemennya.

Darien membiarkan gadis itu meminjam kasurnya, tidak berniat membangunkan gadis itu. Lelah mengantarkannya ke alam mimpi dan tertidur di sofa. Tengah malam Gadis itu terbangun.

"Di mana aku ?" kata Kelin mengusap kepalanya. Melihat sekeliling dan mendapati darien yang tidur di sofa. Matanya membulat mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. Setelah kesadarannya penuh, dia kembali gemetaran.

Berlari menuju pintu, putar ke kiri dan ke kanan. Sialnya, pintu itu di kunci. Kelin membuka pintu kaca balkon, tinggi sekali jika dia melompat sudah di pastikan tubuhnya akan hancur di bawah sana. Kelin menggigit jarinya bersamaan dengan bunyi perutnya.

"Apa kau ingin mati!" Suara itu mengejutkan Kelin.

"Akhhh" Keseimbangan Kelin hilang, dia terlalu kaget hingga berakhir jatuh dari balkon.

Kelin menutup matanya, pasrah. Lagi pula tidak ada yang peduli hidup mati dirinya. "ternyata aku mati dengan sangat muda" lirihnya dalam hati.

Tubuh Kelin yang melayang di udara dalam keadaan mata terpejam. Namun, tidak kunjung sampai ke bawah. Penasaran! Kelin membuka mata perlahan dan ternyata...

"Kau berat sekali!" Sarkas Darien berusaha menarik Kelin ke atas.

Kelin tertunduk takut pada pria itu. Dia juga bersyukur nyawanya masih melekat di tubuhnya. Dia mengikuti Darien yang meninggalkannya di balkon.

Hening, kabar itu hening. Darien menatap gadis di depannya lekat, sesekali menunjukan wajah kesalnya. Sedangkan Kelin masih bingung.

"Apa kamu bisu?" suara kesal Darien.

Kelin yang tidak mengerti maksud pria asing di depannya gelagapan. Kelin mencoba menebak-nebak, namun otaknya yang minim IQ gagal menyimpulkan.

"Saya tidak bisu tuan" setelah berpikir keras akhirnya dia menjawab.

"CK" berdecak.

"apa yang anda inginkan tuan?" tatapan Kelin mengisyaratkan begitu.

"Kamu tidak berniat menjelaskan!" Suara Darien meninggi.

Gemetar gemetar, Kelin terkejut dengan suara itu. Dia menarik nafas mencoba menguasai diri. "Mengapa aku jadi seketika bodoh" memukul kepalanya. Gerakannya masih di awasi oleh Darien. "kelin tentu saja dia ingin kamu memberitahu, kenapa bisa berakhir di apartemen nya!" bentak Kelin pada dirinya sendiri, dalam hati.

"Tuan, maaf" katanya lirih.

"hanya itu yang bisa kamu katakan!" kesabaran dari seorang Darien benar-benar teruji.

"Kruukk, krukkk, kruuuu"

Suara perut Kelin terdengar sampai di telinga Darien. Darien menarik nafasnya, dia tidak pernah sesabar ini sebelumnya.

"lapar?" yang langsung di anggukan oleh Kelin.

"Bukan hanya lapar, tapi kamu juga bau. Kamu wanita terjorok yang mengganggu ketenangan saya! Jika kamu tau cara memanfaatkan kamar mandi, maka lakukanlah sesuatu sekarang!" Darien memutar badannya, pergi menghirup udara di balkon.

"kamu seperti bangkai hidup!" lanjutnya dengan suara keras, Kelin mendengarnya dengan sangat jelas.

Kelin tidak bisa berkata lagi, itu kenyataannya. Entah di abad ke berapa dia belum menyentuh air, keringat, debu yang lengket di tubuhnya menyatu menjadi bau yang menyengat di indra penciuman.

"ini sangat memalukan" gumamnya hampir menangis. Dia melangkahkan kaki menuju kamar mandi.

Sakit dihatinya semakin bertambah ketika mengingat kata-kata pahit yang bisa saja menyayat hatinya. 'bangkai hidup' pria yang entah siapa namanya menyebut dirinya begitu. Kelin memang sudah pasrah untuk mati dan mayat orang mati pasti akan menjadi bangkai, tapi dia masih hidup. Hatinya tidak bisa menerima hal itu.

"Gadis itu, apa dia pingsan di dalam sana?" sudah hampir satu jam menunggu. Darien memandang pintu kamar mandi yang sedari tadi tertutup. Mencoba bersabar karena penasaran dengan gadis yang mengusiknya itu.

Ceklek

pintu kamar mandi terbuka, Kelin keluar dengan tangan menghilang di depan dadanya. Tidak ada baju ganti untuknya, hanya sehelai handuk tanggung yang di dapatnya di kamar mandi.

Darien memalingkan wajahnya. Mengetahui hal itu, Kelin semakin malu. Dia ingin menghilang saja karena malu. Dia memutar badannya untuk masuk ke kamar mandi lagi.

"mau kemana kamu?" suara lantang itu menghentikan langkahnya.

"tu tuan, maafkan saya" kata Kelin ketakutan.

"Kenapa tidak telanjang aja sekalian?" kata Darien yang tidak memahami situasi gadis itu.

"maaf tuan" kesal se kesal-kesal nya Darien saat ini.

"pergilah keruang ganti di sisi kananmu, pakailah yang bisa menutupi tubuhmu di sana" katanya kemudian mendudukkan tubuhnya di sofa. "dari banyaknya kata dan bahasa di dunia ini, dia hanya tau menyebut kata maaf" kesalnya tidak habis pikir.

Ada sekitar 7.117 bahasa yang digunakan di seluruh dunia. Walau tidak semua di ketahui, tapi menurut survei terkini di tahun sekarang itulah yang dirilis oleh beberapa artikel terbaru. Tapi dari banyaknya bahasa dan kosakata Kelin hanya bisa menyebut kata 'maaf'.

Darien sangat frustasi, tangannya memijit pelan pelipisnya. Dia bisa gila jika terus begini. Tapi Kelin sudah memasuki area pribadinya, dia tidak mungkin membiarkan gadis asing itu pergi tanpa dia ketahui maksud kedatangan gadis itu. Setelah mengecek cctv apartemen tadi malam, dia mulai menaruh curiga pada Kelin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!