bab 3

"Oh tidak,bagaimana bisa aku kesiangan!padahal hari ini ada jadwal penting,aku harus segera ke kantor!" Sean beranjak dari tidur nyenyak nya dan segera bersiap siap.

Sementara anggun,dia masih bersantai santai karna jam kerjanya masih pukul sepuluh pagi.anggun turun untuk menyiapkan bekal sarapan agar bisa di bawa suaminya ke kantor.anggun tahu bahwa sean tidak akan sempat untuk sarapan karna sudah buru buru.

"Ini untukmu!setidaknya bisa mengganjal perutmu di pagi hari,p"anggun menyodorkan bekal tersebut pada Sean.

"Tidak perlu,aku sedang buru buru!jangan ajak aku bicara."

"Ini ada apa sih.kok pada gugup begini.sean,kamu tenang saja.soal kantor, sudah di handle sama papamu.jangan pikirkan soal pekerjaan.lebih baik kamu Istirahat saja.kamu pasti capek,kan."

"Mama apaan sih.biasanya juga ga pernah tuh nyuruh Sean buat istirahat karna capek kerja.mama malah yang sering bangunin Sean biar gak telat ke kantor.ini tumben banget.ada apa sih?"Sean merasa aneh dengan sikap mamanya.

Sean tetap datang ke kantor meski mamanya sudah memberitahu untuk tidak perlu gugup soal pekerjaan.

"Tante,aku juga mau siap siap dulu ya buat kerja,"anggun pergi ke kamar dan meninggalkan Jihan seorang diri.

"Mereka ini masih aja mikirin kerja.dasar anak muda sekarang."

Tidak ada hari yang spesial.hari yang selalu sama setiap harinya.sean yang kerja di perusahaan papanya.sementara anggun yang bekerja di bar sebagai pelayan.

Hingga suatu hari,tepatnya setelah tiga hari berturut-turut melihat anggun pulang selalu malam hari.hal itu membuat sean berfikir pekerjaan apa yang wanita itu lakukan.

"Apakah kamu wanita malam?"ucap Sean tepat saat anggun baru saja tiba di rumah.

Plak.

Sebuah tamparan melayang di pipi sean.

"Saya memang berasal dari keluarga yang kurang mampu.sehina itukah kamu menilai saya sampai mengira saya wanita malam hanya karena saya bekerja sampai malam!apa di tempat kamu kerja tidak ada sistem yang namanya lembur?uang lemburan sangatlah berharga bagi saya.dengan uang itu,saya bisa membantu ibu saya menyekolahkan adik saya supaya pendidikannya tetap berlanjut.orang seperti kamu tidak akan mengerti susahnya mencari uang.kamu ga akan tahu betapa kerasnya orang seperti saya bekerja.dan kamu seenaknya mengatai saya wanita malam?"lagi lagi,anggun memberikan jawaban yang komplit pada Suaminya.

"Kamu ini selalu memberi jawaban panjang.padahal saya hanya bertanya beberapa kata.kamu juga tidak perlu menampar ku!"

"Tamparan itu perlu dilakukan untuk orang yang suka bicara sembarangan."

Anggun berlalu dan segera membersihkan diri dari debu jalanan.dia masih tidak habis pikir dengan ucapan laki laki itu.

"Apa ucapanku begitu menyakitkan untuknya?aku jadi semakin penasaran dengan pekerjaannya,"gumam sean

Setelah membersihkan diri,anggun langsung bersiap untuk tidur.dia meminta Sean untuk pindah ke sofa,karna dirinya ingin meluruskan otot ototnya yang kaku karena lelah.

"Kita perlu bicara!saya ga bisa seperti ini terus.kita harus mengakhiri pernikahan ini.kita sama sama tidak menginginkannya kan.jadi,ayo.kita urus surat perceraian!"ujar Sean menatap anggun dengan serius.

"Aku tidak mau!"jawaban singkat yang keluar dari mulut anggun.

"Apa kamu sudah terlanjur nyaman berada disini!hidup dengan mewah sehingga membuatmu tidak ingin pergi!aku tidak mencintaimu.aku tidak akan memberikan nafkah apapun padamu.lahir maupun batin!akan aku pastikan kamu tidak akan betah disini,dan kembali ke tempat asalmu!"

"Bukan kemewahan ini yang membuatku menetap!aku hanya menjaga perasaan ibuku.aku tidak mau membuatnya memikirkan nasib anaknya yang bergelar janda.ibuku punya serangan jantung.aku tidak mau membuatnya kuatir!kamu tidak perlu memberiku nafkah berupa apapun.aku tidak pernah diajarkan untuk mengemis.punya uang ya aku beli.ga punya uang,aku bisa menjadi kuli!aku bisa bekerja untuk mendapatkan uang!kamu tidak perlu merasa bahwa aku menjadi bebanmu.anggaplah bahwa aku bukan tanggung jawabmu."

Sean terpaku dengan seketika.tersadar bahwa anggun masih memikirkan ibunya meski harus mempertaruhkan kebahagiannya sendiri.

Keduanya kemudian terlelap setelah sedikit perdebatan tadi.sean tidur di sofa,dan anggun tidur di ranjang milik Sean.

Keesokan harinya.anggun bangun lebih pagi untuk memasak di hari minggu.meski hari libur.anggun tetap masuk kerja.tidak ada libur untuknya.

Anggun memasak dengan di bantu oleh mba tari,bagian memasak di rumah mertuanya.anggun terlihat akrab dengan para asisten di rumah itu.semua asisten rumah masih terbilang muda-muda semua.bahkan lebih muda dari usia anggun.

"berapa usiamu?kamu terlihat masih muda.kenapa kamu mau melakukan pekerjaan ini?"ucap anggun sembari memotong bawang.

"Saya ga bisa milih mau kerja jadi apa.adanya kerjaan ini, ya saya terima,mba"jawab mba tari.

Ternyata,dia sama seperti aku.bedanya,dia pelayan di rumah.sedangkan aku.pelayan di bar.

Setelah selesai memasak,anggun menyajikan semua makanan di meja makan.anggun juga menyisihkan masakannya untuk para asisten rumah.

"Mba,itu makanan yang di belakang,nanti bisa buat kamu sama yang lainya.jangan lupa di makan ya!"

"Gausah mba.biasanya setelah masak buat ibu dan bapak.nanti saya masak lagi di dapur bawah, untuk saya dan teman teman.bahan bahanya juga sudah di sediakan sama ibu."

"Gapapa.pagi ini saya masak spesial untuk kalian."

Mba tari ahirnya membawa makanan itu turun,sarapan bersama dengan yang lainnya.

Tidak lama kemudian,Jihan dan Andreas turun untuk sarapan.

"Sepertinya,ada yang berbeda dengan menu hidangannya!"kata Jihan,sembari menggeser kursi untuk duduk.

"Iya ya,ma.rasanya juga sedikit berbeda.ini sungguh enak.rasanya sangat pas,"tambah Andreas setelah mencicipi tumis jamur yang tersedia di meja.

Jihan memanggil mba tari karna ada yang aneh dengan masakannya,pagi ini.mba tari pun menjelaskan bahwa semua masakan yang tersedia di meja itu adalah masakan anggun.

Mba tari pun kembali setelah menjawab pertanyaan dari majikannya.jihan dan Andreas langsung melakukan sarapan berdua.kemudian anggun turun untuk ikut sarapan bersama dengan mertuanya.

Anggun merasa sangat di hargai karna mertuanya memuji masakannya yang nikmat.

"Anggun,kok kamu turun sendiri!Sean mana?"

"Masih tidur ,Tante.karna ini hari hari libur,jadi anggun biarkan saja mas Sean bangun siang,"jawab anggun dengan ramah.

"Kamu ini masih saja memanggil kami om dan tante.kami ini sama dengan orang tua kamu.panggillah seperti Sean memanggil kami!"

Anggun sedikit canggung ketika Jihan menegurnya untuk tidak memanggil om dan Tante.

Tiba-tiba,Sean turun dan menyusul sarapan di meja makan.masih menggunakan baju tidur dan rambut yang terlihat tidak tertata membuatnya semakin terlihat cool.

Andreas menegur putranya yang turun dengan penampilan seperti itu.meski di tegur,Sean tetap tidak peduli.sean justru segera mengambil piring yang di isi nasi serta lauk yang sudah tertata di meja makan.

"Emmm,kenapa rasanya enak sekali!biasanya tidak seperti ini.sepertinya mama perlu menaikan gaji tukang masak kalo setiap hari rasanya seperti ini,"ucap Sean dengan mulut penuh.

Jihan dan andreas tersenyum tipis mendengar ucapan Sean yang tanpa dia tahu bahwa makanan yang dia puji itu adalah masakan istrinya.

"Kalo kamu ingin makanan seperti ini setiap hari.kamu hanya cukup memberikan kasih sayang lebih untuk istrimu.itu saja,Sean!"

"Jadi, yang masak makanan ini ,anggun!pantas saja perutku jadi mual!"ucap Sean ,namun terus menyendok makanan ke mulutnya.

"Jika mual, setidaknya berhentilah memakan masakan ku,"ucap anggun menimpali.

Waktu menandakan pukul setengah sepuluh pagi.anggun izin pamit untuk berangkat kerja.

Padahal, rencana hari ini,Jihan berniat untuk mengajak anggun shopping jika libur.niat baik jihan itupun dia undur kembali.

"Kamu ga libur?inikan hari Minggu?"ujar Jihan penuh tanya.

"Rumah makan tidak libur di hari Minggu,Tante!e...ma...maksud saya,mama."anggun bicara dengan sedikit gugup.

Sean menoleh ke arah anggun sesaat setelah anggun memanggil mama.kemudian Jihan berkata bahwa dia yang meminta anggun memanggilnya seperti itu.

"Oh iya,anggun!kamu boleh loh kalo mau bawa mobil untuk kerja.atau ga,ada supir yang bisa mengantarkan kamu!"ujar Andreas"

"Tidak perlu pa.enak pake motor,lebih cepat soalnya,"jawab anggun dengan enteng.

Anggun kemudian berpamitan dengan mencium tangan kedua mertuanya.tidak lupa,anggun juga menyodorkan tangannya pada suaminya.sean terdiam sesaat.berfikir sejenak,untuk apa anggun melakukan itu,biasanya juga tidak pernah.apa karna ada mama dan papa di hadapannya?.

Sean tidak juga kunjung mengulurkan tangannya pada anggun.hingga ahirnya, anggun mendekatkan tangannya pada Sean,lalu mencium punggung tangan suaminya.

Anggun berlalu meninggalkan ruang makan.dia berjalan menuju garasi untuk mengendarai motor matic nya.

"Ma,pa!kalian tau ga anggun itu kerja apaan?soalnya dia selalu pulang jam setengah sebelas malam.kerja apaan coba jam segitu?"tanya Sean pada orang tuanya

"Waktu itu,mama pernah nanya sama anggun pas dia pulang malam.dia kerja di rumah makan kok,"jawab Jihan.

"Yang seharusnya di tanya itu kamu,Sean.sudahkah kamu memberikan uang yang cukup pada istrimu?sampai sampai dia bekerja segiat itu!"Andreas menambahi.

"Bagaimana bisa aku menafkahi wanita yang tidak aku inginkan.apalagi Sean tidak mengenal dia sebelumnya!bagaimana kalo wanita itu hanya menginginkan uang kita.dia hanya ingin hidup mewah di rumah ini?"

"Sean,dari cara bicaranya saja ,papa sudah bisa menilai bahwa anggun itu wanita yang baik.kalo dia hanya ingin harta kamu,sudah pasti dia tidak akan menolak mobil serta supir yang papa tawarkan.dia justru memilih memakai motornya."

"Papamu benar.mama memang baru mengenalnya satu Minggu ini setelah dia tinggal bersama kita.dia sangat sopan dan beretika.sudahlah Sean,kamu harus belajar mencintai anggun.mama tahu,kalian tidak saling mencintai.tapi, contohlah anggun,dia menghormati kamu sebagai suaminya!"

Sean tidak lagi mendengarkan ceramah dari orang tuanya.dia ke kamar dan bersiap untuk pergi dengan teman temanya yang mengajaknya nongkrong.

Sean anggara,terlahir sebagai laki laki yang dingin.susah untuk tertarik dengan wanita manapun.berbagai wanita yang mendekatinya selalu dia tolak dengan berbagai alasan. bahkan di usianya yang sudah menginjak dua puluh tujuh tahun itu masih belum memiliki niatan untuk menikah.namun,kejadian malam itu membuatnya terpaksa menikahi anggun.

"mohon untuk selalu tinggalkan jejak like. dan komen ya.like dan komen yang kalian berikan sangat berarti bagi author.terimakasih."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!