Setelah selesai rapat pagi dengan salah satu perusahaan konstruksi, Vino hendak berjalan kembali ke ruangannya. Namun, langkahnya terhenti saat ponselnya berdering. Melihat nama Airin, kekasihnya, muncul di layar, Vino pun tersenyum dan menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Airin," sapa Vino dengan suara lembut.
"Halo, sayang. Aku sudah di depan gedung kantor kamu."
Vino mengerutkan keningnya, "Untuk apa?" tanya Vino kemudian.
"Gimana kalau kita makan siang bareng? Aku kangen, sekalian untuk mengganti makan malam kita semalam yang gagal," suara Airin terdengar manis dan penuh harap.
Vino terdiam sejenak, memikirkan jadwalnya. "Oke, aku setuju. Aku akan segera ke sana," jawabnya akhirnya.
Sebelum keluar untuk menghampiri Airin, Vino terlebih dulu mengirim pesan pada seseorang melalui ponselnya.
Vino kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku setelah selesai mengirim pesan dan bergegas menuju pintu keluar gedung. Di luar, Airin sudah menunggunya dengan senyum lebar. Vino menghampirinya dan memberikan pelukan hangat.
"Ayo sayang, kita makan siang," ajak Airin sambil menggandeng tangan Vino.
Saat hendak pergi, Vino menahan tangan Airin. "Tunggu sebentar," katanya, menghentikan langkah mereka.
Airin mengerutkan kening, merasa heran. "Kenapa?"
"Ada yang harus kita tunggu." ucap Vino sembari melingkarkan lengan.kekafnya di pinggang ramping Airin.
" Apa kita menunggu Arya?" tanya Airin menduga-duga. Mungkin Vino masih ada sedikit pekerjaan dengan Arya, pikirnya.
Vino tersenyum tipis. "Tidak, kita menunggu seseorang."
"Jangan membuatku takut Vino." ucap Airin tersenyum dengan pipi yang memerah, ia merasa yakin kalau yang tengah mereka tunggu adalah orang tua Vino, karena selama satu tahun menjalin hubungan dengan Vino, pria itu belum pernah mengenalkannya dengan kedua orang tuanya.
Betapa terkejutnya Airin ketika melihat Siena yang muncul dari arah lain. Dengan santai, Vino mengatakan, "Siena akan ikut kita makan siang."
Airin merasa kesal dengan situasi ini. Ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Vino saja, bukan bertiga dengan Siena. Namun, ia tahu bagaimana Vino – ia selalu memperhatikan adik angkatnya lebih dari siapapun termasuk dirinya.
Sembari menahan diri, Airin memaksakan senyuman dan berkata, "Baiklah, mari kita pergi."
Mereka bertiga berjalan menuju restoran terdekat. Sesampai di restoran, kekesalan Airin semakin bertambah. Bukannya memperhatikan dirinya sebagai kekasih, Vino lebih memperhatikan Siena. Bahkan Vino duduk bersebelahan dengan Siena, bukan dirinya.
Suasana di antara mereka terasa canggung. Vino berusaha mencairkan suasana dengan bercerita tentang pekerjaan, sementara Siena sesekali menjawab dengan anggukan atau senyuman tipis. Airin, di sisi lain, lebih banyak diam, menahan rasa kesal yang semakin mendalam.
Di restoran, Vino memesan makanan favorit mereka bertiga. "Siena, coba menu yang ini, pasti kamu suka," kata Vino dengan perhatian.
Airin menatap Siena dengan tatapan tidak suka. "terus saja perhatikan Siena dan anggap aku tidak ada," keluh Airin dalam hati. Ia benar-benar merasa terabaikan, ingin rasanya pergi dari sana saat itu juga tapi jika ia melakukan itu, itu artinya ia mengaku kalah.
"Nggak, aku nggak boleh nyerah," bayinya lagi.
"Bagaimana keadaan kamu Siena, bukankah semalam kamu baru putus?" tanya Airin, mencoba berbicara dengan nada ramah meskipun hatinya masih kesal.
Siena tersenyum lemah. "Aku masih merasa sedikit sedih, tapi sekarang sudah lebih baik, untung ada kak Vino yang selalu jaga Siena, iya kan kak?" tanya Siena pada Vino.
Vino menepuk lembut tangan Siena. "Kakak akan selalu ada untukmu, Siena. Jangan pernah ragu untuk mengandalkan kakak."
"kak Vino emang, the best pokoknya." ucap Siena sembari memeluk Vino. Airin sampai kesulitan untuk menelan makanannya melihat pemandangan itu.
"Biar kakak suapi ya." ujar Vino sembari mengambil sendok yang ada di atas piring Siena dan mulai menyuapkan makanan ke mulut Siena.
Ketika Vino mulai menyuapi Siena dengan perhatian yang berlebihan, batas kesabaran Airin hampir habis.
Airin mencoba menahan diri, tapi perasaan cemburu dan kesal tidak bisa ia pendam lagi.
"Vino," katanya dengan nada yang mulai ketus, "bisakah kamu juga memperhatikan aku? Aku juga di sini, Vino?"
Vino menoleh ke arah Airin, tampak sedikit bingung. "Maaf, Airin. Aku hanya ingin memastikan Siena merasa lebih baik, kamu jangan kekanak-kanakan."
Apa? Dia bilang kekanak-kanakan....
Airin menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.
"Aku mengerti, Vino. Tapi aku juga butuh perhatianmu juga. Kita jarang sekali bisa makan siang bersama seperti ini." ucapnya sembari melirik pada Siena yang terdiam tidak mengerti. Ia hanya merasa perhatian Vino padanya adalah wajah bagaimana seorang kakak memperhatikan adiknya.
Siena, yang merasa suasana mulai tidak nyaman, mencoba mengurangi ketegangan. "Maaf, Kak Airin. Aku tidak bermaksud mengganggu kalian. Mungkin sebaiknya aku pergi saja." ucap Siena merasa tidak nyaman lagi berada diantara kakak dengan kekasihnya.
Vino segera meraih tangan Siena, mencegahnya pergi. "Tidak, Siena. Kamu tetap di sini. Tidak ada yang boleh pergi dari sini. Jika kamu pergi, maka semua akan pergi."
Airin menggertakkan giginya, tapi kemudian memutuskan untuk mencoba bersikap lebih tenang. "Kalau begitu, biar aku yang pergi."
Airin hendak beranjak tapi dengan cepat sekali lagi Vino menahan tubuh Airin, "Airin, ayolah. Kita sudah cukup dewasa."
"Kamu yang nggak dewasa, Vino. Kamu terlalu memanjakan Siena, dia sudah besar. Jangan seperti mengurus bayi."
Vino memberi isyarat untuk menurunkan suara saya orang-orang di sekitar mulai memperhatikan mereka, berusaha meredakan ketegangan. "Baiklah, Airin. Maafkan aku. Kita bisa bicarakan ini nanti, jangan membuat keributan disini."
Vino pun kemudian mencoba membagi perhatiannya secara lebih adil antara Siena dan Airin, meskipun hatinya masih lebih condong untuk memastikan Siena merasa nyaman.
Makan siang itu akhirnya berjalan lebih tenang, meskipun perasaan tidak nyaman masih ada di hati Airin. Ia berharap situasi seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa depan.
Bersambung
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
sebetulnya perhatian vino sm seana terlalu berlebihan wajar klu aidin cemburu
2024-06-28
0