" ANDRI "
begitu kata yang keluar dari mulut Tia saat melihat nama seseoarang yang terteras dilayar ponselnya. Denga segera Tia menekan ikon hijau untuk menjawab panggilan dari sahabatnya itu.
" Hem,, ada apa?" tanya Tia saat meletakkan ponsel ditelinga kanannya.
" Tia kamu diamana?" bukannya menjawab, Andri malah balik nanya
"Di kost'an lah, masa dibulan " jawab Tia sewot
" oke, aku jemput sekarang yah "
" Eh tunggu.. emang kita mau kema -" tut tut tut... belum melanjutkan pertanyaannya Andri malah sudah menutup telfon tanpa permisi.
" Hadeh,, kebiasaan deh ni bujang lapuk,, tutup telfon selalu tanpa permisi " gerutu Tia saat ia meletakkan kembal ponselnya diatas meja.
" Kira-kira Andri mau ajak aku kemana yah? ini juga belu waktunya makan malam, kecepatan ini mah klw mau ajak makan,, atau jangan-jangan Andri mau ajak aku berbelanja,, asikkk... siap-siap dulu ah,, " banyak andai-andai dikepala gadis itu, sambil ber nananana,, gadis itu memasuki kamar mandi berniat membersihkan tubuhnya.
Setalah beberapa menit kemudian, Tia sudah bersiap dengan penampilan santainya. Tiba-tiba ponselnya kembali bergetar diatas meja, namun kali ini bukan panggilan telfon melainkan sebuah notif pesan yang masuk dari orang yang sama.
Turun,, aku sudah sampai - Andri
Setelah membaca pesan singkat dari sahabat prianya itu, Tia bergegas keluar dari kamarnya dan berlari kecil untuk menemui Andri didepan kostnya.
Tia tertegun sejenak dan menghentikan langkahnya saat melihat Pria yang duduk diatas motor besarnya dengan gaya yang sangat keren. Tia memicingkan matanya melihat seseorang yang tengah duduk disana, berkali-kali Tia mengucek kedua matanya dengan tangan guna memastikan bahwa penglihatannya saat ini tidak salah, dan pria yang duduk diatas motor besar itu benar pria yang dikenalnya.
Andri,, sejak kapan dia mau pake motor? Tapi keren juga sih hehe. Batin Tia, Namun dengan segera Tia menepis segala tanda tanya yang ada dikepalanya, dan melanjutkan langkahnya menemui Andri.
" hai Ndri,, tumben pake motor ?" sapa sekaligus pertanyaan akhirnya terlontar dari mulut Tia
" Ia, kita harus pake motor, sore begini kan keadaan jalan raya pasti macet, jadi nggak bisa kalau aku bawa mobil " jawab Andri
" Memang kita mau kemana sih? kamu mau ajak aku belanja yah " ucap Tia, Andri tidak heran atas sikap sahabatnya yang satu itu. sebab Andri sudah biasa menghadapi sikap Tia yang kadang tidak punya malu saat berhadapan dengannya.
" hadeh, belanja terus yang ada dipikaran kamu,, kali ini kita nggak ke mall yah " ucap Andri
" Terus?"
" Kita ke rumah sakit " jawab Andri, Tia memajukan sedikit langkahnya.
" Apa,,, rumah Sakit... kamu sakit apa Ndri ?" tanya Tia agak sedikit panik. Tangan gadis itu secara spontan menyentuh pipi dan dahi Andri untuk memastikan bahwa Andri baik-baik saja dan tidak mengalami demam.
" Mmmmm.,,,, kamu baik-baik aja, nggak sakit kok " sambungnya lagi.
" Emang siapa yang bilang kalau aku sakit,,ckckck " kata Andri, ia menurunkan tangan Tia yang masih menyentuh pipinya.
" Lalu kerumah sakit untuk apa?"
" Untuk menemui Hani, "
" Hah? apa? kenapa Hani di rumah sakit Andri,, ada apa dengan Hani " Tia bertanya dengan tidak sabarnya sambil mengguncang-guncang tubuh Andri dengan kedua tangannya.
" Aduh Tia,, reaksimu berlebihan deh... Hani nggak apa-apa,, sebentar lagi dia akan melahirkan " jawab Andri
" Aaappaaa?" kali ini suara Tia nyaris membuat telinga Andri pecah. Suara Tia yang melengking layaknya suara knalpot yang dimodif asal-asalan membuat Andri menutup kedua telinga dengan tangannya.
" Aduh. Tia nggak usah menjerit gitu dong.,, kamu udah kayak aku apa-apain aja " ucap Andri
" yaudah, ngapain kita masih disini, ayo berangkat " ucap Tia, yang langsung ingin menaikkan tubuhnya keatas motor Andri. Namun dengan sigap Andri menahan tangannya.
" Ada apa lagi?" tanya Tia
" Pake helm dulu... kamu mau kita ditilang sama teman-teman Raja " ucpa Andri
" Yah nggak apa-apa ditilang,, mana tau ada Polisi yang akan naksir ke aku nanti, seperti Hani saat bertemu Raja " ucap Tia,
" heh... kumat... " Karena malas meladeni ocehan Tia yang kadang nggak ada faedahnya, akhirnya Andri berinesiatif untuk memakaikan helm kekepala Tia.
Tia pasrah saja saat mendapatkan perlkuan Andri padanya, sebab ia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Andri.
Saat Andri ingin mengaitkan kancing helm di bawah dagu Tia, entah mengapa pandangan Andri dan Tia saling bertemu. Mereka saling menatap untuk beberapa saat, hingga mereka terkunci dalam tatapan mereka masing-masing.
Deg...
Deg...
Bersamaan dengan itu, detak jantung mereka seakan berhenti untuk beberapa detik. Dan harus mereka sadari, bahwa mereka saling mengagumi ketampanan dan kecantikan yang terlihat dengan jarak yang begitu dekat.
Tia lebih dulu menyadarkan dirinya pada situasi yang tak biasa itu. Hingga Tia lebih dulu menundukkan pandangannya.
" Woii,, udah belum masang helmnya,,bengong aja " ucap Tia, dan seketika itu Andri tersadar dari lamunannya.
" Eh,, udah kok "
" Hemm yaudah ayo jalan " ucap Tia, gadis itu sudah duduk manis dibelakang Andri.
" Siap yah,, pegangan yang kuat,, aku mau ngebut ini " ucap Andri.
" Heleh,, modusmu Ndri,, bilang aja mau dipeluk kan " kata Tia, yang berhasil membuat Andri tertawa.
" beneran ini mau ngebut,, ayo pegangan, nanti kamu jatuh " ucap Andri.
Sesaat Tia berdecak Kesal, namu pada akhirnya gadis itu mau melingkarkan tangannya dipinnggang Andri.
Berada dalam jarak yang begitu dekat membuat keduanya kembali merasakan debaran jantung yang berbeda. Pelukan yang hangat dari gadis yang duduk dibelakangnya itu terasa beda sehingga membuat darah Andri berdesir.
Huftt,, ada apa ini? bukannya aku sudah biasa dipeluk oleh gadis konyol ini. Batin Andri.
Namun, apa yang dirasakan oleh Andri ternyata juga dirasakan oleh Tia, perasaan yang tiba-tiba beda saat berada dalam jarak sedekat ini. Tia juga merasa jantungnya berdetak hebat. Entah ini karena ini baru pertama kali ini berboncengan dengan Andri, atau pelukannya yang perlahan membuatnya nyaman.
Aku kenapa sih... nggak biasanya kayak gini. Batin Tia
Karena tidak ingin lama-lama larut dalam perasaan yang tiba-tiba membuat bingung keduanya itu. Akhirnya Andri melajukan motornya. Andri mengemudi dengan kecepatan normal, namun tak membuat lingkaran tangan Tia lepas dari pinggangnya. Sepertinya kedua anak manusia itu merasakan nyaman yang sama. Namun seperti biasa mereka menanggapi bahwa nyaman itu ada sejak awal mereka bertemu, dan itu terjadi sebab adanya hubungan persahabatan diantara mereka tidak lebih dan tak kurang.
-
Hingga beberapa menit kemudian, Andri dan Tia sudah sampai dirumah sakit tempat sahabatnya akan menjalani proses persalinan.
" Eh,, kok kamu tau Ndri kalau Hani mau lahiran?" tanya Tia, saat keduanya sudah berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit
" Raja yang kasi tau,, kalau Hani bakalan lahiran, setelah itu aku kabari kamu " jawab Andri. Setelah mendapat jawaban yang cukup dari Andri, Tia hanya menganggukkan kepalanya.
Mereka sudah tiba di ruang bersalin. Dan ternyata Orang tua Hani dan juga Raja sudah ada didepan ruang bersalin itu. Dengan mempercepat langkahnya, mereka menghampiri para orang tua itu yang terlihat sangat khawatir.
" Tante,, bagaimana keadaan Hani? " tanya Tia pada Lisa Mama Hani.
" Hani sudah ada didalam ruang persalinan Tia, semoga Hani baik-baik saja " jawab Lisa.
" Tenang tante,, Hani pasti baik-baik saja " sama dengan Lisa, Tiapun merasa khawatir, namun ia berusaha bersikap tenang.
" Lalu dimana Raja Tante ?" tanya Andri pada Elsa Mami dari Raja
" Raja ada didalam, dia menemani Hani nak " jawab Elsa.
Akhirnya tak ada percakapan lagi, Andri memilih bergabung bersama Rahman dan Husein yang tak lain adalah Papah Hani dan Papi Raja.
Sementara Tia berada diantara wanita paruh baya yang tak lain adalah Lisa dan Elsa.
Namun beberapa saat kemudian, terdengat tangisan bayi yang memecah semua ketegangan yang ada.
" Itu pasti cucu kita Jeng " ucap Elsa pada lisa. Mereka semua langsung berdiri. Dan tak sabar ingin melihat bayi yang baru lahir itu.
" Oeeeekkkk...... oeeekkkk...oeeekkk..." suara tangisan bayi memecah keharuan. Rasa sakit yang di rasakan Hani terbayar sudah. Dengan hadirnya bayi mungil ditengah mereka akan sangat menambah kebahagiaan.
" Selamat yah Pak, Bu.. Bayinya laki-laki " ucap Dokter yang membantu persalinan Hani.
Raja menerima bayi tampannya yang diberikan oleh dokter itu. Bayi itu sudah dalam keadaan bersih. Raja tersenyum saat pertama kali menggendong putra pertamanya.
" Sayang, dia tampan sekali mirip sepertimu nak " ucap Elsa yang saat itu sudah diperbolehkan menengok Hani bersama yang lainnya.
" Ayo, sayang, di adzankan Bayi kamu " ucap Lisa. Raja lalu melantunkan adzan ditelinga putranya, suara Raja yang merdu mampu memberikan menyamanan pada bayinya. Sepertinga bayi itu sangat suka mendengar suara Ayahnya.
"Sayang kita beri nama siapa anak kita ?" Tanya Hani ketika sang anak sudah berpindah dipelukannya.
" aku udah sediain nama untuk anak kita sayang,, Namanya Rainand Raja Raharysa, gimana sayang kamu suka nama itu " tanya Raja
" Tentu saja sayang,, nama yang indah, seindah anak kita " ucap Hani. Raja senang melihat istrinta bahagia, dan memberi kecupan singkat dikepala Hani.
" Ih lucu banget sih " ucap Tia yang mencolek pipi mungil bayi sahabatnya itu. Ia ingin sekali mengambil bayi itu dari dekapan ibunya, namun ia juga merasa takut. sebab tak pernah menggendong bayi yang baru lahir sebelumnya.
" Jangan di sentuh Ti, tanganmu nggak steril " ucap Andri
" ih apa sih, tanganku bersih tau" ucap Tia. Andri ikut mendekat dan ikut mencolek pipi bayi sahabatnya itu seketika keduanya tertawa saat mendapat respon dari sang bayi.
" Makanya kalian berdua menikah, biar bisa punya bayi juga " ucapan Rahman, seketika membuat semuanya menoleh kearah Andri dan Tia.
" Iya,, kalian itu cocok " Elsa menimpali, dan membuat Lisa dan Husein saling melirik.
" Udah kalian nikah aja sih " ucap Hani
" Iya,,kalian kan sama-sama jomblo " Raja ikut bicara. Dan Tia Andri hanya saling bepandangan.
hal yang dirasa lucu membuat mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
" hahahhha.... aku sama Andri yah nggak mungkinlah " ucap Tia
" Hem, iya nggak mungkin, kita ini tidak sejalan " Andri ikut bicara.
" Yah mungkin sajaaaaa " Kata mereka serempak.
Untuk sesaat lagi Andri dan Tia saling berpandangan, dan sekali lagi pandangan mereka saling terkunci satu sama lain.
Deg...
Deg...
Dan sekali lagi debarang jantung mereka seakan terhenti.
Perasaan apa ini?
-
Bersambunggg....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Yuli Purwa
mungkin aza ya🤣🤣🤣
2023-12-19
0
_❤️ tha kharlita ❤️_
jd inget teman masa lalu 🤭🤭🤭
2021-04-05
0
Asniladimu
perasaan cinta tau...
2021-01-26
0