Pukul setengah dua siang.
Jam pulang nya Anak-Anak sekolah.
Diora berjalan kaki dari gerbang Sekolahnya. Dan memang benar ada spanduk besar di atas gapura sekolah bertuliskan ' SELAMAT DATANG SISWA\SISWI BARU TAHUN AJARAN 2018/2019 ' Disana ada wajah Kepsek, beberapa guru dibidang tertentu. kegiatan estrakurikuler ( Basket, Sepak bola, Osis, Nari, PMR, dan Bimbingan keagamaan ) dan Ya, Wajah Krisan yang tampil Rapi dan menawan sebagai Ace nya SMA itu.
"Wah, beneran dia. " guman diora pelan.
Diora tidak berlama-lama menatap spanduk sekolahnya itu. Ia memilih terus berjalan menuju halte bus terdekat.
Namun, ia tidak pulang dengan bus tapi naik Angkutan umum.
Diora naik angkot dan ia berpapasan lagi dengan Krisan yang telah duduk santai di pojok angkot.
Ya, tentu saja mereka berdua pura-pura tidak saling melihat masing-masing.
Angkot melaju dengan kecepatan sedang di iringi alunan musik Dj tok tok.
'entah apa yang merasuki mu.. Kakk, kakkk, kakk,
hingga kau tega menghianatiku, yang tulus mencintaimu..
salah apa diriku padamu.. kakkk kakkk kakkk,
Hingga kau tega menghianati aku, kau sia-siakan Cintaku... '
begitu lah kira-kira sepenggal lirik lagu dan ada suara gagak nya.
Lima menit perjalanan...
" Minggir di depan pak. . " ucap Krisan datar.
angkot pun minggir ke tepi jalan dan di depannya ada warung yang dikerumbungi anak-anak berseragam lainnya. Krisan turun dan mengeluarkan selembar uang pecahan Dua puluh ribu.
" Kembaliannya dek,. " panggil bapak supir saat Krisan hampir berlalu.
" Buat ongkos anak yang pake tas ungu muda ini aja pak sisanya ! " ucap Krisan tersenyum ramah ke arah pak sopir.
" Oh iya dek. " balas pak sopir.
Krisan pun berlalu dan angkot kembali melaju.
" Hah " sejenak Diora bingung. kenapa Krisan membayar ongkos nya.
Tak lama Kemudian Diora pun turun di kiri jalan. Karena jalan kerumahnya tidak boleh dilalui angkot. jadi, ia pun turun di simpang tiga arah ke jalan Rumahnya. sedangkan angkot belok ke kanan lurus jalan.
" Masih ada kembaliannya neng,. " Ucap bapak sopir setelah Diora turun.
" Buat bapaknya aja.. " ucap Diora tersenyum ramah.
" Makasih ya neng.. " Balas bapak sopir. lalu angkot melaju.
Diora berjalan menuju ke rumahnya melewati Warung makan tante Sumi.
" Diora.. " panggil Sumi.
" Iya tante ? " Diora menyahut panggilan Sumi lalu berjalan mendekat.
" Ini Ada sayur Lodeh sama gorengan buat kamu makan siang sama ayahmu. ! " Ujar sumi menyodorkan kantong keresek berukuran sedang.
" Wah, Makasih tante. Jadi, ngerepotin. " Balas Diora menerima pemberian sumi.
" Ah, ngak usah sungkan kayak apa aja. " Ucap sumi.
" Diora pulang dulu ya tante .. " Pamit diora sopan.
Diora pun melangkahkan kakinya. Kali ini ia dihentikan oleh Juragan Bahri,Tetangganya yang punya Kolam ikan Mujair dan ikan mas.
" Ini Diora Nanti di goreng apa di sayur. itu udah di bersihkan sama cecep. " Ucap juragan bahri.
Cecep menyodorkan Sebungkus ikan berukuran sedang berjumlah 4 ekor.
" Wah, makasih banyak pak Bahri.. " Ucap Diora senang.
Diora pun melanjutkan lagi jalannya. sampai akhirnya di depan pintu rumahnya. Ia menurunkan dulu barang yang di bawa. lalu merogoh kunci rumah di dalam tasnya. setelah ketemu, diora membuka kunci rumahnya. Karena ayahnya tentu belum pulang jam segini. biasanya, ayah Levi pulang jam Lima sore.
Diora masuk kedalam meletakan sayur di meja makan dan ikan ke dalam kulkas. Karena ikannya sudah bersih. mungkin akan ia cuci lagi saat akan dimasak.
Diora membuka pintu kamarnya meletakan Tas, dan mengganti seragamnya. lalu mengambil handuk, dan mandi. Karena ia dari luar juga cuaca sangat panas. Agar lebih segar jadi dia mandi dulu.
Selesai mandi Diora makan siang. setelah makan ia membersihkan rumah nya. menjemur pakaian yang telah ditiriskan ayahnya setelah mandi pagi tadi.
Ia pun duduk santai di sofa ruang tamu sekaligus ruang tv. Sambil memainkan handphone nya. Sampai diora tak sadar sudah tertidur .
Jam Setengah lima sore,. Diora terbangun dan melihat jam dinding yang menempel dekat foto keluarga Hanya diora kecil dan ayahnya. tidak ada sosok ibu disana, diora pun tidak tahu bagaimana wajah ibunya itu. Ayah nya pun tidak banyak bercerita tentang ibunya. Diora hanya tahu bahwa nama ibunya Danisa. Dan sudah meninggal. Namun, satu fotonya pun tidak ada di rumah itu.
Diora memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Diora menuju dapur untuk menghangatkan sayur lodeh pemberian tante Sumi karena cukup banyak, juga tidak lupa mengoreng dua ekor ikan mujair pemberian pak Bahri. selesai dengan dapur Diora menuju samping rumahnya untuk mengangkat jemuran juga langsung melipatnya di ruang tamu, duduk beralaskan karpet kecil.
Jam menunjukan pukul Lima sore lewat lima belas menit.
Suara motor ayahnya telah terdengar dan tiba di depan rumah.
" Sayang,. ayah pulang ! " pekik ayah Levi kemudian membuka pintu dengan tangan kirinya.
Diora bangkit karena pekerjaannya telah diselesaikan. dan menyambut ayahnya pulang. karena ayahnya pulang dengan banyak bawaan barang di tangan kanannya.
" Ayah abis belanja ? " Tanya diora sambil membantu ayahnya.
" Iya ayah beli sembako Beras, kopi, gula sama minyak. kalo sayuran mentah, mie dan lain-lainnya ini di kasih bu yuyun. " Jelas Ayah Levi.
" Bu yuyun yang ? " Beo diora sedikit bertanya.
" iya yang Itu ! janda yang tinggal di rumah warna oranye hadapan dengan rumah pak Bahri. " jelas ayah Levi.
" Wah, ayah Idola para janda. " Diora sedikit memuji ayahnya.
" ah, mungkin karena seminggu lalu ayah bantuin benerin genteng di rumah nya yang turun itu kali. " Balas Ayah levi.
" bahkan, tadi tante sumi juga ngasih sayur lodeh sama gorengan buat kita makan nanti. tante sumi kan janda juga. " Diora memberi tahu.
" Oh ya ? Kamu udah bilang terimakasih kan ?" tanya ayah levi lagi.
mereka membereskan belanjaan di dapur. sebagaian di letakan ke kulkas sebagian di rak dan toples.
" udah dong. " jawab diora.
" Ya udah ayah mandi dulu terus kita makan. " ucap ayah Levi. Levi pun langsung mandi.
" ayah mau di buatin teh atau kopi ? " tanya diora sedikit berteriak karena ayahnya sudah di dalam kamar mandi.
"whopi.. " Jawaban dari dalam kamar mandi.
" Oh kopi. " Diora mengulangi. karena terdengar ayah nya sedang menyikat gigi.
Diora pun membuat kopi untuk ayahnya.
Beberapa menit kemudian..
Levi keluar dari kamar mandi mengenakan celana kolor tidak lupa handuk yang masih bertengger di bahu.
" Pake baju ayah, kan udah di siapin di pintu kamar mandi tadi.. " diora memberi tahu ayahnya yang suka tebar-tebar pesona itu.
" Nanti aja, rambut ayah masih basah. " Jawab Ayah Levi sekenanya. Ia meletakkan kaos yang diambilkan putrinya di pinggiran kursi.
Diora pun menarik nafas lalu menghembuskannya. Lalu menyendokkan nasi, sayur dan lauk kepiring ayahnya.
" Makasih.. " ucap Levi sambil menyambut piring yang putrinya berikan.
Mereka makan dengan nikmat.
" Ayah ngak mau nikah lagi ? " tanya diora membuka percakapan.
" Hah ? Tidak. " Levi kaget namun langsung menjawab dengan tegas.
" Ayah nga kesepian ? " tanya diora lagi.
" Ngak lah, ayahkan punya kamu putri ayah. jadi ayah ngak kesepian. " Jawab Levi.
" hm,. ayah Diora udah remaja. 6,7,8 tahun lagi bakal menikah pastinya. ayah akan sendirian nanti. " Ucap diora.
Levi meletakkan sendok makannya lalu menyeruput air sampai tandas dari gelasnya.
" Kamu itu masih sekolah. ngapain cepet-cepet nikah. " balas Levi.
" Ye, kan diora bilang nanti 7,8 tahun lagi. " ucap diora.
" Kenapa kamu nanya ayah kapan nikah, kapan nikah ? emang kamu mau nikah muda ? udah punya pacar ? " ayah Levi bertanya balik.
" Ya diora kan masih sekolah ayah. pacarnya KJ. kalo ayah kan Duda. masih muda, masih produktif. Ayah ngak kesepian ? setidaknya nanti ayah punya pendamping dan teman hidup ayah. " Jelas Diora.
" Haha, Emang KJ nya mau sama kamu ? jadi, putri ayah ini sedang mencemaskan masa tua ayah ? " Tanya ayah Levi.
" Ya KJ pasti mau lah . Hooh.. " jawab diora menganguk.
" ehem. Diora, ayah ini cuma pekerja konstruksi. Bagaimana pun kamu akan menikah 7,8 tahun lagi. Jadi Ayah rasa, ayah saja cukup kok untuk hadir dan menikahkan kamu nanti. Memangnya kamu kekurangan kasih sayang sampai harus menyuruh ayah menikah lagi ? Bagai mana jika nanti Calon ibu mu tidak bisa menerima Putri ayah ? Bagaimana kalau yang jadi ibumu itu cerewet ? Hah.. Kamu yang ngomelin ayah Tiap hari aja sudah cukup mau nambah lagi, mana sanggup ayah nak . " Jelas ayah Levi panjang lebar tidak lupa meledek putri semata wayangnya itu.
" Ledek aja teros. .. " Diora mencebik kesal.
" Hm, tapi ayah benar juga sih. " sambung diora lagi.
Ayah Levi mengangguk dan mengambil alih piring kotor lalu membawanya ke watafel cuci piring untuk dicuci.
" Ayah biar diora aja yang melakukannya !" Pinta diora.
" Ga papa. kamu beresin aja baju yang udah kamu lipat tadi. " ucap Levi lembut.
Diora pun melakukan perintah ayahnya.
ia menyimpan bajunya di Lemari kamar nya lalu baju ayah di lemari kamar ayahnya.
Ruangan Soft abu-abu ukuran 3x4 itu sangat maskulin dan beraroma maskulin seperti paduan Aroma mint dan woody.
Ruangan yang tertata rapi dan jantan khas bapak-bapak.
Setelah meletakkan baju ayahnya diora mengedarkan pandangannya sebentar dan ada figura cecil di meja kerja ayahnya berisi fotonya.
' Penyelamat hidupku ' tulis catatan kecil dibawah foto dirinya itu.
" Pasti ayah yang nulis ini " Diora tersenyum manis setelah membacanya. kemudian keluar dari kamar ayahnya.
Ayah nya pun telah selesai mencuci piring dan sekarang ayahnya itu sedang selonjoran di sofa ruang tamu sambil nonton tv. Sambil ngemil keripik yang diberikan bu Yuyun.
" Ayah geser dikit.. Bagi dong ! " Ucap diora berusaha menggeser tubuh ayahnya dan mengambil Kripik lalu menyuapkan ke mulutnya.
" ngak suka banget kamu lihat ayahnya nyantai.. " Ayah levi ngedumel sambil menyerahkan kripik untuk Diora pegang dan dia bangkit duduk lalu kakinya di selonjorin ke meja. Namun, segera Levi turunkan kakinya tidak jadi selonjoran di meja. Karena Ekor mata ayah Levi melirik Diora yang menatapnya tajam sambil menyiapkan kata-kata mutiara.
" Hehe... " Ayah Levi tertawa kagok.
" Ayah itu panutan loh, kalo lupa. " Ingat Diora.
" Iya.. putri ayah yang cantik, pintar dan sopan tentunya. " Puji Levi.
" Gimana sekolah kamu tadi ? " tanya ayah Levi.
" ngak gimana-gimana ayah. cuma upacara, kekelas, perkenalan sama bagi jadwal terus kisi-kisi. " jawab Diora.
" Teman-teman ? " tanya ayahnya.
" Ah, diora dapet 3 teman akrab tadi. Armey, Frans sama Vivian. " ucap diora antusias.
" Sepasang-sepasang ya. " ucap Ayah levi lagi.
" Iya. duduk nya juga dibuat seperti itu ayah. " Ucap diora memberi tahu.
" Syukurlah, kamu ngak sendirian lagi seperti pas kelas 10. " Ayah levi berkata sambil tersenyum tulus.
" Hm, diora itu ngak sendirian ayah. kurang pede aja kalo harus ngomong duluaan. " Jelas diora.
" Hmm, intinya kamu sudah ada kemajuan dan mau berkembang. Itu bagus !" puji ayah levi lagi mengusap kepala Diora pelan.
Mereka pun lanjut nonton acara kuis di TV sampai sekitar jam 9 malam. Diora pamit undur ke kamarnya dan Tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments