Ikut ke kantor

Pagi ini, Vino berdiri di depan pintu kamar Siena, mengetuk pelan sambil memanggil nama adik angkatnya. "Siena, ayo bangun. Sudah pagi, kamu harus ke kampus."

Dari dalam kamar terdengar suara lembut Siena yang masih setengah mengantuk. "Aku nggak mau ke kampus hari ini, Kak. Masih capek."

Vino menghela napas, memahami perasaan Siena yang baru saja putus cinta. Ia mendorong pintu kamar dan masuk, menemukan Siena masih meringkuk di tempat tidur.

"Siena, nggak boleh terus-terusan seperti ini. Kamu harus bangkit," kata Vino dengan suara lembut namun tegas. "Ayo, siap-siap. Aku anterin kamu ke kampus."

Siena menggeleng, lalu duduk di atas tempat tidur dengan mata yang masih terlihat sembab. "Aku nggak bisa, Kak."

Vino pun duduk di tepi tempat tidur, mengusap lembut rambut Siena.

"Makanya kakak bilang jangan mudah jatuh cinta, nanti sakit sendiri."

"Tapi kak awalnya dia baik, kak." ucap Siena yang tidak mau di salahkan.

"Tapi kan kamu tahu sendiri, nggak semua cowok itu tulus."

"Jadi semuanya salah Siena?" Siena hampir kembali menangis tapi dengan cepat Vino menggelengkan kepalanya,

"Enggak, nggak gitu Siena. Siena nggak salah, cowok-cowok itu saja yang nggak ngerti cara mencintai kamu."

Siena pun kembali memeluk Vino, menyusupkan wajahnya ke dada bidang sang kakak, "Rasanya berat banget, kak. Kayaknya Siena memang nggak pantas di cintai ya kak?"

"Siapa bilang seperti itu, buktinya kakak sayang sama kamu, mama papa juga sayang."

"heehhhhhh, itu beda kak."

"Suatu saat nanti, pasti akan ada yang mencintai kamu dengan tulus. Jadi jangan sedih lagi ya." bujuk Vino.

"Tapi aku masih malas ke kampus, tapi aku nggak mau sendiri di rumah."

"kakak ada meeting penting hari ini, Siena."

"Boleh nggak aku ikut ke kantor kamu aja hari ini? Nggak usah ke kampus, boleh ya kak." ucap Siena memohon.

Vino menatap adiknya dengan penuh pengertian. Ia tahu, memaksakan Siena ke kampus mungkin bukan solusi terbaik sekarang. "Baiklah, kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik. Tapi cuma hari ini, ya. Besok kamu harus kembali ke kampus."

Siena mengangguk pelan, merasa lega mendapat izin dari Vino. "Terima kasih, Kak."

Setelah bersiap-siap, Siena dan Vino berangkat bersama ke kantor. Di perjalanan, Vino mencoba mencairkan suasana dengan menceritakan beberapa hal lucu tentang rekan kerjanya, membuat Siena tersenyum meski masih samar-samar.

Sesampainya di kantor, Siena langsung menuju ke ruangan Vino. Ia mengagumi interior kantor yang modern dan elegan, Vino berjalan di sampingnya, sesekali mengandeng tangan Siena dan menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengan mereka.

Suasana di kantor Vino terasa sibuk. Seorang pria dengan setelan rapi dan berkas-berkas di tangan, mengetuk pintu ruangan Vino sebelum masuk.

"Selamat pagi, Bos," sapa pria itu dengan senyum, kemudian tatapannya beralih kepada Siena yang sudah duduk di salah satu kursi di ruangan Vino.

" Siapa nih yang kamu bawa?" tanya Arya, sekretaris sekaligus teman dekat Vino. meskipun Siena begitu dekat dengan Vino, tapi baru kali ini Vino mengajak Siena ke kantor. Memang sebelumya Siena juga tidak pernah mau ke kantor, ia takut merasa bosan.

Vino tersenyum dan menepuk pundak Arya. "Arya, kenalin ini adik aku, Siena. Dia ikut ke kantor hari ini."

Arya mengangguk sambil tersenyum lebar, sedikit menggoda. "Ah, jadi ini adik pak Vino yang sering di ceritakan itu. Hai, Siena. Aku Arya, sekretaris sekaligus sahabat kakakmu. Senang akhirnya bisa bertemu."

Siena tersenyum tipis, merasa sedikit canggung namun tetap sopan. "Hai, kak Arya. Senang bertemu denganmu juga."

Arya melihat ekspresi Siena dan segera berubah nada, lebih serius. "Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan sungkan-sungkan, ya. Aku tidak keberatan sama sekali kok jika di mintai bantuan."

"Hmmm, hmmm," vino segera memberi isyarat pada Arya agar tidak menggoda Siena.

Vino menambahkan, "Awas kamu coba goda adikku, ku sikat kamu." ancam Vino.

"Ihhh, galak bener nih kakak." protes Arya. "Pokoknya kalau ada apa-apa, hubungi saya saja. Arya." ucapnya lagi pada Siena.

Siena mengangguk pelan, merasa sedikit lega dengan kehadiran Arya yang ramah. "Terima kasih, Kak Arya."

Arya mengangguk, masih tersenyum. "Nggak masalah. Aku ada di sini buat membantu."

Berbeda dengan Vino, Vino pun segera memberi tatapan tajam pada Arya,

"Kalau tidak ada urusan, lebih baik keluar dari sini." ucap Vino dengan serius.

Arya kemudian beralih ke Vino, menyerahkan beberapa berkas. "Ini jadwal pertemuan hari ini dengan beberapa kontraktor bangunan."

Vino mengangguk, menerima berkas dari Arya. "Terima kasih, Arya. Siapa saja yang kita temui hari ini?"

Arya membuka catatannya. "Pagi ini kita punya janji dengan PT. Maju Jaya Konstruksi pukul 10.00, kemudian PT. Sinar Bangunan pukul 13.00, dan terakhir PT. Pembangunan Sejahtera pukul 15.30."

Vino memeriksa jadwal di hadapannya. "Baik, pastikan semuanya siap. Ruang rapat sudah diatur, kan?"

Arya mengangguk. "Sudah, Bos. Semua sudah siap. Saya juga akan berada di sana untuk membantu jika ada yang dibutuhkan."

"Tidak, kamu tetap di sini menjaga Siena. Minta Sasa untuk menemani saya."

"Baik, pak."

Setelah memastikan Arya keluar, Vino pun memastikan Siena merasa nyaman sebelum ia memulai pekerjaannya. "Kamu bisa duduk di sini, Siena. Aku ada beberapa rapat, tapi aku akan segera kembali setelah rapat selesai. Aku akan meminta Arya untuk menghubungimu, untuk memastikan kamu baik-baik saja selama kakak tinggal."

Siena mengangguk lagi, "Jangan lama-lama ya kak, Siena takut bosan." ucap Siena sebelum Vino pergi.

"Kakak usahakan."

Vino pun keluar dari ruangannya dan menghampiri Arya, meminta Arya untuk mengecek Siena setia saat selama ia tinggal.

"Siap bos."

"Tapi ingat, nggak ada menggoda ya. Awas saja kalau kamu berani."

"Siap calon kakak ipar."

Seketika sebuah map melayang dari tangan Vino, beruntung dengan sigap Arya menghindar.

"Ihh sadis banget calon kakak ipar nih."

"Sekali lagi kamu bilang seperti itu, aku gorok leher kamu." ancam Vino membuat Arya bergidik ngeri.

"Pak Vino, anda sudah di tunggu di ruang rapat." ucap salah seorang staf yang menghampiri mereka.

"Baik."

Arya pun bernafas lega karena akhirnya vino pergi juga. Arya pun tidak membuang waktu mendekati Siena, ia segera menawarkan minuman dan makanan yang mungkin Siena suka. Ia juga terus mencoba membuat suasana lebih ringan dengan obrolan santai.

Bersambung

Happy reading

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuuut

2024-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Ikut ke kantor
3 kekesalan Airin
4 Siena hidupnya
5 Permintaan maaf Viza
6 Jangan jadi beban kamu, Siena Ku!
7 Kekacauan keluarga Keisa
8 Masa Lalu Vino
9 Terkena bisa ular
10 Pria asing itu
11 Makan malam
12 Bertemu Reza lagi
13 semakin dekat dengan Reza
14 Desakan Airin
15 Pulang dengan Reza
16 Menemani makan siang
17 Memukul Siena
18 Penolakan Airin
19 Tiba-tiba Drop
20 Undangan Reuni
21 Vino dan Airin datang
22 Kekacauan di tempat reuni
23 Mengenang masa lalu
24 Berita pagi
25 Meminta maaf pada Reza
26 Kecanggungan
27 Memilih putus
28 Haruskah aku datang?
29 Menemuinya
30 Benar-benar pergi
31 Suasana Pemakaman
32 Tempat tinggal untuk Keisa
33 Mungkinkah ini cemburu?
34 Mengingatkan posisimu!
35 Tidak mungkin kembali
36 Tidak ingin berbagi kakak
37 Menomor duakan
38 Menginap di rumah Keisa
39 Kekesalan Siena
40 Kejujuran Keisa
41 Saran dari Reza
42 Ingin Menikah
43 Dengan Kak Vino
44 Ciuman hangat Siena
45 Desakan Siena
46 Pertunangan Reza
47 Memilih meninggalkan semuanya
48 Memilih Vino
49 Rumah sederhana
50 Menyerah
51 Bukan kenyamanan
52 Kehidupan baru dimulai
53 Merasa pengantin baru
54 Pekerjaan Baru
55 Rasa cemburu Siena
56 Tantangan dari Siena
57 Terjebak dengan janjinya sendiri
58 Berusaha mendekati Vino
59 Aku kakak kandungmu
60 Kedatangan Keisa
61 Hubungan kembali membaik
62 Semakin membaik
63 Satu tahun lagi
64 Mulai usaha
65 Bantuan pak Darius
66 Peresmian rumah makan Vino
67 Usaha keras Vino
68 Kesibukan Siena
69 Pertemuan tak sengaja
70 Akan segera bertemu
71 Bertemu dalam pernikahan (End)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
prolog
2
Ikut ke kantor
3
kekesalan Airin
4
Siena hidupnya
5
Permintaan maaf Viza
6
Jangan jadi beban kamu, Siena Ku!
7
Kekacauan keluarga Keisa
8
Masa Lalu Vino
9
Terkena bisa ular
10
Pria asing itu
11
Makan malam
12
Bertemu Reza lagi
13
semakin dekat dengan Reza
14
Desakan Airin
15
Pulang dengan Reza
16
Menemani makan siang
17
Memukul Siena
18
Penolakan Airin
19
Tiba-tiba Drop
20
Undangan Reuni
21
Vino dan Airin datang
22
Kekacauan di tempat reuni
23
Mengenang masa lalu
24
Berita pagi
25
Meminta maaf pada Reza
26
Kecanggungan
27
Memilih putus
28
Haruskah aku datang?
29
Menemuinya
30
Benar-benar pergi
31
Suasana Pemakaman
32
Tempat tinggal untuk Keisa
33
Mungkinkah ini cemburu?
34
Mengingatkan posisimu!
35
Tidak mungkin kembali
36
Tidak ingin berbagi kakak
37
Menomor duakan
38
Menginap di rumah Keisa
39
Kekesalan Siena
40
Kejujuran Keisa
41
Saran dari Reza
42
Ingin Menikah
43
Dengan Kak Vino
44
Ciuman hangat Siena
45
Desakan Siena
46
Pertunangan Reza
47
Memilih meninggalkan semuanya
48
Memilih Vino
49
Rumah sederhana
50
Menyerah
51
Bukan kenyamanan
52
Kehidupan baru dimulai
53
Merasa pengantin baru
54
Pekerjaan Baru
55
Rasa cemburu Siena
56
Tantangan dari Siena
57
Terjebak dengan janjinya sendiri
58
Berusaha mendekati Vino
59
Aku kakak kandungmu
60
Kedatangan Keisa
61
Hubungan kembali membaik
62
Semakin membaik
63
Satu tahun lagi
64
Mulai usaha
65
Bantuan pak Darius
66
Peresmian rumah makan Vino
67
Usaha keras Vino
68
Kesibukan Siena
69
Pertemuan tak sengaja
70
Akan segera bertemu
71
Bertemu dalam pernikahan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!