Keesokan harinya..
Seperti biasa diora diantar ayah nya ke sekolah.
" Diora berangkat dulu ya yah ! cup " Ucap diora sambil mencium punggung tangan ayahnya.
" Ya, semangat sayang. . " Balas Ayah levi tersenyum hangat.
Diora melangkah kan kakinya menuju gerbang. Dan ternyata, sudah ada Vivian berdiri disana menunggunya.
" Diora ! " Sapa vivian melambaikan tangannya.
Diora membalas melambaikan tangan juga. Ia mempercepat langkahnya mendekat ke arah vivian.
" Itu siapa ? radar cogan aku mendeteksi. kalau itu sosok Pria matang yang tampan. " Vivian bertanya dengan mata berbinar penuh semangat.
" Em,. kasih tau ngak ya ? " Diora menimang-nimang akan menjawab atau tidak sambil mengusapkan dagunya dengan telunjuk.
" Kasih tau dong... " Bujuk Vivian.
" Kamu bener kalau itu Pria yang matang dan tampan. " Jawab diora lalu mengulas senyum.
" Oh My god... tapi dia siapa ? kamu ngak mungkin Sugar baby kan ? " Vivian dengan kekepoannya.
" Ya, bisa dibilang aku sugar baby nya.. " Ucap diora.
" What ? Nani ? " Vivian mendelik tak percaya.
" Ha ha ha... " Diora menertawakan ekspresi Vivian yang menurutnya cukup lucu.
" Beliau Ayahku lah.. " Diora pun mengklarifikasi.
" Serius ayah kamu ? Kamu ngak ngerjain aku lagi kan ? " cecar Vivian.
" (mengeleng kepala) beneran ayahku. " tegas Diora lagi.
" Ayah kamu seganteng itu, ibu mu secantik apa sih ? " tanya vivian lagi.
" Makasih pujiannya. Ayah bilang aku mirip ibu. tapi, aku ngak tau wajah ibuku. soal nya, begitu aku lahir ibu udah meninggal. " jelas Diora.
" ups, maaf Diora.. aku ngak maksud.. " Ucap vivian tulus dan terpotong.
" Ga apa-apa. aku udah lama merelakan beliau. Tapi, aku juga cantikkan. kamu cuma muji ayahku ganteng tadi.. " Balas Diora tersenyum.
" Kamu juga cantik tentunya. Berarti ayah kamu udah lama jomblo kan. Beliau mau nambah beban hidup ngak ya ? Aku mau daftar jadi bebannya dong.. " Vivian berkata dengan ajaibnya.
" Haha,. ada ada aja. " Diora hanya membalas tertawa ringan. karena tingkah temannya yang sedikit absurd itu..
Mereka sampai di kelas dan duduk dibangku masing-masing. Tidak lama sirine mulainya jam belajar pun berbunyi. Pembelajaran pun dimulai.
Istirahat sekolah, Dikantin..
Frans, Armey, vivian dan Diora duduk di kantin seperti biasa. namun kali ini Armey yang bertindak sebagai kurir.
" Bu, saya mau pesen Indomay kari ayam Dua, Indomay cabe ijo satu, indomay rendang satu. Semua pake telor setengah mateng kecuali indomay rendang pake telor ceplok. minumnya all in es jeruk. " Jelas Armey.
" Tambah satu lagi Indomay Rendang nya bu double telur, es jeruk nambah satu lagi. " Serobot seseorang di belakang Armey.
Armey reflek menoleh namun..
" Eh, kak Krisan. . kirain siapa tadi.. " ucap Armey cengengesan.
" Kenapa Lu mau nyemprot gue ? " ujar Krisan pedas.
" Ah, mana mungkin saya berani kak haha.. " Makin salah tingkah si Armey karena Krisan tepat sasaran.
" Dimana meja kalian ? " tanya Krisan dingin.
" Disana kak, " Armey menunjuk tempat duduk di pojok kanan dengan jari jempolnya.
" Ayo ! " Ucap Krisan. Ia tiba-tiba melangkahkan kakinya lebih dulu menuju tempat duduk yang ditunjuk armey.
Armey pun mengikuti saja, karena Krisan adalah kakak kelas yang paling disegani juga 'ditakuti' . Krisan menarik kursi di samping kanan Diora tanpa permisi. Ia memilih dikanan karena, di sebelah kiri ada Vivian.
Frans, Vivian dan Diora pun terkejut ada angin apa Kakak kelas mereka ini ikut gabung duduk disana. Mereka pun memberi kode ke armey lewat tatapan mata seolah bertanya ' Kenapa ? Kok bisa ! ada apa ? ' Armey yang paham kode mereka pun hanya mengedikan kedua bahunya. 'entahlah, Tak tahu ' .
" Kenapa kalian saling Telepati ? " Tanya Krisan dengan nada datar.
namun sorot matanya yang memang tajam itu membuat salah paham orang lain, ditambah garis alis nya yang memang tegas, seolah ia sedang marah.
" Em, kakak gak papa gabung sama kami ? gak bareng temen sekelas kakak ? " tanya Frans sopan namun ada rasa tidak nyaman di suaranya.
" Ga pa pa. memang ada larangan kakak kelas ngak boleh gabung sama adek kelas ? " Tanya krisan balik dengan tatapan matanya ke arah Frans.
" ngak ada.. " guman Frans pelan.
Jangan tanya kenapa Vivian diam saja. Ia sedang sangat fokus untuk bisa bertahan dari menatap Krisan. karena ia hampir saja pingsan tertampar Visual.
" Em, kak bisa bicara sebentar nga ? " tanya Diora sopan.
" Ngomong aja ! " Krisan mengalihkan wajahnya ke arah Diora.
" Ayo ke sana dulu ! " Ajak Diora sopan namun, tetap menekan nada bicaranya sambil menunjuk sudut diluar kantin dekat pohon beringin.
Krisan pun menurut karena penasaran apa yang mau dikatakan oleh cewek yang mengajak nya dengan berani ini. Biasanya, ia akan mendapatkan confess jika hanya bicara empat mata saja dengan lawan jenis karena wajahnya. Krisan telah menyiapkan kalimat penolakan jika ia ditembak nanti.
setibanya di tempat yang ditunjuk Diora merogoh saku rok sekolahnya yang panjang itu lalu menyodorkan uang dua puluh ribu ke arah Krisan, Namun krisan berdiri dengan satu tangannya di saku. krisan menoleh ke arah lain tidak melihat ke arah Diora.
" Ini kak ongkos angkot kemarin saya kembalikan. " Ucap Diora sopan.
" gue tolak. lu bukan tipe gue ! " Tegas Krisan. ternyata mereka bicara serempak. wajah Krisan agak merah padam.
" HAH !?? " Diora bingung, Krisan pun bingung baru kemudian melihat ke arah Diora. wajah nya tidak semerah tadi. tapi, telinga nya sedikit merah.
Diora jelas menyodorkan uang dua puluh ribu kepadanya. Lalu Krisan berbalik karena malu, diora pun sama malunya karena dia tidak konfes namun tetap malu mendengar penolakan seolah ia sedang konfes.
" ehem. Gue tolak duit lu. " ucap Krisan lagi setelah menetralkan perasaannya secepat kilat. Lalu berjalan kembali lagi ke tempat duduk.
" Tapi kak saya ngak mau punya hutang ! " Tegas Diora.
" Ya udah sedekahin aja sama orang lain. beres ! " tegas krisan mempercepat langkahnya.
Diora hanya menarik nafas dan
menghembuskannya. Lalu kembali ketempat duduk setelah ia melihat pesanan mereka sudah sampai.
Di kelas..
" Kamu ngapain bawa kak krisan ke sana ? " tanya vivian.
" Oh itu mau kembaliin uangnya. " jawab diora.
" oh... " Vivian ber oh ria saja.
" Ngak usah dikembaliin juga duit dia banyak Diora. " ujar Armey memberitahu.
" Ya.. tetep aja harus dikembalikan kan. " ucap diora.
" Lihat nga tadi kita aja di traktir sama dia. Di bonusin cemilan pula ini. Uang dua puluh, Lima puluh bahkan seratus ribu mah kecil bagi Dia. nyem,nyem.. " Jelas Armey lagi sambil menyantap snack ke mulutnya.
" Armey bener Ra, " ucap Frans.
" Iya. dia kan anak pemilik Perusahaan Konstruksi ' Nebula Corporation Grup ' jadi uang segitu ngak terlalu dihitung ra, beda sama kita yang rakyat jelata ini. " jelas Vivian.
" Nebula Corporation, tempat ayah ku kerja itu. Berarti dia anaknya bos ayahku dong.. " Ucap Diora. ia ingat ayahnya pernah bilang kalau beliau kerja disana sudah bertahun-tahun. Namun, diora tidak tahu siapa bos ayahnya itu.
" Bisa jadi.. " Balas vivian.
Tiba-Tiba..
Brakk... Rombongan 5 Siswi masuk ke kelas dengan mengebrak pintu. karena ini masih jam istirahat.
" Sebelas C ! Bener disini Angel ! " ucap seseorang di antara mereka.
" Siapa yang namanya Diora Macaspa ! " Teriak salah satunya.
Beberapa siswa/i yang ada di kelas saling pandang kemudian menunjuk ke arah meja nomer 3 dekat tembok. tempat Diora dan armey duduk. Diora mengangkat tangannya karena ia sadar kalau ia yang dicari.
Armey Mencekal pergelangan tangan Diora, saat diora mau bangkit menuju depan kelas menghampiri kakak kelas itu. Armey mengelengkan kepalanya. Tanda Armey,bahwa ia punya firasat yang tidak baik. Namun, Diora menganguk men-isyaratkan agar Armey tidak perlu khawatir. Diora, Berpikir positif karena ia tidak kenal dengan kakak kelas kecuali satu yang ia tahu karena sosok itu anggota osis.
" Apa Guru memanggil saya kak Kinan ? " tanya Diora. Ia melihat Kinan diantra salah satunya di anggota osis. dan orang itu memang kakak kelas.
" Ngak ! Gue yang nyari lo ! " ucap Seorang perempuan yang memakai cardigan pink ( cuggi) dan berambut panjang gelombang,dengan bando kain berwarna senada dikepalanya.
" Oh, ada perlu apa ya kak ? " tanya Diora lagi masih dengan sopan namun ia tetap bingung kenapa dia dicari kakak kelas bukan guru.
Pertanyaan Diora itu membuat beberapa temannya ketar-ketir. Mereka paham sekali geng Angelic. mereka cewek-cewek yang akan membuli kalo mereka diusik. masalahnya, teman sekelas diora tidak tahu masalah apa mereka sampai mencari diora. karena mereka lihat diora anak yang ngak neko-neko.
" Wah, punya nyali juga ! " Ucap salah satu Dari lima orang tadi yang berambut bob seleher.
" Heh,. Jauhi Krisan ! Ngak usah sok kegatelan ! " Desis Angela sambil mencengkram kerah baju Diora. Kerena jarak yang dekat dan suara berbisik hanya diora yang mendengarnya.
" Peringatan buat lo ! kalo lo masih kegatelan siap-siap mimpi buruk ! " Ancam Angela lagi menghempaskan kerah baju diora, hingga dasi yang Diora kenakan jadi sedikit longgar.
" Apa-apan ini ! " Ucap Brian baru masuk kelas di iringi Pricilla, Tio dan Sera.
" Ada perlu apa Kak Angela kesini ? " Tanya Brian.
" Nga pa pa Udah selesai kok. " Balas Angela santai.
Brian menarik bahu Angela.
"Kak Angela abis Buli teman sekelas ku ? " tanya Brian menekan nada bicaranya setelah ia melihat Diora diam terpaku sekilas. mungkin diora shock.
" Ngak tuh, lepas ! " Jawab Angela santai mencoba melepaskan cekalan tangan Brian.
" kak angela, kamu itu udah kelas tiga. banyak belajar sana biar masuk perguruan tinggi yang bagus. bukan main ratu-ratuan kayak anak kecil. jaman udah makin maju. tapi masih aja ngebuli orang ! " Kali ini Pricila yang bicara.
Brian mengangguk meng-iyakan pendapat Pricila setelah melepaskan tangannya dari bahu Angela.
" Saya harap kedepannya kakak dan temen-temen kakak ngak ganggu anak-anak lain ! " Tegas Brian.
" Udah dibilangin bukan ngebuli. pada Sok jadi pahlawan kesiangan dikelas ini . jijik banget ! " Cibir Angela dan teman-temannya.
" Makasih teman-teman. Tapi, sepertinya ini cuma salah paham. " Ucap Diora setelah menetralkan perasaan terkejutnya tadi. Diora mendekati Angela.
" Kak, aku ngak ada hubungan apa-apa sama kak Krisan. kami bahkan ngak saling kenal. kami cuma kebetulan duduk dan makan ditempat yang sama karena di sekolahan yang sama. " Jelas Diora ia tak mau ada salah paham lagi terlebih ia dituduh gatal dengan krisan. Selera Diora ya harus KJ.
" Kebetulan apanya ! Lu narik dia deket pohon beringin tempat biasa orang konfes. gue lihat sendiri ! " Ucap kakel rambut bob.
" Oh, itu.. " Diora menjeda kalimatnya bingung mau menjelaskan bagaimana.
" Intinya itu tidak seperti yang kakak-kakak tuduh kan. ini salah paham " Sambung Diora lagi dengan nada mantap.
" Tapi ! " si rambut bob mau melanjutkan lagi namun dipotong dengan Brian.
" Cukup kak Silva. Jelas teman saya bilang itu salah paham kan ! Silahkan kalian keluar karena bentar lagi jam masuk pelajaran ! Ribut gara-gara laki-laki. Lulus itu pikirin dulu baru laki-laki " Tegas Brian sekalian mengusir kakak-kakak kelas biang kerok ini, sambil mencibir mereka.
Angela menatap Diora dalam, seolah menelisik kebenaran ucapan Diora. Diora pun membalas tatapan Angela tanoa berkedip.
" Ayo bubar ! " Ucap Angela melangkah keluar dan di ikuti oleh teman-temannya.
" Kamu nga apa-apa Diora ? " tanya Pricila.
" Ngak. cuma shock dikit, Makasih ya semuanya.. " jawab Diora tulus mentap Pricila, Brian ,Tio dan Sera bergantian.
" Santai aja kita kan teman sekelas. " Ucap Pricila lagi.
" Ayo ketempat duduk masing-masing ! " Ucap Tio.
" Tumben kamu ikut campur urusan orang lain ? " Tanya Pricila berbisik ke arah Brian. karena mereka sebangku.
Brian diam saja namun pandangannya menatap Diora. ada perasaan yang tidak asing menyentil hatinya. Biasanya, ia tidak akan ikut campur masalah orang lain. Namun, tidak saat ia melihat Diora yang tertegun karena shock. mungkinkah ia suka ? Namun, Brian yakin ini bukan rasa suka. peduli yang sangat dekat. tapi kenapa ?
" Buli bisa merajalela kalau kita diam saja saat melihatnya didepan mata. "balas Brian sekena nya.
" Iya tetep aja ngak kayak kamu biasanya. " balas Pricila.
" memang aku yang biasanya bagaimana ? Kau jangan melewati batas pricila, hanya karena kita teman kecil. Kau pun tidak tau segala hal tentangku ! " ucap Brian tegas.
" Aku cuma.. " Pricila menghentikan kalimatnya sejenak. Pricila merasa sangat tertohok. Brian bahkan tidak pernah sekasar ini terhadapnya.
Pricila menatap Brian dalam. Ia paham betul bila dilanjutkan ia dan Brian akan jadi canggung. Jadi, Pricila menahan perasaan sesak yang mulai menghimpit dadanya.
" omo ! apa ini mungkin kah kau naksir Diora ? Dia cantik dan agak imut sih, gemesin ! " Ucap Pricila dengan nada bercanda, mengalihkan pembicaraan yang canggung tadi. Seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya.
" Bukan,. jelas yang aku suka itu orang lain. " tegas Brian setelah menjeda kalinatnya. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Pricila.
" Siapa ? kau tidak mau mengenalkannya padaku ? kita kan teman kecil. dari balita malah. " Cecar Pricila dengan nada cerianya.
" Sudah Diam lah ! " ucap Brian lagi sambil menutupi setengah wajahnya dengan telapak tangannya.
Tidak lama kemudian Guru pun datang dan pelajaran sosiologi dimulai.
" Diora Macaspa, Sebelas C, 12 April, zodiak Aries. Anggota osis. Tinggi 165cm BB 45kg. ayah Levianant, ibu tidak diketahui. warna favorit ungu, idola favorit KJ. baru ini aja ? " Ucap seseorang setelah membaca sebuah biodata Diora.
" Kalo nama Ayah nya mah, gue tahu. " sambung orang itu lagi.
" Iya bos,. maaf. " ucap seorang yang melapor lagi.
mereka semua mengenakan seragam SMA yang sama.
" hah, ya udahlah.. bisa di cari tahu nanti sambil jalan. " ucap orang itu santai.
" sana lu ke kelas. " titah laki-laki yang dipanggil bos tadi.
" Cuma dia, yang buat gue salah tingkah kek bocil gini. " Ucap nya memandangi kertas data dan ada foto Diora disana.
##
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments